Apa fungsi cel kir nagi calon pengantin

Ditulis oleh: Mitra Keluarga

Premarital check up adalah serangkaian tes kesehatan yang dilakukan sebelum menikah untuk mengetahui kondisi kesehatan calon suami istri.

Dengan menjalani premarital check up, calon pengantin dapat bekerja sama dengan dokter untuk merencanakan langkah pencegahan, penanganan medis, bahkan penyesuaian gaya hidup bahkan sebelum Anda punya anak.

Mengetahui kondisi kesehatan masing-masing dapat membantu untuk mencegah terjadinya masalah kesehatan pada diri sendiri, pasangan, maupun keturunan di masa depan guna membangun keluarga yang lebih baik dan sejahtera.

Lantas, apa saja tes kesehatan yang harus dilakukan sebelum menikah? Yuk simak informasinya berikut ini, Sahabat MIKA!

Baca juga: Serba-serbi Konsultasi Program Hamil Mbrio, dan Pilihan Terapinya

Manfaat premarital check up bagi calon pengantin

Melakukan medical check up pranikah penting agar kedua belah pihak saling memahami seperti apa kondisi kesehatan diri sendiri dan pasangannya, riwayat masalah kesehatan yang pernah dialami, hingga risiko gangguan tertentu yang dimiliki oleh masing-masing.

Menjalani tes kesehatan sebelum menikah juga penting untuk mengetahui ada atau tidaknya kelainan genetik, penyakit keturunan, maupun infeksi menular tertentu yang diidap calon pengantin. 

Tes ini juga berguna untuk mengetahui bagaimana pengaruhnya pada kesehatan di masa tua, kesuburan dan kemampuan hamil, serta pengaruhnya pada garis keturunan selanjutnya.

Premarital check up sebaiknya dilakukan minimal 3 bulan sebelum menggelar pernikahan. 

Kementerian Kesehatan bahkan merekomendasikan bagi setiap calon pasangan suami istri untuk menjalankan tes kesehatan 6 bulan sebelum menikah agar Anda bisa mendapatkan second opinion atau tes ulang jika diperlukan.

Rekomendasi premarital check up untuk calon pengantin

Jenis pemeriksaan pranikah sebetulnya dapat disesuaikan dengan kebutuhan Anda dan pasangan. 

Namun, berikut adalah rangkaian ideal tes kesehatan sebelum menikah yang direkomendasikan Kemenkes RI:

1. Pemeriksaan fisik dasar

Dokter pertama kali akan memeriksa kondisi kesehatan Anda berdua secara umum, mulai dari tinggi dan berat badan, kadar gula darah, golongan darah dan rhesus, pemeriksaan hematologi rutin, hingga tekanan darah.

Pemeriksaan fisik dasar sangat penting jika pasangan berencana untuk hamil, baik dalam waktu dekat atau masa mendatang. Contoh pemeriksaan fisik dasar antara lain:

  • Pemeriksaan hematologi rutin bertujuan untuk mengetahui apakah ada risiko melahirkan keturunan dengan anemia, leukemia, thalassemia, atau hemofilia.
  • Pemeriksaan golongan darah perlu dilakukan untuk mengetahui kecocokan rhesus ibu dan bayi. Jika calon pasangan memiliki rhesus yang berbeda, kemungkinan ibu akan mengandung anak dengan rhesus yang berbeda. Hal ini dapat membahayakan kesehatan bayi dalam kandungan karena dapat merusak sel darah dan menyebabkan anemia serta kerusakan organ dalam bayi.
  • Pemeriksaan kadar gula darah dan tekanan darah. Apalagi wanita yang memiliki tekanan darah tinggi sejak sebelum merencanakan kehamilan dapat mengalami peningkatan risiko terhadap preeklampsia dan persalinan prematur.

Selain itu, pemeriksaan fisik pada premarital check up dapat mengetahui ada atau tidaknya gejala diabetes pada salah satu atau kedua pihak. Memiliki diabetes tidak hanya dapat menghambat produktivitas hidup, tapi juga akan mempengaruhi kehidupan seksual selama berumah tangga, dan peluang mendapatkan keturunan.

2. Pemeriksaan penyakit keturunan dan kelainan genetik

Mengetahui riwayat penyakit keturunan terkait genetik atau kelainan genetik masing-masing juga dapat membantu Anda merencanakan kehidupan berkeluarga.

Pemeriksaan penyakit keturunan yang bisa Anda dapatkan saat premarital check up adalah pemeriksaan keturunan diabetes, hipertensi, berbagai jenis kanker, penyakit jantung, kelainan darah genetik seperti thalasemia, dan lain sebagainya.

Dengan mengetahui risiko Anda berdua terhadap penyakit keturunan, maka dapat memulai perawatan lebih dini untuk mencegah perburukan penyakit di masa depan sekaligus mencegah masalah kesehatan atau keterbatasan pada calon anak Anda.

3. Pemeriksaan penyakit infeksi dan menular

Semua pasangan yang akan menikah perlu untuk melakukan tes ini, jika salah satu pasangan mempunyai riwayat penyakit infeksi dan menular. Sebab, beberapa penyakit infeksi menular tertentu bisa tidak menunjukkan gejala sama sekali atau tidak muncul selama bertahun-tahun sehingga mungkin tidak pernah disadari.

Penyakit menular seksual yang dapat terdeteksi pada premarital check up adalah hepatitis B dan C, klamidia, sipilis, serta HIV/AIDS.

Pemeriksaan ini sangat penting karena penyakit yang dapat terdeteksi tersebut tidak hanya dapat membahayakan kesehatan Anda sendiri, tapi juga dapat menular kepada pasangan Anda.

Selain itu, menjalani tes kesehatan sebelum menikah juga dapat mendeteksi infeksi menular yang bisa mempengaruhi kehamilan nantinya, seperti herpes, toxoplasmosis, rubella, dan cytomegalovirus.

4. Pemeriksaan organ reproduksi

Pemeriksaan kondisi kesehatan organ reproduksi juga termasuk jenis medical check up pranikah yang penting didapatkan.

Bagi calon mempelai wanita, pemeriksaan ginekologi bertujuan untuk membantu mendeteksi kondisi dan kelainan ginekologi yang dapat memengaruhi kesuburan dan kemungkinan kehamilan.

Sementara untuk pria, pemeriksaan organ reproduksi dapat mencakup analisis sperma untuk mengetahui kelayakan kualitas sperma.

5. Pemeriksaan alergi

Tes alergi dalam rangkaian premarital check up bertujuan untuk menemukan ada tidaknya kecenderungan alergi pada apa yang Anda dan pasangan makan, sentuh, atau hirup.

Jika kedua pasangan sama-sama memiliki alergi, calon anak nantinya akan memiliki kemungkinan lebih besar untuk menderita penyakit yang sama.

Namun, tes alergi saja umumnya tidak cukup. Penting untuk melakukan pemeriksaan dokter dan riwayat kesehatan terlebih dahulu untuk membantu mendiagnosis alergi.

Itulah beberapa jenis tes kesehatan sebelum menikah yang umumnya direkomendasikan untuk calon pasangan suami istri. Ingat, ada baiknya Anda melakukan premarital check up beberapa bulan sebelum menikah.

Dengan begitu, Anda dapat mengambil keputusan dan perencanaan keluarga yang lebih baik setelah mengetahui risiko kesehatan yang mungkin dimiliki oleh Anda dan pasangan.

Yuk, cari tahu kondisi kesehatanmu dan calon pasangan dengan melakukan premarital check up di Mitra Keluarga terdekat! Khusus untuk pelayanan Fertilitas dan Reproduksi, cari tahu lebih lanjut di Klinik Mbrio Mitra Keluarga Kelapa Gading. 

Dapatkan kemudahan untuk buat janji dengan dokter spesialis Mitra Keluarga secara online dengan mudah. 

Mitra Keluarga,

life.love.laughter

  

2Tes kesehatan pra nikah bisa membantu mengetahui berbagai risiko penyakit yang diderita sebelum menikah. Jadi, Anda bisa melakukan menanganan lebih dini sebelum menular.

09 Feb 2022|Bayu Galih Permana

Ditinjau olehdr. Anandika Pawitri

Tes kesehatan pra nikah perlu dijalani tiap calon pengantin

Setiap pasangan pasti mendambakan pernikahan yang sehat. Anda perlu mempertimbangkan dan memperhatikan aspek kesehatan psikis, seksual, serta sosial agar keluarga yang dibangun sehat dan bahagia. Karena itu, Anda dan pasangan seharusnya melakukan tes kesehatan pra nikah sebelum menjalani prosesi ijab qabul.Biaya tes kesehatan pra nikah pun berbeda-beda tergantung tes apa saja yang dijalani. Tempat melakukan tes juga bisa memengaruhi beban biayanya. Untuk itu, ada baiknya Anda dan pasangan menyisihkan sebagian uang untuk melakukannya.

Pentingnya melakukan tes kesehatan pra nikah

Tes kesehatan pra nikah atau premarital check up dilakukan untuk mencari tahu potensi penularan penyakit terhadap pasangan maupun buah hati di masa mendatang. Dengan begitu, Anda diharapkan memahami risiko-risiko dan masalah kesehatan yang mungkin muncul.Berikut ini sejumlah alasan kenapa tes kesehatan pra nikah sangatlah penting:
  • Membatasi penyebaran penyakit menular seksual, seperti hepatitis B dan C, serta HIV/AIDS
  • Mencegah penyakit gangguan darah yang muncul akibat masalah genetik, contohnya anemia sel sabit dan thalasemia
  • Menghindari masalah sosial dan psikologis yang mungkin muncul apabila kondisi atau penyakit tertentu ditularkan kepada anak
  • Mengurangi beban keuangan pasangan, yang mungkin mengalami masalah saat merawat anak dengan kondisi medis tertentu

Waktu menjalani tes kesehatan pra nikah

Agar terhindar dari risiko yang bisa ditimbulkan, pasangan sebaiknya melakukan cek kesehatan sebelum menikah pada minimal tiga bulan sebelum perkawinan. Sementara hasilnya akan berlaku enam bulan sejak pemeriksaan. Dengan melakukan tes kesehatan pra nikah, pasangan diharapkan bisa merencanakan hidup mereka dengan baik ketika berkeluarga nantinya.Anda bisa melakukan tes kesehatan pra nikah di Puskesmas terdekat terlebih dahulu. Beberapa tes mungkin akan dirujuk ke rumah sakit dengan alat yang lebih lengkap.

Rangkaian tes kesehatan pra nikah

Serangkaian pemeriksaan akan dijalani oleh calon suami dan istri. Menurut Direktorat Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat Kementerian Kesehatan Indonesia, berikut beberapa jenis tes kesehatan untuk menikah yang dianjurkan:Kedua pihak akan menjalani pemeriksaan darah sebagai salah satu tes kesehatan pra nikah. Tes darah ini meliputi pengecekan trombosit, leukosit, Hb, eritrosit, dan hematokrit, serta laju endap darah.Untuk perempuan, pemeriksaan tingkat Hb bertujuan mengetahui ada tidaknya risiko thalasemia yang akan menurun pada anak di kemudian hari. Thalasemia adalah kelainan darah yang diturunkan dari orang tua, ditandai dengan terbentuknya hemoglobin yang abnormal.Tes golongan darah dan rhesus dilakukan untuk mengetahui kecocokan rhesus antarpasangan. Pemeriksaan ini juga bertujuan mencari tahu efek yang dapat muncul terhadap ibu dan anak.Saat pria dengan rhesus positif menikah dengan wanita yang memiliki rhesus negatif, akan ada risiko munculnya ketidaksesuaian pada keturunan. Hal yang mungkin terjadi adalah kondisi cacat pada anak di kemudian hari. Kondisi ini disebut inkompatibilitas rhesus.Inkompatibilitas rhesus dapat berdampak fatal pada kesehatan janin. Contohnya, bayi terlahir dalam kondisi otot lemah, mengalami gangguan pernapasan, dan terkena penyakit kuning.Tes gula darah berguna untuk mengantisipasi komplikasi kadar gula tinggi yang mungkin ditimbulkan, khususnya ketika nanti sang wanita hamil. Karena itulah, pemeriksaan ini termasuk dalam daftar tes kesehatan pra nikah.Selain itu, mengetahui kadar gula darah akan membantu dalam mengendalikannya supaya tidak melewati batas normal. Pasalnya, kadar gula darah yang berlebih dapat meningkatkan risiko penyakit diabetes.Baca juga: Cara Merawat Miss V sebelum Menikah yang Mudah DilakukanTes urine dilakukan dengan memeriksa warna, bau, jumlah, serta kandungan kimia dalam urine yang Anda keluarkan. Pemeriksaan ini bertujuan mengetahui apakah Anda dan pasangan menderita penyakit sistemik atau metabolisme tertentu.Tes HIV/AIDS merupakan salah satu pemeriksaan yang wajib dilakukan sebelum Anda dan pasangan menikah. Pemeriksaan ini menggunakan sampel darah dan bertujuan mendeteksi ada tidaknya infeksi HIV atau AIDS dalam tubuh calon pengantin. Dengan begitu, pengendalian sekaligus penularannya dapat dilakukan sedini mungkin.Baca juga: Vaksin Sebelum Menikah yang DianjurkanPemeriksaan hepatitis B bertujuan menghindari penularan penyakit hati ini pada pasangan melalui hubungan badan. Hepatitis B sendiri tergolong penyakit berbahaya yang dapat meningkatkan risiko cacat fisik pada bayi. Tak hanya itu, penyakit ini berpotensi menambah risiko kematian pada bayi baru lahir.Tes TORCH dilakukan untuk menghindari kelahiran prematur dan keguguran. TORCH adalah singkatan dari toxoplasma, rubella, cytomegalovirus, herpes simplex.Pemeriksaan serologi ini sangat bermanfaat, terutama untuk mengetahui risiko kehamilan yang bermasalah. Misalnya, sindrom rubella kongenital, kelahiran prematur, cacat kongenital, infeksi pasca-persalinan, gangguan sistem imun, dan lain-lain. Apabila Anda atau pasangan mengalami masalah sistem imun, kemungkinan mengidap HIV, atau memiliki riwayat rubella, penggunaan narkoba suntik, serta gonta-ganti pasangan seksual, tes TORCH wajib dijalani.Baca juga: Manfaat Menikah untuk Kesehatan

Catatan dari SehatQ

Tes kesehatan sebelum menikah sangat penting dilakukan untuk mengetahui kondisi masing-masing pasangan. Dengan ini, risiko penyebaran penyakit serta kondisi medis keturunan dapat ditekan. Ajak calon pasangan Anda untuk mau melakukannya bersama-sama.Serangkaian pemeriksaan yang akan Anda jalani bisa berupa tes darah, tes golongan darah dan rhesus, tes hepatitis B, tes TORCH, tes HIV/AIDS, tes urine, serta tes kadar gula darah. Tes-tes kesehatan pra nikah ini sebaiknya dilakukan minimal tiga bulan sebelum menikah.Untuk berdiskusi lebih lanjut mengenai tes kesehatan pra nikah dan manfaatnya, tanyakan langsung pada dokter di aplikasi kesehatan SehatQ. Download sekarang di App Store dan Google Play.

hivpemeriksaan pra nikahthalasemiaaidsrhesuspernikahan

Ministry of Health Saudi Arabia. https://www.moh.gov.sa/en/healthawareness/beforemarriage/Pages/default.aspx
Diakses pada 4 Januari 2021
Direktorat Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat Kementerian Kesehatan RI. https://promkes.kemkes.go.id/7-jenis-tes-dalam-cek-pra-nikah-yang-akan-dijalani-calon-pengantin
Diakses pada 4 Januari 2021
Healthline. https://www.healthline.com/health/thalassemia
Diakses pada 4 Januari 2021
Mayo Clinic. https://www.mayoclinic.org/tests-procedures/rh-factor/about/pac-20394960
Diakses pada 4 Januari 2021

Artis pengidap HIV dan AIDS antara lain Freddie Mercury, Jonatahn Van Ness, Magic Johnson dan Charlie Sheen. Usaha mereka untuk membeberkan kondisi kesehatan secara terbuka tentu tidak mudah. Ditambah, stigma tentang pengidap HIV dan AIDS masih sangat melekat di masyarakat.

23 Mar 2022|Nina Hertiwi Putri

Cara merawat miss V sebelum menikah tidak perlu terlalu berlebihan. Semakin alami dan sederhana, semakin baik bagi kesehatan miss V Anda. Misalnya, Anda bisa merawat kesehatan miss V dengan menjaga kesehatan dan kebersihan tubuh secara rutin.

Apabila Anda merasa dikekang atau menerima kekerasan fisik, verbal, maupun seksual dari pasangan, segera cari cara keluar dari toxic relationship ini.

26 Feb 2021|Ajeng Quamila Irawan

Dijawab Oleh Tim Dokter Sehatq

Dijawab Oleh dr. Zulham Effendy