Apa penyebab antara hipertensi dan hipotensi

Oleh Mina Megawati pada 23 Agu 2021, 20:00 WIB

Diperbarui 24 Agu 2021, 18:58 WIB

Apa penyebab antara hipertensi dan hipotensi

Perbesar

Ilustrasi hipertensi pada milenial. Photo by Mockup Graphics on Unsplash

Liputan6.com, Denpasar - Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), tekanan darah normal orang dewasa adalah 120/80 mmHg. Angka 120 mmHg menunjukkan tekanan sistolik, yaitu tekanan saat jantung memompa darah ke seluruh tubuh. Sedangkan angka 80 mmHg menunjukkan tekanan diastolik, yaitu tekanan saat otot jantung relaksasi dan menerima darah yang kembali dari seluruh tubuh. 

Saat tekanan darah kurang atau sama dengan 120/80 mmHg masuk dalam kategori normal. Jika tekanan darah berada di atas 120/80 mmHg hingga 139/89 mmHg termasuk dalam prahipertensi. Sedangkan tekanan darah di atas 140/90 mmHg, ini adalah hipertensi. 

Lalu bagaimana dengan tekanan darah di bawah 90/60 mmHg? Kondisi tekanan darah ini disebut hipotensi. 

“Hipertensi atau tekanan darah tinggi kerap mendapat istilah the silent killer,” kata dr Ika Wiguna, kepada Health Liputan6.com, di Bali, Jumat (20/08/21).

Namun sayang banyak yang tidak menyadari hal itu. Umumnya kita menganggap tekanan darah tinggi ditandai dengan kepala pusing. Padahal pada beberapa kasus, hipertensi terjadi tanpa gejala. 

Scroll down untuk melanjutkan membaca

Sementara itu, tekanan darah rendah bisa disebabkan oleh cuaca, terutama saat cuaca cenderung panas sehingga tubuh dehidrasi, atau pada kondisi kehamilan. Tekanan darah rendah juga bisa terjadi karena ketidakseimbangan hormon, kekurangan nutrisi, dan perdarahan.

Gejala umum hipotensi yakni pusing, lemas, mual muntah, penglihatan berkunang-kunang hingga pingsan.

Langkah Pencegahan

Membatasi konsumsi kafein, berdiri perlahan dari posisi duduk atau dari posisi tidur diupayakan untuk duduk terlebih dahulu, menghindari kondisi yang sama dan lama misalnya terlalu lama berdiri atau duduk terutama duduk bersila, tidak mengubah posisi tubuh tersebut secara tiba-tiba.

Langkah Pengobatan

Jika mengalami kondisi atau gejala hipotensi, langkah awal yang bisa dilakukan yaitu posisikan kedua kaki lebih tinggi dari dada dan ditahan dalam beberapa waktu. Namun, apabila belum membaik bisa konsultasikan ke fasilitas kesehatan terdekat.

Langkah lain bisa dengan rutin cek tekanan darah, konsumsi makanan dengan kadar tinggi garam, konsumsi air teratur serta berolahraga yang rutin.

Scroll down untuk melanjutkan membaca

Hipertensi ada dua macam yaitu hipertensi primer dan sekunder. Hipertensi primer yang disebut juga hipertensi esensial adalah tekanan darah tinggi primer yang terjadi tanpa penyebab yang pasti, yaitu bisa dari faktor genetik, obesitas, kebiasaan yang kurang sehat seperti merokok, konsumsi alkohol berlebih, sering begadang.

Sedangkan hipertensi sekunder merupakan tekanan darah tinggi karena suatu kondisi medis, penyakit ginjal, misalnya sebagai organ yang paling rentan. Fungsi kelenjar tiroid abnormal, kelenjar paratiroid yang terlalu aktif.

Langkah Pencegahan

Pencegahan untuk darah tinggi dengan pola hidup sehat, olahraga teratur, serta rutin cek tekanan darah bila ada tanda atau factor yang mendukung.

Langkah Pengobatan

Untuk penanganan darah tinggi dibantu dengan pola hidup sehat, konsumsi rendah garam, olahraga, istirahat cukup hindari minuman alkohol dan kafein, bila keluhan atau tekanan darah masih tinggi diharapkan konsultasikan ke fasilitas kesehatan terdekat untuk mendapatkan pengobatan lebih lanjut.

“Masih banyak yang belum peduli dan sadar untuk rutin memeriksakan kesehatannya. Mereka menganggap, selama tak ada gejala maka semua dianggap baik-baik saja,” kata dokter yang bertugas di Klinik Gnagga Medika, Ungasan, Bali, saat menutup sesi wawancara dengan Health.

Lanjutkan Membaca ↓

Apa penyebab antara hipertensi dan hipotensi

  • Apa penyebab antara hipertensi dan hipotensi
    Mina MegawatiAuthor
  • Apa penyebab antara hipertensi dan hipotensi
    Dyah Puspita WisnuwardaniEditor

TOPIK POPULER

POPULER

  • 1
  • 2
  • 3
  • 4
  • 5
  • 6
  • 7
  • 8
  • 9
  • 10

Berita Terbaru

Berita Terkini Selengkapnya

Merokok juga merupakan salah satu penyebab hipertensi atau tekanan darah tinggi yang paling umum. Rokok sudah terbukti dapat membuat tekanan darah langsung meningkat tajam setelah isapan pertama. Khususnya tekanan darah sistolik meningkat jadi sebanyak 4 mmHg.

Hal ini karena kandungan zat-zat berbahaya di dalamnya, seperti nikotin, dapat merusak lapisan dinding pembuluh arteri. Bila ini terjadi, pembuluh arteri akan menyempit dan tekanan darah menjadi naik.

Peningkatan tekanan darah akibat rokok juga bisa menjadi penyebab kerusakan jangka panjang pada pembuluh darah penderita hipertensi. Dengan demikian, perokok aktif dengan tensi tinggi berisiko terkena komplikasi hipertensi, seperti stroke, penyakit jantung, dan serangan jantung.

6. Konsumsi minuman keras berlebihan

Penyebab lain dari hipertensi atau tekanan darah tinggi adalah minuman keras (miras) atau minuman beralkohol. Dilansir dari Mayo Clinic, minum miras berlebihan dapat menaikkan tekanan darah ke tingkat yang tidak sehat.

Mengonsumsi lebih dari tiga gelas minuman beralkohol sekali waktu dapat menaikkan tekanan darah sementara, tetapi mengonsumsinya berulang kali dapat menyebabkan hipertensi jangka panjang.

American Heart Associaton (AHA) menyebut, alkohol dapat meningkatkan kadar lemak dalam darah yang mana bisa menyebabkan penumpukan lemak di dinding pembuluh darah arteri. Bila hal ini terjadi, tekanan darah akan meningkat dan juga meningkatkan risiko penyakit lain, seperti serangan jantung, stroke, atau gangguan pada organ vital lainnya.

Lalu, apa yang dapat menjadi penyebab hipertensi sekunder?

Dalam beberapa kasus, masalah medis lain yang sudah lebih dulu menyerang bisa jadi penyebab hipertensi atau tekanan darah tinggi. Kondisi ini dinamakan dengan hipertensi sekunder. Penggunaan obat-obatan tertentu juga berpotensi menjadi penyebab hipertensi atau tekanan darah tinggi jenis sekunder.

Hipertensi sekunder cenderung muncul secara tiba-tiba dan dapat menjadi penyebab tekanan darah melonjak lebih tinggi dibanding hipertensi primer. Berikut beberapa kondisi dan obat-obatan yang bisa jadi penyebab hipertensi atau tekanan darah tinggi sekunder:

1. Sleep apnea

Gangguan pernapasan saat tidur, atau yang dikenal dengan obstructive sleep apnea, menyebabkan napas Anda berhenti untuk sementara. Kondisi ini menyebabkan tubuh mengalami penurunan kadar oksigen di dalam darah. Apabila hal ini terjadi, fungsi jantung dan pembuluh darah dapat terganggu, sehingga tekanan darah pun meningkat.

Tidak hanya menyebabkan tekanan darah naik, sleep apnea juga meningkatkan risiko Anda mengalami serangan jantung, stroke, dan detak jantung tidak beraturan (palpitasi).

2. Masalah ginjal

Ternyata, ginjal yang bermasalah juga dapat menjadi penyebab tekanan darah Anda tinggi. Kondisi ini biasanya disebut dengan hipertensi renal. Bagaimana bisa masalah ginjal menjadi penyebab hipertensi?

Hipertensi akibat masalah ginjal terjadi ketika pembuluh darah pada ginjal menyempit (stenosis). Ketika ginjal tidak mendapatkan asupan darah yang cukup, ginjal akan mengira tubuh Anda mengalami dehidrasi. Maka itu, ginjal merespon dengan melepas hormon yang memicu tubuh untuk menahan garam dan air pada tubuh.

Kondisi tersebut menyebabkan terjadinya penumpukan cairan berlebih pada pembuluh darah, sehingga menjadi penyebab tekanan darah tinggi atau hipertensi.

Penyempitan pembuluh darah pada arteri ginjal biasanya disebabkan oleh atheroscleroris, atau pengerasan arteri. Penyakit ini juga umumnya menjadi penyebab serangan jantung dan stroke. Akan tetapi, penyebab dari pengerasan arteri sendiri masih belum diketahui.

3. Tumor pada kelenjar adrenal

Salah satu penyebab hipertensi lainnya adalah kelainan pada kelenjar adrenal Anda. Kelenjar adrenal adalah organ kecil yang terletak di dekat ginjal Anda. Fungsi kelenjar tersebut adalah memproduksi aldosteron, epinephrine, dan norepinephrine, yaitu hormon-hormon yang berperan dalam mengatur tekanan darah.

Jika terdapat tumor, kelenjar adrenal akan memproduksi hormon lebih banyak. Peningkatan hormon tersebut berpotensi menjadi penyebab melonjaknya tekanan darah Anda, sehingga hipertensi dapat terjadi.

Selain itu, Anda juga mungkin akan merasakan tanda-tanda dan gejala lain, seperti pusing, keringat berlebih, detak jantung semakin cepat, serta mudah muncul memar pada beberapa bagian tubuh.

4. Gangguan tiroid

Menurut situs American Family Physician, kelenjar tiroid yang bermasalah juga sering kali dikaitkan sebagai penyebab tekanan darah tinggi atau hipertensi. Sekitar 3% pasien penderita tekanan darah tinggi juga terkena penyakit hipotiroidisme.

Bagaimana bisa masalah tiroid menjadi penyebab hipertensi? Jadi, kelenjar tiroid adalah organ yang menghasilkan hormon-hormon pengatur metabolisme, suhu tubuh, detak jantung, berat badan, dan lain sebagainya.

Hipotiroidisme sendiri merupakan suatu kelainan di mana kelenjar tidak dapat menghasilkan hormon yang cukup untuk tubuh. Tidak hanya hipotiroidisme, produksi hormon berlebih pada tiroid atau hipertiroidisme juga ternyata berpotensi menjadi penyebab tekanan darah Anda menjadi tinggi dan hipertensi pun muncul.

5. Riwayat diabetes

Penyakit lain yang dapat menjadi penyebab tekanan darah tinggi adalah diabetes melitus, yang juga mencakup diabetes tipe 1, tipe 2, dan gestasional.