Apa maksud kolonial belanda membangun bendungan pintu air 10

Pemandangan bendungan Pasar Baru dari pantauan udara. Foto: Dok. Dimas

Beragam fungsi dimiliki bendungan. Banyak pula bendungan di Tanah Air. Namun, sedikit bendungan yang berusia 90 tahunan.

Namun, sebuah bendungan yang dibangun di zaman Belanda masih berdiri tegak di Tangerang, Banten. Bendungan Pasar Baru yang seringkali disebut Pintu Air Sepuluh ini dibangun di tahun 1925-1931 dan terletak di Kecamatan Karawaci, Kota Tangerang. Dulu, bendungan ini dibangun untuk mengairi area persawahan seluas 40.663 hektar.

Bendungan ini awalnya bernama Bendungan Sangego, kemudian berubah menjadi Bendungan Pintu Sepuluh atau Bendungan Pasar Baru. Semua pintu airnya digerakkan mesin Hemaaf buatan Belanda. Mesin berkekuatan 6.000 watt itu berusia sama dengan bangunan, yakni 91 tahun.

Meskipun tidak memiliki banyak perubahan, tak jarang masyarakat menjadikan tempat ini sebagai salah satu destinasi untuk berwisata.

Kenunikan bengunannya membuat bendungan itu kerap dikunjungi masyarakat sekitar. Selain menikmati pemandangan dan konstruksinya yang kokoh, para pengunjung juga datang untuk memancing atau mengail ikan. Panorama sekitar juga dapat dinikmati dari atas bendungan.

Pemandangan tampak dari samping bendungan Pasar Baru di Tangerang ketika malam hari. Foto: Dok. DimasSebuah pemandangan dari dalam ruang melalui jendela bendungan Pasar Baru di Tangerang. Foto: Dok. DimasSebuah mesin Hemaaf berkekuatan 6 ribu watt yang ada di dalam bendungan Pasar Baru di Tangerang. Foto: Dok. DimasSalah satu komponen mesin Hemaaf berkekuatan 6 ribu watt yang ada di dalam bendungan Pasar Baru di Tangerang. Foto: Dok. DimasPelat mesin Hemaaf berkekuatan 6 ribu watt yang ada di dalam bendungan Pasar Baru di Tangerang. Foto: Dok. DimasBendungan Pasar Baru atau Bendungan Pintu Sepuluh di Tangerang. Foto: Dok. DimasBendungan Pasar Baru atau Bendungan Pintu Sepuluh di Tangerang. Foto: Dok. DimasPemandangan tampak dari samping bendungan Pasar Baru di Tangerang. Foto: Dok. DimasSejumlah warga yang akan mencari ikan dengan jaring di Bendungan Pasar Baru, Tangerang. Foto: Dok. Dimas

Bendungan pasqr baru /Foto: Infopublik

ARAHKATA - Selain dikenal akan bandar udaranya yang bertaraf internasional, Kota Tangerang juga kaya akan kebudayaan. Salah satunya adalah bangunan Bendungan Pasar Baru yang kerap dikenal dengan pintu air sepuluh.

Bangunan yang terletak di jalan K.S. Tubun, Kelurahan Koang Jaya, Kecamatan Karawaci, Kota Tangerang, Provinsi Banten ini saat zaman penjajahan kolonial memiliki peranan yang penting. Antara lain sebagai sumber air bagi irigasi warga dan pengendali volume air yang akan bermuara ke lauy di wilayah Kabupaten Tangerang.

Dikutip dari website kebudayaan.kemdikbud.go.id,
Bendungan Pasar Baru dibangun pada tahun 1927, selesai dan diresmikan tahun 1930. Keperluan dibangunnya bendungan adalah untuk mengairi areal persawahan seluas 40.663 Hektar.

Baca Juga: Tok!, PNS dan ASN juga Pegawai Stasta Dilarang Mudik Lebaran

Bendungan ini awalnya bernama Bendungan Sangego, kemudian berubah menjadi Bendungan Pintu Sepuluh atau Bendungan Pasar Baru. Perubahan pada bendungan ini tidak terlalu banyak karena terlihat dari peralatan dan mesin yang digunakan sudah tua.

>

Bendungan Pasar Baru memiliki fungsi untuk mengatur aliran air di sungai Cisadane. Bendungan ini mempunyai 10 pintu air dari besi dan 11 tiang penopang. Konstruksi bendungan terbuat dari beton bertulang.

Pada sisi utara dan selatan bangunan terdapat rel lori yang digunakan untuk mendistribusikan pintu air pengganti jika ada pintu air yang rusak. Bendungan memanjang dari timur ke barat dengan panjang 125 m dengan rincian 10 jumlah pintu air, lebar pintu 10 m, 3 intake, 2 pintu penguras lumpur, tinggi pintu bawah 5 m, tinggi pintu atas 3 m, dan berat pintu masing-masing 25 ton.

Bangunannya memiliki dua tingkat. Penghubung ke lantai atas menggunakan tangga yang berada di ujung timur dan barat bangunan. Bagian ujung barat dan timur bangunan menggunakan tegel berwarna abu-abu, bercorak kotak-kotak dan berukuran 20 x 20 cm. Pada lantai dua terdapat 5 ruang yang berisi penggerak pintu air. Alat-alat yang digunakan pada bendungan ini sudah cukup mengkhawatirkan sehingga perlu dilakukan perbaikan.

Baca Juga: Hadapi Lawan PSM Makassar, Bhayangkara Solo FC Tak Mau Lengah

foto Bendungan Pintu Air 10 Tangerang oleh Rony Alfian tempatwisata.pro

Tangerang dikenal sebagai kota kawasan 1000 industri. Hal ini karena sebagian besar wilayah Tangerang merupakan kawasan Industri. Namun tahu kah kamu di Tangerang juga ada sebuah bendungan yang kerap dijadikan sebagai destinasi untuk refreshing?

Ya, Bendungan ini disebut Bendungan Pintu Air Sepuluh. Lokasinya berada di daerah Kota Tangerang, tepatnya Sungai Cisadane. Orang-orang setempat menyebutnya Bendungan Pasar Baru Irigasi Cisadane atau Bendungan Sangengo. Sesuai namanya, Bendungan Pintu Air Sepuluh memiliki 10 pintu air dengan lebar masing-masing 10 meter .

Bendungan ini merupakan peninggalan dari zaman kolonialisme Belanda lho! Hingga saat ini, fisiknya masih kokoh dengan keaslian bangunan yang masih terjaga, serta dapat dimanfaatkan sesuai fungsinya.

Yuk, simak sejarahnya pada artikel di bawah ini.

Sejarah Bendungan Pintu Air Sepuluh
Bendungan Pintu Air Sepuluh mulai dibangun pada pada awal abad ke-20, yakni pada masa pemerintahan kolonial Belanda di Indonesia. Pembangunan bendungan ini merupakan salah satu bentuk manifestasi Politik Etis atau Politik Balas Budi yang dicetuskan oleh Van Deventer dari Belanda.

Salah satu dari tiga isi program Politik Etis atau yang disebut dengan Trias Vandeventer ini adalah irigasi, yakni membangun pengairan-pengairan dan bendungan untuk keperluan pertanian.

Pada masa itu, Tangerang dijadikan sebagai kota benteng pertahanan Belanda di Indonesia. Oleh karena itu, mereka memutuskan untuk membangun infrastruktur di wilayah tersebut. Kebetulan di sana ada Sungai Cisadane yang mengalir hingga sepanjang 126 km melintasi Kota Tangerang. Jadi daerah tersebut dirasa tepat untuk menjalankan Politik Etis Belanda.

Berdasarkan catatan sejarah, selain memanfaatkan tenaga penduduk setempat dalam pembangunan bendungan ini, pemerintah Belanda juga mendatangkan pekerja dari Cirebon.

Peran Bendungan Pintu Air Sepuluh dalam kehidupan masyarakat Tangerang

Sejak zaman pemerintahan Kerajaan Tarumanegara, Sungai Cisadane telah difungsikan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari masyarakat, terutama yang hidup di daerah aliran sungai. Hingga awal pemerintahan Hindia Belanda, peranan sungai ini masih sama.

Sejak pembangunan Bendungan Pintu Air Sepuluh di Sungai Cisadane, peran penting sungai ini berubah lebih besar, yakni untuk keperluan irigasi. Dengan bantuan bendungan ini, air dapat dialirkan hingga ke 1500 Ha sawah yang terbentang dari Kota Tangerang hingga Kabupaten Tangerang.

Selain untuk keperluan irigasi, tinggi bendungan yang mencapai 110 meter tersebut dibuat untuk  mencegah banjir.

Sebelumnya, pemerintah Belanda juga membangun fasilitas yang berfungsi untuk pengolahan air bersih. Letaknya persis di samping bendungan. Namun oleh pemerintah lokal, tempat tersebut dialih-fungsikan menjadi kantor PDAM untuk kawasan Tangerang.

Menjadikan Bendungan Pintu Air Sepuluh sebagai destinasi wisata

Bagi orang-orang yang ingin memanjakan mata dengan bangunan bersejarah dan panorama alam, Bendungan Pintu Air Sepuluh dapat dijadikan sebagai opsi.

Meskipun berada di wilayah Kota Tangerang, tempat ini tidak hingar-bingar seperti Jakarta. Suasana ini membuat Bendungan Pintu Air Sepuluh sangat cocok dijadikan sebagai tempat untuk menenangkan pikiran.

Saat ini, masyarat yang tinggal di daerah Tangerang sering memanfaatkan tempat tersebut untuk sekedar refreshing, jogging di jalanan sekitar bendungan, hingga menunggu matahari terbenam. Bagi orang-orang yang hobi fotografi, pemandangan Sungai Cisadane dan Bendungan Pintu Air Sepuluh dapat menjadi lokasi foto yang photogenic dan instagramable.

Harapannya, masyarakat dan pemerintah dapat tetap bersama-sama menjaga keaslian bangunan bersejarah tersebut. Sehingga untuk ke depannya, Bendungan Pintu Air Sepuluh sebagai bagian dari sejarah kolonialisme di Indonesia, dapat lebih dikenal oleh orang-orang yang berasal dari luar Tangerang.

Nah, itu dia sejarah, peran, serta fungsi Bendungan Pintu Air Sepuluh di Tangerang. Sebagai masyarakat Indonesia yang tidak ingin melupakan secara, bagaimana, kamu tertarik mengunjunginya?

Video yang berhubungan

foto Bendungan Pintu Air 10 Tangerang oleh Rony Alfian tempatwisata.pro

Tangerang dikenal sebagai kota kawasan 1000 industri. Hal ini karena sebagian besar wilayah Tangerang merupakan kawasan Industri. Namun tahu kah kamu di Tangerang juga ada sebuah bendungan yang kerap dijadikan sebagai destinasi untuk refreshing?

Ya, Bendungan ini disebut Bendungan Pintu Air Sepuluh. Lokasinya berada di daerah Kota Tangerang, tepatnya Sungai Cisadane. Orang-orang setempat menyebutnya Bendungan Pasar Baru Irigasi Cisadane atau Bendungan Sangengo. Sesuai namanya, Bendungan Pintu Air Sepuluh memiliki 10 pintu air dengan lebar masing-masing 10 meter .

Bendungan ini merupakan peninggalan dari zaman kolonialisme Belanda lho! Hingga saat ini, fisiknya masih kokoh dengan keaslian bangunan yang masih terjaga, serta dapat dimanfaatkan sesuai fungsinya.

Yuk, simak sejarahnya pada artikel di bawah ini.

Sejarah Bendungan Pintu Air Sepuluh
Bendungan Pintu Air Sepuluh mulai dibangun pada pada awal abad ke-20, yakni pada masa pemerintahan kolonial Belanda di Indonesia. Pembangunan bendungan ini merupakan salah satu bentuk manifestasi Politik Etis atau Politik Balas Budi yang dicetuskan oleh Van Deventer dari Belanda.

Salah satu dari tiga isi program Politik Etis atau yang disebut dengan Trias Vandeventer ini adalah irigasi, yakni membangun pengairan-pengairan dan bendungan untuk keperluan pertanian.

Pada masa itu, Tangerang dijadikan sebagai kota benteng pertahanan Belanda di Indonesia. Oleh karena itu, mereka memutuskan untuk membangun infrastruktur di wilayah tersebut. Kebetulan di sana ada Sungai Cisadane yang mengalir hingga sepanjang 126 km melintasi Kota Tangerang. Jadi daerah tersebut dirasa tepat untuk menjalankan Politik Etis Belanda.

Berdasarkan catatan sejarah, selain memanfaatkan tenaga penduduk setempat dalam pembangunan bendungan ini, pemerintah Belanda juga mendatangkan pekerja dari Cirebon.

Peran Bendungan Pintu Air Sepuluh dalam kehidupan masyarakat Tangerang

Sejak zaman pemerintahan Kerajaan Tarumanegara, Sungai Cisadane telah difungsikan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari masyarakat, terutama yang hidup di daerah aliran sungai. Hingga awal pemerintahan Hindia Belanda, peranan sungai ini masih sama.

Sejak pembangunan Bendungan Pintu Air Sepuluh di Sungai Cisadane, peran penting sungai ini berubah lebih besar, yakni untuk keperluan irigasi. Dengan bantuan bendungan ini, air dapat dialirkan hingga ke 1500 Ha sawah yang terbentang dari Kota Tangerang hingga Kabupaten Tangerang.

Selain untuk keperluan irigasi, tinggi bendungan yang mencapai 110 meter tersebut dibuat untuk  mencegah banjir.

Sebelumnya, pemerintah Belanda juga membangun fasilitas yang berfungsi untuk pengolahan air bersih. Letaknya persis di samping bendungan. Namun oleh pemerintah lokal, tempat tersebut dialih-fungsikan menjadi kantor PDAM untuk kawasan Tangerang.

Menjadikan Bendungan Pintu Air Sepuluh sebagai destinasi wisata

Bagi orang-orang yang ingin memanjakan mata dengan bangunan bersejarah dan panorama alam, Bendungan Pintu Air Sepuluh dapat dijadikan sebagai opsi.

Meskipun berada di wilayah Kota Tangerang, tempat ini tidak hingar-bingar seperti Jakarta. Suasana ini membuat Bendungan Pintu Air Sepuluh sangat cocok dijadikan sebagai tempat untuk menenangkan pikiran.

Saat ini, masyarat yang tinggal di daerah Tangerang sering memanfaatkan tempat tersebut untuk sekedar refreshing, jogging di jalanan sekitar bendungan, hingga menunggu matahari terbenam. Bagi orang-orang yang hobi fotografi, pemandangan Sungai Cisadane dan Bendungan Pintu Air Sepuluh dapat menjadi lokasi foto yang photogenic dan instagramable.

Harapannya, masyarakat dan pemerintah dapat tetap bersama-sama menjaga keaslian bangunan bersejarah tersebut. Sehingga untuk ke depannya, Bendungan Pintu Air Sepuluh sebagai bagian dari sejarah kolonialisme di Indonesia, dapat lebih dikenal oleh orang-orang yang berasal dari luar Tangerang.

Nah, itu dia sejarah, peran, serta fungsi Bendungan Pintu Air Sepuluh di Tangerang. Sebagai masyarakat Indonesia yang tidak ingin melupakan secara, bagaimana, kamu tertarik mengunjunginya?

Surah Al-Ma’un terdiri dari ….

Pembubuhan di atas tanda membuat sebuah pernyataan tertulis memiliki kekuatan hukum yang dapat dipertanggungjawabkan di depan pengadilan.tanda yang di … maksud adalah

Pelaksanaan demokrasi di indonesia setiap era dan rezim mengalami pasang surut. pemerintahan pada 1950 sampai 1959 pelaksanaan demokrasi ditandai deng … an tumbuh suburnya partai-partai politik dan ketidakstabilan pemerintahan. hal ini terjadi pada masa demokrasi ....

Pengakuan terhadap suatu negara lain yang baru berdiri bersifat …

Pengertian dari kerajinan media campuran berikut yang benar yaitu ditunjukkan pada pilihan

maharanigita09 maharanigita09

Jawaban:

kolonial Belanda

Penjelasan:

TANGERANG pendungan Pintu Air 10 dibangun pada tahun 1927 dan mulai digunakan di tahun 1932 pada masa penjajahan Belanda. Hal ini sebagai bentuk manifestasi Politik Etis [Balas Budi] yang dijalankan oleh pemerintah Kolonial Belanda kepada rakyat Indonesia.

Salah satu peninggalan sejarah di Kota Tangerang yang masih megah terpelihara sampai sekarang adalah Bendungan Pintu Air Sepuluh atau yang juga dikenal dengan sebutan SANGEGO. Bendungan yang dibuat era tahun 1920an oleh Pemerintah Kolonial Belanda ini sampai sekarang masih berfungsi dengan baik membendung Sungai Cisadane yang membelah Kota Tangerang.

Dengan fisik yang kokoh, tinggi bendungan ini mencapai 110 meter. Disebut dengan pintu 10, karena bendungan ini memiliki tiang penyangga sebanyak sepuluh buah dan terlihat seperti pintu yang berjumlah sepuluh buah. Bendungan ini dibangun pada awal abad ke-20 [tepatnya antara tahun 1921 sampai 1930] sebagai bentuk manifestasi Potik Etis [balas budi] yang dijalankan oleh Pemerintah Kolonial Belanda kepada rakyat Indonesia. Dan Tangerang yang dijadikan salah satu Benteng [Tangerang Kota Benteng] pertahanan oleh Belanda selain menjalankan potik etis tersebut juga sangat logis membangun infrastruktur di wilayah pertahanan mereka. Sehingga selain membangun bendungan pintu sepuluh untuk menjaga dan mengontrol ketinggian air Sungai Cisadane guna kepentingan mencegah banjir dan irigasi, Pemerintah Kolonial Belanda juga membangun fasilitas pengolahan air bersih di samping bendungan yang kelak diteruskan fungsinya oleh pemerintah sebagai Kantor PDAM Tangerang guna pendistribusian air baku atau air bersih untuk kawasan Tangerang.

Bendungan Pintu Air Sepuluh sampai dengan saat ini sangat bermanfaat bagi masyarakat Tangerang, khususnya Kota Tangerang. Kalau dikonversi dengan nilai rupiah saat ini, berapa nilai biaya pembangunan bendungannya saja seperti fisik bendungan pintu sepuluh. Pastinya luar biasa besar. Semoga Bendungan Pintu Air Sepuluh tidak sekedar menjadi simbol dan maskot sejarah belaka, tetapi juga dapat dibangun menjadi spot daerah objek pariwisata lokal dengan kelengkapan fasilitasnya.

T: @AboutTNG I: AboutTNG W: www.abouttng.com E:

Video yang berhubungan