4. jelaskan, bagaimana kepadatan penduduk dapat merusak lingkungan!

Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Penduduk bukanlah suatu masalah, kalau bukan karena adanya penduduk di Negara ini maka, tidak akan pernah ada Negara Indonesi karena salah satu syarat terbentuknya suatu Negara adalah adanya penduduk. Namun kenyataannya sekarang, penduduk di Negara ini sudah melimpah ruah dan penambahan penduduk tiap tahun juga tidak terkendali. Inilah yang menjadi salah satu masalah diantara berbagai macam masalah Indonesia, penduduk yang sudah terlalu banyak sehingga melebihi kapasitas Negara ini. Banyaknya penduduk ibarat “Susunan ikan sarden” apabila dilihat di kota-kota besar. Melimpah ruahnya penduduk bukan hanya bertumpu di kota besar saja melainkan dipelosok desapun penduduknya juga luar biasa banyak. Apakah rakyat Indonesia ini sangat produktif?

Melanjutkan keturunan atau bisa disebut juga dengan berkembang biak bukanlah hal yang dilarang namun, perlu diperhatikan juga bahwa terlalu banyak keturunan tentu menambah jumlah penduduk, mengurangi kapasitas ruang, dan juga membutuhkan lebih banyak lagi kebutuhan. Baik kebutuhan primer ; sandang, pangan, papan, kebutuhan, sekunder,dan kebutuhan tersier.

Mengingat banyaknya kebutuhan manusia dan manusia juga memiliki sifat tidak pernah puas maka tidak tertutup kemungkinan bahwa keseimbangan lingkungan dan kelestarian alam akan terjaga dan tertata dengan rapi. Misalnya saja kebutuhan akan air bersih, setiap individu pasti membutuhkan air bersih. Dengan semakin bertambahnya penduduk maka kebutuhan akan air bersih semakin meningkat sedangkan ketersediaan air bersih semakin berkurang. Hal ini bisa dilihat di kota-kota besar. Tidak perlu melihat kota besar seperti Jakarta. Di Pekanbaru saja misalnya, ketersediaan air bersih semakin hari semakin berkurang. Disetiap sudut jalan yang terlihat hanyalah parit dengan air kecoklatan yang sudah pasti mengandung berbagai macam bakteri dan kuman penyakit. Belum lagi kalau setiap penduduk tidak memiliki kesadaran akan pentingnya menjaga lingkungan, parit-parit yang berisikan air yang kecoklatan itu ditambah lagi dengan berbagai jenis sampah yang sudah pasti akan memberi dampak buruk bagi penduduk itu sendiri.

Dengan penambahan penduduk juga, maka kebutuhan akan papan atau perumahan juga semakin meningkat. Setiap sudut tanah dan setiap lahan kosong yang seharusnya ditanami pepohonan untuk menyerap air akhirnya dijadikan komplek perumahan. Hal ini tentu saja membuat kapasitas penyerapan air tanah berkurang. Sehingga penduduk yang kebanyakan menggunakan sumur sebagai sumber air bersih semakin sedikit air bersih yang dihasilkan. Hal ini tentu saja membuat ketersediaan air bersih semakin berkurang.

Tidak hanya air bersih yang dibutuhkan oleh manusia, udara bersih pun juga sangat diperlukan bagi kelangsungan hidup manusia. Nah dengan semakin banyaknya penduduk, maka semakin banyak juga kebutuhan manusia akan kendaraan bermotor. Dapat dilihat, rata-rata penduduk Indonesia menggunakan kendaraan bermotor baik kendaraan beroda dua maupun beroda empat sebagai alat transportasi sehari-hari. Tidak bisa dipungkiri bahwa secara umum penduduk Negara ini tergolong penduduk yang malas. Mengapa demikian? Hal ini dikarenakan setiap penduduk Indonesia menggunakan kendaraan bermotor untuk pergi ke suatu tempat, walau tempat itu tidak begitu jauh, kalau dengan berjalan kakipun tidak begitu melelahkan tetapi penduduk Indonesia tetap menggunakan kendaraan. Bila dilihat Negara lain, Jepang misalnya. Penduduk Jepang jarang sekali menggunakan kendaraan bermotor sebagai alat transportasi. Padahal yang menciptakan kendaraan bermotor itu adalah Jepang sendiri. Rata-rata penduduk Jepang lebih memilih untuk menggunakan sepeda sebagai alat transportasinya. Mengapa hal demikian bisa terjadi? Tentu saja Jepang sudah memikirkan dampak negatif dari kendaraan bermotor. Udara akan semakin tercemar dan juga merusak lapisan ozon yang disebabkan oleh asap atau karbon monoksida yang dikeluarkan kendaraan bermotor itu.

Nah, tidakkah penduduk Indonesia menyadari hal demikian?. Dengan banyaknya pengguna kendaraan bermotor, tentu kapasitas udara bersih semakin berkurang sedangkan yang membutuhkan udara bersih semakin bertambah. Sehingga mau tidak mau pasti banyak penduduk yang menghirup udara yang tidak bersih. Hal ini tentu saja tidak baik untuk kesehatan, akibatnya akan tercipta generasi yang tidak sehat dan kurang cerdas serta kurang berkualitas.

Penambahan penduduk yang terlalu tinggi selain berdampak pada kekurangan air bersih dan ketersediaan udara bersih, juga berdampak pada peningkatan kebutuhan akan lahan, baik lahan untuk pemukiman, lahan untuk lapangan kerja maupun kebutuhan akan lahan pertanian untuk mencukupi berbagai kebutuhan dan keinginan manusia. Banyak lahan seperti hutan yang seharusnya ditanami pepohonan agar kebutuhan akan oksigen terpenuhi akhirnya dijadikan areal industri. Bila dilihat dari sisi positifnya, adanya areal industri berarti adanya lapangan kerja yang akan penampung benyak tenaga kerja dan tentu saja dapat mengurangi angka penganguran di Negara ini. Namun dari segi keseimbangan lingkungan hidup, membuka areal industri di lahan yang seharusnya ditanami pepohonan tentu memberikan dampak buruk bagi lingkungan. Belum lagi kalau pabrik industri itu membuang limbah industrinya ke sembarang tempat seperti ke sungai. Hal ini tentu saja mengakibatkan pencemaran lingkungan, serta bisa menyebabkan kerugian kepada penduduk yang menggunakan air sungai yang tercemar itu, belum lagi hewan yang ada di sungai, tentu saja juga ikut tercemar sehingga mengakibatkan kerusakan ekosistem.

Selain mendirikan areal industri, peningkatan penduduk tentu berbanding lurus dengan kebutuhan akan papan atau perumahan. Dalam artian, semakin banyak penduduk maka semakin banyak pula papan atau perumahan yang merupakan kebutuhan pokok bagi penduduk itu sendiri. Dengan semakin meningkatnya jumlah penduduk dan semakin berkurangnya lahan pemukiman, maka banyak penduduk yang mendirikan pemukiman-pemukiman legal seperti penduduk yang mendirikan rumah dari karton atau plastik di pinggir-pinggir sungai atau di bawah kolong jembatan. Hal demikian tentu saja merusak lingkungan. Contohnya saja pemukiman-pemukimam kumuh yang ada di kota-kota besar, sangat banyak penduduk yang dapat ditemukan disana dan begitu banyak juga limbah rumah tangga yang dihasilkan. Sedangkan limbah tersebut tidak diolah dengan semestinya bahkan, limbah tersebut dibuang ke sungai dan ke parir-parit. Hal ini tentu saja merusak lingkungan serta menyebabkan bencana yang menimpa penduduk itu sendiri.

Selanjutnya, pengaruh penambahan penduduk terhadap keseimbangan lingkungan dan kelestarian alam yaitu semakin banyaknya lapangan kerja yang dibutuhkan untuk mencukupi kebutuhan penduduk. Dan ketika lapangan kerja itu tidak ada maka hutanlah yang akan menjadi sasaran penduduk untuk membuka areal pertanian. Cotohnya saja bencana yang baru-baru ini terjadi di Riau, yaitu pembakaran hutan yang dijadikan untuk areal pertanian. Bukan manfaatnya yang didapat dari pembakaran hutan tersebut tetapi, bencanalah yang menimpa masyarakat Riau akhirnya.

Dari paparan diatas dapat dilihat buruknya dampak dari penambahan penduduk yang tidak terkendali. Nah, bagaimanakah cara untuk mengatasi permasalahan tersebut? Sebenarnya yang dilakukan pemerintah saat ini sudah benar yaitu menggalakkan program Keluarga Berencana (KB). Namun pelaksanaannya saja yang belum maksimal. Belum banyak masyarakat yang mengerti akan pentingnya program tersebut. Yang sangat diherankan, penduduk yang memiliki banyak keturunan yaitu dari kalangan menengah kebawah. Dan akhirnya mereka juga tidak bisa menyekolahkan anak-anak mereka sehingga anak mereka putus sekolah dan menjadi gelandangan. Hal ini tentu saja akibat dari kurangnya sosialisasi dari program KB tersebut. Hendaknya untuk kedepan program KB lebih disosialisasikan ke masyarakat dan pelaksanaan program tersebut atau pemasangan alat kontrasepsinya dilakukan secara gratis kesetiap penduduk. Dengan program KB gratis maka tidak tertutup kemungkinan bahwa program ini akan terlaksana, karena tidak dapat dipungkiri bahwa penduduk Indonesia ini sangat cepat tanggap terhadap sesuatu yang gratis.

Program yang lain untuk mengurangi kepadatan penduduk yaitu dengan lebih memaksimalkan program transmigrasi. Karena bila ditinjau dari segi kepadatan penduduk, di pulau jawa terdapat jumlah penduduk yang sangat banyak, sedangkan di pulau lain seperti Kalimantan penduduknya tidak begitu banyak. Dengan memaksimalkan program transmigrasi maka penduduk yang ada di pulau yang padat bisa dipindahkan ke tempat yang jarang penduduknya. Untuk memaksimalkan program transmigrasi ini bisa dilakukan dengan menciptakan lapangan kerja di daerah yang jarang penduduknya. Seperti di Kalimantan, pemerintah bisa membuka lapangan kerja yang bisa menampung banyak karyawan serta banyak tenaga kerja. Secara otomatis para penduduk yang memiliki pekerjaan yang tidak menjanjikan akan pindah ke lapangan kerja yang ada di Kalimantan. Dengan mendirikan lapangan kerja di daerah jarang penduduk itu selain untuk mengurangi pengangguran juga dapat untuk mengundang para penduduk di tempat yang padat untuk memulai hidupnya di daerah yang baru.


Page 2

Penduduk bukanlah suatu masalah, kalau bukan karena adanya penduduk di Negara ini maka, tidak akan pernah ada Negara Indonesi karena salah satu syarat terbentuknya suatu Negara adalah adanya penduduk. Namun kenyataannya sekarang, penduduk di Negara ini sudah melimpah ruah dan penambahan penduduk tiap tahun juga tidak terkendali. Inilah yang menjadi salah satu masalah diantara berbagai macam masalah Indonesia, penduduk yang sudah terlalu banyak sehingga melebihi kapasitas Negara ini. Banyaknya penduduk ibarat “Susunan ikan sarden” apabila dilihat di kota-kota besar. Melimpah ruahnya penduduk bukan hanya bertumpu di kota besar saja melainkan dipelosok desapun penduduknya juga luar biasa banyak. Apakah rakyat Indonesia ini sangat produktif?

Melanjutkan keturunan atau bisa disebut juga dengan berkembang biak bukanlah hal yang dilarang namun, perlu diperhatikan juga bahwa terlalu banyak keturunan tentu menambah jumlah penduduk, mengurangi kapasitas ruang, dan juga membutuhkan lebih banyak lagi kebutuhan. Baik kebutuhan primer ; sandang, pangan, papan, kebutuhan, sekunder,dan kebutuhan tersier.

Mengingat banyaknya kebutuhan manusia dan manusia juga memiliki sifat tidak pernah puas maka tidak tertutup kemungkinan bahwa keseimbangan lingkungan dan kelestarian alam akan terjaga dan tertata dengan rapi. Misalnya saja kebutuhan akan air bersih, setiap individu pasti membutuhkan air bersih. Dengan semakin bertambahnya penduduk maka kebutuhan akan air bersih semakin meningkat sedangkan ketersediaan air bersih semakin berkurang. Hal ini bisa dilihat di kota-kota besar. Tidak perlu melihat kota besar seperti Jakarta. Di Pekanbaru saja misalnya, ketersediaan air bersih semakin hari semakin berkurang. Disetiap sudut jalan yang terlihat hanyalah parit dengan air kecoklatan yang sudah pasti mengandung berbagai macam bakteri dan kuman penyakit. Belum lagi kalau setiap penduduk tidak memiliki kesadaran akan pentingnya menjaga lingkungan, parit-parit yang berisikan air yang kecoklatan itu ditambah lagi dengan berbagai jenis sampah yang sudah pasti akan memberi dampak buruk bagi penduduk itu sendiri.

Dengan penambahan penduduk juga, maka kebutuhan akan papan atau perumahan juga semakin meningkat. Setiap sudut tanah dan setiap lahan kosong yang seharusnya ditanami pepohonan untuk menyerap air akhirnya dijadikan komplek perumahan. Hal ini tentu saja membuat kapasitas penyerapan air tanah berkurang. Sehingga penduduk yang kebanyakan menggunakan sumur sebagai sumber air bersih semakin sedikit air bersih yang dihasilkan. Hal ini tentu saja membuat ketersediaan air bersih semakin berkurang.

Tidak hanya air bersih yang dibutuhkan oleh manusia, udara bersih pun juga sangat diperlukan bagi kelangsungan hidup manusia. Nah dengan semakin banyaknya penduduk, maka semakin banyak juga kebutuhan manusia akan kendaraan bermotor. Dapat dilihat, rata-rata penduduk Indonesia menggunakan kendaraan bermotor baik kendaraan beroda dua maupun beroda empat sebagai alat transportasi sehari-hari. Tidak bisa dipungkiri bahwa secara umum penduduk Negara ini tergolong penduduk yang malas. Mengapa demikian? Hal ini dikarenakan setiap penduduk Indonesia menggunakan kendaraan bermotor untuk pergi ke suatu tempat, walau tempat itu tidak begitu jauh, kalau dengan berjalan kakipun tidak begitu melelahkan tetapi penduduk Indonesia tetap menggunakan kendaraan. Bila dilihat Negara lain, Jepang misalnya. Penduduk Jepang jarang sekali menggunakan kendaraan bermotor sebagai alat transportasi. Padahal yang menciptakan kendaraan bermotor itu adalah Jepang sendiri. Rata-rata penduduk Jepang lebih memilih untuk menggunakan sepeda sebagai alat transportasinya. Mengapa hal demikian bisa terjadi? Tentu saja Jepang sudah memikirkan dampak negatif dari kendaraan bermotor. Udara akan semakin tercemar dan juga merusak lapisan ozon yang disebabkan oleh asap atau karbon monoksida yang dikeluarkan kendaraan bermotor itu.

Nah, tidakkah penduduk Indonesia menyadari hal demikian?. Dengan banyaknya pengguna kendaraan bermotor, tentu kapasitas udara bersih semakin berkurang sedangkan yang membutuhkan udara bersih semakin bertambah. Sehingga mau tidak mau pasti banyak penduduk yang menghirup udara yang tidak bersih. Hal ini tentu saja tidak baik untuk kesehatan, akibatnya akan tercipta generasi yang tidak sehat dan kurang cerdas serta kurang berkualitas.

Penambahan penduduk yang terlalu tinggi selain berdampak pada kekurangan air bersih dan ketersediaan udara bersih, juga berdampak pada peningkatan kebutuhan akan lahan, baik lahan untuk pemukiman, lahan untuk lapangan kerja maupun kebutuhan akan lahan pertanian untuk mencukupi berbagai kebutuhan dan keinginan manusia. Banyak lahan seperti hutan yang seharusnya ditanami pepohonan agar kebutuhan akan oksigen terpenuhi akhirnya dijadikan areal industri. Bila dilihat dari sisi positifnya, adanya areal industri berarti adanya lapangan kerja yang akan penampung benyak tenaga kerja dan tentu saja dapat mengurangi angka penganguran di Negara ini. Namun dari segi keseimbangan lingkungan hidup, membuka areal industri di lahan yang seharusnya ditanami pepohonan tentu memberikan dampak buruk bagi lingkungan. Belum lagi kalau pabrik industri itu membuang limbah industrinya ke sembarang tempat seperti ke sungai. Hal ini tentu saja mengakibatkan pencemaran lingkungan, serta bisa menyebabkan kerugian kepada penduduk yang menggunakan air sungai yang tercemar itu, belum lagi hewan yang ada di sungai, tentu saja juga ikut tercemar sehingga mengakibatkan kerusakan ekosistem.

Selain mendirikan areal industri, peningkatan penduduk tentu berbanding lurus dengan kebutuhan akan papan atau perumahan. Dalam artian, semakin banyak penduduk maka semakin banyak pula papan atau perumahan yang merupakan kebutuhan pokok bagi penduduk itu sendiri. Dengan semakin meningkatnya jumlah penduduk dan semakin berkurangnya lahan pemukiman, maka banyak penduduk yang mendirikan pemukiman-pemukiman legal seperti penduduk yang mendirikan rumah dari karton atau plastik di pinggir-pinggir sungai atau di bawah kolong jembatan. Hal demikian tentu saja merusak lingkungan. Contohnya saja pemukiman-pemukimam kumuh yang ada di kota-kota besar, sangat banyak penduduk yang dapat ditemukan disana dan begitu banyak juga limbah rumah tangga yang dihasilkan. Sedangkan limbah tersebut tidak diolah dengan semestinya bahkan, limbah tersebut dibuang ke sungai dan ke parir-parit. Hal ini tentu saja merusak lingkungan serta menyebabkan bencana yang menimpa penduduk itu sendiri.

Selanjutnya, pengaruh penambahan penduduk terhadap keseimbangan lingkungan dan kelestarian alam yaitu semakin banyaknya lapangan kerja yang dibutuhkan untuk mencukupi kebutuhan penduduk. Dan ketika lapangan kerja itu tidak ada maka hutanlah yang akan menjadi sasaran penduduk untuk membuka areal pertanian. Cotohnya saja bencana yang baru-baru ini terjadi di Riau, yaitu pembakaran hutan yang dijadikan untuk areal pertanian. Bukan manfaatnya yang didapat dari pembakaran hutan tersebut tetapi, bencanalah yang menimpa masyarakat Riau akhirnya.

Dari paparan diatas dapat dilihat buruknya dampak dari penambahan penduduk yang tidak terkendali. Nah, bagaimanakah cara untuk mengatasi permasalahan tersebut? Sebenarnya yang dilakukan pemerintah saat ini sudah benar yaitu menggalakkan program Keluarga Berencana (KB). Namun pelaksanaannya saja yang belum maksimal. Belum banyak masyarakat yang mengerti akan pentingnya program tersebut. Yang sangat diherankan, penduduk yang memiliki banyak keturunan yaitu dari kalangan menengah kebawah. Dan akhirnya mereka juga tidak bisa menyekolahkan anak-anak mereka sehingga anak mereka putus sekolah dan menjadi gelandangan. Hal ini tentu saja akibat dari kurangnya sosialisasi dari program KB tersebut. Hendaknya untuk kedepan program KB lebih disosialisasikan ke masyarakat dan pelaksanaan program tersebut atau pemasangan alat kontrasepsinya dilakukan secara gratis kesetiap penduduk. Dengan program KB gratis maka tidak tertutup kemungkinan bahwa program ini akan terlaksana, karena tidak dapat dipungkiri bahwa penduduk Indonesia ini sangat cepat tanggap terhadap sesuatu yang gratis.

Program yang lain untuk mengurangi kepadatan penduduk yaitu dengan lebih memaksimalkan program transmigrasi. Karena bila ditinjau dari segi kepadatan penduduk, di pulau jawa terdapat jumlah penduduk yang sangat banyak, sedangkan di pulau lain seperti Kalimantan penduduknya tidak begitu banyak. Dengan memaksimalkan program transmigrasi maka penduduk yang ada di pulau yang padat bisa dipindahkan ke tempat yang jarang penduduknya. Untuk memaksimalkan program transmigrasi ini bisa dilakukan dengan menciptakan lapangan kerja di daerah yang jarang penduduknya. Seperti di Kalimantan, pemerintah bisa membuka lapangan kerja yang bisa menampung banyak karyawan serta banyak tenaga kerja. Secara otomatis para penduduk yang memiliki pekerjaan yang tidak menjanjikan akan pindah ke lapangan kerja yang ada di Kalimantan. Dengan mendirikan lapangan kerja di daerah jarang penduduk itu selain untuk mengurangi pengangguran juga dapat untuk mengundang para penduduk di tempat yang padat untuk memulai hidupnya di daerah yang baru.


Lihat Sosbud Selengkapnya


Page 3

Penduduk bukanlah suatu masalah, kalau bukan karena adanya penduduk di Negara ini maka, tidak akan pernah ada Negara Indonesi karena salah satu syarat terbentuknya suatu Negara adalah adanya penduduk. Namun kenyataannya sekarang, penduduk di Negara ini sudah melimpah ruah dan penambahan penduduk tiap tahun juga tidak terkendali. Inilah yang menjadi salah satu masalah diantara berbagai macam masalah Indonesia, penduduk yang sudah terlalu banyak sehingga melebihi kapasitas Negara ini. Banyaknya penduduk ibarat “Susunan ikan sarden” apabila dilihat di kota-kota besar. Melimpah ruahnya penduduk bukan hanya bertumpu di kota besar saja melainkan dipelosok desapun penduduknya juga luar biasa banyak. Apakah rakyat Indonesia ini sangat produktif?

Melanjutkan keturunan atau bisa disebut juga dengan berkembang biak bukanlah hal yang dilarang namun, perlu diperhatikan juga bahwa terlalu banyak keturunan tentu menambah jumlah penduduk, mengurangi kapasitas ruang, dan juga membutuhkan lebih banyak lagi kebutuhan. Baik kebutuhan primer ; sandang, pangan, papan, kebutuhan, sekunder,dan kebutuhan tersier.

Mengingat banyaknya kebutuhan manusia dan manusia juga memiliki sifat tidak pernah puas maka tidak tertutup kemungkinan bahwa keseimbangan lingkungan dan kelestarian alam akan terjaga dan tertata dengan rapi. Misalnya saja kebutuhan akan air bersih, setiap individu pasti membutuhkan air bersih. Dengan semakin bertambahnya penduduk maka kebutuhan akan air bersih semakin meningkat sedangkan ketersediaan air bersih semakin berkurang. Hal ini bisa dilihat di kota-kota besar. Tidak perlu melihat kota besar seperti Jakarta. Di Pekanbaru saja misalnya, ketersediaan air bersih semakin hari semakin berkurang. Disetiap sudut jalan yang terlihat hanyalah parit dengan air kecoklatan yang sudah pasti mengandung berbagai macam bakteri dan kuman penyakit. Belum lagi kalau setiap penduduk tidak memiliki kesadaran akan pentingnya menjaga lingkungan, parit-parit yang berisikan air yang kecoklatan itu ditambah lagi dengan berbagai jenis sampah yang sudah pasti akan memberi dampak buruk bagi penduduk itu sendiri.

Dengan penambahan penduduk juga, maka kebutuhan akan papan atau perumahan juga semakin meningkat. Setiap sudut tanah dan setiap lahan kosong yang seharusnya ditanami pepohonan untuk menyerap air akhirnya dijadikan komplek perumahan. Hal ini tentu saja membuat kapasitas penyerapan air tanah berkurang. Sehingga penduduk yang kebanyakan menggunakan sumur sebagai sumber air bersih semakin sedikit air bersih yang dihasilkan. Hal ini tentu saja membuat ketersediaan air bersih semakin berkurang.

Tidak hanya air bersih yang dibutuhkan oleh manusia, udara bersih pun juga sangat diperlukan bagi kelangsungan hidup manusia. Nah dengan semakin banyaknya penduduk, maka semakin banyak juga kebutuhan manusia akan kendaraan bermotor. Dapat dilihat, rata-rata penduduk Indonesia menggunakan kendaraan bermotor baik kendaraan beroda dua maupun beroda empat sebagai alat transportasi sehari-hari. Tidak bisa dipungkiri bahwa secara umum penduduk Negara ini tergolong penduduk yang malas. Mengapa demikian? Hal ini dikarenakan setiap penduduk Indonesia menggunakan kendaraan bermotor untuk pergi ke suatu tempat, walau tempat itu tidak begitu jauh, kalau dengan berjalan kakipun tidak begitu melelahkan tetapi penduduk Indonesia tetap menggunakan kendaraan. Bila dilihat Negara lain, Jepang misalnya. Penduduk Jepang jarang sekali menggunakan kendaraan bermotor sebagai alat transportasi. Padahal yang menciptakan kendaraan bermotor itu adalah Jepang sendiri. Rata-rata penduduk Jepang lebih memilih untuk menggunakan sepeda sebagai alat transportasinya. Mengapa hal demikian bisa terjadi? Tentu saja Jepang sudah memikirkan dampak negatif dari kendaraan bermotor. Udara akan semakin tercemar dan juga merusak lapisan ozon yang disebabkan oleh asap atau karbon monoksida yang dikeluarkan kendaraan bermotor itu.

Nah, tidakkah penduduk Indonesia menyadari hal demikian?. Dengan banyaknya pengguna kendaraan bermotor, tentu kapasitas udara bersih semakin berkurang sedangkan yang membutuhkan udara bersih semakin bertambah. Sehingga mau tidak mau pasti banyak penduduk yang menghirup udara yang tidak bersih. Hal ini tentu saja tidak baik untuk kesehatan, akibatnya akan tercipta generasi yang tidak sehat dan kurang cerdas serta kurang berkualitas.

Penambahan penduduk yang terlalu tinggi selain berdampak pada kekurangan air bersih dan ketersediaan udara bersih, juga berdampak pada peningkatan kebutuhan akan lahan, baik lahan untuk pemukiman, lahan untuk lapangan kerja maupun kebutuhan akan lahan pertanian untuk mencukupi berbagai kebutuhan dan keinginan manusia. Banyak lahan seperti hutan yang seharusnya ditanami pepohonan agar kebutuhan akan oksigen terpenuhi akhirnya dijadikan areal industri. Bila dilihat dari sisi positifnya, adanya areal industri berarti adanya lapangan kerja yang akan penampung benyak tenaga kerja dan tentu saja dapat mengurangi angka penganguran di Negara ini. Namun dari segi keseimbangan lingkungan hidup, membuka areal industri di lahan yang seharusnya ditanami pepohonan tentu memberikan dampak buruk bagi lingkungan. Belum lagi kalau pabrik industri itu membuang limbah industrinya ke sembarang tempat seperti ke sungai. Hal ini tentu saja mengakibatkan pencemaran lingkungan, serta bisa menyebabkan kerugian kepada penduduk yang menggunakan air sungai yang tercemar itu, belum lagi hewan yang ada di sungai, tentu saja juga ikut tercemar sehingga mengakibatkan kerusakan ekosistem.

Selain mendirikan areal industri, peningkatan penduduk tentu berbanding lurus dengan kebutuhan akan papan atau perumahan. Dalam artian, semakin banyak penduduk maka semakin banyak pula papan atau perumahan yang merupakan kebutuhan pokok bagi penduduk itu sendiri. Dengan semakin meningkatnya jumlah penduduk dan semakin berkurangnya lahan pemukiman, maka banyak penduduk yang mendirikan pemukiman-pemukiman legal seperti penduduk yang mendirikan rumah dari karton atau plastik di pinggir-pinggir sungai atau di bawah kolong jembatan. Hal demikian tentu saja merusak lingkungan. Contohnya saja pemukiman-pemukimam kumuh yang ada di kota-kota besar, sangat banyak penduduk yang dapat ditemukan disana dan begitu banyak juga limbah rumah tangga yang dihasilkan. Sedangkan limbah tersebut tidak diolah dengan semestinya bahkan, limbah tersebut dibuang ke sungai dan ke parir-parit. Hal ini tentu saja merusak lingkungan serta menyebabkan bencana yang menimpa penduduk itu sendiri.

Selanjutnya, pengaruh penambahan penduduk terhadap keseimbangan lingkungan dan kelestarian alam yaitu semakin banyaknya lapangan kerja yang dibutuhkan untuk mencukupi kebutuhan penduduk. Dan ketika lapangan kerja itu tidak ada maka hutanlah yang akan menjadi sasaran penduduk untuk membuka areal pertanian. Cotohnya saja bencana yang baru-baru ini terjadi di Riau, yaitu pembakaran hutan yang dijadikan untuk areal pertanian. Bukan manfaatnya yang didapat dari pembakaran hutan tersebut tetapi, bencanalah yang menimpa masyarakat Riau akhirnya.

Dari paparan diatas dapat dilihat buruknya dampak dari penambahan penduduk yang tidak terkendali. Nah, bagaimanakah cara untuk mengatasi permasalahan tersebut? Sebenarnya yang dilakukan pemerintah saat ini sudah benar yaitu menggalakkan program Keluarga Berencana (KB). Namun pelaksanaannya saja yang belum maksimal. Belum banyak masyarakat yang mengerti akan pentingnya program tersebut. Yang sangat diherankan, penduduk yang memiliki banyak keturunan yaitu dari kalangan menengah kebawah. Dan akhirnya mereka juga tidak bisa menyekolahkan anak-anak mereka sehingga anak mereka putus sekolah dan menjadi gelandangan. Hal ini tentu saja akibat dari kurangnya sosialisasi dari program KB tersebut. Hendaknya untuk kedepan program KB lebih disosialisasikan ke masyarakat dan pelaksanaan program tersebut atau pemasangan alat kontrasepsinya dilakukan secara gratis kesetiap penduduk. Dengan program KB gratis maka tidak tertutup kemungkinan bahwa program ini akan terlaksana, karena tidak dapat dipungkiri bahwa penduduk Indonesia ini sangat cepat tanggap terhadap sesuatu yang gratis.

Program yang lain untuk mengurangi kepadatan penduduk yaitu dengan lebih memaksimalkan program transmigrasi. Karena bila ditinjau dari segi kepadatan penduduk, di pulau jawa terdapat jumlah penduduk yang sangat banyak, sedangkan di pulau lain seperti Kalimantan penduduknya tidak begitu banyak. Dengan memaksimalkan program transmigrasi maka penduduk yang ada di pulau yang padat bisa dipindahkan ke tempat yang jarang penduduknya. Untuk memaksimalkan program transmigrasi ini bisa dilakukan dengan menciptakan lapangan kerja di daerah yang jarang penduduknya. Seperti di Kalimantan, pemerintah bisa membuka lapangan kerja yang bisa menampung banyak karyawan serta banyak tenaga kerja. Secara otomatis para penduduk yang memiliki pekerjaan yang tidak menjanjikan akan pindah ke lapangan kerja yang ada di Kalimantan. Dengan mendirikan lapangan kerja di daerah jarang penduduk itu selain untuk mengurangi pengangguran juga dapat untuk mengundang para penduduk di tempat yang padat untuk memulai hidupnya di daerah yang baru.


Lihat Sosbud Selengkapnya