Apa hukum umroh dulu baru haji?

Mustafalan.com – Hadist tentang haji dan umroh. Haji dan umroh adalah dua jenis ibadah yang tidak bisa dilakukan oleh semua orang. Mengapa? Sebab ibadah ini membutuhkan biaya yang cukup besar karena harus dilakukan di luar negara Indonesia.

Benar, haji dan umroh dilakukan di Tanah Suci Mekkah, Arab Saudi. Beruntung bagi mereka yang memiliki kelebihan harta materi, bisa mengunjungi rumah Allah SWT. Nikmat tersebut tentunya harus disyukuri melalui panjatan doa dalam sholat dan amalan lainnya.

Ketika beribadah haji, kita harus berusaha untuk menjadi haji yang mabrur melalui doa haji mabrur. Begitu pula ketika menjalani ibadah umroh, berusahalah untuk menjadi mabrur dengan cara membaca doa umroh mabrur.

Pembahasan lebih lengkap mengenai petunjuk dan tata cara melaksanakan ibadah haji, serta hal-hal lain yang perlu diketahui untuk memperluas wawasan mengenai haji dan umroh bisa dilihat pada hadits-hadits shahih yang akan kami bagikan pada kesempatan ini.

Isi Konten

  • Daftar Hadist Tentang Haji dan Umroh
    • 1. Keutamaan Haji dan Umroh
    • 2. Haji dan Umroh yang Baik
    • 3. Haji dan Umroh Mabrur

Daftar Hadist Tentang Haji dan Umroh

Tanpa banyak basa basi lagi, langsung saja berikut adalah beberapa daftar kumpulan hadist shahih yang membahas dan menjelaskan mengenai haji dan umroh. Ditulis dalam bacaan lafadz bahasa Arab, latin, dan artinya secara lengkap.

1. Keutamaan Haji dan Umroh

[عَنْ أَبِى هُرَيْرَةَ قَالَ: سُئِلَ رَسُوْلُ الله : أَيُّ الْعَمَلِ أَفْضَلُ؟ قَالَ: [إِيْمَانٌ بِاللهِ وَ رَسُوْلِهِ]، قِيْلَ: ثُمَّ مَاذَا؟ قَالَ: [الْجِهَادُ فِيْ سَبِيْلِ اللهِ]، قِيْلَ: ثُمَّ مَاذَا؟ قَالَ: [حَجٌّ مَبْرُوْرٌ

Artinya:

“Dari Abu Hurairah Radhiallaahu anhu ia berkata: Rasulullah Shalallaahu alaihi wasalam ditanya: ‘Amal ibadah apakah yang paling utama?’ Beliau bersabda: ‘Beriman kepada Allah dan Rasul-Nya’. Dikatakan [kepadanya]: ‘Kemudian apa?’ Beliau bersabda: ‘Jihad dijalan Allah’. Dikatakan [kepadanya]: ‘Kemudian apa?’ Beliau bersabda: ‘Haji yang mabrur.’”[ HR. Al-Bukhari dan Muslim, lihat Shahih at-Targhiib wat Tarhiib oleh al-Albani 3/3 hadits No. 1093. ]

مَنْ حَجَّ فَلَمْ يَرْفُثْ وَلَمْ يَفْسُقْ رَجَعَ مِنْ ذُنُوْبِهِ كَيَوْمِ وَلَدَتْهُ أُمُّهُ

Artinya:

“Barangsiapa yang mengerjakan ibadah haji dan dia tidak melakukan jima’ dan tidak pula melakukan perbuatan dosa, dia akan kembali dari dosa-dosanya seperti pada hari ketika ia dilahirkan ibunya.” [ HR. Al-Bukhari, Muslim, an-Nasa-i, Ibnu Majah dan at-Tirmidzi ]

الْعُمْرَِةُ إِلَى الْعُمْرِةِ كَفَّارَةٌ لِمَا بَيْنَهُمَا وَ الْحَجُّ الْمَبْرُوْرُ  لَيْسَ لَهُ جَزَاءٌ إِلاَّ الْجَنَّةَ

Artinya:

“Umrah [yang pertama] kepada umrah yang berikutnya sebagai kaffarat [peng-hapus] bagi [dosa] yang dilakukan di antara keduanya, dan haji yang mabrur tidak ada balasan baginya, melainkan Surga.” [ HR. Malik, al-Bukhari, Muslim, at-Tirmidzi, an-Nasa-i dan Ibnu Majah]. Lihat Shahih at-Targhiib No. 1096. ]

الْحَجَّ الْمَبْرُوْرُ لَيْسَ لَهُ جَزَاءٌ إِلاَّ الْجَنَّةَ ، قِيْلَ : وَمَا بِرُّهُ؟ قَالَ: إِطْعَامُ الطَّعَامِ وَ طِيْبُ الْكَلاَمِ

Artinya:

“Haji mabrur tidak ada balasannya kecuali Surga. Dikatakan [kepada beliau]: ‘Apakah bentuk bakti dalam haji itu?’ Beliau ber-kata: ‘Memberi makanan dan berbicara yang baik.’”[ HR. Ahmad, ath-Thabrani, Ibnu Khuzaimah, al-Baihaqi dan al-Hakim. Al-Albani berkata: “Shahih lighairihi, lihat Shahih at-Targhiib” No. 1104] ]

عَنْ عَائِشَةَ d قَالَتْ ، قُلْتُ: يَارَسُوْلَ الله نَرَى الْجِهَادَ أَفْضَلَ اْلأَعْمَالِ ، أَفَلاَ نُجَاهِدُ ؟ فَقَالَ: لَكُنَّ أَفْضَلُ الْجِهَادِ حَجٌّ مَبْرُوْرٌ

Artinya:

“Dari ‘Aisyah Radhiallaahu anha,, ia berkata, aku bertutur: ‘Ya Rasulullah kami melihat bahwasanya berjihad adalah amal ibadah yang paling utama, apakah kami [para wanita, -pent] tidak berjihad? Maka beliau bersabda: ‘Bagi kalian [kaum wanita,-Pent], jihad yang paling utama adalah haji mabrur'”.

2. Haji dan Umroh yang Baik

قُلْتُ: يَا رَسُوْلَ اللهِ هَلْ عَلَى النِّسَاءِ مِنْ جِهَادٍ؟ قَالَ: [عَلَيْهِنَّ جِهَادٌ لاَ قِتَالَ فِيْهِ الْحَجُّ وَالْعُمْرَةُ]

Artinya:

“Aku bertutur: ‘Ya Rasulullah, apakah ada kewajiban berjihad bagi kaum wanita?’ Beliau berkata: ‘Bagi wanita adalah jihad yang tidak ada peperangan padanya [yaitu] haji dan umrah.'” [Dishahihkan oleh al-Albani, lihat Shahih at-Targhiib No. 1099].

Dan dari Abu Hurairah Radhiallaahu anhu , dari Rasulullah Shalallaahu alaihi wasalam , beliau bersabda:

جِهَادُ الْكَبِيْرِ وَالضَّعِيْفِ وَالْمَرْأَةِ الْحَجُّ وَالْعُمْرَةُ

Artinya:

“Jihad orang yang tua, orang yang lemah dan wanita adalah haji dan umrah.”

Orang yang melaksanakan haji dan umrah adalah tamu Allah, dan permohonan mereka dikabulkan, berdasarkan hadits ‘Abdullah Ibnu ‘Umar Radhiallaahu anhu , Nabi Shalallaahu alaihi wasalam bersabda:

الْغَازِي فِي سَبِيْلِ اللهِ وَالْحَاجُّ وَالْمُعْتَمِرُ وَفْدُ اللهِ ، دَعَاهُمْ فَأَجَابُوْهُ وَسَأَلُوْهُ فَأَعْطَاهُمْ

“Orang yang berperang dijalan Allah, orang yang haji dan orang yang umrah, adalah tamu Allah. Dia memanggil mereka, maka mereka pun menjawab [panggilan]-Nya dan mereka memohon kepada-Nya. Dia-pun memberikan permohonan me-reka.”

مَاتَرْفَعُ إِبِلُ الْحَجِّ رِجْلاً ، وَلاَ يَدًا إِلاَّ كَتَبَ اللهُ لَهُ بِهَا حَسَنَةً أَوْ رَفَعَهُ بِهَا دَرَجَةً

Artinya:

“Tidaklah unta [yang dikendarai] seseorang yang melaksanakan haji mengangkat kaki[nya] dan tidak pula meletakkan tangan[nya] melainkan Allah mencatat bagi orang itu satu kebaikan atau menghapus darinya satu kejelekan atau meng-angkatnya datu derajat.”

3. Haji dan Umroh Mabrur

مَنْ خَرَجَ حَاجًّا فَمَاتَ كُتِبَ لَهُ أَجْرُ الْحاَجِّ إِلَى يَوْمِ الْقِيَامَةِ وَمَنْ خَرَجَ مُعْتَمِرًا فَمَاتَ كُتِبَ لَهُ أَجْرُ الْمُعْتَمِرِ إِلَى يَوْمِ الْقِيَامَةِ وَمَنْ خَرَجَ غَازِيًا فَمَاتَ كُتِبَ لَهُ أَجْرُ الْغَازِى إِلَى يَوْمِ الْقِيَامَةِ

Artinya:

“Barangsiapa keluar dalam melaksana-kan haji lalu ia mati, niscaya dicatat baginya pahala seorang haji hingga hari Kiamat. Barangsiapa keluar dalam melaksanakan umrah lalu ia mati, niscaya dicatat baginya pahala seorang yang melaksanakan umrah sampai hari Kiamat, dan barangsiapa keluar dalam berperang dijalan Allah lalu ia mati, niscaya dicatat baginya pahala seorang yang berperang dijalan Allah sampai hari Kiamat.”

بَيْنَمَا رَجُلٌ وَاقِفٌ مَعَ رَسُوْلِ اللهِ ; بِعَرَفَةَ إِذْ وَقَعَ عَنْ رَاحِلَتِهِ فَأَقْعَصَتْهُ فَقَالَ رَسُوْلُ اللهِ ; [ اغْسِلُوْهُ بِمَاءٍ وَسِدْرٍ وَكَفِّنُوْهُ بِثَوْبَيْهِ وَلاَ تُخَمِّرُوْا رَأْسَهُ وَلاَ تُحَنِّطُوْهُ فَإِنَّهُ يُبْعَثُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ مَلَبِّيًا ]

Artinya:

“Tatkala seseorang sedang wukuf bersama Rasulullah Shalallaahu alaihi wasalam dipadang ‘Arafah, tiba-tiba ia dijatuhkan oleh binatang [unta] yang dikendarainya dan mematahkan lehernya, maka Rasu-lullah Shalallaahu alaihi wasalam bersabda: ‘Mandikanlah dia dengan air dan daun bidara, kafanilah dia dengan dua helai [kain] ihramnya dan jangan kalian menutup kepalanya serta jangan pula kalian beri wangi-wangian padanya, karena sesungguh-nya dia akan dibangkitkan dihari Kiamat dalam keadaan mengucapkan talbiyah.'”

“Disunnahkan melaksanakan haji setiap tahun bagi orang yang mampu selama tidak membahayakan dirinya dan orang-orang yang menjadi tanggung jawabnya” , berdasar-kan hadits ‘Abdullah bin Mas’ud Radhiallaahu anhu , Rasulullah Shalallaahu alaihi wasalam bersabda:

تَابِعُوْا بَيْنَ الْحَجِّ وَالْعُمْرَةِ فَإِنَّهُمَا يَنْفِيَانِ الْفَقْرَ وَالذُّنُوْبِ كَمَا يَنْفِى الْكِيْرُ حَبَثَ الْحَدِيْدِ وَالذَّهَبِ وَالْفِضَّةِ وَلَيْسَ لِلْحَجَّةِ الْمَبْرُوْرَةِ ثَوَابٌ إِلاَّ الْجَنَّةَ وَمَا مِنْ مُؤْمِنٍ يَظَلُّ يَوْمَهُ مُحْرِمًا إِلاَّ غَابَتِ الشَّمْسُ بِذُنُوْبِهِ

Artinya:

“Ikutilah antara ibadah haji dan umrah, karena keduanya akan menghilangkan kefakiran dan berbagai dosa sebagaimana alat pandai besi menghilangkan kotoran yang ada pada besi, emas dan perak. Dan tiada balasan pahala bagi haji yang mabrur kecuali Surga, tidaklah seorang mukmin dalam kesehariannya berada dalam keada-an ihram, melainkan matahari terbenam dengan membawa dosa-dosanya.”

إِنَّ اللهَ يَقُوْلُ: إِنَّ عَبْدًا صَحَّحْتُ لَهُ جِسْمَهُ وَ وَسَّعْتُ عَلَيْهِ فِيْ الْمَعِيْشَهِ يَمْضِى عَلِيْهِ خَمْسَةُ أَعْوَامٍ لاَ يَفِدُ إِلَيَّ لَمَحْرُوْمٌ

Artinya:

“Sesungguhnya Allah berfirman: ‘Sesung-guhnya seorang hamba yang telah Kusehat-kan jasadnya dan Kulapangkan penghi-dupannya, telah berlalu lima tahun atasnya, dia tidak datang kepada-Ku, benar-benar dia seorang yang diharamkan [dihalangi dari kebaikan-Pent]. [HR. Ibnu Hibban dalam shahihnya, Abu Ya’la dan al-Bai-haqi].

إنَّ اللهَ يَقُوْلُ: إِنَّ عَبْدًا صَحَّحْتُ لَهُ بَدَنَهُ وَ أَوْسَعْتُ عَلَيْهِ فِي الرِّزْقِ لَمْ يَفِدْ إِلَيَّ فِيْ أَرْبَعَةِ أَعْوَامٍ لَمَحْرُوْمٌ

Artinya:

“Bahwasanya Allah berfirman: ‘Sesungguh-nya seorang hamba yang telah Ku-sehatkan tubuhnya, Ku-lapangkan rizkinya, [namun] dia tidak datang kepada-Ku pada setiap empat tahun, benar-benar dia seorang yang diharamkan [dihalangi dari kebaikan,-Pent] [Al-Haitsami berkata dalam Majma’uz Zawaa-id perawi hadits ini semuanya perawi kitab ash-Shahih.]

Kesimpulan

Sekian dulu pembahasan mengenai hadist tentang haji dan umroh, hadits tentang kewajiban haji, perbedaan haji dan umroh, keutamaan umroh, keutamaan haji dan umrah, orang yang menunaikan ibadah haji dan umrah niscaya doanya akan dikabulkan oleh allah terdapat dalam, dalil umroh brainly, dalil umrah, hukum umrah.

Bài mới nhất

Chủ Đề