apa ciri-ciri anak sholeh
Mengetahui ciri-ciri anak soleh solehah adalah suatu cara untuk selalu berbuat baik. Nah untuk anda yang sedang ingin menambah ilmu mengenai pendiikan anak solahah. Anda perlu mengetahui beberapa ciri-ciri anak soleh solehah menurut islam dibawah ini. Karena mamang penting memahami ciri-ciri dan karakter anak solahah, mengapa, karena dengan mengetahui ciri-ciri tersebut kita jadi tau perbedaan anak yang soleh dan bukan anak yang solah. Itu yang pertama. Yang kedua adalah. Sebagai tolak ukur dalam mendidik anak. Artinya bahwa anak yang dididik sudah berapa banyak ia menerapkan akhlak dan prinsip anak-anak solehah. Show ciri ciri anak sholeh sholehah dalam islam.
Doa anak sholeh
baca juga:
Mendidik anak agar solah solahahMendidik anak yang sholeh dan sholehah harus dimulai dari dalam kandungan hingga liang lahat. Saya jadi teringat ketika mengikuti ceramah Ustad Yusuf Mansur, Beliau menyampaikan, apabila kita menginginkan anak-anak keturunan kita menjadi sholeh dan sholeh, berbakti kepada kedua orang tua dan agaman harus dimulai sejak anak tersebut berada di dalam kandungan. Bagaimana caranya? Ustad Yusuf Mansur, menyampaika Alhamdulillah, anak-anak saya ketika sebelum lahir, saya senantiasa membacakan wahyu Allah sambil memegang perut istri saya, dan sungguh luar biasanya, begitu saya berhenti membacakan ayat Allah di sela-sela nafas, terasa ada gerakan di dalam rahim istri saya, artinya anak saya yang ada di dalam kandungan istri saya bergerak-gerak seakan-akan tahu dan mengerti dengan bacaan kitab suci Al-Quran dari situlah saya percaya bahwa anak yang sholeh dapat dibentuk dari mulai di dalam kandungan. 3 Cara Mendidik Anak Sholeh dan Sholehah Dengan Tepat1 Membina keimanan anak.Dalam mendidik anak sholeh dan sholehah, pembinaan keimanan dilakukan dalam dua cara yaitu, mengajarkan keyakinan bahwa Allah senantiasa melihat perbuatan kita dan menanamkan rasa takut kepada Allah SWT. Dengan keyakinan bahwa Allah SWT melihat perbuatan setiap hamba, diharapkan anak akan selalu berbuat sesuai dengan perintah Nya. Tentunya orang tua harus dapat membangun pemikiran yang argumentatif sesuai dengan taraf berikir anak mengenai keberadaan Sang Pencipta terlebih dahulu. Dengan adanya rasa takut terhadap Allah SWT diharapkan anak akan senantiasa menjauhi perbuatan dosa dimanapun dia berada, dalam keramaian maupun sendirian Baca juga:
3. Membiasakan beribadah pada anak.Patutlah kita mendengar perkataan Dr. Said Ramadhan al-Buthi dalam mendidik anak sholeh dan sholehah, Agar akidah anak tertanam kuat dalam jiwanya, ia harus disirami dengan air ibadah dengan segala ragam dan bentuknya. Dengan begitu akidahnya akan tumbuh kokoh dan tegar dalam menghadapi terpaan badai dan cobaan kehidupan. Rasulullah SAW bersabda, Tidaklah seorang anak tumbuh dalam ibadah sampai ajal menjemput dirinya, melainkan Allah akan memberi dia pahala setara dengan 99 pahala shiddiq (orang-orang yang benar dan jujur). Mengajarkan anak ibadah dilakukan dengan mengajak anak melaksanakan ibadah-ibadah wajib dan kemudian ibadah-ibadah sunnah. Seperti sholat wajib 5 waktu, puasa ramadhan, sholat sunnah dhuha, puasa senin kamis dan sebagainya. Orang tua harus pandai memberikan keteladanan dalam mengajarkan ibadah kepada anak-anak. 3. Pendidikan akhlak dan adab.Akhlak adalah perangai yang dibentuk. Anak-anak mencontoh akhlaq dari lingkungan sekitarnya, terutama orang tua. Dalam mendidik akhlaq anak sholeh dan sholehah peranan teladan orang tua sangat besar. Orang tua harus mampu menjadi contoh pertama dalam mengajarkan akhlaq terpuji seperti jujur, bersabar, rendah hati dan sebagainya. Orang tua juga harus bisa mendeskripsikan akhlaq-akhlaq tercela kepada anak, sehingga anak dapat menghindarinya. Orang tua terkadang harus tegas ketika anak melakukan akhlaq tercela, terutama jika hal tersebut terjadi berulang kali. Rasulullah SAW pernah memberi sanksi kepada anak yang mengkhianati amanah dengan menjewer telinga anak tersebut. Imam an-Nawawi menyebutkan dalam kitab Al-Adzkar: Kami meriwayatkan dalam kitab Ibnu Sinni dari Abdullah bin Bisir ash-Shahabi ra. Yang berkata: Ibuku pernah menyuruh aku menemui Rasulullah saw. dengan membawa setandan anggur. Namun, aku memakan sebagian anggur itu sebelum menyampaikan-nya kepada Rasulullah saw. Tatkala aku sampai di hadapan Rasulullah saw., beliau menjewer telingaku sambil berkata, Wahai yang mengkhianati janji. Dikutip dari berbagai sumber |