Apa ciri orang yang tawadhu ketika beramal

Apakah Moms familiar dengan istilah tawadhu? Tawadhu artinya rendah hati. Sifat ini menjadi salah satu akhlak baik yang perlu dimiliki umat muslim.

Dalam agama Islam terdapat karakter atau kondisi lahir dan batin manusia yang dikenal dengan istilah akhlak. Selanjutnya, akhlak dibagi menjadi dua yakni akhlak baik dan buruk.

Akhlak baik atau (akhlaq mahmudah) meliputi segala perbuatan baik seperti sabar, syukur, ikhlas, qana’ah, rendah hati (tawadhu’), jujur (sidq), dermawan (jud), amanah, pemaaf, dan lapang dada.

Sedangkan akhlak buruk (akhlaq madzmumah) di dalamnya meliputi emosi atau gampang marah (kidb), pelit (syukh), khianat, dendam, dan dengki.

Meskipun dalam diri manusia selalu memiliki dua sisi mata uang yakni buruk dan baik, tapi, tentunya diharapkan untuk bisa selalu berbuat dan menebar kebaikan dengan sesama umat.

Hal ini untuk menciptakan perdamaian dan persatuan seluruh manusia di dunia.

Sifat rendah hati merupakan salah satu bentuk akhlak baik. Mengajarkan anak dan diri sendiri untuk rendah hati merupakan upaya untuk memiliki akhlak yang mulia.

Ada banyak manfaat jika Moms dan Si Kecil mempraktikkan sikap tawadhu dalam kehidupan sehari-hari. Yuk, simak penjelasannya berikut ini!

Baca Juga: 11+ Tips Membangun Keluarga Harmonis menurut Islam, Yuk Amalkan!

Apa Artinya Tawadhu?

Apa ciri orang yang tawadhu ketika beramal

Foto: Apa Artinya Tawadhu?

Foto: Orami Photo Stocks

Menurut buku berjudul Akidah Akhlak Kelas VIII (Kemenag, 2020) pengertian tawadhu adalah sikap dan perbuatan manusia yang mencerminkan kerendahan hati, tidak sombong dan tinggi hati, serta tidak mudah tersinggung.

Ajaran umat muslim untuk memiliki sikap ini tertera dalam Al-Qur'an surah Al Furqan ayat 63, yang berbunyi:

“Dan hamba-hamba Tuhan yang Maha Penyayang itu (ialah) orang-orang yang berjalan di atas bumi dengan rendah hati dan apabila orang-orang jahil menyapa mereka, mereka mengucapkan kata-kata (yang mengandung) keselamatan.” (QS. Al Furqan:63)

Selain itu, orang yang tawadhu tidak merasa dirinya lebih baik dari orang lain. Mereka selalu sadar bahwa kenikmatan, rezeki, kebahagiaan, dan segala hal yang ada di dunia ini terjadi karena atas izin Allah.

Sementara itu, menurut jurnal Madaniyah berjudul Indikator Tawadhu dalam Keseharian, dijelaskan bahwa secara etimologi kata tawadhu berasal dari kata wadh’a yang berarti merendahkan.

Kata ini juga berasal dari kata ittadha’a dengan arti merendahkan diri.

Baca Juga: 9 Cara Mendidik Anak Perempuan dalam Islam, Yuk Amalkan!

Apa ciri orang yang tawadhu ketika beramal

Foto: pengertian tawadhu menurut ahli

Foto: Orami Photo Stocks

Para ahli di bidang agama dan tafsir memiliki makna tersendiri mengenai pengertian tawadhu. Berikut ini pengertiannya menurut para ahli.

1. Menurut Al-Ghozali

Tawadhu menurut Al-Ghozali adalah mengeluarkan kedudukan kita dan menganggap orang lain lebih utama dari pada kita.

2. Menurut Ahmad Athoilah

Tawadhu menurut Ahmad Athoilah adalah sesuatu yang timbul karena melihat kebesaran Allah, dan terbukanya sifat-sifat Allah.

Baca Juga: 12 Kewajiban Suami Terhadap Istri dalam Islam, Wajib Tahu!

3. Menurut WJS Poerwadarminta

Tawadhu adalah perilaku manusia yang mempunyai watak rendah hati, tidak sombong, tidak angkuh, atau merendahkan diri agar tidak kelihatan sombong, angkuh, congkak, dan besar kepala.

4. Menurut Yunahar Ilyas

Tawadhu artinya rendah hati dan tidak sombong. Lawan dari sifat ini adalah sombong atau takabur.

Dengan kata lain, ini adalah perilaku yang selalu menghargai keberadaan orang lain, serta memuliakan orang lain.

Selain itu, perilaku ini berarti suka mendahulukan kepentingan orang lain dan menghargai pendapat orang lain.

5. Tawadhu Menurut Al-Huft

Tawadhu adalah menumbuhkan rasa persamaan, tanpa saling merendahkan melainkan menghormati dan toleransi.

Arti lainnya berarti merasa senasib, suka akan keadilan, saling menyayangi. Semua ini dapat timbul dengan rasa rendah hati.

Dari kelima penjelasan di atas dapat diartikan bahwa tawadhu adalah sikap rendah hati. Lawannya adalah sombong atau takabur.

Orang yang rendah hati tidak memandang dirinya lebih dari orang lain, sementara orang yang sombong menghargai dirinya secara berlebihan.

Rendah hati tidak sama dengan rendah diri, karena rendah diri berarti kehilangan kepercayaan diri.

Sekalipun dalam prakteknya orang yang rendah hati cenderung merendahkan dirinya di hadapan orang lain. Tapi, sikap tersebut bukan lahir dari rasa tidak percaya diri.

Baca Juga: 5 Pengaruh Sentuhan Penuh Kasih Sayang Bagi Perkembangan Balita

Ciri-ciri Orang yang Bersikap Tawadhu

Apa ciri orang yang tawadhu ketika beramal

Foto: tawadhu

Foto: Orami Photo Stocks

Melansir dari NU Online, ada sejumlah ciri yang menunjukkan seseorang bersikap tawadhu, yakni:

1. Tidak Berambisi Menjadi Populer

Tidak suka atau tidak berambisi menjadi orang terkenal. Hal ini dilakukan untuk menghindari sikap sombong atau menonjolkan diri hanya demi mencari popularitas.

Atau dalam arti lain, orang yang tawadhu adalah orang yang ikhlas bekerja tanpa pamrih ingin mendapatkan kemasyhuran di tengah-tengah masyarakat, apalagi mencari pujian.

2. Menjunjung Tinggi Kebenaran

Mereka yang ber-tawadhu akan menjunjung tinggi kebenaran tanpa memandang hal-hal duniawi, seperti status sosial dari orang yang menyatakan suatu hal.

Ini sejalan dengan nasihat Sayyidina Ali bin Abi Thalib RA berbunyi:

“La tandhur ilâ man qâla, wandhur ilâ ma qâla."

Artinya: "Jangan melihat siapa yang mengatakan, lihatlah apa yang dikatakannya."

Sehingga dapat diartikan bahwa orang yang tawadhu adalah orang yang sportif dan jujur.

Baca Juga: 12 Ide Nama Bayi dengan Arti ‘Penolong’ untuk Si Kecil yang Baik Hati

3. Tidak Segan Bergaul dengan Fakir Miskin

Seseorang yang memiliki sifat tawadhu tidak akan segan bergaul dengan fakir miskin dan bahkan tulus mencintai serta melindunginya.

Hal ini merupakan sikap yang dilakukan oleh Nabi Muhammad SAW sebagaimana dikisahkan dalam kitab Maulid Al-Barzanji, karya Syaikh Ja’far bin Husin bin Abdul Karim bin Muhammad Al-Barzanji, halaman 123, sebagai berikut:

“Wakâna shallallâhu alaihi wassalam syadidal haya’i wattwadhu’i.... yuhibbul fuqarâ’a wal masâkina wayajlisu ma’ahum.”

Artinya: "Rasulullah SAW adalah pribadi yang sangat pemalu dan amat tawadhu. Beliau mencintai fakir miskin dan tidak segan-segan bergaul dengan duduk bersama mereka."

4. Suka Membantu Orang Lain

Ciri orang yang ber-tawadhu lainnya adalah suka membantu orang lain yang sedang kesulitan.

Selain itu, mereka juga tidak merasa tinggi hati atau rendah diri ketika dimintai bantuan oleh orang fakir miskin maupun orang yang memiliki pangkat dan jabatan.

Baca Juga: Ini Hukum Make Up dalam Islam, Wajib Tahu!

5. Mengucapkan Terima Kasih dan Maaf

Orang yang ber-tawadhu tidak segan mengucapkan terima kasih kepada siapa pun yang telah membantunya dan tanpa memandang status sosial orang tersebut.

Ia juga tak sungkan mengucapkan maaf apabila melakukan kesalahan yang disengaja maupun tidak disengaja sehingga melukai perasaan orang lain.

Itulah pengertian tawadhu dalam ajaran agama Islam. Jangan lupa untuk selalu menanamkan sikap rendah hati ini pada diri sendiri dan keluarga ya, Moms!

Apa ciri

Ciri-Ciri Orang yang Ikhlas Beramal.
Banyak mengisi waktu luang dengan amalan, contohnya berdzikir..
Tidak mengingat kebaikan yang ia lakukan..
Berani bersedekah meski hartanya sedikit..
Nyaman tinggal di rumah kecil dan sempit..
Ketika dipuji dan dihina sikapnya biasa saja..

Apa saja ciri

Ciri-ciri sifat ikhlas dalam jiwa seseorang dapat tampak dari sikap perilakunya sehari-hari..
Tidak mengharapkan imbalan apapun dari manusia, selain rido Allah SWT semata..
Tidak merasa terpaksa atau terbebanni dalam melakukan suatu pekerjaan..
Tidak atas dasar perintah atau tugas dan kewajiban dari pihak lain..

Mengapa suatu amal harus dilakukan dengan niat ikhlas?

Karena pada hakikatnya kita melakukan itu hanyalah untuk Allah,” terangnya. Allah menyeru hamba-Nya dalam QS. Al-Ikhlas pada kalimat Qul atau katakanlah. “Mengatakan bahwa Allah itu Maha Esa dan semua yang dilakukan hanya untuk Allah, serta apapun yang telah dilakukannya diserahkan hanya kepada-Nya.

Bagaimana ciri

Orang yang hidup secara sederhana mementingkan kebutuhan pokok, menabung untuk masa depan, dan menghindari utang sebisa mungkin. Mereka juga tidak suka berfoya-foya, namun tetap bisa bersenang-senang secukupnya.