Air hujan yang langsung jatuh ke tanah disebut

Berikut ini adalah istilah-istilah dalam siklus hidrologi :

Show
  1. Evaporasi, adalah proses penguapan air oleh panas matahari.
  2. Sublimasi, merupakan proses evaporasi yang terjadi pada salju dan es.
  3. Transpirasi, adalah proses penguapan air dari tumbuh-­tumbuhan melalui stomata atau mulut daun.
  4. Evapotranspirasi, merupakan gabungan dari evaporasi dan transpirasi.
  5. Kondensasi, adalah proses perubahan wujud uap air menjadi awan kemudian menjadi tetesan air  yang cair karena pendinginan.
  6. Adveksi, merupakan proses gerakan air secara horizontal (dalam bentuk padat, cair,  dan uap) melalui atmosfer karena perbedaan tekanan udara.
  7. Presipitasi, yaitu proses ketika uap air yang terkondensasi jatuh ke permukaan bumi sebagai hujan.
  8. Aliran permukaan (surface run off), adalah proses mengalirnya air di permukaan tanah.
  9. Infiltrasi atau perkolasi, merupakan proses meresapnya air ke dalam tanah secara vertikal dan horizontal melalui pori­-pori tanah dan batuan.

Berdasarkan uraian tersebut, maka jawaban yang tepat adalah Infiltrasi atau perkolasi.

Air hujan yang jatuh dan masuk kedalam tanah disebut?

  1. Evaporasi
  2. Kondensasi
  3. presipitasi
  4. Infiltrasi
  5. Semua jawaban benar

Berdasarkan pilihan diatas, jawaban yang paling benar adalah: D. Infiltrasi.

Dari hasil voting 987 orang setuju jawaban D benar, dan 0 orang setuju jawaban D salah.

Air hujan yang jatuh dan masuk kedalam tanah disebut infiltrasi.

Pembahasan dan Penjelasan

Jawaban A. Evaporasi menurut saya kurang tepat, karena kalau dibaca dari pertanyaanya jawaban ini tidak nyambung sama sekali.

Jawaban B. Kondensasi menurut saya ini 100% salah, karena sudah melenceng jauh dari apa yang ditanyakan.

Jawaban C. presipitasi menurut saya ini juga salah, karena dari buku yang saya baca ini tidak masuk dalam pembahasan.

Jawaban D. Infiltrasi menurut saya ini yang paling benar, karena kalau dibandingkan dengan pilihan yang lain, ini jawaban yang paling pas tepat, dan akurat.

Jawaban E. Semua jawaban benar menurut saya ini salah, karena setelah saya cari di google, jawaban tersebut lebih tepat digunkan untuk pertanyaan lain.

Kesimpulan

Dari penjelasan dan pembahasan diatas, bisa disimpulkan pilihan jawaban yang benar adalah D. Infiltrasi

Jika masih punya pertanyaan lain, kalian bisa menanyakan melalui kolom komentar dibawah, terimakasih.

Air hujan yang langsung jatuh ke tanah disebut

Air hujan yang langsung jatuh ke tanah disebut
Lihat Foto

Encyclopaedia Britannica

Siklus hidrologi

KOMPAS.com - Air yang menjadi sumber kehidupan di bumi, mengalami perubahan sepanjang waktu.

Air melewati beberapa proses dan tahapan, lalu kembali lagi ke bentuk semula. Proses itu dikenal sebagai siklus hidrologi.

Siklus hidrologi terdiri dari beberapa tahapan. Dikutip dari Mengenal Hidrosfer (2016), berikut tahapan siklus hidrologi:

Transpirasi

Transpirasi adalah penguapan atau hilangnya uap air dari permukaan tumbuhan.

Pada proses ini, tumbuhan mengeluarkan uap H2O dan CO2 pada siang hari yang panas. Transpirasi berlangsung melalui pori-pori daun yang berhubungan dengan udara luar.

Faktor yang memengaruhi transpirasi antara lain bentuk disik daun, sinar matahari, temperatur udara, kelembapan udara, angin, dan keadaan air tanah.

Baca juga: Siklus Air: Pendek, Sedang, dan Panjang

Intersepsi

Intersepsi adalah proses tertahannya air hujan pada permukaan tanaman yang kemudian diuapkan kembali ke atmosfer.

Air hujan yang jatuh di atas tanaman tidak langsung sampai ke permukaan tanah. Air ditampung dulu oleh tajuk atau kanopi, batang, dan cabang tanaman.

Akibatnya, ada air hujan yang tidak pernah sampai ke tanah. Air langsung menguap setelah terkena sinar matahari. Air itu disebut air intersepsi.

Run off

Kebalikan dari air intersepsi adalah air run off. Run off adalah pergerakan aliran air di permukaan tanah melalui sungai dan anak sungai.

Baca juga: Pengertian dan Jenis-jenis Sungai

tirto.id - Hujan merupakan curahan butiran air yang berasal dari atmosfer dan turun ke permukaan bumi. Curahan tersebut dapat berbentuk cair (es) maupun padat (salju).

Mengutip modul Geografi terbitan Kemdikbud, berjudul Udara dan Air Sumber Kehidupan, proses penggabungan antara partikel uap air dapat melalui inti kondensasi, dan penurunan suhu sampai titik embun atau titik beku. Dari proses penggabungan itu, maka akan terbentuk butiran air.

Curah hujan selama ini diukur oleh lembaga yang bertugas di bidang prakiraan cuaca dan iklim, seperti Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika.

Adapun alat pengukur curah hujan disebut ombrometer. Pengukuran dengan ombrometer tersebut dilakukan, misalnya, untuk menentukan bahwa suatu kota mengalami curah hujan sebanyak 2 ribu mm per tahun.

Ukuran itu berarti apabila air hujan itu ditampung dengan tidak meresap, mengalir, atau menguap maka tingginya akan mencapai 2 ribu meter atau sama dengan 2 meter. Sehingga, apabila kota itu datar maka akan mengalami banjir setinggi 2 meter.

Proses Terjadinya Hujan dan Tahapannya

Tersedianya air di bumi disebabkan karena air selalu mengalami sirkulasi atau perputaran secara terus-menerus dari bumi ke atmosfer, kemudian, kembali lagi ke bumi. Siklus tersebut, dimulai dari tahap proses penguapan, pengendapan, dan pengembunan.

Proses penguapan biasa terjadi pada air laut, sungai, dan danau akibat paparan panas dari sinar matahari disebut evaporasi. Begitu juga dengan tumbuhan, yang mengeluarkan uap air ke udara. Uap air tersebut, berasal dari permukaan bumi yang naik, dan berkumpul di udara.

Lama-lama, udara tidak dapat lagi menampung uap air (jenuh). Proses ini disebut dengan presipitasi atau pengendapan. Kemudian, saat suhu udara turun, maka uap air akan berubah menjadi titik-titik air.

Baca juga: Proses Siklus Air: Tahapan & Penjelasan Soal Siklus Pendek-Panjang

Titik-titik air itulah yang akhirnya menjadi awan. Proses tersebut, dinamakan dengan kondensasi atau pengembunan. Selanjutnya, titik-titik air di awan akan turun menjadi hujan.

Air hujan akan turun di darat, di laut, dan di tanah. Air hujan yang jatuh di tanah akan meresap menjadi air tanah. Kemudian, air tanah akan keluar melalui sumur.

Tidak hanya itu, air hujan juga akan merembes ke danau atau sungai. Sementara air hujan yang jatuh ke perairan (sungai atau danau) akan menambah jumlah air di tempat tersebut.

Setelah itu, air akan mengalir ke laut. Meski begitu, sebagian air di tempat perairan akan menguap kembali. Proses penguapan itu akan membentuk awan yang juga berasal dari tumbuhan.

Proses siklus air akan terus berulang. Hanya wujud dan tempatnya saja yang berubah.

Manfaat Air Hujan

Menurut Guru Besar Teknik Sipil dan Lingkungan ITB, Prof. Ir. Indratmo, M.Sc, Ph.D., dalam laman resmi Institut Teknologi Bandung, air hujan dapat dimanfaatkan dengan cara menyimpannya.

Cara ini dapat berguna untuk mengatasi kekeringan saat musim kemarau tiba. Cara penyimpanan air hujan dapat dilakukan dengan dua teknik. Pertama, menyimpan air sejak di hulu sungai.

Air bisa disimpan di bagian Daerah Aliran Sungai (DAS) sungai, maupun hilir sungai. Penyimpanan tersebut dapat dilakukan di atas permukaan tanah maupun di bawah permukaan tanah.

Baca juga: Cara Memanfaatkan Air Hujan, Memanen dan Mengolah Jadi Air Minum

Kedua, dengan cara rekayasa. Rekayasa ini, bisa dimulai dengan cara melakukan revitalisasi atau penghidupan situ kembali di hulu sungai, dan pembuatan embung sungai.

Apabila aliran sungainya besar dan panjang seperti kali Citarum maka pada bagian tengah aliran sungai dapat dibuat waduk. Waduk yang sudah ada di antaranya, Waduk Cirata, dan Waduk Jatiluhur.

Pemanfaatan air hujan juga bisa dengan cara "memanennya." Pakar hidrologi Fakultas Teknik UGM Agus Maryono pernah menjelaskan memanen air hujan bisa dengan memakai bak penampungan atau mengalirkannya ke sumur. Air hujan dari atap dapat dialirkan melalui pipa ke sumur atau bak penampung. Agar bersih dari debu, air hujan bisa disaring dengan alat sederhana, seperti kain dan kaos.

Para petani juga bisa memanen air hujan dengan membuat sumur atau kolam di sekitar lahan pertanian. Saat musim kemarau, air yang ditampung itu dapat menjadi alternatif untuk pengairan. Air hujan bisa dimanfaatkan untuk perikanan.

Menurut Agus, air hujan di Indonesia juga masih sangat layak untuk dikonsumsi. Dia pernah 20-an kali meneliti tingkat keasaman air hujan di berbagai daerah, termasuk Jogja, Bali, Bogor dan Jakarta. Riset itu menyimpulkan rata-rata tingkat pH (potential hydrogen) air hujan di sejumlah daerah tersebut adalah 7,2 sampai 7,4. Artinya, secara kualitas, air hujan di Indonesia masih layak diminum manusia.

Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) sudah mengembangkan dua bentuk sistem pemanfaatan dan pengolahan air hujan untuk air minum. Keduanya bernama Sistem Pemanfaatan Air Hujan (SPAH) dan Pengolahan Air Siap Minum (ARSINUM).

Cara pengolahan air dengan metode lebih sederhana juga dikembangkan sejumlah komunitas pemanen air hujan di sekitar Magelang, Klaten dan Jogja dan sejumlah daerah lain. Misalnya ialah cara pengolahan air hujan menjadi air siap minum yang dilakukan oleh Komunitas Banyu Bening di Sleman (DI Yogyakarta) dan Komunitas Kandang Udan di Desa Bunder, Klaten (Jawa Tengah).

Proses Penyerapan Air Hujan ke Dalam Tanah

Mengutip modul tema 8 berjudul Lingkungan Sahabat Kita terbitan Kemdikbud, penyerapan air hujan ke tanah dapat melalui celah-celah, pori-pori tanah, maupun melalui batuan. Air yang masuk ke dalam tanah, akan menjadi sumber air atau air cadangan.

Oleh karenanya, penting menyediakan daerah resapan air agar ada air cadangan. Biasanya, daerah resapan air tersedia di hutan-hutan dengan vegetasi yang masih rapat.

Pepohonan yang ada di hutan, mampu menguatkan struktur tanah. Ketika hujan turun, air tidak langsung hanyut begitu saja, tapi air akan terserap, dan tersimpan di dalam tanah.

Dengan begitu, air yang tersimpan akan menjadi air tanah. Peran tumbuhan sangat penting untuk memudahkan penyerapan air ke tanah, terutama pada bagian akar tumbuhan. Air dan akar di dalam tanah mampu membuat struktur tanah menjadi kukuh, dan tidak mudah longsor.

Baca juga: Jenis Bencana Alam: Penyebab & Cara Selamatkan Diri Saat Bencana

Baca juga artikel terkait AIR HUJAN atau tulisan menarik lainnya Ega Krisnawati
(tirto.id - ega/add)


Penulis: Ega Krisnawati
Editor: Addi M Idhom
Kontributor: Ega Krisnawati

Subscribe for updates Unsubscribe from updates