Apa perbedaan wanita karir dan ibu rumah tangga?



KONTAN.CO.ID -  Selama ini masih banyak yang memperdebatkan ibu bekerja dan ibu rumah tangga. Banyak yang beranggapan ibu bekerja tidak lebih mulia dari ibu rumah tangga. Wanita karir atau ibu rumah tangga memiliki peran yang sama. Masing-masing memainkan peran sebagai ibu sama baiknya. Tanpa ada yang lebih unggul maupun lebih kurang.  Baca Juga: Mulai tergerus zaman, ini permainan tradisional yang sarat nilai positif Mulai tergerus zaman, ini permainan tradisional yang sarat nilai positif

  • Bekerja maupun menjadi ibu rumah tangga merupakan pilihan
Menjadi ibu bekerja atau ibu rumah tangga pastinya sudah dipertimbangkan. Pertimbangan tersebut tentunya melibatkan banyak pihak termasuk suami.  Menjadi wanita karir mungkin dipilih karena ekonomi yang mendesak. Mengandalkan penghasilan satu pintu tidak mencukupi, sehingga istri juga harus bekerja. Atau suami yang mendukung karir istri dan mendorong untuk terus berkembang. Memilih menjadi ibu rumah tangga pun sudah pasti dilalui dengan berdiskusi. Melihat bagaimana ekonomi rumah tangga dan kemampuan suami istri.
  • Setiap ibu memiliki alasannya sendiri
Setiap pilihan yang diambil seorang ibu, pasti ada alasan yang mendasar. Tidak semua ibu bekerja egois dan tidak semua ibu rumah tangga malas berkembang. Wanita karir mungkin saja terpaksa bekerja karena ekonomi keluarga yang tidak baik. Penghasilan suami yang belum mencukupi atau kebutuhan anak mulai banyak.  Begitu juga ibu yang memilih menjadi full mom. Mereka mengabdikan diri menjadi ibu rumah tangga agar buah hati bisa mendapat pengawasan. Tapi bukan berarti wanita karir tidak sayang pada anak mereka. Banyak wanita karir yang mampu menjalin hubungan baik dengan buah hati. Kuncinya dari pembagian waktu antara pekerjaan dan kehidupan pribadi.

Apa perbedaan wanita karir dan ibu rumah tangga?

Lalu, mana yang lebih baik, melanjutkan berkarier atau menjadi ibu rumah tangga? Dilema tersebut tampaknya tak akan pernah usai.

Ketika menjadi seorang wanita, yang paling bijak memang tetap memprioritaskan pekerjaan sebagai ibu dan menomorduakan pekerjaan di luar itu.

Untuk wanita yang memutuskan tetap berkarier dibanding menjadi full-time mom, keputusan Anda juga tidak salah, kok. Menjadi ibu bekerja juga mengasyikkan dan penuh tantangan!

Kedua pilihan tersebut memiliki konsekuensi yang berbeda dan membutuhkan perencanaan tepat. Bagi beberapa orang, banyak hal yang harus dipertimbangkan, khususnya bersama pasangan.

Berikut adalah empat pertimbangan yang harus dibicarakan dan disepakati:

Apabila tujuannya adalah untuk mendapatkan tambahan penghasilan, maka berkarier adalah salah satu alternatif untuk stabilitas rumah tangga. Coba pertimbangkan dulu potensi penghasilan yang didapat dan apakah hal tersebut setimpal dengan waktu yang dipakai untuk bekerja.

Akan lebih baik jika waktu bekerja tersebut masih bisa Anda gunakan untuk melakukan tugas harian sebagai ibu rumah tangga. Misalnya, untuk menyiapkan sarapan, mengantar anak sekolah, dan menyiapkan makan malam.

Jika tujuan berkarier lebih kepada idealisme mengembangkan talenta atau meraih cita-cita, Anda harus berhati-hati agar tidak terlalu larut dalam obsesi. Pada akhirnya, tugas utama Anda sebagai seorang ibu sebaiknya bisa tetap terpenuhi.

Jika tercipta keseimbangan antara karier dan mengurus keluarga, ibu bekerja dapat menjadi panutan bagi anak, khususnya pandangan bahwa wanita tak selalu berada di posisi inferior.

Artikel Lainnya: Tips Siap Kembali Bekerja Setelah Melahirkan

Dampak yang terjadi saat karier ibu lebih berhasil dibandingkan suami adalah terdapat dua dominasi di dalam keluarga. Hal ini dapat menjadi potensi perpecahan di dalam keluarga.

Hadirnya anak dapat memperparah kondisi ini. Karena itu, pembagian tanggung jawab harus jelas dan dilakukan secara konsisten.

Salah satu hal yang sulit dilakukan adalah membagi waktu. Kesibukan orang bekerja akan membuat waktu untuk dihabiskan dengan anak semakin sedikit.

Siapa yang menemani anak belajar? Siapa yang belanja bulanan? Siapa yang akan menyiapkan makan malam? Pertanyaan-pertanyaan tersebut bisa jadi akan terus terulang.

Tak hanya itu, menentukan waktu liburan keluarga pun menjadi lebih sulit karena harus saling menyesuaikan jadwal cuti. Untuk menghindari konflik, sebaiknya pembagian waktu ini harus disepakati sejak awal dan tak lupa bersiap-siap jika ada kondisi yang mengharuskan Anda atau pasangan mengalah.

Artikel Lainnya: Efektif dan Efisien, Ini Cara Mengasuh Anak untuk Ibu Bekerja

Ibu yang bekerja tentu akan memiliki rekan kerja, baik sesama maupun lawan jenis. Interaksi yang terjadi tak hanya di dalam, tetapi juga di luar kantor.

Lazimnya, akan selalu ada sahabat akrab yang pastinya terasa menyenangkan karena menghadirkan suasana baru. Nah, membagi keseimbangan antara pekerjaan, sosialisasi dengan rekan kerja, dan keluarga akan menjadi masalah yang harus diantisipasi.

Tetapkan prioritas bersama pasangan. Jika pasangan merupakan pribadi pencemburu, sebaiknya Anda berhati-hati untuk tidak melanggar batas yang nantinya dapat memunculkan konflik yang tidak perlu.

Artikel Lainnya: Tips Mempererat Ikatan dengan Anak untuk Ibu Bekerja

Jadi, tak ada yang lebih salah atau lebih benar antara menjadi wanita karier atau ibu rumah tangga. Tapi tentu saja keduanya harus dilakukan dengan penuh tanggung jawab berdasarkan kompromi dengan pasangan.

Ada satu hal lagi yang harus dimiliki dan dijaga baik oleh ibu rumah tangga maupun ibu bekerja: sebagai penopang kesehatan keluarga, keduanya harus sama-sama memprioritaskan kesehatan keluarga tanpa menomorduakan kesehatan dirinya. 

Cara-cara yang bisa dilakukan adalah dengan memiliki pola pikir dan pola hidup sehat. Imbangi juga dengan pola gerak tubuh yang cukup sebagai amunisi untuk menghindari penyakit-penyakit akibat kolesterol tinggi seperti jantung koroner dan stroke.

Pria memiliki kemungkinan yang lebih tinggi untuk mengalami peningkatan kadar kolesterol yang berlebih dan penyakit jantung koroner dibandingkan wanita. 

Hal itu karena wanita memiliki hormon estrogen yang punya fungsi protektif untuk menurunkan kolesterol jahat (LDL) dan meningkatkan kolesterol baik (HDL). Meski demikian, tidak berarti bahwa wanita terbebas dari risiko tersebut. 

Artikel Lainnya: Tips Sukses Ibu Bekerja Memberikan ASI Eksklusif bagi Bayi

Faktanya, setelah mengalami menopause yang menyebabkan penurunan produksi hormon estrogen, wanita akan kehilangan manfaat tersebut.  Risiko naiknya kadar kolesterol jahat dan penyakit jantung koroner juga dapat meningkat jika wanita kurang aktif dan menjalani gaya hidup sedenter.

Oleh sebab itu, terlepas dari pilihan untuk berkarier atau menjalani keseharian sebagai ibu rumah tangga, wanita harus tetap aktif setiap harinya. 

Terapkan pola hidup sehat dengan mengonsumsi makanan bergizi dan mengandung plant stanol ester untuk menurunkan kadar kolesterol.

Baik menjadi ibu rumah tangga atau ibu bekerja, keduanya memiliki konsekuensi dan tantangannya masing-masing. Apa pun pilihan Anda, pastikan untuk melibatkan pasangan sebelum membuat keputusan yang terbaik untuk keluarga. 

Baca Juga

Cari tahu informasi kesehatan lainnya dengan membaca artikel di aplikasi Klikdokter. Anda juga bisa berkonsultasi langsung dengan dokter melalui fitur Live Chat.

(OVI/JKT)

MENJADI seorang ibu merupakan sebuah anugerah besar yang sangat diimpikan oleh sebagian besar wanita di seluruh dunia. Kendati demikian, ada beberapa hal penting yang harus diperhatikan mengingat saat ini sudah banyak kaum wanita yang memutuskan untuk menjadi seorang wanita karir, meski tak sedikit pula yang memilih untuk menjadi ibu rumah tangga yang baik.

Sebelum Anda melangkah lebih jauh, yuk simak dulu dampak negatif menjadi ibu rumah tangga atau wanita karir bagi perkembangan anak, hubungan Anda dengan suami, dan juga untuk diri Anda sendiri. Sebagaimana dilansir dari Parenting, Selasa (15/5/2018).

Wanita Karir - Dampak untuk diri sendiri

Positif: Rasanya akan sangat menyenangkan jika keluarga mendukung karir Anda. Di satu sisi Anda harus bisa mengurus anak dan suami tercinta, di sisi lain Anda akan tetap terhubung dengan dunia yang lebih besar yang merangsang intelektualitas Anda.

Tentu dibutuhkan komitmen yang kuat untuk menjalankan dua hal tersebut, karena tidak mungkin Anda membiarkan membaca koran di pagi hari. Jadi sekali lagi, jangan lupa sediakan waktu khusus untuk keluarga.

Apa perbedaan wanita karir dan ibu rumah tangga?

Negatif: Anda akan merasa sangat bersalah ketika mendengar kabar baik dari pengasuh di rumah bahwa bayi Anda untuk pertama kalinya dapat berjalan dengan lancar.

Dampak untuk anak

Positif: Anak Anda tentu tidak akan mengerti tujuan Anda bekerja adalah untuk mendapatkan uang tambahan. Dari pendapatan tersebut, Anda bisa menggunakan jasa pengasuh bayi sebagai pengganti peran sementara di rumah.

Seorang ibu 2 anak asal New York mengatakan, "Saya yakin semakin banyak orang yang mencintai mereka (anak-anak saya) tentu akan semakin baik". Anda bahkan akan mendapati bahwa si kecil telah belajar banyak hal daripada anak-anak lainnya, meskipun beberapa ibu berpikiran sebaliknya.

Negatif: Anak Anda akan merasa rindu. Di suatu waktu, saat mereka jatuh di tempat penitipan anak, mereka akan menangis dipelukan orang lain, dan tidak menginginkan kehadiran Anda lagi.

Dampak untuk hubungan Anda

Positif: Percaya atau tidak, ternyata Lebih mudah menjaga hubungan agar tetap sinkron ketika Anda dan pasangan sama-sama bekerja di jam yang sama. Pasangan Anda tentu akan mengetahui seperti apa beban yang Anda tanggung sebagai seorang karyawan atau pekerja kantoran, dan ia pun akan lebih menghargai Anda.

Menjadi seorang wanita karir juga cenderung dapat menjaga keharmonisan rumah tangga di bandingkan mereka yang tinggal diam di rumah. Pasalnya, sebagian besar wanita karir memiliki kecerdasan, serta menyimpan karisma seperti saat awal-awal pernikahan.

Baca juga: Bertahun-tahun Belajar Agama, Kiper Timnas Swedia Akhirnya Masuk Islam

Negatif: Semua upaya yang telah Anda lakukan akan menjadi sia-sia, jika tidak benar-benar menyediakan waktu khusus untuk keluarga. Urusan laundry dan makan malam mungkin masih bisa ditangani pasangan Anda.

Baca juga: 3 Menu untuk Sahur Pertama, Ga Ribet dan Tetap Lezat

Namun ada kalanya ketika ia sedang menghadapi masa-masa sulit, justru bukan pelukan Anda yang ia butuhkan, melainkan air hangat dan tempat tidur empuk untuk beristirahat.

Ibu Rumah Tangga - Dampak untuk diri sendiri

Positif: menyaksikan anak tumbuh dengan sehat merupakan momen paling berharga bagi seorang ibu di seluruh dunia. Anda juga akan mengenal mereka lebih baik daripada orang lain.

“Ini adalah waktu yang tepat bagi kaum wanita untuk terhubung dengan orang-orang sekitar, terutama kepada anaknya. Anda memiliki banyak waktu untuk membangun hubungan tersebut,” kata Lexi Welanetz, direktur Pusat Konseling Sumber Daya Keluarga di Los Angeles.

 

Apa perbedaan wanita karir dan ibu rumah tangga?

Negatif: Ada kalanya Anda akan merasa jenuh dan bosan dengan rutinitas yang terus dilakukan berulangkali setiap hari. Apalagi jika anak Anda sedang rewel-rewelnya, di saat pekerjaan rumah menumpuk. Untuk menyiasatinya, Anda bisa menyisihkan sedikit waktu untuk diri sendiri setiap minggu.

Dampak untuk anak

Positif: Memiliki ibu yang selalu sedia setiap merupakan situasi yang paling nyaman dari sudut pandang bayi. Bahkan para pekerja di penitipan anak pun tidak akan memberikan hal yang sama seperti yang dirasakan anak Anda ketika bersama ibu kandungnya.

Selain itu, tidak akan muncul kekhawatiran yang tidak berarti, karena Anda selalu berada di sisi mereka. Misalnya ketika anak Anda sedang dalam masa pertumbuhan gigi.

Dalam masa inilah biasanya anak akan mengalami demam dan membutuhkan perhatian Anda. “Saya pikir anak-anak saya benar-benar mendapatkan manfaat dari stabilitas yang datang langsung dari orang yang sama (ibu kandung) setiap hari. Secara tidak langsung hal ini akan melatih mereka untuk belajar disiplin,” kata Lori Stepp, seorang ibu tiga anak asal Durham, Amerika Serikat.

Negatif: Dalam beberapa kasus, anak Anda akan ketergantungan akan sosok ibunya. Hal ini akan memicu sebuah permasalahan baru, khususnya pada masa-masa prasekolah.

Untuk menghindari hal tersebut, April Nesin Ph.D, seorang psikologi pediatric di Rumah Sakit Anak-Anak St. Louis mengatakan, “Pastikan sang anak menghabiskan waktu bersama anak-anak lainnya. Dengan begitu, ia akan merasakan kehidupan baru, di mana ia tidak lagi menjadi pusat alam semesta”.

Dampak untuk hubungan Anda

Positif: Menjadi ibu rumah tangga juga memiliki keuntungan untuk lebih fokus dalam mengurus anak. Contohnya ketika anak Anda jatuh sakit. Anda tidak perlu bertengkar dengan suami, tentang siapa yang harus ‘bolos’ ke kantor untuk menjaga si kecil di rumah.

Urusan rumah tangga lainnya pun akan jadi lebih terorganisir, sehingga Anda memiliki lebih banyak waktu luang ketika suami pulang.

Negatif: Pada suatu waktu Anda akan teringat kembali ke pada masa-masa ketika Anda menghabiskan waktu berjam-jam untuk mencari pekerjaan. Jika pada akhirnya Anda memutuskan untuk menjadi ibu rumah tangga, hal pertama yang ingin Anda bicarakan dengan suami adalah kapan ia akan bergantian mengurus anak.

Hal ini bisa menjadi penyebab konflik dan keretakan dalam rumah tangga. Pasalnya, setelah seharian bekerja, suami Anda tentu menginginkan waktu untuk berisitirahat. Cara terbaik untuk mengakalinya adalah dengan memberikannya waktu bersantai selama kurang lebih 30 menit, lalu bicarakanlah secara perlahan.

  • #Ibu Rumah Tangga
  • #Bekerja atau jadi Ibu rumah tangga?
  • #Wanita Karier