Apa perbedaan batik pesisir dan batik pedalaman jelaskan

1. Batik pedalaman [Klasik] dan pesisiran punya sejarah dan nilai filosofis yang berbeda.

Batik pedalaman merupakan batik yang tumbuh dan berkembang atas dasar filsafat kebudayaan Jawa yang mengacu pada nilai-nilai spiritual. Di dalamnya juga terdapat harmonisasi antara alam semesta yang tertib, serasi dan seimbang. Jadi, batik pedalaman ini sifatnya sangat tradisional dan lokal.

Batik pesisiran mendapat pengaruh budaya daerah dari luar Jawa juga adanya pengaruh budaya asing seperti Cina dan India serta agama Hindu dan Buddha. Akulturasi inilah yang mendasari gaya batik pesisiran yang jauh berbeda dengan batik pedalaman.

2. Batik pedalaman [Klasik] dan batik pesisiran berkembang di wilayah yang berbeda

Batik pedalaman berkembang di daerah pedalaman, khususnya di Yogyakarta dan Surakarta. Melihat sejarahnya, kain batik pedalaman ini merupakan kain kebesaran dari keluarga keraton dan hanya boleh dikenakan oleh kalangan raja-raja dan petinggi keraton, makanya batik pedalaman juga dikenal dengan sebutan batik keraton atau batik klasik.

Sedangkan batik pesisiran berkembang di masyarakat yang tinggal di luar area keraton atau di daerah pesisir pulau Jawa seperti Cirebon, Pekalongan dan Madura. Pada masanya, batik pesisiran ini boleh dikenakan oleh siapa saja, nggak dikhususkan pada golongan tertentu.

3. Orang yang melakukan proses pembatikannya pun berbeda antara batik pedalaman dan pesisiran

Pada batik pedalaman, pembatik hanya bisa dijumpai di lingkungan keraton dan nggak sembarang orang bisa melakukan proses pembatikan yang melibatkan ritual-ritual tertentu. Memproses batik keraton diibaratkan sebagai ibadah, suatu aktivitas seni tinggi yang patuh pada aturan serta arahan aristokrat Jawa. Istilah-istilah batik pun mulai dikenal sejak zaman ini dan hampir semuanya menggunakan bahasa Jawa.

Berbeda dengan para pembatik di daerah pesisir yang merupakan rakyat jelata. Membatik bagi mereka adalah pekerjaan sambilan yang bebas aturan, tanpa patokan teknis dan religio-magis. Para pembatik pesisir lebih menyukai cara-cara yang bisa mengeksplorasi batik seluas-luasnya.

4. Motif, batik pedalaman dan pesisiran jelas punya banyak perbedaan

Motif yang digunakan pada batik pedalaman nggak sembarangan, setiap motif memiliki makna filosofi tersendiri. Ragam hias yang diciptakan pun bernuansa kontemplatif, tertib, dan simetris. Kebanyakan menggunakan motif geometris dan pengaruh budaya Jawa-Hindu, seperti ornamen-ornamen candi yang ada di daerah Yogyakarta dan Surakarta. Khusus motif hewan, biasanya nggak ditampilkan secara utuh, misalnya hanya digambarkan bagian tubuh tertentu saja.

Motif yang ditampilkan pada batik pesisiran umumnya lebih eksplisit, bebas, spontan, dan kasar cenderung imajinatif dan abstrak. Biasanya terinspirasi dari apa yang dilihat, misalnya bunga, kupu-kupu dengan kepala dan kaki yang digambarkan lengkap. Tentunya masing-masing motif punya makna sesuai dengan budaya masing-masing daerah

5. batik pedalaman dan pesisiran punya ciri khas yang kontras

Batik pedalaman umumnya menggunakan tiga warna dasar yaitu indigo blue/wedelan [biru gelap], soga [cokelat seperti pohon soga], dan putih atau putih kecokelatan [cream]. Penggunaan warna-warna alam yang kalem dan nggak mencolok sudah menjadi suatu keunikan tersendiri dalam pembuatan batik pedalaman.

Pada batik pesisiran, warna-warna yang digunakan mengikuti selera masyarakat luas yang bersifat dinamis dan cerah seperti merah, biru, hijau, kuning, bahkan ada pula yang oranye, ungu, dan warna-warna muda lainnya.

Semoga membantu^^

Tandai sebagai yang terbaik yaa...

Video

Bài mới nhất

Chủ Đề