Apa saja perubahan fisik saat mengalami pubertas dini
Pubertas adalah suatu tahap normal yang akan dilalui semua orang. Kondisi pubertas disebabkan oleh pembentukan Gonadotropine-Releasing Hormone (GnRH).Hormon ini akan memicu kelenjar pituitary untuk mengeluarkan Luteinizing Hormone (LH) dan Follicle Stimulating Hormone (FSH), yang pada akhirnya akan mendorong ovarium untuk memproduksi estrogen pada anak perempuan, dan testis untuk memproduksi testosteron pada anak laki-laki.Kedua hormon tersebut bertanggung jawab pada perkembangan seksual pada anak, sehingga terjadi perubahan bentuk dan fungsi tubuh. Ada dua jenis pubertas dini, yaitu pubertas dini sentral dan pubertas dini periferal.Pada pubertas dini sentral, otak terlalu awal melepaskan GnRH dan belum diketahui penyebab pastinya. Namun, gangguan pada otak dan sumsum tulang belakang (sistem saraf pusat) berikut ini dapat memicu terjadinya pubertas dini sentral. Show
Pubertas dini adalah kondisi di mana anak mengalami pubertas terlalu cepat, tepatnya sebelum usia 8 tahun bagi anak perempuan dan sebelum usia 9 tahun bagi anak laki-laki. Kondisi ini termasuk dalam sindrom pubertas, di mana pubertas dapat terjadi terlalu cepat atau terlambat. Secara umum, masa pubertas dimulai sekitar usia 8-14 tahun. Namun, sebagian anak dapat mengalaminya lebih cepat, bahkan beberapa tahun lebih awal. Contohnya, pubertas dini pada perempuan bisa terjadi pada usia 6 tahun. Supaya orangtua tidak khawatir, mari kenali penyebab, gejala, dan cara mengatasi pubertas dini. Penyebab pubertas diniPubertas dini dapat disebabkan oleh faktor genetik.Pada banyak kasus, para ahli belum dapat menemukan penyebab dari pubertas dini, terutama pada perempuan. Terkadang, masalah ini disebabkan adanya masalah kesehatan. Karena proses pubertas dimulai dari kelenjar pituitari di otak, maka penyebabnya disinyalir berkaitan dengan kesehatan otak. Penyebab pubertas dini diduga karena tumor, cedera pada otak yang mengakibatkan pada perubahan hormon, atau peradangan pada otak yang mungkin disebabkan oleh infeksi. Namun, ada pula beberapa faktor yang mempengaruhi pubertas dini, antara lain: Jenis kelamin dinilai berperan dalam pubertas dini. Perempuan memiliki kemungkinan yang jauh lebih besar untuk mengalami pubertas dini jika dibandingkan dengan lelaki. Perbandingannya bahkan mencapai 10 kali lipat lebih besar. Mutasi genetik dapat berpengaruh pada pelepasan sel hormon sehingga berpotensi memicu pubertas dini. Kebanyakan dari pemilik faktor risiko ini diturunkan dari orangtuanya. Pubertas dini dianggap berpotensi untuk lebih sering terjadi pada beberapa ras tertentu. Misalnya, orang Afrika-Amerika memiliki kemungkinan yang lebih besar untuk mengalami pubertas dini daripada ras lainnya. Anak yang kelebihan berat badan secara signifikan memiliki risiko lebih tinggi mengalami pubertas dini. Bahkan pada anak perempuan yang terlalu gemuk, risiko pubertas dini dinilai semakin meningkat. Jika terpapar obat topikal atau zat lain yang mengandung hormon estrogen atau progesteron, risiko anak mengalami pubertas dini dianggap semakin besar. Pengobatan radiasi untuk tumor, leukemia atau kondisi lain, dinilai mampu meningkatkan risiko anak mengalami pubertas dini. Gejala pubertas diniMenarche atau menstruasi pertamaPubertas dini, yang juga dikenal sebagai pubertas prekoks, dapat ditandai oleh sejumlah gejala berikut:
Salah satu pertanyaan yang kerap diajukan tentang masalah ini adalah: apa penyebab pubertas dini bagi pertumbuhan tinggi badan? Dikutip dari Mayo Clinic, pubertas dini pada anak perempuan atau laki-laki juga bisa menyebabkan pertumbuhan tulang dan otot yang cepat, serta perubahan bentuk dan ukuran tubuh. Dampak pubertas diniPubertas dini dapat menyebabkan masalah fisik dan emosional pada penderitanya. Berikut ini adalah beberapa dampak yang mungkin dialami jika seorang anak mengalami pubertas dini:
Pengobatan pubertas diniAnak tidak memerlukan perawatan khusus jika pubertas dini berlangsung lambat atau mendekati usia pubertas yang wajar. Apabila dirasa perlu, Anda bisa berkonsultasi pada dokter mengenai pengobatan yang tepat untuk anak. Dokter kemungkinan akan memberi obat untuk menghentikan produksi hormon luteinizing dan hormon perangsang folikel kelenjar hipofisis untuk memperlambat pubertas. Sementara itu, jika anak memiliki kondisi medis tertentu yang memicu pubertas dini, maka pengobatan dilakukan untuk mengatasi kondisi yang mendasarinya. Hal ini bisa membantu menghentikan masa pubertas dini yang terjadi pada anak. Selain itu, dokter juga dapat meresepkan obat-obatan untuk menghentikan produksi dini estrogen dan testosteron pada anak laki-laki maupun perempuan. Jadi, pastikan anak mendapat perawatan yang tepat. Apakah ada cara mencegah pubertas dini?Beberapa faktor risiko dari pubertas dini, seperti jenis kelamin dan ras, tidak bisa dihindari. Namun, terdapat beberapa cara yang bisa Anda lakukan untuk mencegah pubertas prekoks pada anak, misalnya:
Jika Anda ingin bertanya lebih lanjut seputar pubertas dini pada anak, tanyakan langsung pada dokter di aplikasi kesehatan keluarga SehatQ. Download sekarang di App Store dan Google Play. |