Apa perbedaan alkitab kristen dan katolik

Ada yang beratanya, Apakah sama kitab suci katolik dengan protestan ? 
MAK jawab, TIDAK SAMA. Memang ada perbedaan kitab suci antara kedua agama tersebut.

bibe kitab suci kristen protestan

Kitab suci Katolik dan kitab suci Kristen Protestan memang ada perbedaan yang khas. Perbedaannya adalah pada jumlah kitabnya. Katolik punya 73 kitab sedangkan kristen protestan punya 66 kitab.
Dalam Katolik ada 46 kitab Perjanjian Lama, sedangkan dalam Kristen Protestan alkitabnya menggunakan kitab versi King James hanya 39 kitab Perjanjian Lama. Sedangkan kitab Perjanjian Baru jumlahnya sama yakni 27 kitab. Ada 7 kitab yang diakui oleh Gereja Katolik sebagai kitab suci, sedangkan Kristen Protestan tidak mengakui 7 kitab tersebut sebagai kitab suci. Tujuh kitab itu sering disebut “Deuterokanonika”. Deuterokanonika berasal dari bahasa Yunani yang artinya “termasuk kanon kedua”, daftar yang kedua. Yang termasuk deuterokanonika adalah:

    Kitab Yudith


    Kitab Tobit
    Kitab Makabe I
    Kitab Makabe II
    Kitab Kebijaksanaan
    Kitab Putera Sirakh
    Kitab Baruch.

Sedangkan kitab Kejadian – Maleakhi disebut Protokanonika [kanon yang pertama] adalah sama-sama diakui oleh Katolik dan Kristen Protestan. Mengenai isi dan terjemahannya ke dalam bahasa Indonesia juga sama tidak ada bedanya, demikian juga dengan Perjanjian Baru.

Sehingga untuk membedakan dari segi sampul/kulit luarnya, Kitab Suci Bible Katolik di sampulnya ditambahi tulisan Deuterokanonika, sering ditulis lengkap “Alkitab Deuterokanonika”, maksudnya Alkitab yang di dalamnya ada deuterokanonika.

Lihatlah, betapa beraninya pemuka agama protestan membuang ayat-ayat kitab sucinya. Ada 7 kitab yang dikurangi.
Wahyu 22:[19] Dan jikalau seorang mengurangkan sesuatu dari perkataan-perkataan dari kitab nubuat ini, maka Allah akan mengambil bagiannya dari pohon kehidupan dan dari kota kudus, seperti yang tertulis di dalam kitab ini."

 Atau pemuka agama katolik yang menambah ayat-ayat kitab sucinya ? kitab suci menurut katolik lebih 7 kitab dari protestan.


Wahyu 22: [18] Aku bersaksi kepada setiap orang yang mendengar perkataan-perkataan nubuat dari kitab ini: "Jika seorang menambahkan sesuatu kepada perkataan-perkataan ini, maka Allah akan menambahkan kepadanya malapetaka-malapetaka yang tertulis di dalam kitab ini.

Page 2

Perbedaan utama: Alkitab Katolik memuat empat puluh enam buku asli Perjanjian Lama, [yang mencakup tujuh buku Apokrifa] dan dua puluh tujuh buku Perjanjian Baru. Alkitab Protestan hanya mencakup tiga puluh sembilan buku Perjanjian Lama dan dua puluh tujuh buku Perjanjian Baru.

Masalah utama ketika membedakan antara Katolik dan Kristen muncul ketika banyak yang tidak menyadari bahwa Katolik Roma adalah sekte Kristen, sama seperti Gereja Ortodoks Timur, dan berbagai denominasi Protestan. Denominasi Protestan meliputi Lutheran, Baptis, Anglikan, Calvin, Quaker, Shaker, dll. Jadi, ketika kita membahas tentang Alkitab Katolik dan Kristen, kita sebenarnya merujuk pada Alkitab yang masing-masing digunakan oleh umat Katolik dan Protestan.

Perbedaan utama antara gereja-gereja Katolik dan Protestan adalah keyakinan mereka tentang Alkitab. Umat ​​Katolik memandang Alkitab memiliki otoritas yang sama dengan Gereja dan tradisi, sedangkan Protestan memandang Alkitab sebagai otoritas tertinggi untuk iman dan praktik.

Orang harus mencatat bahwa Alkitab bukan hanya satu buku; itu adalah kumpulan buku dari tulisan hingga peristiwa bersejarah. Itu adalah perpustakaan cerita tentang kehidupan Yesus, para rasulnya dan kehidupan mereka setelah Yesus mati di kayu salib. Pada akhir abad ke-4, berbagai volume dan cerita ini dipatuhi menjadi satu volume, yang pada dasarnya adalah Alkitab modern, seperti yang kita kenal. Alkitab modern terdiri dari dua bagian: Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru.

Baik Alkitab Katolik maupun Protestan memasukkan Perjanjian Baru dalam format yang sama. Perbedaannya muncul dalam Perjanjian Lama. Perjanjian Lama sebagaimana tercantum dalam Alkitab Protestan menjalani kanonisasi doktrin atau buku. Kanonisasi adalah proses memilih buku mana yang harus tetap dan menjadi bagian dari Alkitab, dan mana yang harus dikeluarkan. Alkitab Protestan hanya mencakup buku-buku yang dianggap sebagai firman Allah. Buku-buku dan cerita-cerita yang dianggap ditulis oleh 'manusia' dikecualikan. Proses kanonisasi ini memakan waktu berabad-abad.

Perjanjian Lama dalam Alkitab asli didasarkan pada terjemahan Yunani dari Kitab Suci Yahudi, yang disebut Septuaginta. Sekitar 100 M, para rabi Yahudi merevisi Kitab Suci mereka dan menetapkan kanon resmi Yudaisme yang mengecualikan beberapa bagian dari Septuaginta Yunani.

Buku-buku yang dihapus adalah Tobit, Judith, 1 Makabe, 2 Makabe, Kebijaksanaan [Salomo], Sirach, dan Baruch. Bagian dari buku yang ada juga dihapus termasuk Mazmur 151 [dari Mazmur], bagian dari Kitab Ester, Susanna [dari Daniel sebagai pasal 13], dan Bel dan Naga [dari Daniel sebagai bab 14].

Alkitab terus menggunakan teks Septuaginta asli sebagai Perjanjian Lama. Namun, pada tahun 1500-an, para pemimpin Protestan memutuskan untuk mengatur materi Perjanjian Lama sesuai dengan kanon resmi Yudaisme alih-alih Septuaginta. Mereka membagikan Perjanjian Lama menjadi dua bagian. Bahan Perjanjian Lama yang tidak ada dalam kanon Yahudi dipindahkan ke bagian terpisah dari Alkitab yang disebut Apocrypha. Jadi, Alkitab Protestan sekarang termasuk tiga bagian: dua puluh empat buku Alkitab Ibrani dibagi menjadi tiga puluh sembilan buku sebagai Perjanjian Lama yang direvisi, dua puluh tujuh buku Perjanjian Baru, termasuk empat Injil Canonical, Kisah Para Rasul, dua puluh satu Surat atau surat dan Kitab Wahyu, dan tujuh buku dalam Apokrifa. Pada 1800-an, Apocrypha akhirnya dihapus dari versi Protestan dari Alkitab. Buku-buku Apokrifa juga dikenal sebagai buku-buku deuterokanonika.

Namun, Gereja Katolik Roma tidak mengikuti langkah-langkah Protestan, dan terus mendasarkan Perjanjian Lama mereka pada Septuaginta. Jadi, pada dasarnya Alkitab Katolik masih memuat empat puluh enam buku asli Perjanjian Lama, [yang mencakup tujuh buku Apokrifa] dan dua puluh tujuh buku Perjanjian Baru. Sebaliknya, Protestan Bible sekarang memuat tiga puluh sembilan buku Perjanjian Lama dan dua puluh tujuh buku Perjanjian Baru.

Ilustrasi

MATA INDONESIA, JAKARTA – Sekilas mungkin banyak yang mengira agama Kristen Katolik dan Kristen Protestan tidak memiliki perbedaan. Namun, anggapan tersebut keliru besar sebab banyak sekali perbedaan antara dua agama ini. Berikut ini 12 point perbedaan antara dua agama ini :

1. Protestan tidak mengakui Paus
Ini adalah perbedaan paling utama antara Kristen Protestan dan Katolik. Paus adalah pemimpin tertinggi umat Katolik. Paus bertahta di Vatikan, Roma. Paus pertama adalah St. Petrus, pemimpin dari ke-12 murid Yesus.

Dari kemunculan agama Katolik, sejak abad pertama hingga sekarang sudah ada sekitar 300-an Paus yang memimpin. Paus sekarang adalah Paus Fransiskus I yang menggantikan Paus Benedictus XVI. Namun agama Protestan tidak mengakui Paus dan tidak memiliki pemimpin tertinggi.

Paus Fransiskus [istimewa]
Alasannya bisa ditelusuri dari abad pertengahan di Eropa. Pada zaman itu, Paus Leo X ingin membangun gereja terbesar dan terindah di dunia yang disebut Basilika St. Petrus di Vatikan. Paus Leo X kemudian melakukan hal-hal yang sebenarnya bertentangan dengan ajaran Katolik yaitu menjual surat pengakuan dosa. Hal ini diprotes oleh seorang pastor bernama Martin Luther dari Biara St Augustine di Erfurt, Jerman. Ini salah satu alasan terjadi perpecahan [skisma] dalam gereja katolik di masa itu. Maka kerap orang menjuluki Gereja Katolik sebagai ‘Gereja Tua’ dan Gereja Protetan sebagai ‘Gereja Muda’.

Ia akhirnya memutuskan untuk memisahkan diri dari gereja Katolik. Karena memprotes gereja Katolik, maka pengikut Martin Luther kemudian disebut ‘Protestan’.

Namun upaya protestan lepas dari katolik ternyata memunculkan implikasi yang cukup besar. Karena tak mengakui Paus, maka mereka mudah terpecah-pecah menjadi berbagai aliran yang lebih kecil yang disebut “denominasi”. Aliran-aliran ini muncul karena perbedaan penafsiran antara satu kelompok dengan kelompok lain. Misalnya di Indonesia ada GPIB, Kharismatik, Pentakosta, Metodis, Baptis [GBI], Gereja Kristen Jawa [GKJ], Gereja Batak [HKBP], Adven dan lain-lain.

2. Orang Katolik Bisa Beribadah di Gereja Katolik Manapun
Mengingat Umat Katolik mengakui Paus sebagai satu-satunya pemimpin tertinggi. Maka implikasi praktisnya, orang Katolik bisa bebas beribadat di gereja Katolik manapun. Mau di Jakarta, Bandung, Malang, Manado, New York sebab ajarannya sama.

Tapi orang Protestan biasanya hanya pergi ke satu gereja yang sama seumur hidupnya karena tiap-tiap denominasi Kristen memiliki ajaran dan penafsiran yang berbeda. Bahkan tak jarang, antara denominasi Protestan yang satu dengan yang lain berselisih paham gara-gara perbedaan pandangan itu.

3. Cuma Orang Katolik yang membuat tanda salib Cara termudah membedakan yang mana orang Katolik dan yang mana orang Protestan adalah dengan memperhatikan saat mereka hendak berdoa. Biasanya sebelum dan sesudah berdoa, biasanya orang Katolik membuat tanda salib, sedangkan hal itu tak ditemukan pada orang Protestan.


Alasan orang Protestan tidak memakai tanda salib karena mereka berpegang teguh pada ajaran Martin Luther soal ‘Sola Scriptura’ [Kitab Suci sebagai dasar ajaran tertinggi] sehingga hal-hal yang tak ada dalam Kitab Suci dianggap tak sesuai dengan semangat awal Kristiani. Dan mereka menilai tanda salib sebagai warisan dari tradisi jemaat Kristen awal pada abad kedua.

Tak hanya itu, mereka juga berkeyakinan bahwa Yesus Kristus tak pernah mengajarkan penggunaaan tanda salib dalam berdoa. Maka mereka langsung saja berdoa tanpa harus menggunakan tanda salib.

Umat Kristen Protestan juga sangat jarang melakukan ibadat menggunakan simbol-simbol seperti salib. Bahkan pada salib gereja protestan tak ada corpus [tubuh] Kristus seperti dalam gereja Katolik. Alasannya karena mereka menilai tak ada bukti sejarah yang kuat kalau Yesus wafat di salib. Umumnya hal tersebut terjadi karena para pengikut Kristen Protestan berasal dari pengikut perjanjian baru.

4. Perbedaan kitab suci Nama kitab suci orang katolik dan protestan sebenarnya sama yaitu Alkitab. Bukan injil ya karena injil hanyalah sebagian kecil dari isi Alkitab yang khusus menceritakan kehidupan Yesus.

Meski demikian, ada perbedaan mencolok dalam Alkitab orang Katolik dan Protestan. Alkitab Katolik lebih tebal daripada Alkitab Protestan. Soalnya di dalam Alkitab Katolik ada tambahan 12 kitab yang dinamakan Deutero-Kanonika. Namun bagi Kitab-kitab tersebut tak diakui kebenarannya di agama Protestan.
Salah satu alasan orang protestan tak mengakui kitab-kitab ini karena mereka tidak mempercayai adanya gagasan ‘Api penyucian’ atau ‘Purgatorium’ [wilayah di antara surga dan neraka] yang dipercayai oleh orang Katoliks sebagai tempat bagi orang yang sudah meninggal memantaskan diri sebelum masuk ke surga. Doktrin ini cuma ada di kitab Deutero-Kanonika.

5. Soal penafsiran kitab suci
Dalam Katolik, orang biasa tidak boleh menafsirkan kitab suci. Satu-satunya yang boleh menafsirkan kitab suci hanyalah Magisterium, yaitu para ahli-ahli agama yang belajar secara khusus soal kitab suci dan berpusat di Roma. Dan Umat Katolik di seluruh dunia tinggal mengikuti saja penafsiran dari Magisterium tersebut. Sedangkan menurut ajaran Protestan, semua orang punya hak yang sama dalam menafsirkan kitab suci dan tak dimonopoli pemuka agama.

Sekilas keliatannya protestan lebih bebas. Namun ternyata ada dampak signifikannya yaitu muncul banyak penafsiran sehingga tidak lagi terarah dan kerap melenceng dari Kitab Suci. Sementara Umat Katolik di seluruh dunia terlihat lebih bersatu karena memiliki satu pendapat yang sama tentang kitab suci yang ditopang oleh Magisterium dan Tradisi.

5. Pemuka agama Katolik tidak boleh menikah, sedangkan Protestan boleh Para pemuka agama Katolik mulai dari pastor hingga Paus tak boleh menikah alias hidup selibat seumur hidup. Hal ini merujuk pada ajaran Yesus sendiri yang selama hidup-Nya tak pernah menikah.


Selain itu, tujuannnya agar mereka bisa berkonsentrasi dalam mengajarkan agama Katolik. Sementara dalam gereja Protestan, pendeta diperbolehkan menikah.

6. Katolik mengkultuskan Bunda Maria, sedangkan Protestan melarang Umat Katolik sangat mengkultuskan Bunda Maria sebagai ibunda dari Yesus Kristus. Umumnya yang namanya orang Katolik memang sangat mencintai dan menghormati Bunda Maria. Sebagai penghormatan kepada Bunda Maria, dalam agama Katolik ada kebiasaan berdoa rosario [semacam tasbih dengan liontin salib] dan berziarah ke Goa Maria setiap bulan Mei dan Oktober.


Tapi di Protestan, tak ada kebiasaan semacam itu karena ajarannya memang melarang pengkultusan pada Bunda Maria. Mengingat Martin Luther di awal mendirikan Protestan pada abad ke-16 berpendapat bahwa Maria ibunda Yesus, adalah wanita biasa sebagaimana layaknya seorang ibu yang lain.

7. Katolik mengakui para orang kudus [santo-santa] sementara Protestan tidak
Para orang kudus [“saint” dalam bahasa Inggris, disingkat “St” dan ditaruh di depan nama] merupakan orang-orang yang memiliki iman yang sangat kuat sehingga dipercaya sudah masuk surga. Orang kudus laki-laki disebut santo, sementara yang perempuan disebut santa.

Nama-nama para kudus ini biasanya digunakan sebagai nama gereja, misalnya gereja Santa Maria, gereja Santo Petrus, dan lain-lain. Para kudus juga punya hari perayaannya sendiri. Misalnya hari raya St Valentine dirayakan tiap 14 Februari.

Nama orang kudus juga digunakan umat Katolik sebagai nama baptis setiap umat Katolik seperti contohnya Thomas, Maria, Anastasya, Bernadette, Benedictus, Yohanes, Fransiskus Xaverius dan masih banyak lagi yang lainnya.

Namun, pada umat Kristen tidak mengakui keberadaan orang kudus tersebut, sedangkan untuk baptis bayi, umat Kristen biasanya memakai nama-nama Nabi seperti contohnya Samuel, Abraham, Adams, David dan sebagainya.

8. Perbedaan pada sakramen suci
Pada agama Katolik ada 7 macam sakramen suci yakni baptis yang umumnya dilakukan pada saat masih bayi atau orang dari luar Katolik yang ingin masuk menjadi Katolik. Lalu sakramen Krisma yang diberikan pada saat usia remaja sebagai sakramen penguatan.

Kemudian sakramen Ekaristi yang diterimakan sebagai simbol persatuan umat dengan Yesus Kristus yang dirayakan setiap minggu di gereja. Lalu ada sakramen imamat yang diberikan khusus kepada yang memilih selibat sebagai Pastor. Lalu ada sakramen pernikahan dan sakramen pengakuan dosa. Ada juga sakramen pengurapan orang sakit yang dipercaya sebagai bekal bagi orang yang mengalami sakratul maut untuk bisa diijinkan masuk ke Surga.

Sementara dalam agama Kristen, hanya diakui 2 sakramen saja yakni Baptis dan Ekaristi. Baptis sebagai simbol bahwa manusia telah menenggelamkan kehidupan duniawinya ke dalam kematian Yesus Kristus dan selanjutnya dibangkitkan oleh Kristus menjadi ciptaan yang baru [Roma 6:4].

Sementara sakramen ekaristi sebagai momen untuk mengenang apa yang Yesus lakukan saat masih hidup. Ini sendiri menjadi ketetapan Yesus untuk gereja lakukan seperti yang tertulis pada 1 Korintus 11:25 “… perbuatlah ini, setiap kali kamu meminumnya, menjadi peringatan akan Aku!”

Ekaristi juga dilakukan untuk mengingat kembali tentang penyaliban Yesus. Hal itu terinspirasi dari Lukas 22:16 “Sebab Aku berkata kepadamu: Aku tidak akan memakannya lagi sampai ia beroleh kegenapannya dalam Kerajaan Allah”, maka kita harus mengerti bahwa perjamuan kudus pun berkaitan dengan kedatangan Yesus untuk kedua kalinya.

9. Perbedaan gender pemuka agama Pada agama Kristen tidak ada perbedaan gender atau jenis kelamin untuk urusan pemuka agama sehingga laki-laki dan wanita bisa berkesempatan untuk menjadi seorang Pendeta.

Pendeta Junita Rondonuwu-Lasut [tengah] saat memimpin kebaktian bersama Jemaat Kristus Indonesia di Frankfurt [dw.com]
Sementara pada agama Katolik, hanya laki-laki saja yang diperbolehkan untuk menjadi seorang pemuka agama atau Pastor dan wanita menjadi seorang biarawati atau suster.

Reporter : Anastasia Irawati

Video yang berhubungan