Air adalah contoh sumber daya alam yang dapat diperbaharui dengan jumlah yang melimpah di bumi

Untuk memahami keberadaan air secara utuh tidak terlepas dari pengertian sifat-sifat air secara lengkap. Sekalipun sulit memisahkannya dari sumber alam tanah dan udara yang kelihatannya tersedia melimpah di alam, perlu kajian khusus terhadap sumber alam air untuk kepentingan pengertian yang lebih baik dan lengkap. Hal ini sangat penting sebagai dasar pengetahuan utama dalam menentukan sistem pengelolaan yang efektif dan efisien dalam kemanfaatannya. Dalam rangka konservasi air diperlukan sistem pengelolaan yang tepat guna, sehingga air dapat bermanfaat secara lestari untuk generasi mendatang.

Air sebagai salah satu sumber daya alam non-hayati [tidak hidup] adalah sumber daya alam yang terdapat di atas permukaan bumi dan di bawah permukaan bumi [Soewarno, 2000]. Air mempunyai sifat-sifat tertentu yang khas seperti: air selalu menempati atau mengisi ruang sesuai bentuk dan ukurannya, mempunyai berat, permukaan air tenang selalu datar, selalu mengalir ke tempat yang lebih rendah, dapat berubah bentuk [wujud] padat atau bentuk gas, dapat melarutkan beberapa zat kimia lainnya, menekan ke segala arah, meresap/merembes melalui celah kecil, selalu bening/tidak berwarna, tidak mempunyai rasa [netral] dan tidak berbau. Air dapat menjadi wadah dan sebaliknya air dapat diwadahi oleh benda lain. Oleh karena sifatnya demikian maka air dapat dibuat menjadi sarana pembantu manusia, namun juga dapat menjadi sumber malapetaka dalam kehidupan manusia [dapat menjadi kawan dan sebaliknya dapat menjadi lawan].

Air merupakan salah satu sumber alam yang dapat diperbaharui [renewable resources] dan mempunyai daya regenerasi yang selalu berada dalam sirkulasinya dari suatu siklus yang disebut siklus air/siklus hidrologi. Oleh karena sifatnya dapat diperbaharui. Namun demikian searah dengan perkembangan populasi mahluk hidup yang cepat dan khusus pada manusia untuk memenuhi kebutuhan air dalam kehidupannya menyebabkan terjadinya ketidakseimbangan persediaan air disekelilingnya. Oleh karena itu diiperlukan teknologi pengelolaan sumber air yang bijak dan cerdas [smart] sehingga ketersediaan air tetap berjalan sesuai kebutuhan populasi mahluk hidup yang ada.

Dalam Ensiklopedia Wikipedia [diakses 16 Maret 2015] dinyatakan bahwa air menutupi permukaan bumi hampir 71% atau 1,4 triliun kilometer kubik yang sebagian besar terdapat di laut [97,25%]. Sisanya yaitu 2,75% berupa air tawar yang tersebar berupa uap dan awan serta hujan di atmosfir [0,001%], salju dan lapisan es di daerah kutub dan puncak-puncak gunung yang tinggi [2,063%], air permukaan berupa sungai, danau, kolam, cekdam [0,027%], dan air dibawah permukaan tanah [0,659%]. Dari uraian tersebut diketahui bahwa volume air tawar yang dapat dimanfaatkan untuk mendukung kehidupan di darat persentasenya sangat kecil. Oleh karena itu volume air di darat harus dikelola sebaik-baiknya sehingga kemanfaatan terhadap kehidupan mahluk hidup secara umum dan terutama terhadap manusia.

Air dalam objek-objek tersebut di atas bergerak mengikuti suatu siklus air yang lazim disebut siklus hidrologi [hydrologic cycle]. Proses berlangsungnya sangat sederhana yaitu dimulai dengan adanya energi matahari menyinari bumi mengakibatkan penguapan dari permukaan air di bumi naik ke atmosfir menjadi awan berubah menjadi hujan jatuh kembali ke permukaan bumi sebagian mengalir diatas permukaan tanah [surface runoff], sebagian meresap kedalam permukaan tanah [infiltrasi] dan mengalir di bawah permukaan tanah [subsurface runoff] atau aliran dalam tanah [interflow] menuju ke laut. Para hidrologiwan menyatakan bahwa ditinjau dari segi jumlah volume air [kuantitas] yang jatuh ke bumi relatif tetap, tetapi yang berubah adalah pola penyebarannya [distribusinya] menurut kondisi waktu dan tempat. Oleh karena itu banjir pada musim hujan dan kekeringan pada musim kemarau adalah fenomena alam yang merupakan bagian dari siklus hidrologi dan hanyalah disebabkan salah pengelolaan saja.

sumber : Balai Penelitian Kehutanan [M Kudeng Sallata] -oleh Wsda

Jakarta -

Alam menyimpan kekayaan sumber daya yang berlimpah bagi kehidupan manusia. Namun, ada beberapa jenis sumber daya alam yang tidak dapat diperbaharui dan akan habis apabila terus dieksploitasi.

Sumber daya alam adalah segala sesuatu yang berasal dari alam, baik bumi, biosfer, maupun atmosfer yang memiliki nilai manfaat. Berdasarkan sifatnya, sumber daya alam terbagi menjadi dua jenis, yaitu sumber daya alam yang dapat diperbarui dan sumber daya alam yang tidak dapat diperbarui.

Sumber daya alam yang dapat diperbarui berasal dari sumber daya alam hayati dan non hayati. Dikutip dari buku 'Wahana Ilmu Pengetahuan Sosial' oleh Sigit Widiantoro dkk, sumber daya hayati berasal dari makhluk hidup, seperti tumbuhan, hewan, hasil pertanian, dan hasil perkebunan.

Sedangkan, sumber daya non hayati adalah sumber daya yang berasal dari selain makhluk hidup. Sumber daya jenis ini berasal unsur alam, seperti air, udara, dan tanah. Keberadaan ketiganya dapat diusahakan kembali dan dapat dimanfaatkan secara terus menerus.

Sumber Daya Alam Tidak Dapat Diperbarui

Selain sumber daya yang dapat diperbarui, alam juga memiliki sumber daya yang tidak dapat diperbarui yang berupa benda mati. Sumber daya alam yang tidak dapat diperbaharui dapat habis apabila diambil secara terus menerus. Pasokan sumber daya jenis ini juga tidak dapat diusahakan lagi oleh manusia.

Contoh sumber daya alam yang tidak dapat diperbarui adalah barang hasil tambang, seperti minyak bumi, gas alam, mineral dan hasil tambang lainnya. Berikut 10 sumber daya alam yang tidak dapat diperbarui:

  • 1. Minyak bumi
  • 2. Gas alam
  • 3. Batubara
  • 4. Uranium
  • 5. Bijih besi
  • 6. Nikel
  • 7. Emas
  • 8. Timah
  • 9. Tembaga
  • 10. Mineral non logam seperti intan, fosfat, dan marmer.

Salah satu sumber daya alam yang tidak dapat diperbarui dan terus digunakan hingga kini adalah batubara. Menurut data terbaru dari Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral [ESDM], Indonesia masih memiliki cadangan batubara sebesar 38,84 miliar ton dengan rata-rata produksi sebesar 600 juta ton per tahun.

Selain cadangan batubara, Indonesia juga masih memiliki sumber daya batubara sebesar 143,7 miliar ton. Potensi cadangan batubara di Indonesia banyak ditemukan di Pulau Kalimantan dan Sumatera.

"Batubara kita masih banyak. Kita punya 65 tahun umur cadangan. Sebagian besar ada di Kalimantan dan Sumatera," ungkap Direktur Jenderal Mineral dan Batubara Kementerian ESDM, Ridwan Djamaluddin dalam siaran persnya, 26 Juli 2021 lalu, seperti dipublikasikan dalam laman Kementerian ESDM.

Cara mengatasi kelangkaan sumber daya alam yang tidak dapat diperbarui adalah dengan menghemat penggunaan dan melakukan daur ulang sumber yang sudah dipakai. Cara lain yang dapat dilakukan adalah beralih ke energi terbarukan.

Simak Video "Pemanfaatan Minyak Bumi Cepu"



[kri/pay]

Page 2

Jakarta -

Alam menyimpan kekayaan sumber daya yang berlimpah bagi kehidupan manusia. Namun, ada beberapa jenis sumber daya alam yang tidak dapat diperbaharui dan akan habis apabila terus dieksploitasi.

Sumber daya alam adalah segala sesuatu yang berasal dari alam, baik bumi, biosfer, maupun atmosfer yang memiliki nilai manfaat. Berdasarkan sifatnya, sumber daya alam terbagi menjadi dua jenis, yaitu sumber daya alam yang dapat diperbarui dan sumber daya alam yang tidak dapat diperbarui.

Sumber daya alam yang dapat diperbarui berasal dari sumber daya alam hayati dan non hayati. Dikutip dari buku 'Wahana Ilmu Pengetahuan Sosial' oleh Sigit Widiantoro dkk, sumber daya hayati berasal dari makhluk hidup, seperti tumbuhan, hewan, hasil pertanian, dan hasil perkebunan.

Sedangkan, sumber daya non hayati adalah sumber daya yang berasal dari selain makhluk hidup. Sumber daya jenis ini berasal unsur alam, seperti air, udara, dan tanah. Keberadaan ketiganya dapat diusahakan kembali dan dapat dimanfaatkan secara terus menerus.

Sumber Daya Alam Tidak Dapat Diperbarui

Selain sumber daya yang dapat diperbarui, alam juga memiliki sumber daya yang tidak dapat diperbarui yang berupa benda mati. Sumber daya alam yang tidak dapat diperbaharui dapat habis apabila diambil secara terus menerus. Pasokan sumber daya jenis ini juga tidak dapat diusahakan lagi oleh manusia.

Contoh sumber daya alam yang tidak dapat diperbarui adalah barang hasil tambang, seperti minyak bumi, gas alam, mineral dan hasil tambang lainnya. Berikut 10 sumber daya alam yang tidak dapat diperbarui:

  • 1. Minyak bumi
  • 2. Gas alam
  • 3. Batubara
  • 4. Uranium
  • 5. Bijih besi
  • 6. Nikel
  • 7. Emas
  • 8. Timah
  • 9. Tembaga
  • 10. Mineral non logam seperti intan, fosfat, dan marmer.

Salah satu sumber daya alam yang tidak dapat diperbarui dan terus digunakan hingga kini adalah batubara. Menurut data terbaru dari Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral [ESDM], Indonesia masih memiliki cadangan batubara sebesar 38,84 miliar ton dengan rata-rata produksi sebesar 600 juta ton per tahun.

Selain cadangan batubara, Indonesia juga masih memiliki sumber daya batubara sebesar 143,7 miliar ton. Potensi cadangan batubara di Indonesia banyak ditemukan di Pulau Kalimantan dan Sumatera.

"Batubara kita masih banyak. Kita punya 65 tahun umur cadangan. Sebagian besar ada di Kalimantan dan Sumatera," ungkap Direktur Jenderal Mineral dan Batubara Kementerian ESDM, Ridwan Djamaluddin dalam siaran persnya, 26 Juli 2021 lalu, seperti dipublikasikan dalam laman Kementerian ESDM.

Cara mengatasi kelangkaan sumber daya alam yang tidak dapat diperbarui adalah dengan menghemat penggunaan dan melakukan daur ulang sumber yang sudah dipakai. Cara lain yang dapat dilakukan adalah beralih ke energi terbarukan.

Simak Video "Pemanfaatan Minyak Bumi Cepu"


[Gambas:Video 20detik]
[kri/pay]

Video yang berhubungan

Bài mới nhất

Chủ Đề