Anak Membuang Sampah Sembarangan

Ketika jam istirahat, Eka dan Sofie sedang menikmati bekal yang dibawa dari rumah. Usai melahap roti coklat, tiba-tiba Eka membuang bungkus rotinya persis di depan Sofie.

Melihat hal tersebut Sofie langsung menegur, Eka, kata Bu Guru, buang sampah harus di tempat sampah!

Eka hanya diam terpaku. Entah apa yang ada dalam pikirannya.

Segera saya membimbing dan mengarahkan Eka untuk mengambil bungkus roti dan membuangnya ke tong sampah.

Peristiwa ini menunjukkan anak-anak masih ada yang belum memahami bagaimana cara menjaga kebersihan dengan membuang sampah pada tempatnya. Anak-anak banyak yang membuang sampah di sembarang tempat. Maka, kesadaran agar anak buang sampah pada tempatnya harus ditumbuhkan sejak usia dini.

Membuang sampah pada tempatnya merupakan kegiatan baik yang terlihat sepele, namun tidak semua orang terbiasa untuk melakukan. Sering kita lihat orang membuang sampah sembarangan, termasuk ketika berada di pusat perbelanjaan, tempat wisata, bahkan dari dalam mobil.

Padahal kita semua tahu betapa besar akibat buruk membuang sampah sembarangan. Mulai dari lingkungan sekitar yang kotor dan bau, hingga timbulnya beragam penyakit serta banjir.

Untuk memberikan kesadaran pentingnya kebersihan lingkungan, penumbuhan sikap dan perilaku membuang sampah pada tempatnya harus dimulai sejak dini. Tentu harapannya ketika dewasa kelak anak sudah terbiasa dan tanpa perlu diingatkan serta dengan sendirinya mempunyai tanggung jawab dalam menjaga kebersihan.

Ada beberapa cara untuk menumbuhkan kesadaran membuang sampah pada tempat, di antaranya:

Pertama, menunjukkan secara langsung dampak membuang sampah sembarangan. Misalnya dengan mengajak anak-anak ke pasar. Jika menemukan tumpukan sampah mereka akan merasakan secara langsung betapa tidak nyaman, bau, dan kotornya berada di dekatnya.

Kedua, memberi pengarahan dan bimbingan langsung. Saat anak mengonsumsi makanan yang terbungkus, sampaikan bahwa bungkusnya harus dibuang ke tempat sampah. Bila perlu bimbing anak menuju tempat sampah yang dimaksud.

Ketiga, membacakan cerita, dongeng atau dengan menonton film atau video yang berkaitan dengan pentingnya menjaga kesehatan. Dengan dongeng orangtua lebih mudah memasukkan unsur-unsur kebaikan pada anak-anak.

Keempat, mengajak bermain. Misal dengan berlomba memasukkan kertas bekas ke dalam tong sampah atau dengan bermain peran yang melibatkan langsung anak-anak sesuai tema.

Kelima, teladan lingkungan terdekat dalam pengaturan membuang sampah pada tempatnya akan memberi efek baik terhadap daya tangkap anak dalam memahami maksud dan tujuan suatu perbuatan. Orangtua merupakan teladan utama dalam mendidik dan membimbing anak-anak.

Kelima strategi ini sebaiknya dilakukan secara terus-menerus. Apabila anak masih membuang sampah sembarangan, tegurlah anak dengan cara yang halus. Bimbing dan arahkan anak dengan menggunakan bahasa yang baik agar mereka mampu mencerna dan memahami bagaimana seharusnya membuang sampah dengan baik.(Sikhah-Guru Taman Kanak Kanak Pertiwi Bobosan, Purwokerto Utara, Banyumas)