Akor am dalam permainan alat musik gitar terdiri dari nada

1.Pengertian Akor
       Akor adalah paduan beberapa nada apabila dimainkan bersamaan akan terdengar harmonis. Dalam penyajiannya, akor dapat dimainkan secara bersama (serentak) ataupun bergantian (arpegio). Paduan nada biasanya sebagai penyerta melodi. Keterpaduan nada-nada dalam akor terlihat pada aransemen lagu dengan banyak alat musik dan aransemen lagu untuk paduan suara. Nada-nada yang berasal dari instrumen musik atau berbagai jenis suara yang dibunyikan bersamasama akan membentuk suatu akor. Akor tidak hanya berperan sebagai penyerta, tetapi juga menyatu dengan melodi.
a. Nama Akor Beserta Tingkatannya
    Akor terdiri atas tingkatan-tingkatan. Tingkatan akor adalah sebagai berikut.

Akor am dalam permainan alat musik gitar terdiri dari nada

Di dalam permainan musik sederhana, dikenal tiga akor pokok, yaitu
1) akor I (tonika) paduan nada C-E-G;
2) akor IV (sub dominan) paduan nadanya F-A-C;
3) akor V (dominan) paduan nadanya G-B-D.
b. Rumus Membuat Akor
Dalam penyusunan akor baik mayor maupun minor ada rumus-rumusnya.
Berikut ini rumus dalam membuat akor.
1) Akor Mayor
    Rumus akor mayor dan paduan nadanya

Akor am dalam permainan alat musik gitar terdiri dari nada


2) Akor Minor
    Rumus akor minor dan paduan nadanya

Akor am dalam permainan alat musik gitar terdiri dari nada


3) Akor Diminished
    Rumus akor diminished dan paduan nadanya

Akor am dalam permainan alat musik gitar terdiri dari nada


4) Akor Augmented
    Rumus akor augmented dan paduan nadanya

Akor am dalam permainan alat musik gitar terdiri dari nada


Penerapan akor trinada pada garis paranada

Akor am dalam permainan alat musik gitar terdiri dari nada


c. Simbol Akor
       Alat musik yang dapat membentuk paduan nada dalam memainkan akor, antara lain gitar, piano, keyboard, electone, organ, ukulele, dan akordion. Simbol akor diperlukan dalam pembuatan aransemen musik atau lagu.
Dalam penulisannya, akor ditulis di atas melodi lagu. Dalam ilmu harmoni, simbol akor dibedakan menjadi tiga macam, yaitu simbol angka, huruf, dan gambar.
1) Simbol Angka
    Simbol angka yang digunakan untuk menuliskan simbol akor adalah jenis angka Romawi I sampai dengan VII. Akor dengan angka romawi dibedakan menjadi dua, yaitu
a) akor mayor ditulis dengan angka romawi besar (I, II, III, IV, V, VI, VII);
b) akor minor ditulis dengan angka romawi kecil (i, ii, iii, iv, v, vi, vii).
2) Simbol Huruf
    Simbol huruf dibedakan menjadi dua macam, yaitu
a) akor mayor ditulis menggunakan huruf besar;
b) akor minor ditulis menggunakan huruf kecil.
   Contoh:
1) Akor C mayor simbol hurufnya C
2) Akor D minor simbol hurufnya Dm
3) Akor G septime simbol hurufnya G7
4) Akor A minor septime simbol hurufnya Bm7
5) Akor B diminished simbol hurufnya Bdim

Akor am dalam permainan alat musik gitar terdiri dari nada


3) Simbol Gambar
    Simbol gambar ditulis menggunakan dua macam bentuk, yaitu bentuk gambar dalam notasi balok dan bentuk gambar posisi jari pada instrumen harmonis.
a) Bentuk gambar dalam notasi balok.
    Contoh:

Akor am dalam permainan alat musik gitar terdiri dari nada


b) Bentuk gambar posisi jari pada instrumen harmonis.
    Contoh:
Penerapan akor pada alat musik gitar.
Di dalam setiap tanda formasi terdapat angka-angka yang menunjukkan peran jari.
Angka 0 berarti tanpa tekanan jari (senar dibunyikan)
Angka 1 berarti ditekan dengan jari telunjuk
Angka 2 berarti ditekan dengan jari tengah
Angka 3 berarti ditekan dengan jari manis
Angka 4 berarti ditekan dengan jari kelingking
    Contoh:
Penerapan akor pada alat musik keyboard atau piano. Berikut ini nada-nada dan posisi jari dalam memainkan alat musik keyboard atau piano.

Akor am dalam permainan alat musik gitar terdiri dari nada


d. Akor Balikan (Inversi)
       Permainan akor dalam mengiringi lagu tidak selalu dimainkan secara bersama. Kadang akor tersebut dimainkan secara arpegio (berurutan). Permainan arpegio sering dijumpai pada permainan alat musik gitar, harpa, piano, dan siter. Dalam penyajiannya, akor tidak selalu dari dasar. Akan tetapi, dapat dimulai nada ters atau kwint. Berikut ini beberapa akor dasar dan kebalikannya. (Seni musik wahyu Purnomo)

Akor am dalam permainan alat musik gitar terdiri dari nada

Di dalam bentuk permainan musik, posisi jari pada alat musik harmonis tidak selalu terikat pada bentuk akor, seperti teori, tetapi boleh dibalik dengan tujuan memudahkan posisi jari berpindah dari akor yang satu ke akor yang lain tanpa harus menggeser ketiga jari tersebut.

2.Bentuk Akor
       Sebuah lagu akan lebih menarik apabila dalam penyajiannya menggunakan harmoni yang ditunjukkan dengan penerapan akor-akor. Penggunaan akor untuk mengiringi sebuah lagu terlebih dahulu harus memerhatikan tangga nada yang dipakai, melodi, frase lagu, dan arah gerak akor. Arah gerak akor dalam sebuah lagu mengikuti melodinya. Putaran-putaran akor mengikuti satu patokan tertentu dan merupakan suatu arus yang selalu teratur.
       Di dalam praktik musik atau dalam bernyanyi dengan iringan alat musik harmonis selain secara teoretis kita harus sering melakukannya secara praktik. Terutama pada inversi akor karena dengan seringnya berlatih akan semakin baik dan peka terhadap perpindahan dari akor yang satu ke akor yang lain.
Berikut ini contoh akor-akor yang sering digunakan untuk mengiringi sebuah lagu atau nyanyian.
a. Akor yang digunakan alat musik gitar.

Akor am dalam permainan alat musik gitar terdiri dari nada


b. Akor yang digunakan alat musik keyboard atau piano.

Akor am dalam permainan alat musik gitar terdiri dari nada

Akor am dalam permainan alat musik gitar terdiri dari nada

Akor am dalam permainan alat musik gitar terdiri dari nada

Akor C Mayor (C) pada gitar (dengan tuning standar)

Akor adalah kumpulan tiga nada atau lebih yang bila dimainkan secara bersamaan terdengar harmonis.[1][2] Akor bisa dimainkan secara terputus-putus ataupun secara bersamaan. Akor ini digunakan untuk mengiringi suatu lagu. Contoh alat musik lainnya yang bisa memainkan akor adalah gitar (akustik dan listrik), organ, electone. Akor yang memiliki nama berbeda namun bila dimainkan bersuara sama disebut Akor Enharmonis. Contohnya: akor Cb (Ces mayor) dengan B (B mayor).

Sejarah

Musik mengenal notasi sejak tahun 590 yang ditemukan oleh Paus Agung Gregori. Notasi ini disebut Notasi Gregorian. Namun disempurnakan sekitar tahun 950 dengan dikenalnya Notasi Balok. Pada awalnya tahun 1600-1750 (Era Barok) orang mengenal musik polifoni dengan ilmu kontrapung, berupa melodi lain yang saling bertentangan. Baru tahun 1725 orang mengenal akor dalam musik homofoni, Remeau menulis buku Traite d'Harmonie tahun 1722. Pada awalnya akor disusun dengan tiga nada, kemudian dibalikkan, berupa mayor, minor, aughmented, diminished, dan seterusnya ditambah nada septim, sixth, dst.. Mulai tahun 1750 di Era Klasik akor juga berkembang hingga kini pada era blues (1870), jazz (1920), pop dan rock (1955), dll. yang mengenal akor ninth, eleventh, thirdteenth, dst.

Jenis

Akor mayor

Akor mayor adalah akor yang interval antara nadanya 2 - 1 1/2

Contoh akor mayor:

Akor C = C - E - G

Akor mayor juga bisa dibilang dalam bahasa angka 1-3-5 dalam tangga nada diatonik mayor

Akor minor

Akor minor adalah akor yang interval antara nadanya 1 1/2 - 2.

Contoh akor minor:

Akor Cm = C - Es - G

Akor minor juga bisa dibilang dalam bahasa angka 1-3-5 dalam tangga nada diatonik mayor, tetapi nada ke-3 turun 1/2 laras.

Akor Augmented

Akor augmented adalah akor yang interval antara nadanya 2 - 2.

Contoh akor augmented:

Akor Caug / C+ = C - E - Gis

Akor augmented juga bisa dibilang dalam bahasa angka 1-3-5 dalam tangga nada diatonik mayor, tetapi nada ke-5 naik 1/2 laras

Akor Diminished

Akor diminis adalah akor yang interval antar nadanya adalah 1 1/2 - 1 1/2.

Contoh akor diminished:

Akor Cdim = C - Es - Ges

Akor diminished juga bisa dibilang dalam bahasa angka 1-3-5 dalam tangga nada diatonik mayor, tetapi nada ke-3 dan ke-5 turun 1/2 laras.

Bacaan terkait

  • Grout, Donald Jay (1960). A History Of Western Music. Norton Publishing.
  • Dahlhaus, Carl. Gjerdingen, Robert O. trans. (1990). Studies in the Origin of Harmonic Tonality, p. 67. Princeton University Press. ISBN 0-691-09135-8.
  • Goldman (1965). Cited in Nattiez (1990).
  • Jones, George T. (1994). HarperCollins College Outline Music Theory. ISBN 0-06-467168-2.
  • Nattiez, Jean-Jacques (1990). Music and Discourse: Toward a Semiology of Music (Musicologie générale et sémiologue, 1987). Translated by Carolyn Abbate (1990). ISBN 0-691-02714-5.
  • Norman Monath, Norman (1984). How To Play Popular Piano In 10 Easy Lessons. Fireside Books. ISBN 0-671-53067-4.
  • Stanley Sadie and John Tyrrell, eds. (2001). The New Grove Dictionary of Music and Musicians. ISBN 1-56159-239-0.
  • Surmani, Andrew (2004). Essentials of Music Theory: A Complete Self-Study Course for All Musicians. ISBN 0-7390-3635-1.
  • Benward, Bruce & Saker, Marilyn (2002). Music in Theory and Practice, Volumes I & II (7th ed.). New York: McGraw Hill. ISBN 0-07-294262-2.
  • Mailman, Joshua B. (2015). "Schoenberg's Chordal Experimentalism Revealed Through Representational Hierarchy Association (RHA), Contour Motives, and Binary State Switching" (PDF). Music Theory Spectrum. 37 (2): 224–252. 
  • Persichetti, Vincent (1961). Twentieth-century Harmony: Creative Aspects and Practice. New York: W. W. Norton. ISBN 0-393-09539-8. OCLC 398434. 
  • Schejtman, Rod (2008). Music Fundamentals. The Piano Encyclopedia. ISBN 978-987-25216-2-2. 

Referensi

  1. ^ Benward & Saker (2003). Music: In Theory and Practice, Vol. I, p. 67&359. Seventh Edition. ISBN 978-0-07-294262-0.
  2. ^ Károlyi, Otto (1965). Introducing Music. Penguin Books. hlm. 63. 

Pranala luar

  • Akor am dalam permainan alat musik gitar terdiri dari nada
    Media terkait Akor di Wikimedia Commons

Diperoleh dari "https://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Akor&oldid=21911053"