Anak perempuan sudah memasuki masa pubertas akan menghasilkan ovum ovum tersebut diproduksi oleh

Seiring perkembangan zaman, banyak perempuan dengan kesibukan dan tingkat produktivitas tinggi sehingga lupa mengenai urusan asmara. Banyak juga pasangan yang sudah menikah memutuskan untuk menunda kehamilan, dengan alasan pekerjaan sampai belum siap untuk punya anak. Semua hal itu sebenarnya sah saja kok, asal kamu tetap menjaga kesehatan diri.

Kalau bicara tentang kesehatan, ternyata ada yang kerap terabaikan dari kita sebagai wanita. Ya, sel telur. Dokter Spesialis Kebidanan Kandungan, Konsultan Fertilitas dr. Marinda Suzanta., D.Mas.,F.ART, Sp.OG [K-Fer] yang praktek di RS EMC Tangerang dan RS EMC Pekayon menjelaskan bahwa ternyata, sel telur juga punya 'usia'.

Perjalanan Pembentukan Sel Telur

Tahukah kalian kalau sejak masih dalam kandungan, janin perempuan sudah memiliki sel telur?

Menurut dr. Marinda yang akrab disapa dr Manda saat dalam kandungan, ketika berusia 16-20 minggu, janin sudah memproduksi sel telur. Selama kandungan, janin memiliki 6-7 juta sel telur.

Nah ketika bayi perempuan lahir, jumlahnya berkurang sekitar 300-500 sel telur. Berkurangnya sel telur yang belum matang ini terjadi karena adanya proses apoptosis atau kematian sel. Jangan khawatir, ini adalah yang normal terjadi kok.

Lalu ketika memasuki masa pubertas dan seterusnya, sel telur akan berkurang setiap bulan, melalui proses yang disebut menstruasi.

"Setiap bulan saat menstruasi, sel telur akan berkurang 15-20. Dengan kata lain, sel telur akan terus menurun seiring bertambahnya usia," jelas dr Manda saat berbincang dengan tim Liputan6.com.

Meski kehilangan sel telur adalah proses alami yang pasti dialami setiap wanita. Nah disinilah saat kita memahami bahwa sel telur juga punya 'usia' produktif.

Cegah Akselerasi Peningkatan Sel Telur

Dari penjelasan di atas, diketahui bahwa sel telur diproduksi hanya sekali seumur hidup, yaitu saat masih dalam kandungan. Kualitas sel telur pun akan berkurang seiring dengan waktu.

Oleh karena itulah, wanita berusia 30 ke atas, cenderung lebih sulit hamil. Namun bukan berarti di usia tersebut nggak bisa hamil lho!

Maka dari itu, di tengah produktivitas tinggi alias berkarier, kita sebagai wanita wajib tahu tentang kesehatan sel telur dan menjaga kualitasnya, untuk mencegah akselerasi peningkatan kehilangan sel telur. Caranya:

Ada baiknya, kata dr Manda, setiap wanita memeriksakan diri ke dokter kandungan, untuk mengetahui kondisi organ reproduksi dalam. Salah satunya sel telur.

"Pemeriksaan sel telur ini bisa dilakukan dengan beberapa cara, seperti USG Transvaginal atau cek darah."

Lifestyle atau gaya hidup yang nggak sehat ternyata juga mempengaruhi kondisi sel telur lho! Misalnya, kebiasaan merokok, minum alkohol, dan terlalu banyak mengonsumsi karbohidrat sampai kurang bergerak, ternyata berpengaruh pada kondisi sel telur.

"Oleh karena itu, mulailah dengan gaya hidup yang sehat dan rajin berolahraga. Di beberapa pasien, olahraga intens seperti yoga bisa menaikkan peluang kehamilan," katanya.

Ternyata paparan radiasi dari smartphone dan laptop juga berdampak pada sistem reproduksi dalam wanita. Oleh karena itu, hindari memainkan smartphone dalam waktu lama. Selain itu usahakan agar laptop nggak bersentuhan langsung ke kulit, dan istirahatkan kaki dan berdiri menjauhi laptop tiap 30 menit penggunaan.

  1. Rajin Konsumsi Antioksidan

Ini adalah salah satu cara yang dianjurkan dr Manda untuk menjaga kesehatan sel telur. Selain rutin berolahraga, para perempuan juga disarankan untuk mengonsumsi suplemen dengan kandungan nutrisi untuk menyehatkan sel telur.

Oleh karena itu, pilihkan suplemen untuk meningkatkan kualitas sel telur yang mengandung Folic Acid atau Asam Folat. Dengan rutin mengonsumsi suplemen ini satu kali sehari, artinya kamu membantu menyediakan zat gizi pada sel telur, ketika dilepaskan. Tidak cuma itu saja, suplemen juga membantu menyediakan antioksidan yang berguna untuk kehamilan sehat.

Untuk informasi lebih lanjut dan pendaftaran, hubungi Hotline Fertility RS EMC Tangerang & Pekayon : 0858 9009 0986.

Credit : Liputan6.com

Sel telur wanita tidak bisa dipisahkan dari proses reproduksi serta kesuburan. Bisa dibilang, perannya setara dengan sperma pada pria. Sedikit saja ada gangguan pada sel telur wanita, maka kesuburannya bisa terpengaruh.

Mengenali lebih jauh seputar sel telur wanita, akan membuka mata Anda lebih jauh seputar kehamilan, menstruasi, kesuburan, hingga kemandulan.

Produksi sel telur wanita

Berbeda dari sperma yang dapat diproduksi secara berkala, sel telur wanita hanya di produksi satu kali seumur hidup. Saat seorang bayi perempuan lahir, ia sudah memiliki sejumlah sel telur yang tidak akan bertambah lagi seumur hidupnya.

Saat lahir, terdapat sekitar 700.000 hingga dua juta sel telur wanita yang ada di tubuh. Jumlah tersebut terus berkurang seiring bertambahnya usia. Setiap bulannya, anak perempuan akan kehilangan sekitar 11.000 sel telur hingga ia mencapai masa pubertas.

Memasuki usia remaja, sisa sel telur wanita yang ada di tubuh sudah banyak berkurang, menjadi sekitar 300.000-400.000 buah. Dari semua itu, hanya sekitar 500 sel telur yang akan digunakan dalam proses ovulasi, atau pelepasan sel telur untuk pembuahan.

Memasuki masa pubertas dan seterusnya, wanita akan kehilangan sekitar 1.000 sel telur setiap bulannya. Saat sel telur wanita sudah habis, maka ia tidak lagi subur. Kondisi ini umumnya terjadi pada usia 40 tahun, diikuti dengan menopause sepuluh tahun kemudian.

Perlu diingat, usia menopause setiap wanita bisa berbeda-beda, tergantung dari beberapa faktor, seperti riwayat penyakit dan gaya hidup. Beberapa wanita, bisa kehilangan sel telurnya lebih cepat, dan beberapa lainnya lebih lambat.

Bisa dibilang, sel telur merupakan salah satu penentu utama kesuburan seorang wanita. Sel telur wanita diproduksi dalam ovarium atau indung telur. Di tempat yang sama, sel telur dimatangkan.

Apabila sel telur dianggap sudah siap untuk dibuahi, maka sel tersebut akan dilepas, menuju ke tuba falopi, untuk kemudian bertemu dengan sperma yang siap membuahi. Proses inilah yang dinamakan dengan ovulasi.

Jika pembuahan berhasil terjadi, sel telur yang telah dibuahi kemudian akan bergerak menuju rahim. Di sana, sel telur akan menempel di dinding rahim yang sudah menebal, karena sudah dipersiapkan untuk kehamilan. Setelah itu, sel telur wanita akan terus berkembang menjadi janin.

Penebalan dinding rahim tersebut terjadi setiap bulan. Namun, jika tidak ada sel telur yang menempel, dinding tersebut akan luruh dan dikeluarkan dari tubuh dalam bentuk darah. Proses inilah yang dinamakan dengan menstruasi.

Gangguan yang berhubungan dengan sel telur wanita

Kondisi atau penyakit yang berhubungan dengan sel telur, akan berpengaruh pada kesuburan wanita. Berikut ini beberapa kondisi gangguan yang bisa terjadi pada sel telur wanita.

1. Kegagalan berovulasi

Saat sel telur tidak bisa dilepaskan keluar dari ovarium, maka pembuahan tidak dapat terjadi. Kegagalan ovulasi dapat disebabkan oleh berbagai kondisi, seperti penuaan, kelainan endokrin, hingga penyakit seperti polycystic ovary syndrome [PCOS].

2. Sel telur tidak dapat matang secara sempurna

Selain tidak dapat mengalami ovulasi, sel telur wanita juga bisa tidak matang dengan sempurna. Kondisi ini bisa disebabkan oleh berbagai hal, salah satunya obesitas. Sel telur yang tidak matang, bisa saja tidak dilepaskan dalam waktu yang tepat, dan tidak dapat dibuahi.

3. Kegagalan implantasi

Implantasi adalah proses menempelnya sel telur wanita yang telah dibuahi di dinding rahim, sebagai awal proses kehamilan. Namun, pada kondisi tertentu, sel telur bisa gagal menempel di dinding rahim.

Penyebabnya bisa beragam, mulai dari endometriosis, kelainan genetik di embrio, hingga adanya resistensi hormon progesteron.

4. Polycystic ovary syndrome [PCOS]

PCOS adalah salah satu gangguan yang paling sering menyebabkan infertilitas atau kemandulan pada wanita. PCOS merupakan gangguan yang disebabkan karena produksi hormon androgen berlebih di ovarium maupun kelenjar adrenal. Kelebihan hormon ini bisa mengganggu pelepasan sel telur wanita saat ovulasi.

5. Primary ovaran insufficiency

Primary ovarian insufficiency [POI] adalah kondisi saat ovarium tidak dapat berfungsi secara normal, meski wanita yang mengalaminya masih berusia di bawah 40 tahun. Hal ini terjadi akibat folikel, bagian yang di ovarium yang digunakan untuk mematangkan sel telur, mengalami gangguan.

Berbeda dari menopause dini, wanita dengan POI masih memiliki kemungkinan untuk hamil, meski menstruasinya tidak teratur. Sebab, wanita dengan POI masih bisa memproduksi sel telur dan wanita yang sudah menopause maupun menopause dini, tidak.

Catatan dari SehatQ

Produksi sel telur wanita, hanya terjadi satu kali seumur hidup, yaitu saat berada di dalam kandungan. Saat lahir, jumlah sel telur wanita berada di tingkat tertingginya. Seiring bertambahnya usia, jumlah sel telur akan terus berkurang. Itulah sebabnya wanita yang berusia di atas 40 tahun, biasanya mengalami penurunan kesuburan.

Sel telur, bersama sperma, merupakan dua faktor utama untuk menghasilkan embrio atau bakal janin. Jika sel telur mengalami gangguan, maka pembuahan akan sulit terjadi dan kesuburan pun akan menurun.

Video yang berhubungan

Bài mới nhất

Chủ Đề