Apa makna peristiwa rengasdengklok bagi proklamasi kemerdekaan brainly

Merdeka.com - Hari ini, 16 Agustus pada tahun1945 silam, terjadi peristiwa penting jelang proklamasi kemerdekaan Indonesia. Di mana Soekarno dan Hatta diculik oleh para pemuda ke Rengasdengklok agar mempercepat proklamasi kemerdekaan Republik Indonesia.

Setelah Jepang menyerah kepada sekutu, keinginan untuk segera memproklamasikan kemerdekaan semakin menggelora di bangsa Indonesia. Namun, saat itu terdapat perbedaan pendapat yang tajam antara golongan muda dengan golongan tua soal pelaksanaan proklamasi.

Golongan tua yang dimotori Bung Karno dan Hatta saat itu lebih kepada perhitungan politiknya. Mereka berpandangan untuk memproklamasikan kemerdekaan diperlukan revolusi yang terorganisir dengan baik. Karenanya, kerjasama dengan Jepang masih diperlukan agar tidak terjadi pertumpahan darah.

BACA JUGA:
7 Desember Sebagai Peringatan Hari Penerbangan Internasional, Begini Sejarahnya

Lantas, seperti apa kronologi dan latar belakang Peristiwa Rengasdengklok? Simak ulasannya yang merdeka.com rangkum dari Liputan6.com:

2 dari 4 halaman

Latar Belakang Peristiwa Rengasdengklok

Apa makna peristiwa rengasdengklok bagi proklamasi kemerdekaan brainly
©2012 Merdeka.com

BACA JUGA:
Jadi Satu Kesatuan pada 16 Desember, Ini Sejarah Akademi Militer Nasional di Magelang

Soekarno dan Hatta bermaksud membahas pelaksanaan proklamasi dalam rapat Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI). Sebab, dengan demikian pelaksanaan proklamasi tidak akan menyimpang dari ketentuan Jepang.

Hal itu sontak mendapat penolakan keras dari golongan muda, yang saat itu dimotori Chaerul Saleh, Sukarni, dan Wikana. Mereka menilai PPKI adalah buatan Jepang, sementara mereka menginginkan proklamasi kemerdekaan Indonesia tanpa ada embel-embel negara Sakura itu.

3 dari 4 halaman

Kronologi Peristiwa Rengasdengklok

Pertemuan antara golongan muda dengan golongan tua digelar di kediaman Bung Karno, Jl Pegangsaan Timur No 56, Jakarta, pada Rabu, 15 Agustus 1945, sekitar pukul 22.00 WIB. Saat itu, terjadi perdebatan 'panas' antara golongan muda dengan Bung Karno mengenai proklamasi kemerdekaan Indonesia.

BACA JUGA:
Sejarah Hari Bela Negara 19 Desember, Ketahui Peristiwa Pentingnya

Dalam perdebatan itu, golongan muda tetap bersikeras pelaksanaan proklamasi kemerdekaan harus segera dilakukan, jika perlu saat itu juga. Mereka bahkan mengaku siap melawan tentara Jepang jika terjadi pertumpahan darah. Namun, Bung Karno saat itu berpandangan kekuatan para pejuang belum cukup untuk melawan kekuatan bersenjata tentara Jepang.

Setelah tak juga mendapatkan titik temu, Bung Karno akhirnya berunding kepada sejumlah tokoh dari golongan tua, di antaranya Mohammad Hatta, Soebardjo, Iwa Kusumasomantri, Djojopranoto, dan Sudiro. Namun, hasil perundingan itu ternyata tak sesuai dengan keinginan golongan muda.

Saat itu, Hatta mengatakan, hasil keputusan yang didapat tidak menyetujui keinginan golongan muda. Sebab dinilai kurang perhitungan dan dapat menimbulkan banyak korban jiwa. Tak terima dengan keputusan itu, golongan muda kemudian 'menculik' Bung Karno dan Bung Hatta, pada Kamis 16 Agustus 1945 sekitar pukul 04.00 WIB.

BACA JUGA:
Mengenang Peristiwa 24 Desember 1914, Gencatan Senjata Natal Kala Perang Dunia I

Meski kecewa dan marah atas 'penculikan' itu, Bung Karno dan Bung Hatta tetap mengikuti keinginan para pemuda untuk menghindari adanya keributan. Saat itu, Bung Karno mengikutsertakan sang istri, Fatmawati dan anaknya, Guntut, yang masih balita.

Keduanya kemudian dibawa ke sebuah rumah milik salah seorang pimpinan PETA, Djiaw KieSiong, di sebuah kota kecil di dekat karawang yakni Rengasdengklok. Letak Rengasdengklok yang terpencil menjadi salah satu alasan para pemuda memilih tempat itu agar mudah mendeteksi pergerakan tentara Jepang jika menuju tempat itu.

4 dari 4 halaman

Hasil Peristiwa Rengasdengklok

Apa makna peristiwa rengasdengklok bagi proklamasi kemerdekaan brainly
©2012 Merdeka.com/dok

BACA JUGA:
Sejarah 27 Desember: Pengakuan Kemerdekaan Indonesia oleh Belanda

Sejumlah alasan disampaikan oleh Bung Karno soal pemilihan 17 Agustus 1945. Sementara itu, kesepakatan terjadi di Jakarta antara golongan tua yang diwakili Ahmad Soebardjo dengan golongan muda yang diwakili Wikana. Saat itu keduanya sepakat proklamasi kemerdekaan akan dilaksanakan di Jakarta.

Berbekal kesepakatan itu, Bung Karno dan Bung Hatta kemudian dijemput Ahmad Soebardjo untuk kembali ke Jakarta. Saat itu, Ahmad Soebardjo menjanjikan kepada para pemuda yang berada di Rengasdengklok bahwa proklamasi kemerdekaan Indonesia akan dilaksanakan pada 17 Agustus 1945 p[aling lambat pukul 12.00 WIB.

Atas jaminan itu, kedua proklamator itu kemudian diizinkan kembali ke Jakarta. Singkat cerita, proklamasi kemerdekaan Indonesia akhirnya diproklamirkan Bung Karno dengan didampingi Hatta pada Jumat 17 Agustus 1945.

BACA JUGA:
Peristiwa 30 Desember: Kenang Wafatnya Gus Dur, Pelindung Minoritas dan Kemanusiaan

(mdk/jen)