10 penyakit menular paling mematikan 2022

Wabah Penyakit Zaman Belanda. //kebudayaan.kemdikbud.go.id/ ©2020 Merdeka.com

Merdeka.com - Sepanjang perjalanan sejarah dunia, wabah penyakit telah menghancurkan banyak umat manusia, mengubah jalannya sejarah, dan terkadang menandakan akhir dari seluruh peradaban. Kolera, wabah pes, cacar, dan influenza adalah beberapa pembunuh paling brutal dalam sejarah manusia. Wabah penyakit cacar sepanjang sejarah ini telah membunuh antara 300-500 juta orang dalam 12.000 tahun keberadaannya.

Wabah penyakit ini melintasi perbatasan secara internasional, dan secara tepat didefinisikan sebagai pandemi.Ilmuwan dan peneliti medis selama bertahun-tahun masih berbeda pendapat mengenai definisi pasti dari pandemi. Tetapi satu hal yang disepakati semua orang adalah bahwa kata tersebut menggambarkan penyebaran penyakit, melebihi apa yang biasanya mungkin terjadi, pada suatu wilayah geografis.

Saat ini, pandemi covid-19 sedang menyerang seluruh negara di Indonesia. Berapa banyak orang yang meninggal, bagaimana negara-negara akan pulih, jawabannya masih sulit dipahami karena penyakit ini masih terus berkembang.

Tetapi sejarah menunjukkan bahwa wabah penyakit pada masa lalu telah membentuk kembali masyarakat dengan cara yang berbeda. Ratusan juta orang telah meninggal. Kerajaan telah jatuh. Pemerintahan telah retak. Generasi telah dimusnahkan. Dan itu semua diakibatkan oleh sebuah wabah penyakit.

Berikut ini adalah gambaran dari beberapa wabah penyakit paling mematikan sepanjang sejarah yang telah mengubah dunia, mengutip washingtonpost.com danpublichealthonline.org.

2 dari 6 halaman

1. Covid 19 [2019-sekarang]

Wabah penyakit mematikan yang pertama adalah covid-19 yang masih berlangsung hingga saat ini. Pada akhir Desember 2019, serangkaian kasus pneumonia misterius dilaporkan di Wuhan, kota berpenduduk 11 juta orang di China Tengah.

Awalnya, pejabat kesehatan China mengatakan tidak ada penularan dari manusia ke manusia, tetapi penilaian itu dengan cepat dipertanyakan karena kasusnya berlipat ganda menjadi tiga kali lipat. Wuhan melakukan penguncian, tetapi pada saat itu langkah tersebut sudah terlambat.

Persebaran novel coronavirus saat ini telah menyebar hingga ke seluruh dunia. Masyarakat di seluruh negara saat ini berada di bawah perintah resmi untuk sebisa mungkin tetap tinggal di rumah. Sekolah beralih ke pembelajaran online. Tempat kerja dialihkan ke Zoom. Pada 11 Maret, Organisasi Kesehatan Dunia [WHO] mengumumkan penyakit ini sebagai pandemi global.

2. Flu Babi [2009]

Wabah penyakit mematikan kedua dalam sejarah adalah flu babi. Sebelum COVID-19, flu babi adalah pandemi terbaru di dunia yang menginfeksi sebanyak 21 persen dari populasi dunia. Flu babi adalah campuran dari beberapa jenis flu berbeda yang tidak pernah terlihat bersama-sama. Kebanyakan dari mereka yang terinfeksi flu babi adalah anak-anak dan dewasa muda.

3 dari 6 halaman

3. HIV/AIDS [1981-sekarang]

Wabah penyakit paling mematikan yang ketiga adalah HIV/AIDS, yang dimulai pada tahun 1981. Diperkirakan sekitar 32 juta orang tewas akibat penyakit ini. Pandemi HIV/AIDS disebabkan oleh Human Immunodeficiency Virus [HIV]. Ditularkan melalui kontak dengan darah, air mani, atau air susu ibu dari orang yang terinfeksi.

Tingkat kematian akibat penyakit ini bervariasi dari waktu ke waktu, dari yang sangat tinggi hingga dapat dikelola seperti saat ini, meskipun ada perbedaan mencolok antara negara maju dan berkembang dalam hal penanganannya.

Sejak penemuan klinisnya pada tahun 1981, HIV/AIDS telah membunuh rata-rata sekitar 865.000 orang setiap tahun. Pada tahun 2018, 17.032 orang berada pada tahap terakhir virus di mana sistem kekebalan tubuh telah rusak parah.

HIV/AIDS dulunya dipandang sebagai hukuman mati yang tak terhindarkan bagi penderitanya. Namun saat ini, dengan pengobatan yang tepat, di negara maju banyak yang melihatnya lebih sebagai penyakit kronis yang mengancam jiwa. Tetapi ini adalah cerita lain di negara berkembang, di mana HIV/AIDS adalah penyebab kematian keempat, terhitung sekitar satu kematian untuk setiap 2.222 orang.

Meskipun telah dilakukan penelitian secara ekstensif, para ahli medis masih belum menemukan vaksin untuk penyakit ini.

4. Flu Hong Kong [1968-1970]

Wabah penyakit mematikan ke empat dalam sejarah adalah flu Hongkong. Dalam wabah penyakit ini, setidaknya ada 1 juta orang yang tewas. Flu Hongkong disebabkan oleh strain H3N2 dari virus influenza A. Penularannya diketahui melalui udara dari batuk, bersin, dan pernapasan

Kasus pertama yang tercatat dari virus influenza ini dilaporkan di Hong Kong, meskipun mungkin berasal dari daratan Cina. Flu ini terus menginfeksi sekitar setengah juta warga Hongkong, sekitar 1,5 dari setiap 10 orang. Flu Hongkong lantas menyebar ke seluruh Asia dan kemudian menjadi pandemi yang menjangkau seluruh dunia.

Sepersepuluh dari total kematian di seluruh dunia terjadi di Amerika Serikat di mana 100.000 orang tewas. Seperti halnya Flu Spanyol, para peneliti percaya bahwa jenis flu ini berasal dari burung dan membuat lompatan ke manusia baik secara langsung atau dengan babi atau mungkin hewan lain yang berfungsi sebagai perantara.

4 dari 6 halaman

5. Flu Spanyol [1918-1919]

Wabah penyakit paling mematikan sepanjang sejarah lainnya adalah flu Spanyol. Akibat penyakit ini, 17 hingga 100 juta orang diperkirakan tewas. Flu Spanyol diketahui disebabkan oleh virus influenza A H1N1. Penularannya terjadi melalui udara dari batuk, bersin, dan pernapasan.

Antara musim semi 1918 dan musim panas 1919 sekitar 500 juta orang terjangkit Flu Spanyol, sekitar sepertiga dari total populasi dunia. Penyebarannya dibantu oleh kemajuan modern dalam transportasi dan pergerakan pasukan selama Perang Dunia Pertama.

Spanyol bersikap netral dalam perang itu, yang berarti surat kabar tidak disensor sejauh berada di negara-negara Sekutu dan Tengah. Ketika raja Spanyol sakit parah karena virus, negara ini menjadi titik fokus untuk pelaporan dan akhirnya bahkan meminjamkan namanya ke jenis H1N1 tertentu ini.

Teori tentang negara asal virus yang sebenarnya adalah Prancis, Inggris, Cina, dan Amerika Serikat. Para peneliti percaya virus flu Spanyol berasal dari burung, dan melompat ke manusia secara langsung atau menggunakan babi sebagai perantara sebelum melompat ke manusia.

6. Virus Cacar [1877-1977]

Wabah penyakit mematikan sepanjang sejarah yang kelima adalah penyakit cacar. Akibat penyakit ini, 500 juta orang diperkirakan telah tewas. Penyakit ini disebabkan oleh dua virus cacar, di mana penyebarannya terjadi dengan cara menyentuh benda atau orang yang terinfeksi.

Pada tahun 1980, Organisasi Kesehatan Dunia menyatakan bahwa penyakit cacar harus diberantas. Pada penyakit cacar, luka kecil yang akan terbentuk di seluruh tubuh, berisi cairan, berkeropeng, dan menyebabkan jaringan parut, kebutaan, hingga kematian.

Sebelum vaksin yang tepat ditemukan, salah satu metode untuk mengembangkan kekebalan dari penyakit ini adalah dengan mengambil keropeng cacar kering dari orang yang telah meninggal, mengeringkan dan menghancurkannya, dan kemudian menghirupnya.

5 dari 6 halaman

7. Pandemi Kolera [1817]

Wabah penyakit mematikan yang ketujuh adalah kolera. Kolera adalah penyakit yang ditularkan melalui air yang telah tercemar tinja. Hal ini lantas menyebabkan diare dan muntah yang parah. Tujuh pandemi kolera telah terjadi dalam 200 tahun terakhir, dengan pandemi pertama berasal dari India pada tahun 1817.

Epidemi kolera yang melanda London pada tahun 1854 melahirkan jenis penyelidikan epidemiologi yang terjadi pada wabah penyakit saat ini. John Snow adalah seorang dokter Inggris yang hampir sendirian menangani bakteri tersebut. Sementara beberapa ilmuwan menduga kolera ditularkan melalui udara, dr. Snow berpikir sebaliknya.

Melalui pemetaan wabah yang cermat, ia menemukan bahwa setiap orang yang terkena dampak memiliki satu koneksi yang sama, yakni mereka semua telah mengambil air dari pompa Broad Street setempat, menurut sejarah CDC. Dia lalu memerintahkan gagang pompa dimatikan, dan orang-orang berhenti terserang penyakit ini.

8. Demam Kuning

Wabah penyakit mematikan dalam sejarah yang ke delapan adalah demam kuning atau yellow fever. Demam kuning adalah penyakit virus yang biasanya berlangsung singkat. Dalam kebanyakan kasus, gejalanya meliputi demam, menggigil, kehilangan nafsu makan, mual, nyeri otot terutama di punggung, dan sakit kepala.

Infeksi virus ini endemik di Amerika Selatan dan Afrika sub-Sahara. Disebarkan oleh nyamuk betina, penyakit ini mendapatkan namanya karena seringkali membuat warna kulit penderitanya menjadi kuning.

Penyakit ini berasal dari Afrika dan menyebar ke Amerika Selatan pada abad ke-17. Sejak abad ke-17, beberapa wabah besar penyakit telah terjadi di Amerika, Afrika, dan Eropa. Pada abad ke-18 dan 19, demam kuning dianggap sebagai salah satu penyakit menular paling berbahaya dengan banyak epidemi melanda kota-kota besar di AS dan di bagian lain dunia.

6 dari 6 halaman

9. The Black Death Plague [1346-1353]

Wabah penyakit yang paling mematikan selanjutnya adalah Black Death Plague atau wabah kematian hitam. Dalam wabah penyakit ini, jumlah korban meninggal mencapai 75 hingga 200 juta orang. Penyebab dari wabah ini adalah bakteri penyakit pes yang disebarkan oleh kutu yang terinfeksi dan mungkin kutu tubuh.

Sejak tahun 1346 hingga 1353, wabah ini melanda Eropa, Afrika, dan Asia. Pada abad ke-14 populasi dunia diperkirakan menjadi 443 juta. Itu berarti Black Death membunuh antara 17% dan 45% dari seluruh populasi global.

Pemahaman modern tentang bakteri wabah pes mengemukakan bahwa peningkatan populasi tikus Eropa berarti lebih banyak kutu. Kutu akan menggigit tikus yang terinfeksi bakteri wabah, dan kemudian menginfeksi orang sehat saat mereka akan menggigitnya lagi. Sebuah studi tahun 2018 memperkenalkan bukti baru untuk mendukung model penularan manusia-kutu-manusia, dan bahkan menunjukkan bahwa kutu tubuh manusia bisa menjadi salah satu vektor utama.

10. Wabah Justinian [541-542]

Wabah penyakit mematikan sepanjang sejarah yang terakhir adalah wabah Justinian. Wabah ini membunuh antara 25 dan 100 juta orang, dan  disebabkan oleh bakteri penyakit pes yang disebarkan oleh kutu yang terinfeksi dan mungkin kutu tubuh, seperti halnya dalam the Black Death.

Puluhan juta orang meninggal adalah jumlah yang sangat besar, dan menjadi lebih besar lagi jika dimasukkan ke dalam konteks populasi global yang berjumlah 198 juta pada abad ke-6. Itu berarti antara 13% dan 51% populasi dunia menjadi korban Wabah Justinian, dengan beberapa kebangkitan terjadi selama dua abad setelahnya hingga kembali ke dormansi relatif.

[edl]

Pengaturan Privasi CDC.Gov

Kami menganggap serius privasi Anda. Anda dapat meninjau dan mengubah cara kami mengumpulkan informasi di bawah ini.

Kotak cookie kinerja

Cookie ini memungkinkan kami untuk menghitung kunjungan dan sumber lalu lintas sehingga kami dapat mengukur dan meningkatkan kinerja situs kami. Mereka membantu kami untuk mengetahui halaman mana yang paling dan paling tidak populer dan melihat bagaimana pengunjung bergerak di sekitar situs. Semua informasi yang dikumpulkan cookie ini dikumpulkan dan karenanya anonim. Jika Anda tidak mengizinkan cookie ini, kami tidak akan tahu kapan Anda telah mengunjungi situs kami, dan tidak akan dapat memantau kinerjanya.

Kotak cookie fungsional

Cookie digunakan untuk membuat fungsionalitas situs web lebih relevan bagi Anda. Cookie ini melakukan fungsi seperti mengingat opsi atau pilihan presentasi dan, dalam beberapa kasus, pengiriman konten web yang berdasarkan bidang minat yang diidentifikasi sendiri.

Kotak centang Cookie Kampanye

Cookie yang digunakan untuk melacak efektivitas kampanye kesehatan masyarakat CDC melalui data ClickThrough.

Kotak centang cookie media sosial

Cookie digunakan untuk memungkinkan Anda berbagi halaman dan konten yang menurut Anda menarik di CDC.gov melalui jejaring sosial pihak ketiga dan situs web lainnya. Cookie ini juga dapat digunakan untuk tujuan iklan oleh pihak ketiga ini.

Kuman yang menyebabkan penyakit serius seperti Ebola, Anthrax, Rabies, dan Smallpox, juga disebut "patogen konsekuensi tinggi," membutuhkan pengawasan ahli. NCEZID menempatkan prioritas tinggi pada pemahaman dan melacak penyakit ini di dalam negeri dan global, yang beroperasi dengan laboratorium canggih untuk mengidentifikasi, menyelidiki, dan mencegah penyebarannya.

Apa yang kami lakukan

  • NCEZID mempelajari penyakit yang disebabkan oleh bakteri yang sangat berbahaya [seperti antraks] dan virus [seperti Ebola]. Sebagai contoh, para ilmuwan terus melakukan studi tindak lanjut dengan para penyintas epidemi Ebola Afrika Barat 2014-2016 untuk mempelajari gejala jangka panjang apa yang mungkin mereka hadapi, berapa lama virus dapat bertahan dan cairan tubuh tertentu, dan mengapa beberapa orang lebih baik mampu bertahan dari Ebola.highly hazardous bacteria [like anthrax] and viruses [like Ebola]. For example, scientists continue to conduct follow-up studies with survivors of the 2014-2016 West Africa Ebola epidemic to learn what long-term symptoms they may face, how long the virus can persist and certain body fluids, and why some people are better able to survive Ebola.
  • Ilmuwan NCEZID juga menyelidiki penyakit dan kematian yang tidak dapat dijelaskan. Pekerjaan ini telah menyebabkan identifikasi penyakit menular baru, seperti SARS dan sindrom paru hantavirus.
  • Bagian penting dari misi untuk menjaga penyakit mematikan adalah untuk menyelidiki dan menemukan cara baru untuk mencegah infeksi zoonosis & nbsp; yang menyebar antara hewan dan manusia. Meskipun rabies adalah penyakit yang dapat dicegah dengan vaksin, hampir 60.000 orang meninggal karena penyakit di seluruh dunia setiap tahun. Tim Ncezid Rabies telah melakukan perjalanan ke seluruh dunia untuk mengurangi rabies di negara -negara seperti Ethiopia, Vietnam, dan Haiti, di mana rabies dari anjing masih umum.prevent zoonotic infections that spread between animals and people. Although rabies is a vaccine-preventable disease, close to 60,000 people die from the disease around the world each year. The NCEZID Rabies Team has traveled throughout the world to reduce rabies in countries like Ethiopia, Vietnam, and Haiti, where rabies from dogs is still common.

Temukan informasi lebih lanjut tentang pencapaian dan inovasi dalam infeksi mematikan dalam publikasi ini.

  • Lewati navigasi primer
  • Lewati Konten Utama
  • Lewati sidebar primer
  • Lewati ke footer

  • Penyakit Menular A ke Z
  • Tentang
  • Kontak
  • SF Departemen Kesehatan Masyarakat 101 Grove Street San Francisco, CA 94102 [415] 554-2500

  • Lewati navigasi primer
    • Lewati Konten Utama
      • Lewati sidebar primer
      • Lewati ke footer
      • Rumah
    • Penyakit menular
      • Pelaporan Penyakit 24/7
    • Pelaporan Penyakit: Informasi Tambahan untuk Penyedia Medis
    • Pelaporan Influenza
      • Nomor telepon yang sering diminta & nbsp;
      • Kebiasaan sehat
    • Penyakit Menular A ke Z
  • Tentang
    • Gunakan halaman ini untuk menemukan informasi tentang berbagai penyakit menular.
      • SEBUAH
      • AIDS/HIV [Sindrom Defisiensi Imun yang Diakuisisi]
      • Amebiasis
    • Antraks
    • Avian Influenza [Flu Burung]
    • B
    • Babesiosis
      • Flu Burung [Avian Influenza]
      • Botulisme
        • Brucellosis
        • C
        • Infeksi Campylobacter
        • Chancroid
      • Cacar air [varisel]
      • Infeksi Chlamydia
      • Kolera
      • Keracunan ikan ciguatera
    • Coccidioidomycosis
    • Demam Tick Colorado
      • Coronavirus [[2019 Novel Coronavirus] [Covid-19]]]
      • Cryptosporidiosis
      • Cysticercosis
      • D
    • Demam berdarah
    • Difteri
  • Keracunan asam domoat [keracunan kerang amnesik]
    • E
      • Infeksi E. coli
      • Virus Ebola [lihat juga demam hemoragik virus]
    • Ehrlichiosis
    • G
    • Gastroenteritis, viral
    • Campak Jerman [rubella]
    • Infeksi Giardia
      • Sakit ingus
    • Infeksi gonokokus [gonore]
    • Tautan
    • Gonorea
  • H
    • Haemophilus influenzae serotipe B penyakit [HIB]
    • Penyakit kaki-dan-mulut
      • Infeksi Hantavirus
    • Hepatitis A
      • Hepatitis B
    • Hepatitis C.
    • Virus Immunodefisiensi Manusia [HIV/AIDS]
    • J
  • K
    • L
    • Demam lassa [lihat juga demam hemoragik virus]
      • Legionellosis [Penyakit Legionnaire]
      • Kusta [penyakit Hansen]
        • Pengujian Tuberkulosis
      • Kriteria Rujukan Klinik Tuberkulosis
      • Mengelola reaksi positif
      • Pelaporan TB aktif yang dicurigai/dikonfirmasi
      • Alat Penilaian Risiko LTBI dan Pedoman Perawatan
      • Keluarnya rumah sakit
      • Informasi Quantiferon
      • Pedoman Pengendalian Infeksi
      • Pedoman Pemutaran Klien Shelter
      • TB Sumber Daya untuk Publik
    • Publikasi
    • Laporan
    • Tautan
    • San Francisco Tuberculosis Prevention and Control Program [SFTBPCP] Informasi Tambahan
  • Laboratorium Kesehatan Masyarakat
    • Informasi Kontak Laboratorium
    • Periksa hasil tes COVID-19 dan influenza secara online
    • Penilaian Kesehatan Umum Non-Diagnostik [NGHA]
    • Pedoman Pengajuan Spesimen Umum
    • Formulir untuk Pengajuan Spesimen dan Budaya
    • Menu tes laboratorium
  • Layanan STD
  • Penyakit Menular A ke Z
  • Tentang

Gunakan halaman ini untuk menemukan informasi tentang berbagai penyakit menular.

SEBUAH

  • AIDS/HIV [Sindrom Defisiensi Imun yang Diakuisisi]
  • Amebiasis
  • Antraks
  • Avian Influenza [Flu Burung]

B

  • Babesiosis
  • Flu Burung [Avian Influenza]
  • Botulisme
  • Brucellosis

C

  • Infeksi Campylobacter
  • Chancroid
  • Cacar air [varisel]
  • Infeksi Chlamydia
  • Kolera
  • Keracunan ikan ciguatera
  • Coccidioidomycosis
  • Demam Tick Colorado
  • Coronavirus [[2019 Novel Coronavirus] [Covid-19]]]
  • Cryptosporidiosis
  • Cysticercosis

D

  • Demam berdarah
  • Difteri
  • Keracunan asam domoat [keracunan kerang amnesik]

E

  • Infeksi E. coli
  • Virus Ebola [lihat juga demam hemoragik virus]
  • Ehrlichiosis

G

  • Gastroenteritis, viral
  • Campak Jerman [rubella]
  • Infeksi Giardia
  • Sakit ingus
  • Infeksi gonokokus [gonore]
  • Gonorea

H

  • Haemophilus influenzae serotipe B penyakit [HIB]
  • Penyakit kaki-dan-mulut
  • Infeksi Hantavirus
  • Hepatitis A
  • Hepatitis B
  • Hepatitis C.
  • Virus Immunodefisiensi Manusia [HIV/AIDS]

J

K

L

  • Demam lassa [lihat juga demam hemoragik virus]
  • Legionellosis [Penyakit Legionnaire]
  • Kusta [penyakit Hansen]
  • Leptospirosis
  • Listeriosis
  • Limfogranuloma venereum [LGV]

M

  • Malaria
  • Marburg virus demam hemoragik [lihat juga demam hemoragik virus]
  • Melioidosis
  • Campak
  • Meningitis
  • Penyakit meningokokus
  • Sindrom Pernafasan Timur Tengah Coronavirus [MERS-COV]
  • Monkeypox [Bimbingan untuk Penyedia]
  • Penyakit gondok

N

  • Infeksi Norovirus [Infeksi Virus Norwalk dan Norwalk]
  • Uretritis non-gonokokus
  • Novel Coronavirus [Covid-19]

HAI

P

  • Keracunan kerang lumpuh
  • Wabah
  • Pertusis [batuk rejan]
  • Penyakit pneumokokus
  • Polio
  • Psittacosis

Q

R

  • Rabies
  • Kambuh demam
  • Demam beruam Gunung Rocky
  • Rubella [campak Jerman]

S

  • Salmonellosis
  • Keracunan ikan scombroid
  • Shigellosis
  • Cacar
  • Sipilis

T

  • Tetanus
  • Toxoplasmosis
  • Trichinosis [trichinellosis]
  • Tuberkulosis [TB]
  • Tularemia
  • Demam tifoid
  • Tipus

U

V

  • Varisella [cacar air]
  • Gastroenteritis virus dan norovirus

W

  • Virus Nil Barat
  • Batuk rejan [pertusis]

X

Y

  • Demam kuning
  • Yersiniosis [Yersinia enterocolitica]

Footer

Kontak

SF Departemen Kesehatan Masyarakat 101 Grove Street San Francisco, CA 94102 [415] 554-2500
101 Grove Street
San Francisco, CA 94102
[415] 554-2500

Bài mới nhất

Chủ Đề