Apa persamaan dan perbedaan respirasi anaerob dan fermentasi

Respirasi anaerob dan fermentasi adalah dua proses yang berbeda dengan perbedaan yang ditandai antara keduanya. Namun, dua proses ini identik dalam beberapa situasi. Oleh karena itu, sangat penting untuk memahami karakteristik dari dua proses untuk mengidentifikasi yang mana. Artikel ini merangkum karakteristik dari dua proses dan melakukan perbandingan dengan adil di akhir cerita.

Fermentasi

Fermentasi adalah proses dimana energi yang diekstraksi dari senyawa organik dengan menggunakan akseptor elektron endogen. Akseptor elektron endogen biasanya merupakan senyawa organik, sedangkan oksigen bertindak sebagai akseptor elektron dalam respirasi aerobik. Energi juga diekstrak dari senyawa organik seperti karbohidrat, protein, lemak, dan makanan lainnya.

Fermentasi lebih proses ekonomis menguntungkan, seperti yang telah digunakan dalam banyak proses produksi komersial seperti alkohol, anggur, bir, dan teh. Penggunaan bakteri fermentasi yang menonjol dalam proses komersial tersebut.

Fermentasi asam laktat dan fermentasi alkohol adalah contoh yang paling terkenal, di mana satu proses menghasilkan asam laktat sedangkan hasil lain alkohol atau etanol. Fermentasi asam asetat menghasilkan metana dan karbon dioksida.

Selain itu, ada berbagai proses fermentasi lain yang membentuk gas hidrogen, sebagai hasilnya. Langkah glikolisis dalam respirasi adalah proses fermentasi, di mana piruvat dan ATP yang dihasilkan dari glukosa. Fermentasi asam laktat terjadi ketika oksigen tidak hadir atau tidak diberikan tepat pada otot, yang menyebabkan kram. Oleh karena itu, menarik untuk melihat fermentasi yang terjadi di kedua jalur aerobik dan anaerobik.

Respirasi anaerobik

Respirasi penting untuk mendapatkan energi, tetapi tidak semua tempat di dunia memiliki oksigen, dan yang menuntut organisme untuk beradaptasi dengan teknik yang berbeda untuk hidup dalam lingkungan tersebut. Respirasi anaerobik merupakan salah satu metode seperti penggalian energi dari bahan organik menggunakan bahan kimia lainnya yaitu senyawa sulfat atau nitrat sebagai akseptor elektron terminal terakhir dalam proses. Selain itu, akseptor elektron ini kurang efisien dalam potensi reduksi mereka dan hanya bisa menghasilkan beberapa molekul ATP per molekul glukosa. Biasanya, produk limbah berupa sulfida, nitrit, atau metana dan mereka adalah bau tak sedap bagi manusia dan kebanyakan hewan lainnya. Asam laktat adalah limbah lain yang dihasilkan melalui respirasi anaerobik. Sangat menarik untuk mengetahui bahwa respirasi anaerobik dapat terjadi dalam tubuh manusia juga, terutama ketika ada permintaan yang tinggi oksigen untuk mengoperasikan gerakan otot yang cepat. Dalam kasus tersebut, asam laktat diproduksi, dan yang menyebabkan kram otot.

Apa persamaan dan perbedaan respirasi anaerob dan fermentasi

Apa perbedaan antara Fermentasi dan Respirasi anaerobik?

  • Fermentasi adalah proses di mana energi yang dihasilkan dari senyawa organik dengan menggunakan akseptor elektron endogen, dan ada banyak jenis akseptor elektron. Namun, respirasi anaerobik menggunakan senyawa non-oksigen baik endogen maupun eksogen sebagai akseptor elektron terminal dalam proses.
  • Fermentasi hadir baik pada respirasi aerobik dan anaerobik, tapi tidak respirasi anaerobik.
  • Fermentasi digunakan sebagai proses yang dapat dikomersialkan tetapi tidak respirasi anaerobik.
  • Alkohol dan asam laktat adalah produk limbah utama fermentasi tetapi tidak selalu dalam respirasi anaerob.

Persamaan dan Perbedaan Respirasi Aerob dan Anaerob – respirasi adalah reaksi kimia yang dilakukan oleh makhluk hidup untuk menghasilkan energi. Setiap organisme hidup akan melakukan aktivitas vital ini. Hal ini dikarenakan, setiap aktivitas yang dilakukan oleh setiap organisme akan memerlukan sejumlah energi. Reaksi respirasi merupakan reaksi pembongkaran glukosa untuk menghasilkan energi. Respirasi terjadi di dalam sel, dengan melibatkan atau tidak organel respirasi seperti mitokondria (eukariotik) atau mesosom (prokariotik). Glukosa yang menjadi reaktan dalam reaksi ini diperoleh organisme dengan membuat makanannya sendiri (pada kelompok autotrof) atau diperoleh dengan memakan organisme lain (heterotrof, mencakup herbivora, karnivora, detrivora) atau mungkin mendapatkan asupan makanan dari sisa organisme (saprofit, detritus). Reaksi respirasi sel ini dapat terjadi dengan atau tanpa oksigen untuk membongkar senyawa glukosa menjadi energi. Respirasi yang menggunakan oksigen disebut respirasi aerob, sementara respirasi yang berlangsung tanpa oksigen disebut respirasi anaerob. Respirasi aerob dan anaerob merupakan reaksi metabolisme untuk menghasilkan energi. Pada umumnya, respirasi aerob merupakan jalur yang paling umum bagi sebagian makhluk hidup. Sementara itu jalur respirasi anaerob terdapat pada beberapa organisme yang sensitif terhadap keberadaan oksigen yaitu kelompok organisme anaerob obligat seperti pada beberapa bakteri, alga, dan khamir. Hewan dan manusia dapat menempuh jalur anaerob ketika kondisi tertentu seperti olah raga berat yang tidak memungkin untuk menghasilkan energi secara aerob. Berikut uraian persamaan dan perbedaan antara respirasi aerob dan anaerob.

PERSAMAAN RESPIRASI AEROB DAN ANAEROB

1. Terjadi pada Organisme Hidup

Baik respirasi aerob maupun respirasi anaerob hanya terjadipada organisme hidup. Aktivitas vital ini tidak akan terjadi pada sel atau bagian dari suatu makhluk hidup yang telah mati. Sel yang diambil atau dipisahkan dari suatu tubuh organisme seperti pada teknik kultur jaringan, masih tergolong ke dalam sel hidup karena sel dibiakkan pada suatu medium yang mengandung nutrisi. Pada khamir ataupun bakteri memiliki masa hidup tertentu (tergantung pada jenisnya). Pemberian antiseptik atau antibiotik dapat menghambat mikroorganisme untuk melakukan respirasi, sehingga memicu kematian sel. Aktivitas respirasi akan terjadi selama organisme itu hidup.

2. Terjadi Glykolisis

Reaksi respirasi diawali dengan merombak senyawa glukosa yang diperoleh dari nutrisi. Reaksi perombakan glukosa dikenal dengan istilah glikolisis. Baik respirasi aerob maupun respirasi anaerob akan mengawali reaksi respirasi dengan reaksi glikolisis yang sama – sama terjadi di dalam sitoplasma (cairan sel). Enzim – enzim glykolisis dalam sitoplasma akan mengkatalisis pembongkaran glukosa menjadi dua molekul asam piruvat. Dari reaksi ini akan diperoleh energi sejumlah 2 ATP dan produk samping berupa 2 NADH. Reaksi glikolisis terjadi tanpa melibatkan oksigen. Dengan demikian, pada respirasi aerob juga terjadi fase anaerob yaitu ketika glikolisis.

3. Tujuan Respirasi

Respirasi merupakan reaksi katabolisme yang bertujuan untuk menghasilkan sejumlah energi untuk memenuhi kebutuhan hidup sel. Energi yang dihasilkan baik dari respirasi aerob maupun anaerob digunakan untuk keperluan sel itu sendiri, seperti aktivtas reproduksi, pertahanan, pencernaan, dan lainnya.

[sc:ads]

PERBEDAAN RESPIRASI AEROB DAN ANAEROB

Terdapat sejumlah perbedaan yang mencolok antara respirasi aerob dan anaerob, yaitu:

1. Penggunaan Oksigen dalam Reaksi

Perbedaan yang menjadi dasar klasifikasi respirasi ialah penggunaan oksigen dalam reaksi tersebut. Respirasi aerob menggunakan senyawa oksigen dalam tahapan reaksinya. Sementara respirasi anaerob terjadi tanpa melibatkan senyawa oksigen dalam setiap tahapan reaksinya. Jalur respirasi ini merupakan bentuk adaptasi evolusi makhluk hidup di alam. Organisme anaerob adalah kelompok makhluk hidup yang tidak toleran terhadap oksigen. Kelompok organisme ini hidup di ruang isolated (tidak terpapar udara) atau di suatu lapisan permukaan yang paling bawah. Sementara kelompok organisme aerob sangat membutuhkan oksigen untuk membongkar glukosa menjadi energi. Organisme ini hidup di daerah terbuka atau di permukaan lapisan atas yang terpapar langsung dengan udara.

2. Organel yang Terlibat dalam Respirasi

Perbedaan selanjutnya ialah organel sebagai tempat berlangsungnya tahapan dalam reaksi respirasi. Respirasi diawali dengan reaksi glikolisis yang terjadi di dalam sitoplasma menjadi asam piruvat. Pada respirasi aerob asam piruvat akan memasuki mitokondria untuk mengalami perombakan lanjutan, sementara pada respirasi anaerob hanya berlangsung di dalam sitoplasma. Mitokondria merupakan organel respirasi pada kelompok organisme eukariotik. Matrik (cairan mitokondria) memiliki enzim – enzim respirasi untuk menghasilkan energi. Penggunaan oksigen sebagai akseptor terakhir pada reaksi respirasi aerob terjadi pada tahapan di dalam mitokondria.

3. Jumlah Energi yang Dihasilkan

Karena organel yang terlibat berbeda pada tahapan respirasinya, menyebabkan jumlah energi yang dihasilkan antara respirasi aerob maupun anaerob berbeda. Respirasi aerob menghasilkan energi yang lebih banyak dibanding respirasi anaerob. Jumlah energi dari reaksi respirasi aerob yaitu 36 ATP (pada prokariotik 38 ATP), sementara respirasi anaerob menghasilkan 2 ATP. Energi yang besar dari respirasi aerob ini diperoleh dari tahapan respirasi yang berlangsung di dalam mitokondria dan ditambah dari glikolisis. Sementara respirasi anaerob mendapatkan energi hanya dari reaksi glikolisis yang berlangsung di sitoplasma. (jumlah energi yang dihasilkan dari glikolisis baik pada respirasi aerob maupun anaerob adalah sama yaitu 2 ATP).

4. Produk Samping

Produk samping yang dihasilkan dari respirasi anaerob lebih beragam, tergantung jalur reaksinya (alkohol atau asam laktat). Sementara respirasi aerob menghasilkan produk buangan berupa karbondioksida dan uapa air yang akan dibuang ke atmosfer melalui sistem respirasi.

5. Tahapan Reaksi

Tahapan reaksi pada reaksi aerob lebih panjang dibanding pada repirasi anaerob. Setelah melakukan glykolisis, respirasi aerob akan melewati sejumlah reaksi aerobik di dalam mitokondria. Sementara respirasi anaerob hanya akan mereduksi senyawa hasil glikolisis menjadi produk samping.