Alat reproduksi jantan pada bunga adalah

Alat reproduksi jantan pada bunga adalah

Dua belas bunga dari famili yang berbeda-beda.

Bunga atau kembang (bahasa Latin: flos) yaitu alat reproduksi seksual pada tumbuhan berbunga (divisio Magnoliophyta atau Angiospermae, "tumbuhan berbiji tertutup"). Pada bunga terdapat organ reproduksi, yaitu benang sari dan putik.

Bunga mampu muncul secara tunggal maupun bersama-sama dalam satu rangkaian. Bunga yang muncul secara bersama-sama disebut sebagai bunga majemuk atau inflorescence. Pada beberapa spesies, bunga majemuk mampu diasumsikan awam sebagai bunga (tunggal), misalnya pada Anthurium dan bunga matahari. Satuan bunga yang menyusun bunga majemuk disebut floret.

Secara botani, bunga yaitu ronde tanaman sebagai menghasilkan biji. Penyerbukan dan pembuahan berlanjut pada bunga. Setelah pembuahan, bunga hendak mengembang lebih lanjut membentuk buah. Pada tumbuhan berbunga, buah yaitu struktur yang membawa dan melindungi biji.

Fungsi bunga

Fungsi biologi bunga yaitu organ seksual, sebagai wadah menyatunya gamet jantan (mikrospora) dan betina (makrospora) sebagai menghasilkan biji. Bahwa bunga yaitu analog dengan organ seksual pada binatang baru disadari secara ilmiah pada seratus tahun ke-17 di Eropa.

Beberapa bunga mempunyai warna yang cerah yang berfungsi sebagai pemikat binatang pembantu penyerbukan. Beberapa bunga lainnya menghasilkan panas atau aroma yang khas, juga sebagai memikat binatang sebagai membantu penyerbukan.

Bunga juga mampu diasumsikan sebagai organ sebagai bertahan pada kondisi kurang menguntungkan untuk pertumbuhan. Sebanyak tumbuhan hendak segera membentuk bunga apabila merasakan kekurangan air atau suhu rendah. Contoh yang sangat dikenal yaitu bunga kertas Bougainvillea. Bunga mengurangi metabolisme dan apabila tumbuhan mati, biji diharapkan telah terbentuk sebagai usaha sintasan (survival).

Manusia sejak lama terpikat oleh bunga, khususnya yang berwarna-warni sehingga mempunyai guna kultural. Bunga diproduksi menjadi salah satu penentu nilai suatu tumbuhan sebagai tanaman hias.

Morfologi bunga

Alat reproduksi jantan pada bunga adalah

Bagian-bagian bunga sempurna. 1. Bunga sempurna, 2. Kepala putik (stigma), 3. Tangkai putik (stilus), 4. Tangkai sari (filament, ronde dari benang sari), 5. Sumbu bunga (axis), 6. artikulasi, 7. Tangkai bunga (pedicel), 8.Kelenjar nektar, 9. Benang sari (stamen), 10. Bakal buah (ovum), 11. Bakal biji (ovulum), 12. , 13. Serbuk sari (pollen), 14. Kepala sari (anther), 15. Perhiasan bunga (periantheum), 16. Mahkota bunga (corolla), 17. Kelopak bunga (calyx).

Bunga yaitu daun dan batang di sekitarnya yang termodifikasi. Modifikasi ini diakibatkan oleh dihasilkannya sebanyak enzim yang dirangsang oleh sebanyak fitohormon tertentu. Pembentukan bunga dengan sempit diurus secara genetik dan pada banyak jenis diinduksi oleh perubahan ronde yang terkait tertentu, seperti suhu rendah, lama pencahayaan, dan ketersediaan air (lihat ronde Bunga:Pembentukan bunga).

Bunga nyaris selalu mempunyai wujud simetris, yang sering mampu dipakai sebagai penciri suatu takson. Mempunyai dua wujud bunga berdasar simetri bentuknya: aktinomorf ("berbentuk bintang", simetri radial) dan zigomorf (simetri cermin). Wujud aktinomorf lebih banyak dijumpai.

Alat reproduksi jantan pada bunga adalah

Tumbuhan Crateva religiosa berbunga sempurna: mempunyai stamen dan pistillum.

Bunga disebut bunga sempurna bila mempunyai alat jantan (benang sari) dan alat betina (putik) secara bersama-sama dalam satu organ. Bunga yang demikian disebut bunga banci atau hermafrodit. Suatu bunga diceritakan bunga lengkap apabila mempunyai semua ronde utama bunga. Empat ronde utama bunga (dari luar ke dalam) yaitu sebagai berikut:

  • Kelopak bunga atau calyx;
  • Mahkota bunga atau corolla yang kebanyakan tipis dan mampu berwarna-warni sebagai memikat serangga yang membantu ronde penyerbukan;
  • Alat kelamin jantan atau androecium (dari bahasa Yunani andros oikia: rumah pria) berupa benang sari;
  • Alat kelamin betina atau gynoecium (dari bahasa Yunani gynaikos oikia: "rumah wanita") berupa putik.

Organ reproduksi betina yaitu daun buah atau carpellum yang pada pangkalnya terdapat bakal buah (ovarium) dengan satu atau sebanyak bakal biji (ovulum, jamak ovula) yang membawa gamet betina) di dalam kantung embrio. Pada ujung putik terdapat kepala putik atau stigma sebagai menerima serbuk sari atau pollen. Tangkai putik atau stylus memerankan sebagai jalan untuk pollen menuju bakal bakal buah.

Walaupun struktur bunga yang dideskripsikan di atas diceritakan sebagai struktur tumbuhan yang "umum", spesies tumbuhan menunjukkan modifikasi yang sangat bervariasi. Modifikasi ini dipakai botanis sebagai membuat hubungan selang tumbuhan yang satu dengan lainnya. Sebagai contoh, dua subkelas dari tanaman berbunga dibedakan dari banyak organ bunganya: tumbuhan dikotil umumnya mempunyai 4 atau 5 organ (atau kelipatan 4 atau 5) sedangkan tumbuhan monokotil mempunyai tiga organ atau kelipatannya.

Pembentukan bunga

Lihat artikel utama: Teori ABC pembentukan bunga

Terbentuknya bunga sejak lama diproduksi menjadi perhatian orang, karena banyak nilai ekonomi tanaman budidaya bergantung pada pembentukan bunga. Bunga tidak hendak terbentuk sebelum jaringan tempat dia hendak muncul telah sampai tahap kematangan (maturity) tetapi belum terlalu tua (senile).

Pada tumbuhan mempunyai wujud pohon, jaringan yang baru terbentuk atau sedang mengembang (juvenile) hendak sangat sulit membentuk bunga. Jaringan yang sampai tahap kematangan sering kali ditandai dengan nisbah karbon-nitrogen (nisbah C-N) yang tinggi. Kandungan karbon tinggi karena telah banyak metabolit tertimbun dalam wujud polisakarida dalam jaringan tersebut. Pembentukan bunga membutuhkan energi yang besar.

Nisbah C-N yang tinggi kebanyakan cukup sebagai pendorong terbentuknya bunga. Namun demikian, banyak ditemukan jenis-jenis tumbuhan yang membutuhkan pemicu supaya bunga muncul. Pemicu ini mampu berupa suhu rendah selama beberapa waktu (vernalisasi), panjang (durasi) penyinaran (fotoperiodisme), dan kekurangan air (kekeringan). Gandum roti tipe winter (musim dingin, karena ditanam menjelang musim dingin) tidak hendak berbunga bila tidak merasakan musim dingin dalam tahap pertumbuhan dan perkembangannya. Anggrek merpati memunculkan bunga apabila merasakan malam yang dingin. Beragam kultivar yute bersifat fotoperiodik sehingga waktu tanam sangat vital dalam menentukan hasil panen. Tanaman kopi dikenal membutuhkan periode kering sekitar dua bulan dan disertai oleh hujan secukupnya sebagai memicu terbentuknya bunga.

Kajian yang diterapkan pada Arabidopsis thaliana, suatu tumbuhan model, menunjukkan memainkan pekerjaannya Teori ABC dalam pembentukan bunga. Substansi A diperlukan sebagai membentuk daun kelopak (sepal) dan daun mahkota (petal). Substansi B diperlukan dalam pembentukan daun mahkota dan benang sari (stamen). Substansi C diperlukan sebagai terbentuknya benang sari dan daun buah (carpellum, sebagai penyusun putik).

Gambar bunga

Pranala luar


edunitas.com


Page 2

Alat reproduksi jantan pada bunga adalah

Dua belas bunga dari famili yang berbeda-beda.

Bunga atau kembang (bahasa Latin: flos) yaitu alat reproduksi seksual pada tumbuhan berbunga (divisio Magnoliophyta atau Angiospermae, "tumbuhan berbiji tertutup"). Pada bunga terdapat organ reproduksi, yaitu benang sari dan putik.

Bunga mampu muncul secara tunggal maupun bersama-sama dalam satu rangkaian. Bunga yang muncul secara bersama-sama disebut sebagai bunga majemuk atau inflorescence. Pada beberapa spesies, bunga majemuk mampu diasumsikan awam sebagai bunga (tunggal), misalnya pada Anthurium dan bunga matahari. Satuan bunga yang menyusun bunga majemuk disebut floret.

Secara botani, bunga yaitu ronde tanaman sebagai menghasilkan biji. Penyerbukan dan pembuahan berlanjut pada bunga. Setelah pembuahan, bunga hendak mengembang lebih lanjut membentuk buah. Pada tumbuhan berbunga, buah yaitu struktur yang membawa dan melindungi biji.

Fungsi bunga

Fungsi biologi bunga yaitu organ seksual, sebagai wadah menyatunya gamet jantan (mikrospora) dan betina (makrospora) sebagai menghasilkan biji. Bahwa bunga yaitu analog dengan organ seksual pada binatang baru disadari secara ilmiah pada seratus tahun ke-17 di Eropa.

Beberapa bunga mempunyai warna yang cerah yang berfungsi sebagai pemikat binatang pembantu penyerbukan. Beberapa bunga lainnya menghasilkan panas atau aroma yang khas, juga sebagai memikat binatang sebagai membantu penyerbukan.

Bunga juga mampu diasumsikan sebagai organ sebagai bertahan pada kondisi kurang menguntungkan untuk pertumbuhan. Sebanyak tumbuhan hendak segera membentuk bunga apabila merasakan kekurangan air atau suhu rendah. Contoh yang sangat dikenal yaitu bunga kertas Bougainvillea. Bunga mengurangi metabolisme dan apabila tumbuhan mati, biji diharapkan telah terbentuk sebagai usaha sintasan (survival).

Manusia sejak lama terpikat oleh bunga, khususnya yang berwarna-warni sehingga mempunyai guna kultural. Bunga dibuat menjadi salah satu penentu nilai suatu tumbuhan sebagai tanaman hias.

Morfologi bunga

Alat reproduksi jantan pada bunga adalah

Bagian-bagian bunga sempurna. 1. Bunga sempurna, 2. Kepala putik (stigma), 3. Tangkai putik (stilus), 4. Tangkai sari (filament, ronde dari benang sari), 5. Sumbu bunga (axis), 6. artikulasi, 7. Tangkai bunga (pedicel), 8.Kelenjar nektar, 9. Benang sari (stamen), 10. Bakal buah (ovum), 11. Bakal biji (ovulum), 12. , 13. Serbuk sari (pollen), 14. Kepala sari (anther), 15. Perhiasan bunga (periantheum), 16. Mahkota bunga (corolla), 17. Kelopak bunga (calyx).

Bunga yaitu daun dan batang di sekitarnya yang termodifikasi. Modifikasi ini diakibatkan oleh dihasilkannya sebanyak enzim yang dirangsang oleh sebanyak fitohormon tertentu. Pembentukan bunga dengan ketat diurus secara genetik dan pada banyak jenis diinduksi oleh perubahan ronde yang terkait tertentu, seperti suhu rendah, lama pencahayaan, dan ketersediaan air (lihat ronde Bunga:Pembentukan bunga).

Bunga nyaris selalu mempunyai wujud simetris, yang sering mampu dipakai sebagai penciri suatu takson. Mempunyai dua wujud bunga berdasar simetri bentuknya: aktinomorf ("berbentuk bintang", simetri radial) dan zigomorf (simetri cermin). Wujud aktinomorf lebih banyak dijumpai.

Alat reproduksi jantan pada bunga adalah

Tumbuhan Crateva religiosa berbunga sempurna: mempunyai stamen dan pistillum.

Bunga disebut bunga sempurna bila mempunyai alat jantan (benang sari) dan alat betina (putik) secara bersama-sama dalam satu organ. Bunga yang demikian disebut bunga banci atau hermafrodit. Suatu bunga diceritakan bunga lengkap apabila mempunyai semua ronde utama bunga. Empat ronde utama bunga (dari luar ke dalam) yaitu sebagai berikut:

  • Kelopak bunga atau calyx;
  • Mahkota bunga atau corolla yang kebanyakan tipis dan mampu berwarna-warni sebagai memikat serangga yang membantu ronde penyerbukan;
  • Alat kelamin jantan atau androecium (dari bahasa Yunani andros oikia: rumah pria) berupa benang sari;
  • Alat kelamin betina atau gynoecium (dari bahasa Yunani gynaikos oikia: "rumah wanita") berupa putik.

Organ reproduksi betina yaitu daun buah atau carpellum yang pada pangkalnya terdapat bakal buah (ovarium) dengan satu atau sebanyak bakal biji (ovulum, jamak ovula) yang membawa gamet betina) di dalam kantung embrio. Pada ujung putik terdapat kepala putik atau stigma sebagai menerima serbuk sari atau pollen. Tangkai putik atau stylus berperan sebagai jalan untuk pollen menuju bakal bakal buah.

Walaupun struktur bunga yang dideskripsikan di atas diceritakan sebagai struktur tumbuhan yang "umum", spesies tumbuhan menunjukkan modifikasi yang sangat bervariasi. Modifikasi ini dipakai botanis sebagai membuat hubungan selang tumbuhan yang satu dengan lainnya. Sebagai contoh, dua subkelas dari tanaman berbunga dibedakan dari banyak organ bunganya: tumbuhan dikotil umumnya mempunyai 4 atau 5 organ (atau kelipatan 4 atau 5) sedangkan tumbuhan monokotil mempunyai tiga organ atau kelipatannya.

Pembentukan bunga

Lihat artikel utama: Teori ABC pembentukan bunga

Terbentuknya bunga sejak lama dibuat menjadi perhatian orang, karena banyak nilai ekonomi tanaman budidaya bergantung pada pembentukan bunga. Bunga tidak hendak terbentuk sebelum jaringan tempat dia hendak muncul telah sampai tahap kematangan (maturity) tetapi belum terlalu tua (senile).

Pada tumbuhan mempunyai wujud pohon, jaringan yang baru terbentuk atau sedang mengembang (juvenile) hendak sangat sulit membentuk bunga. Jaringan yang sampai tahap kematangan sering kali ditandai dengan nisbah karbon-nitrogen (nisbah C-N) yang tinggi. Kandungan karbon tinggi karena telah banyak metabolit tertimbun dalam wujud polisakarida dalam jaringan tersebut. Pembentukan bunga memerlukan energi yang besar.

Nisbah C-N yang tinggi kebanyakan cukup sebagai pendorong terbentuknya bunga. Namun demikian, banyak ditemukan jenis-jenis tumbuhan yang memerlukan pemicu supaya bunga muncul. Pemicu ini mampu berupa suhu rendah selama beberapa waktu (vernalisasi), panjang (durasi) penyinaran (fotoperiodisme), dan kekurangan air (kekeringan). Gandum roti tipe winter (musim dingin, karena ditanam menjelang musim dingin) tidak hendak berbunga bila tidak merasakan musim dingin dalam tahap pertumbuhan dan perkembangannya. Anggrek merpati memunculkan bunga apabila merasakan malam yang dingin. Beragam kultivar yute bersifat fotoperiodik sehingga waktu tanam sangat vital dalam menentukan hasil panen. Tanaman kopi dikenal memerlukan periode kering sekitar dua bulan dan disertai oleh hujan secukupnya sebagai memicu terbentuknya bunga.

Kajian yang diterapkan pada Arabidopsis thaliana, suatu tumbuhan model, menunjukkan memainkan pekerjaannya Teori ABC dalam pembentukan bunga. Substansi A diperlukan sebagai membentuk daun kelopak (sepal) dan daun mahkota (petal). Substansi B diperlukan dalam pembentukan daun mahkota dan benang sari (stamen). Substansi C diperlukan sebagai terbentuknya benang sari dan daun buah (carpellum, sebagai penyusun putik).

Gambar bunga

Pranala luar


edunitas.com


Page 3

Alat reproduksi jantan pada bunga adalah

Dua belas bunga dari famili yang berbeda-beda.

Bunga atau kembang (bahasa Latin: flos) yaitu alat reproduksi seksual pada tumbuhan berbunga (divisio Magnoliophyta atau Angiospermae, "tumbuhan berbiji tertutup"). Pada bunga terdapat organ reproduksi, yaitu benang sari dan putik.

Bunga mampu muncul secara tunggal maupun bersama-sama dalam satu rangkaian. Bunga yang muncul secara bersama-sama disebut sebagai bunga majemuk atau inflorescence. Pada beberapa spesies, bunga majemuk mampu diasumsikan awam sebagai bunga (tunggal), misalnya pada Anthurium dan bunga matahari. Satuan bunga yang menyusun bunga majemuk disebut floret.

Secara botani, bunga yaitu ronde tanaman sebagai menghasilkan biji. Penyerbukan dan pembuahan berlanjut pada bunga. Setelah pembuahan, bunga hendak mengembang lebih lanjut membentuk buah. Pada tumbuhan berbunga, buah yaitu struktur yang membawa dan melindungi biji.

Fungsi bunga

Fungsi biologi bunga yaitu organ seksual, sebagai wadah menyatunya gamet jantan (mikrospora) dan betina (makrospora) sebagai menghasilkan biji. Bahwa bunga yaitu analog dengan organ seksual pada binatang baru disadari secara ilmiah pada seratus tahun ke-17 di Eropa.

Beberapa bunga mempunyai warna yang cerah yang berfungsi sebagai pemikat binatang pembantu penyerbukan. Beberapa bunga lainnya menghasilkan panas atau aroma yang khas, juga sebagai memikat binatang sebagai membantu penyerbukan.

Bunga juga mampu diasumsikan sebagai organ sebagai bertahan pada kondisi kurang menguntungkan untuk pertumbuhan. Sebanyak tumbuhan hendak segera membentuk bunga apabila merasakan kekurangan air atau suhu rendah. Contoh yang sangat dikenal yaitu bunga kertas Bougainvillea. Bunga mengurangi metabolisme dan apabila tumbuhan mati, biji diharapkan telah terbentuk sebagai usaha sintasan (survival).

Manusia sejak lama terpikat oleh bunga, khususnya yang berwarna-warni sehingga mempunyai guna kultural. Bunga dibuat menjadi salah satu penentu nilai suatu tumbuhan sebagai tanaman hias.

Morfologi bunga

Alat reproduksi jantan pada bunga adalah

Bagian-bagian bunga sempurna. 1. Bunga sempurna, 2. Kepala putik (stigma), 3. Tangkai putik (stilus), 4. Tangkai sari (filament, ronde dari benang sari), 5. Sumbu bunga (axis), 6. artikulasi, 7. Tangkai bunga (pedicel), 8.Kelenjar nektar, 9. Benang sari (stamen), 10. Bakal buah (ovum), 11. Bakal biji (ovulum), 12. , 13. Serbuk sari (pollen), 14. Kepala sari (anther), 15. Perhiasan bunga (periantheum), 16. Mahkota bunga (corolla), 17. Kelopak bunga (calyx).

Bunga yaitu daun dan batang di sekitarnya yang termodifikasi. Modifikasi ini diakibatkan oleh dihasilkannya sebanyak enzim yang dirangsang oleh sebanyak fitohormon tertentu. Pembentukan bunga dengan ketat diurus secara genetik dan pada banyak jenis diinduksi oleh perubahan ronde yang terkait tertentu, seperti suhu rendah, lama pencahayaan, dan ketersediaan air (lihat ronde Bunga:Pembentukan bunga).

Bunga nyaris selalu mempunyai wujud simetris, yang sering mampu dipakai sebagai penciri suatu takson. Mempunyai dua wujud bunga berdasar simetri bentuknya: aktinomorf ("berbentuk bintang", simetri radial) dan zigomorf (simetri cermin). Wujud aktinomorf lebih banyak dijumpai.

Alat reproduksi jantan pada bunga adalah

Tumbuhan Crateva religiosa berbunga sempurna: mempunyai stamen dan pistillum.

Bunga disebut bunga sempurna bila mempunyai alat jantan (benang sari) dan alat betina (putik) secara bersama-sama dalam satu organ. Bunga yang demikian disebut bunga banci atau hermafrodit. Suatu bunga diceritakan bunga lengkap apabila mempunyai semua ronde utama bunga. Empat ronde utama bunga (dari luar ke dalam) yaitu sebagai berikut:

  • Kelopak bunga atau calyx;
  • Mahkota bunga atau corolla yang kebanyakan tipis dan mampu berwarna-warni sebagai memikat serangga yang membantu ronde penyerbukan;
  • Alat kelamin jantan atau androecium (dari bahasa Yunani andros oikia: rumah pria) berupa benang sari;
  • Alat kelamin betina atau gynoecium (dari bahasa Yunani gynaikos oikia: "rumah wanita") berupa putik.

Organ reproduksi betina yaitu daun buah atau carpellum yang pada pangkalnya terdapat bakal buah (ovarium) dengan satu atau sebanyak bakal biji (ovulum, jamak ovula) yang membawa gamet betina) di dalam kantung embrio. Pada ujung putik terdapat kepala putik atau stigma sebagai menerima serbuk sari atau pollen. Tangkai putik atau stylus berperan sebagai jalan untuk pollen menuju bakal bakal buah.

Walaupun struktur bunga yang dideskripsikan di atas diceritakan sebagai struktur tumbuhan yang "umum", spesies tumbuhan menunjukkan modifikasi yang sangat bervariasi. Modifikasi ini dipakai botanis sebagai membuat hubungan selang tumbuhan yang satu dengan lainnya. Sebagai contoh, dua subkelas dari tanaman berbunga dibedakan dari banyak organ bunganya: tumbuhan dikotil umumnya mempunyai 4 atau 5 organ (atau kelipatan 4 atau 5) sedangkan tumbuhan monokotil mempunyai tiga organ atau kelipatannya.

Pembentukan bunga

Lihat artikel utama: Teori ABC pembentukan bunga

Terbentuknya bunga sejak lama dibuat menjadi perhatian orang, karena banyak nilai ekonomi tanaman budidaya bergantung pada pembentukan bunga. Bunga tidak hendak terbentuk sebelum jaringan tempat dia hendak muncul telah sampai tahap kematangan (maturity) tetapi belum terlalu tua (senile).

Pada tumbuhan mempunyai wujud pohon, jaringan yang baru terbentuk atau sedang mengembang (juvenile) hendak sangat sulit membentuk bunga. Jaringan yang sampai tahap kematangan sering kali ditandai dengan nisbah karbon-nitrogen (nisbah C-N) yang tinggi. Kandungan karbon tinggi karena telah banyak metabolit tertimbun dalam wujud polisakarida dalam jaringan tersebut. Pembentukan bunga memerlukan energi yang besar.

Nisbah C-N yang tinggi kebanyakan cukup sebagai pendorong terbentuknya bunga. Namun demikian, banyak ditemukan jenis-jenis tumbuhan yang memerlukan pemicu supaya bunga muncul. Pemicu ini mampu berupa suhu rendah selama beberapa waktu (vernalisasi), panjang (durasi) penyinaran (fotoperiodisme), dan kekurangan air (kekeringan). Gandum roti tipe winter (musim dingin, karena ditanam menjelang musim dingin) tidak hendak berbunga bila tidak merasakan musim dingin dalam tahap pertumbuhan dan perkembangannya. Anggrek merpati memunculkan bunga apabila merasakan malam yang dingin. Beragam kultivar yute bersifat fotoperiodik sehingga waktu tanam sangat vital dalam menentukan hasil panen. Tanaman kopi dikenal memerlukan periode kering sekitar dua bulan dan disertai oleh hujan secukupnya sebagai memicu terbentuknya bunga.

Kajian yang diterapkan pada Arabidopsis thaliana, suatu tumbuhan model, menunjukkan memainkan pekerjaannya Teori ABC dalam pembentukan bunga. Substansi A diperlukan sebagai membentuk daun kelopak (sepal) dan daun mahkota (petal). Substansi B diperlukan dalam pembentukan daun mahkota dan benang sari (stamen). Substansi C diperlukan sebagai terbentuknya benang sari dan daun buah (carpellum, sebagai penyusun putik).

Gambar bunga

Pranala luar


edunitas.com


Page 4

Alat reproduksi jantan pada bunga adalah

Dua belas bunga dari famili yang berbeda-beda.

Bunga atau kembang (bahasa Latin: flos) yaitu alat reproduksi seksual pada tumbuhan berbunga (divisio Magnoliophyta atau Angiospermae, "tumbuhan berbiji tertutup"). Pada bunga terdapat organ reproduksi, yaitu benang sari dan putik.

Bunga mampu muncul secara tunggal maupun bersama-sama dalam satu rangkaian. Bunga yang muncul secara bersama-sama disebut sebagai bunga majemuk atau inflorescence. Pada beberapa spesies, bunga majemuk mampu diasumsikan awam sebagai bunga (tunggal), misalnya pada Anthurium dan bunga matahari. Satuan bunga yang menyusun bunga majemuk disebut floret.

Secara botani, bunga yaitu ronde tanaman sebagai menghasilkan biji. Penyerbukan dan pembuahan berlanjut pada bunga. Setelah pembuahan, bunga hendak mengembang lebih lanjut membentuk buah. Pada tumbuhan berbunga, buah yaitu struktur yang membawa dan melindungi biji.

Fungsi bunga

Fungsi biologi bunga yaitu organ seksual, sebagai wadah menyatunya gamet jantan (mikrospora) dan betina (makrospora) sebagai menghasilkan biji. Bahwa bunga yaitu analog dengan organ seksual pada binatang baru disadari secara ilmiah pada seratus tahun ke-17 di Eropa.

Beberapa bunga mempunyai warna yang cerah yang berfungsi sebagai pemikat binatang pembantu penyerbukan. Beberapa bunga lainnya menghasilkan panas atau aroma yang khas, juga sebagai memikat binatang sebagai membantu penyerbukan.

Bunga juga mampu diasumsikan sebagai organ sebagai bertahan pada kondisi kurang menguntungkan untuk pertumbuhan. Sebanyak tumbuhan hendak segera membentuk bunga apabila merasakan kekurangan air atau suhu rendah. Contoh yang sangat dikenal yaitu bunga kertas Bougainvillea. Bunga mengurangi metabolisme dan apabila tumbuhan mati, biji diharapkan telah terbentuk sebagai usaha sintasan (survival).

Manusia sejak lama terpikat oleh bunga, khususnya yang berwarna-warni sehingga mempunyai guna kultural. Bunga dibuat menjadi salah satu penentu nilai suatu tumbuhan sebagai tanaman hias.

Morfologi bunga

Alat reproduksi jantan pada bunga adalah

Bagian-bagian bunga sempurna. 1. Bunga sempurna, 2. Kepala putik (stigma), 3. Tangkai putik (stilus), 4. Tangkai sari (filament, ronde dari benang sari), 5. Sumbu bunga (axis), 6. artikulasi, 7. Tangkai bunga (pedicel), 8.Kelenjar nektar, 9. Benang sari (stamen), 10. Bakal buah (ovum), 11. Bakal biji (ovulum), 12. , 13. Serbuk sari (pollen), 14. Kepala sari (anther), 15. Perhiasan bunga (periantheum), 16. Mahkota bunga (corolla), 17. Kelopak bunga (calyx).

Bunga yaitu daun dan batang di sekitarnya yang termodifikasi. Modifikasi ini diakibatkan oleh dihasilkannya sebanyak enzim yang dirangsang oleh sebanyak fitohormon tertentu. Pembentukan bunga dengan ketat diurus secara genetik dan pada banyak jenis diinduksi oleh perubahan ronde yang terkait tertentu, seperti suhu rendah, lama pencahayaan, dan ketersediaan air (lihat ronde Bunga:Pembentukan bunga).

Bunga nyaris selalu mempunyai wujud simetris, yang sering mampu dipakai sebagai penciri suatu takson. Mempunyai dua wujud bunga berdasar simetri bentuknya: aktinomorf ("berbentuk bintang", simetri radial) dan zigomorf (simetri cermin). Wujud aktinomorf lebih banyak dijumpai.

Alat reproduksi jantan pada bunga adalah

Tumbuhan Crateva religiosa berbunga sempurna: mempunyai stamen dan pistillum.

Bunga disebut bunga sempurna bila mempunyai alat jantan (benang sari) dan alat betina (putik) secara bersama-sama dalam satu organ. Bunga yang demikian disebut bunga banci atau hermafrodit. Suatu bunga diceritakan bunga lengkap apabila mempunyai semua ronde utama bunga. Empat ronde utama bunga (dari luar ke dalam) yaitu sebagai berikut:

  • Kelopak bunga atau calyx;
  • Mahkota bunga atau corolla yang kebanyakan tipis dan mampu berwarna-warni sebagai memikat serangga yang membantu ronde penyerbukan;
  • Alat kelamin jantan atau androecium (dari bahasa Yunani andros oikia: rumah pria) berupa benang sari;
  • Alat kelamin betina atau gynoecium (dari bahasa Yunani gynaikos oikia: "rumah wanita") berupa putik.

Organ reproduksi betina yaitu daun buah atau carpellum yang pada pangkalnya terdapat bakal buah (ovarium) dengan satu atau sebanyak bakal biji (ovulum, jamak ovula) yang membawa gamet betina) di dalam kantung embrio. Pada ujung putik terdapat kepala putik atau stigma sebagai menerima serbuk sari atau pollen. Tangkai putik atau stylus berperan sebagai jalan untuk pollen menuju bakal bakal buah.

Walaupun struktur bunga yang dideskripsikan di atas diceritakan sebagai struktur tumbuhan yang "umum", spesies tumbuhan menunjukkan modifikasi yang sangat bervariasi. Modifikasi ini dipakai botanis sebagai membuat hubungan selang tumbuhan yang satu dengan lainnya. Sebagai contoh, dua subkelas dari tanaman berbunga dibedakan dari banyak organ bunganya: tumbuhan dikotil umumnya mempunyai 4 atau 5 organ (atau kelipatan 4 atau 5) sedangkan tumbuhan monokotil mempunyai tiga organ atau kelipatannya.

Pembentukan bunga

Lihat artikel utama: Teori ABC pembentukan bunga

Terbentuknya bunga sejak lama dibuat menjadi perhatian orang, karena banyak nilai ekonomi tanaman budidaya bergantung pada pembentukan bunga. Bunga tidak hendak terbentuk sebelum jaringan tempat dia hendak muncul telah sampai tahap kematangan (maturity) tetapi belum terlalu tua (senile).

Pada tumbuhan mempunyai wujud pohon, jaringan yang baru terbentuk atau sedang mengembang (juvenile) hendak sangat sulit membentuk bunga. Jaringan yang sampai tahap kematangan sering kali ditandai dengan nisbah karbon-nitrogen (nisbah C-N) yang tinggi. Kandungan karbon tinggi karena telah banyak metabolit tertimbun dalam wujud polisakarida dalam jaringan tersebut. Pembentukan bunga memerlukan energi yang besar.

Nisbah C-N yang tinggi kebanyakan cukup sebagai pendorong terbentuknya bunga. Namun demikian, banyak ditemukan jenis-jenis tumbuhan yang memerlukan pemicu supaya bunga muncul. Pemicu ini mampu berupa suhu rendah selama beberapa waktu (vernalisasi), panjang (durasi) penyinaran (fotoperiodisme), dan kekurangan air (kekeringan). Gandum roti tipe winter (musim dingin, karena ditanam menjelang musim dingin) tidak hendak berbunga bila tidak merasakan musim dingin dalam tahap pertumbuhan dan perkembangannya. Anggrek merpati memunculkan bunga apabila merasakan malam yang dingin. Beragam kultivar yute bersifat fotoperiodik sehingga waktu tanam sangat vital dalam menentukan hasil panen. Tanaman kopi dikenal memerlukan periode kering sekitar dua bulan dan disertai oleh hujan secukupnya sebagai memicu terbentuknya bunga.

Kajian yang diterapkan pada Arabidopsis thaliana, suatu tumbuhan model, menunjukkan memainkan pekerjaannya Teori ABC dalam pembentukan bunga. Substansi A diperlukan sebagai membentuk daun kelopak (sepal) dan daun mahkota (petal). Substansi B diperlukan dalam pembentukan daun mahkota dan benang sari (stamen). Substansi C diperlukan sebagai terbentuknya benang sari dan daun buah (carpellum, sebagai penyusun putik).

Gambar bunga

Pranala luar


edunitas.com


Page 5

Tags (tagged): bungong jeumpa, unkris, jeumpa lagu, daerah, berasal dari aceh, bungong, aceh, jeumpa bungong jeumpa, meugah ac, h, n ang, n peuay, n, rur h meusus, n meusus, nyang mala mala, bunga terlebih, terlebih, indah sekali putih, kuning bercampur, center, of studies harum, baunya kalau, dicium, alangkah harum si, bunga cempaka, jeumpa


Page 6

Tags (tagged): bungong jeumpa, unkris, jeumpa lagu, daerah, berasal dari aceh, bungong, aceh, jeumpa bungong jeumpa, meugah ac, h, n ang, n peuay, n, rur h meusus, n meusus, nyang mala mala, bunga terlebih, terlebih, indah sekali putih, kuning bercampur, center, of studies harum, baunya kalau, dicium, alangkah harum si, bunga cempaka, jeumpa


Page 7

Tags (tagged): bungong jeumpa, unkris, jeumpa lagu, daerah, berasal dari aceh, bungong, aceh, jeumpa bungong jeumpa, meugah ac, h, n ang, n peuay, n, rur h meusus, n meusus, nyang mala mala, bunga terlebih, terlebih, indah sekali putih, kuning bercampur, pusat, ilmu pengetahuan harum, baunya kalau, dicium, alangkah harum si, bunga cempaka, jeumpa


Page 8

Tags (tagged): bungong jeumpa, unkris, jeumpa lagu, daerah, berasal dari aceh, bungong, aceh, jeumpa bungong jeumpa, meugah ac, h, n ang, n peuay, n, rur h meusus, n meusus, nyang mala mala, bunga terlebih, terlebih, indah sekali putih, kuning bercampur, pusat, ilmu pengetahuan harum, baunya kalau, dicium, alangkah harum si, bunga cempaka, jeumpa


Page 9

Bupati, dalam konteks otonomi Daerah di Indonesia yaitu kepala daerah bagi daerah kabupaten. Seorang bupati sejajar dengan wali kota, yakni kepala daerah bagi daerah kota. Pada dasarnya, bupati memiliki tugas dan wewenang memimpin penyelenggaraan daerah berdasarkan kebijakan yang dikuatkan bersama DPRD kabupaten. Bupati dipilih dalam satu pasangan secara langsung oleh rakyat di kabupaten setempat. Bupati merupakan posisi politis (karena diusulkan oleh partai politik), dan bukan Pegawai Negeri Sipil.

Sebelum tahun 1945 gelar bupati sebenarnya hanya dipakai di pulau Jawa, Madura, dan Bali. Dalam bahasa Belanda, bahasa administrasi resmi pada saat Hindia Belanda, bupati dikata sbg regent, dan istilah inilah yang dipakai sbg padanan bupati dalam bahasa Inggris[1]. Semenjak kemerdekaan, istilah bupati dipakai bagi menggantikan regent seluruh wilayah Indonesia.

Daftar inti

  • 1 Sejarah
  • 2 Notes
  • 3 Perpustakaan
  • 4 Lihat pula

Sejarah

Istilah "bupati" bermula dari bahasa Jawa, yang sendirinya bermula dari bahasa Sanskerta.

Dalam prasasti Telaga Batu, yang ditemukan di kampung tersebut dekat Palembang dan berisi pemujaan terhadap raja Sriwijaya, terdapat kata bhupati. Prasasti tersebut diperkirakan dari penghabisan zaman ke-7 Masehi. Pandai prasasti Indonesia J. G. de Casparis menterjemahkan bhupati dengan istilah "kepala" (hoofd dalam bahasa Belanda)[2]. Kata bhupati juga ditemukan dalam prasasti Ligor, yang ditemukan di propinsi Nakhon Si Thammarat di Muangthai. Di zaman ke-17, orang Eropa mengatakan daerah tersebut dengan nama "Ligor". Prasasti ini mengandung tanggal 775 Masehi. Istilah bhupati dipergunakan bagi mengatakan raja Sriwijaya.

Dalam bukunya Océanie ou cinquième partie du monde : revue géographique et ethnographique de la Malaisie, de la Micronésie, de la Polynésie et de la Mélanésie, ainsi que ses nouvelles classifications et divisions de ces contrées ("Oceania atau anggota dunia yang kelima : majalah geografi dan etnografi tentang Malaisia, Mikronesia, Polynesia dan Melanesia, dan klasifikasi dan divisi baru bagi daerah tersebut"), penjelajah asal Prancis Gérard Louis Domeny de Rienzi (1834) mencatat istilah "bapati"[3].

Posisi bupati dalam manfaat modern bermula dari saat awal kerajaan Mataram, pada saat Sultan Luhur (bertahta 1613-45) menitip pengurusan daerah yang ditaklukkannya kepada orang yang dipercayainya. Saat itu nama pejabat tersebut yaitu "adipati".

Di saat Hindia Belanda, para raja muda dikata regent. Biasanya mereka dipilih dari kalangan priyayi.

Notes

  1. ^ Sebetulnya dalam bahasa Inggris, regent, dari bahasa Prancis régent, menunjuk seorang yang memimpin kerajaan selama raja yang bertahta sedang di bawah umur.
  2. ^ Anton O. Zakharov, « Constructing the polity of Sriwijaya in the 7th-8th centuries : The view according to the inscriptions », Indonesian Studies Working Papers, No. 9, juillet 2009
  3. ^ Grégoire Louis Domeny de Rienzi, Océanie ou cinquième partie du monde : revue géographique et ethnographique de la Malaisie, de la Micronésie, de la Polynésie et de la Mélanésie, ainsi que ses nouvelles classifications et divisions de ces contrées, Firmin Didot Frères, Paris, 1834

Perpustakaan

  • Bertrand, Romain, Etat colonial, noblesse et nationalisme à Java, Karthala, 2005
  • Soemarsaid Moertono, State and Statecraft in Old Java, Cornell University Modern Indonesia Project
  • Sutherland, Heather, "Notes on Java's Regent Families: Part I" in Indonesia, Volume 16 (October 1973), 113-147

Lihat pula

  • Daftar bupati di Indonesia
  • Bupati Anom
  • Kabupaten
  • Kota
  • Walikota

edunitas.com


Page 10

Bupati, dalam konteks otonomi Daerah di Indonesia yaitu kepala daerah bagi daerah kabupaten. Seorang bupati sejajar dengan wali kota, yakni kepala daerah bagi daerah kota. Pada dasarnya, bupati memiliki tugas dan wewenang memimpin penyelenggaraan daerah berdasarkan kebijakan yang dikuatkan bersama DPRD kabupaten. Bupati dipilih dalam satu pasangan secara langsung oleh rakyat di kabupaten setempat. Bupati merupakan posisi politis (karena diusulkan oleh partai politik), dan bukan Pegawai Negeri Sipil.

Sebelum tahun 1945 gelar bupati sebenarnya hanya dipakai di pulau Jawa, Madura, dan Bali. Dalam bahasa Belanda, bahasa administrasi resmi pada saat Hindia Belanda, bupati dikata sbg regent, dan istilah inilah yang dipakai sbg padanan bupati dalam bahasa Inggris[1]. Semenjak kemerdekaan, istilah bupati dipakai bagi menggantikan regent seluruh wilayah Indonesia.

Daftar inti

  • 1 Sejarah
  • 2 Notes
  • 3 Perpustakaan
  • 4 Lihat pula

Sejarah

Istilah "bupati" bermula dari bahasa Jawa, yang sendirinya bermula dari bahasa Sanskerta.

Dalam prasasti Telaga Batu, yang ditemukan di kampung tersebut dekat Palembang dan berisi pemujaan terhadap raja Sriwijaya, terdapat kata bhupati. Prasasti tersebut diperkirakan dari penghabisan zaman ke-7 Masehi. Pandai prasasti Indonesia J. G. de Casparis menterjemahkan bhupati dengan istilah "kepala" (hoofd dalam bahasa Belanda)[2]. Kata bhupati juga ditemukan dalam prasasti Ligor, yang ditemukan di propinsi Nakhon Si Thammarat di Muangthai. Di zaman ke-17, orang Eropa mengatakan daerah tersebut dengan nama "Ligor". Prasasti ini mengandung tanggal 775 Masehi. Istilah bhupati dipergunakan bagi mengatakan raja Sriwijaya.

Dalam bukunya Océanie ou cinquième partie du monde : revue géographique et ethnographique de la Malaisie, de la Micronésie, de la Polynésie et de la Mélanésie, ainsi que ses nouvelles classifications et divisions de ces contrées ("Oceania atau anggota dunia yang kelima : majalah geografi dan etnografi tentang Malaisia, Mikronesia, Polynesia dan Melanesia, dan klasifikasi dan divisi baru bagi daerah tersebut"), penjelajah asal Prancis Gérard Louis Domeny de Rienzi (1834) mencatat istilah "bapati"[3].

Posisi bupati dalam manfaat modern bermula dari saat awal kerajaan Mataram, pada saat Sultan Luhur (bertahta 1613-45) menitip pengurusan daerah yang ditaklukkannya kepada orang yang dipercayainya. Saat itu nama pejabat tersebut yaitu "adipati".

Di saat Hindia Belanda, para raja muda dikata regent. Biasanya mereka dipilih dari kalangan priyayi.

Notes

  1. ^ Sebetulnya dalam bahasa Inggris, regent, dari bahasa Prancis régent, menunjuk seorang yang memimpin kerajaan selama raja yang bertahta sedang di bawah umur.
  2. ^ Anton O. Zakharov, « Constructing the polity of Sriwijaya in the 7th-8th centuries : The view according to the inscriptions », Indonesian Studies Working Papers, No. 9, juillet 2009
  3. ^ Grégoire Louis Domeny de Rienzi, Océanie ou cinquième partie du monde : revue géographique et ethnographique de la Malaisie, de la Micronésie, de la Polynésie et de la Mélanésie, ainsi que ses nouvelles classifications et divisions de ces contrées, Firmin Didot Frères, Paris, 1834

Perpustakaan

  • Bertrand, Romain, Etat colonial, noblesse et nationalisme à Java, Karthala, 2005
  • Soemarsaid Moertono, State and Statecraft in Old Java, Cornell University Modern Indonesia Project
  • Sutherland, Heather, "Notes on Java's Regent Families: Part I" in Indonesia, Volume 16 (October 1973), 113-147

Lihat pula

  • Daftar bupati di Indonesia
  • Bupati Anom
  • Kabupaten
  • Kota
  • Walikota

edunitas.com


Page 11

Bupati, dalam konteks otonomi Daerah di Indonesia yaitu kepala daerah bagi daerah kabupaten. Seorang bupati sejajar dengan wali kota, yakni kepala daerah bagi daerah kota. Pada dasarnya, bupati memiliki tugas dan wewenang memimpin penyelenggaraan daerah berdasarkan kebijakan yang dikuatkan bersama DPRD kabupaten. Bupati dipilih dalam satu pasangan secara langsung oleh rakyat di kabupaten setempat. Bupati merupakan posisi politis (karena diusulkan oleh partai politik), dan bukan Pegawai Negeri Sipil.

Sebelum tahun 1945 gelar bupati sebenarnya hanya dipakai di pulau Jawa, Madura, dan Bali. Dalam bahasa Belanda, bahasa administrasi resmi pada saat Hindia Belanda, bupati dikata sbg regent, dan istilah inilah yang dipakai sbg padanan bupati dalam bahasa Inggris[1]. Semenjak kemerdekaan, istilah bupati dipakai bagi menggantikan regent seluruh wilayah Indonesia.

Daftar inti

  • 1 Sejarah
  • 2 Notes
  • 3 Perpustakaan
  • 4 Lihat pula

Sejarah

Istilah "bupati" bermula dari bahasa Jawa, yang sendirinya bermula dari bahasa Sanskerta.

Dalam prasasti Telaga Batu, yang ditemukan di kampung tersebut dekat Palembang dan berisi pemujaan terhadap raja Sriwijaya, terdapat kata bhupati. Prasasti tersebut diperkirakan dari penghabisan zaman ke-7 Masehi. Pandai prasasti Indonesia J. G. de Casparis menterjemahkan bhupati dengan istilah "kepala" (hoofd dalam bahasa Belanda)[2]. Kata bhupati juga ditemukan dalam prasasti Ligor, yang ditemukan di propinsi Nakhon Si Thammarat di Muangthai. Di zaman ke-17, orang Eropa mengatakan daerah tersebut dengan nama "Ligor". Prasasti ini mengandung tanggal 775 Masehi. Istilah bhupati dipergunakan bagi mengatakan raja Sriwijaya.

Dalam bukunya Océanie ou cinquième partie du monde : revue géographique et ethnographique de la Malaisie, de la Micronésie, de la Polynésie et de la Mélanésie, ainsi que ses nouvelles classifications et divisions de ces contrées ("Oceania atau anggota dunia yang kelima : majalah geografi dan etnografi tentang Malaisia, Mikronesia, Polynesia dan Melanesia, dan klasifikasi dan divisi baru bagi daerah tersebut"), penjelajah asal Prancis Gérard Louis Domeny de Rienzi (1834) mencatat istilah "bapati"[3].

Posisi bupati dalam manfaat modern bermula dari saat awal kerajaan Mataram, pada saat Sultan Luhur (bertahta 1613-45) menitip pengurusan daerah yang ditaklukkannya kepada orang yang dipercayainya. Saat itu nama pejabat tersebut yaitu "adipati".

Di saat Hindia Belanda, para raja muda dikata regent. Biasanya mereka dipilih dari kalangan priyayi.

Notes

  1. ^ Sebetulnya dalam bahasa Inggris, regent, dari bahasa Prancis régent, menunjuk seorang yang memimpin kerajaan selama raja yang bertahta sedang di bawah umur.
  2. ^ Anton O. Zakharov, « Constructing the polity of Sriwijaya in the 7th-8th centuries : The view according to the inscriptions », Indonesian Studies Working Papers, No. 9, juillet 2009
  3. ^ Grégoire Louis Domeny de Rienzi, Océanie ou cinquième partie du monde : revue géographique et ethnographique de la Malaisie, de la Micronésie, de la Polynésie et de la Mélanésie, ainsi que ses nouvelles classifications et divisions de ces contrées, Firmin Didot Frères, Paris, 1834

Perpustakaan

  • Bertrand, Romain, Etat colonial, noblesse et nationalisme à Java, Karthala, 2005
  • Soemarsaid Moertono, State and Statecraft in Old Java, Cornell University Modern Indonesia Project
  • Sutherland, Heather, "Notes on Java's Regent Families: Part I" in Indonesia, Volume 16 (October 1973), 113-147

Lihat pula

  • Daftar bupati di Indonesia
  • Bupati Anom
  • Kabupaten
  • Kota
  • Walikota

edunitas.com


Page 12

Bupati, dalam konteks otonomi Daerah di Indonesia yaitu kepala daerah bagi daerah kabupaten. Seorang bupati sejajar dengan wali kota, yakni kepala daerah bagi daerah kota. Pada dasarnya, bupati memiliki tugas dan wewenang memimpin penyelenggaraan daerah berdasarkan kebijakan yang dikuatkan bersama DPRD kabupaten. Bupati dipilih dalam satu pasangan secara langsung oleh rakyat di kabupaten setempat. Bupati merupakan posisi politis (karena diusulkan oleh partai politik), dan bukan Pegawai Negeri Sipil.

Sebelum tahun 1945 gelar bupati sebenarnya hanya dipakai di pulau Jawa, Madura, dan Bali. Dalam bahasa Belanda, bahasa administrasi resmi pada saat Hindia Belanda, bupati dikata sbg regent, dan istilah inilah yang dipakai sbg padanan bupati dalam bahasa Inggris[1]. Semenjak kemerdekaan, istilah bupati dipakai bagi menggantikan regent seluruh wilayah Indonesia.

Daftar inti

  • 1 Sejarah
  • 2 Notes
  • 3 Perpustakaan
  • 4 Lihat pula

Sejarah

Istilah "bupati" bermula dari bahasa Jawa, yang sendirinya bermula dari bahasa Sanskerta.

Dalam prasasti Telaga Batu, yang ditemukan di kampung tersebut dekat Palembang dan berisi pemujaan terhadap raja Sriwijaya, terdapat kata bhupati. Prasasti tersebut diperkirakan dari penghabisan zaman ke-7 Masehi. Pandai prasasti Indonesia J. G. de Casparis menterjemahkan bhupati dengan istilah "kepala" (hoofd dalam bahasa Belanda)[2]. Kata bhupati juga ditemukan dalam prasasti Ligor, yang ditemukan di propinsi Nakhon Si Thammarat di Muangthai. Di zaman ke-17, orang Eropa mengatakan daerah tersebut dengan nama "Ligor". Prasasti ini mengandung tanggal 775 Masehi. Istilah bhupati dipergunakan bagi mengatakan raja Sriwijaya.

Dalam bukunya Océanie ou cinquième partie du monde : revue géographique et ethnographique de la Malaisie, de la Micronésie, de la Polynésie et de la Mélanésie, ainsi que ses nouvelles classifications et divisions de ces contrées ("Oceania atau anggota dunia yang kelima : majalah geografi dan etnografi tentang Malaisia, Mikronesia, Polynesia dan Melanesia, dan klasifikasi dan divisi baru bagi daerah tersebut"), penjelajah asal Prancis Gérard Louis Domeny de Rienzi (1834) mencatat istilah "bapati"[3].

Posisi bupati dalam manfaat modern bermula dari saat awal kerajaan Mataram, pada saat Sultan Luhur (bertahta 1613-45) menitip pengurusan daerah yang ditaklukkannya kepada orang yang dipercayainya. Saat itu nama pejabat tersebut yaitu "adipati".

Di saat Hindia Belanda, para raja muda dikata regent. Biasanya mereka dipilih dari kalangan priyayi.

Notes

  1. ^ Sebetulnya dalam bahasa Inggris, regent, dari bahasa Prancis régent, menunjuk seorang yang memimpin kerajaan selama raja yang bertahta sedang di bawah umur.
  2. ^ Anton O. Zakharov, « Constructing the polity of Sriwijaya in the 7th-8th centuries : The view according to the inscriptions », Indonesian Studies Working Papers, No. 9, juillet 2009
  3. ^ Grégoire Louis Domeny de Rienzi, Océanie ou cinquième partie du monde : revue géographique et ethnographique de la Malaisie, de la Micronésie, de la Polynésie et de la Mélanésie, ainsi que ses nouvelles classifications et divisions de ces contrées, Firmin Didot Frères, Paris, 1834

Perpustakaan

  • Bertrand, Romain, Etat colonial, noblesse et nationalisme à Java, Karthala, 2005
  • Soemarsaid Moertono, State and Statecraft in Old Java, Cornell University Modern Indonesia Project
  • Sutherland, Heather, "Notes on Java's Regent Families: Part I" in Indonesia, Volume 16 (October 1973), 113-147

Lihat pula

  • Daftar bupati di Indonesia
  • Bupati Anom
  • Kabupaten
  • Kota
  • Walikota

edunitas.com


Page 13

Tags (tagged): buran, unkris, tempat, peluncuran buran, bahasa, rusia badai salju, pada tanggal, 15, november 1988 15, november 1988, hangar buran menaiki, pesawat antonov, an, 225 seperti pesawat, buran diangkut, oleh, pesawat antonov an, 225 mriya, 3, center of studies, 15 buran, wayback, machine diarsipkan 28, januari 28


Page 14

Tags (tagged): buran, unkris, tempat, peluncuran buran, bahasa, rusia badai salju, pada tanggal, 15, november 1988 15, november 1988, hangar buran menaiki, pesawat antonov, an, 225 seperti pesawat, buran diangkut, oleh, pesawat antonov an, 225 mriya, 3, center of studies, 15 buran, wayback, machine diarsipkan 28, januari 28


Page 15

Tags (tagged): buran, unkris, tempat, peluncuran buran, bahasa, rusia badai salju, pada tanggal, 15, november 1988 15, november 1988, hangar buran menaiki, pesawat antonov, an, 225 seperti pesawat, buran diangkut, oleh, pesawat antonov an, 225 mriya, 3, pusat ilmu pengetahuan, 15 buran, wayback, machine diarsipkan 28, januari 28


Page 16

Tags (tagged): buran, unkris, tempat, peluncuran buran, bahasa, rusia badai salju, pada tanggal, 15, november 1988 15, november 1988, hangar buran menaiki, pesawat antonov, an, 225 seperti pesawat, buran diangkut, oleh, pesawat antonov an, 225 mriya, 3, pusat ilmu pengetahuan, 15 buran, wayback, machine diarsipkan 28, januari 28


Page 17

Tags (tagged): buret, unkris, sejumlah, reagen cair, dalam, eksperimen memerlukan, ketika, membaca buret, mata, harus tegak lurus, bawah garis, ukur, oleh karena presisinya, tinggi satu, chemlab, equipment images burette, jpg use, of, the buret, pusat, ilmu pengetahuan, piring, agar sentrifuge laboratorium, sungkup asap


Page 18

Tags (tagged): buret, unkris, sejumlah, reagen cair, dalam, eksperimen memerlukan, ketika, membaca buret, mata, harus tegak lurus, bawah garis, ukur, oleh karena presisinya, tinggi satu, chemlab, equipment images burette, jpg use, of, the buret, pusat, ilmu pengetahuan, piring, agar sentrifuge laboratorium, sungkup asap


Page 19

Tags (tagged): buret, unkris, sejumlah, reagen cair, dalam, eksperimen memerlukan, ketika, membaca buret, mata, harus tegak lurus, bawah garis, ukur, oleh karena presisinya, tinggi satu, chemlab, equipment images burette, jpg use, of, the buret, center, of studies, piring, agar sentrifuge laboratorium, sungkup asap


Page 20

Tags (tagged): buret, unkris, sejumlah, reagen cair, dalam, eksperimen memerlukan, ketika, membaca buret, mata, harus tegak lurus, bawah garis, ukur, oleh karena presisinya, tinggi satu, chemlab, equipment images burette, jpg use, of, the buret, center, of studies, piring, agar sentrifuge laboratorium, sungkup asap


Page 21

Alat reproduksi jantan pada bunga adalah

Autoklaf

Autoklaf yaitu alat pemanas tertutup yang dipakai sebagai mensterilisasi suatu benda memakai uap bersuhu dan bertekanan tinggi (1210C, 15 lbs) selama kurang lebih 15 menit.[1][2] Penurunan tekanan pada autoklaf tidak dimaksudkan sebagai membunuh mikroorganisme, melainkan meningkatkan suhu dalam autoklaf[1]. Suhu yang tinggi inilah yang hendak membunuh microorganisme[1]. Autoklaf terutama ditujukan sebagai membunuh endospora, yaitu sel resisten yang dihasilkan oleh bakteri, sel ini tahan terhadap pemanasan, kekeringan, dan antibiotik[1]. Pada spesies yang sama, endospora mampu bertahan pada kondisi ronde yang terkait yang mampu membunuh sel vegetatif bakteri tersebut[1]. Endospora mampu dibunuh pada suhu 100 °C, yang adalah titik didih air pada tekanan atmosfer normal[1]. Pada suhu 121 °C, endospora mampu dibunuh dalam waktu 4-5 menit, dimana sel vegetatif bakteri mampu dibunuh hanya dalam waktu 6-30 detik pada suhu 65 °C[1].

Anggaran waktu sterilisasi autoklaf dimulai ketika suhu di dalam autoklaf sampai 121 °C[3]. Bila objek yang disterilisasi cukup tebal atau banyak, transfer panas pada ronde dalam autoklaf hendak melambat, sehingga terjadi perpanjangan waktu pemanasan total sebagai memastikan bahwa semua objek bersuhu 121 °C sebagai waktu 10-15 menit[1]. Perpanjangan waktu juga diperlukan ketika air dalam volume besar hendak diautoklaf karena volume yang besar membutuhkan waktu yang lebih lama sebagai sampai suhu sterilisasi[1]. Performa autoklaf diuji dengan indicator biologi, misalnya Bacillus stearothermophilus[4][5] .

Jenis-jenis

Terdapat tiga jenis autoklaf, yaitu gravity displacement, prevacuum atau high vacuum, dan steam-flush pressure-pulse[3]. Perbedaan ketiga jenis autoklaf ini terletak pada bagaimana udara dihilangkan dari dalam autoklaf selama ronde sterilisasi[3].

Gravity Displacement Autoclave

Udara dalam ruang autoklaf dipindahkan hanya berlandaskan gravitasi[3]. Prinsipnya yaitu memanfaatkan keringanan uap dibandingkan dengan udara, sehingga udara terletak di bawah uap[3]. Prosedur kerjanya dimulai dengan memasukan uap melewati ronde atas autoklaf sehingga udara tertekan ke bawah[3]. Secara perlahan, uap mulai semakin banyak sehingga menekan udara semakin turun dan keluar melewati arus di ronde bawah autoklaf, berikutnya suhu meningkat dan terjadi sterilisasi[3]. Autoklaf ini mampu melakukan pekerjaan dengan cakupan suhu selang 121-134 °C dengan waktu 10-30 menit[3].

Prevacuum atau High Vacuum Autoclave

Autoklaf ini dilengkapi pompa yang mengevakuasi nyaris semua udara dari dalam autoklaf[3]. Prosedur kerjanya dimulai dengan pengeluaran udara[3]. Ronde ini berlanjut selama 8-10 menit[3]. Ketika kondisi vakum tercipta, uap diberi isi ke dalam autoklaf[3]. Dampak kevakuman udara, uap segera mengadakan komunikasi dengan semua permukaan benda, pengahabisan terjadi peningkatan suhu sehingga ronde sterilisasi berlanjut[3]. Autoklaf ini melakukan pekerjaan dengan suhu 132-135 °C dengan waktu 3-4 menit[3].

Steam-Flush Pressure-Pulse Autoclave Autoklaf ini memakai arus uap dan dorongan tekanan di atas tekanan atmosfer dengan rangkaian berulang[3]. Waktu siklus pada autoklaf ini tergantung pada benda yang disterilisasi[3].

Lihat Pula

  • Sterilisasi (mikrobiologi)
  • Mikroorganisme

Referensi

  1. ^ a b c d e f g h i Madigan MT, Martinko JM, Brock TD. 2006. Brock Biology of Microorganisms. New Jersey: Pearson Prentice Hall.
  2. ^ Baird RM, Hodges NA, Denyer SP. 2000. Handbook of Microbiological Quality Control: Pharmaceutical Science. USA: CRC Press.
  3. ^ a b c d e f g h i j k l m n o p Spry C. 1997. Essential of Perioperative Nursing 2nd Edition. USA: Aspen Publishers.
  4. ^ Samaranayake LP. 2006. Essential Microbiology for Dentistry. USA: Elsevier Limited.
  5. ^ Neidleman SL. 1993. Advances in Applied Microbiology volume 39. United Kingdom: Academic Press Inc.


edunitas.com


Page 22

Tags (tagged): automata, unkris, sebuah, mesin berjalan, sendiri, self operating, berasal, dari bahasa, yunani, automatos berlaku atas, dirancang menyerupai, gerakan, manusia, automata from, xix century, the, unofficial jaquet droz, center of, studies, stackpole torpey exhaustive, international bibliography


Page 23

Tags (tagged): automata, unkris, sebuah, mesin berjalan, sendiri, self operating, berasal, dari bahasa, yunani, automatos berlaku atas, dirancang menyerupai, gerakan, manusia, automata from, xix century, the, unofficial jaquet droz, center of, studies, stackpole torpey exhaustive, international bibliography


Page 24

Tags (tagged): automata, unkris, sebuah, mesin berjalan, sendiri, self operating, berasal, dari bahasa, yunani, automatos berlaku atas, dirancang menyerupai, gerakan, manusia, automata from, xix century, the, unofficial jaquet droz, pusat ilmu, pengetahuan, stackpole torpey exhaustive, international bibliography


Page 25

Tags (tagged): automata, unkris, sebuah, mesin berjalan, sendiri, self operating, berasal, dari bahasa, yunani, automatos berlaku atas, dirancang menyerupai, gerakan, manusia, automata from, xix century, the, unofficial jaquet droz, pusat ilmu, pengetahuan, stackpole torpey exhaustive, international bibliography


Page 26

Alat reproduksi jantan pada bunga adalah

Autoklaf

Autoklaf adalah peralatan pemanas tertutup yang digunakan bagi mensterilisasi suatu benda menggunakan uap bersuhu dan bertekanan tinggi (1210C, 15 lbs) selama kurang lebih 15 menit.[1][2] Penurunan tekanan pada autoklaf tidak dimaksudkan bagi membunuh mikroorganisme, melainkan meningkatkan suhu dalam autoklaf[1]. Suhu yang tinggi inilah yang akan membunuh microorganisme[1]. Autoklaf terutama ditujukan bagi membunuh endospora, yaitu sel resisten yang dibuat oleh bakteri, sel ini tahan terhadap pemanasan, kekeringan, dan antibiotik[1]. Pada spesies yang sama, endospora mampu bertahan pada situasi anggota yang terkait yang mampu membunuh sel vegetatif bakteri tersebut[1]. Endospora mampu dibunuh pada suhu 100 °C, yang adalah titik didih cairan pada tekanan atmosfer normal[1]. Pada suhu 121 °C, endospora mampu dibunuh dalam waktu 4-5 menit, dimana sel vegetatif bakteri mampu dibunuh hanya dalam waktu 6-30 detik pada suhu 65 °C[1].

Aturan waktu sterilisasi autoklaf dimulai ketika suhu di dalam autoklaf mencapai 121 °C[3]. Jika objek yang disterilisasi cukup tebal atau jumlah, transfer panas pada anggota dalam autoklaf akan melambat, sehingga terjadi perpanjangan waktu pemanasan total bagi memastikan bahwa semua objek bersuhu 121 °C bagi waktu 10-15 menit[1]. Perpanjangan waktu juga dibutuhkan ketika cairan dalam volume luhur akan diautoklaf karena volume yang luhur membutuhkan waktu yang lebih lama bagi mencapai suhu sterilisasi[1]. Performa autoklaf diuji dengan indicator biologi, contohnya Bacillus stearothermophilus[4][5] .

Jenis-jenis

Terdapat tiga jenis autoklaf, yaitu gravity displacement, prevacuum atau high vacuum, dan steam-flush pressure-pulse[3]. Perbedaan ketiga jenis autoklaf ini terletak pada bagaimana udara dihentikan dari dalam autoklaf selama anggota sterilisasi[3].

Gravity Displacement Autoclave

Udara dalam ruang autoklaf dipindahkan hanya sesuai gravitasi[3]. Prinsipnya adalah menggunakan keringanan uap dibandingkan dengan udara, sehingga udara terletak di bawah uap[3]. Cara kerjanya dimulai dengan memasukan uap melewati anggota atas autoklaf sehingga udara tertekan ke bawah[3]. Secara perlahan, uap mulai semakin jumlah sehingga menekan udara semakin turun dan keluar melewati saluran di anggota bawah autoklaf, selanjutnya suhu meningkat dan terjadi sterilisasi[3]. Autoklaf ini mampu bekerja dengan cakupan suhu selang 121-134 °C dengan waktu 10-30 menit[3].

Prevacuum atau High Vacuum Autoclave

Autoklaf ini dilengkapi pompa yang mengevakuasi hampir semua udara dari dalam autoklaf[3]. Cara kerjanya dimulai dengan pengeluaran udara[3]. Anggota ini berlanjut selama 8-10 menit[3]. Ketika situasi vakum tercipta, uap diisikan ke dalam autoklaf[3]. Dampak kevakuman udara, uap segera berkomunikasi dengan seluruh permukaan benda, yang belakang sekali terjadi peningkatan suhu sehingga anggota sterilisasi berlanjut[3]. Autoklaf ini bekerja dengan suhu 132-135 °C dengan waktu 3-4 menit[3].

Steam-Flush Pressure-Pulse Autoclave Autoklaf ini menggunakan saluran uap dan desakan tekanan di atas tekanan atmosfer dengan rangkaian berulang[3]. Waktu siklus pada autoklaf ini tergantung pada benda yang disterilisasi[3].

Lihat Pula

  • Sterilisasi (mikrobiologi)
  • Mikroorganisme

Referensi

  1. ^ a b c d e f g h i Madigan MT, Martinko JM, Brock TD. 2006. Brock Biology of Microorganisms. New Jersey: Pearson Prentice Hall.
  2. ^ Baird RM, Hodges NA, Denyer SP. 2000. Handbook of Microbiological Quality Control: Pharmaceutical Science. USA: CRC Press.
  3. ^ a b c d e f g h i j k l m n o p Spry C. 1997. Essential of Perioperative Nursing 2nd Edition. USA: Aspen Publishers.
  4. ^ Samaranayake LP. 2006. Essential Microbiology for Dentistry. USA: Elsevier Limited.
  5. ^ Neidleman SL. 1993. Advances in Applied Microbiology volume 39. United Kingdom: Academic Press Inc.


edunitas.com