Apa sajakah perencanaan dan perancangan dalam produksi produk teknologi transportasi dan logistik?

tirto.id - Transportasi dan logistik menjadi dua hal yang erat berkaitan dengan kehidupan sehari-hari. Transportasi barang jarak dekat, misalnya, diperlukan untuk distribusi barang dan jasa secara cepat. Ada pula transportasi jarak menengah dan jauh yang diperlukan pada kegiatan logistik. Logistik merupakan proses perencanaan, pelaksanaan, pengawasaan pada transportasi dan penyimpanan yang efektif serta efisien. Dalam logistik, penyimpanan dan transportasi menjadi kegiatan utamanya. Dengan demikian, transportasi menjadi bagian tidak terpisahkan dari kegiatan logistik ini.

Demi mendukung kegiatan tersebut diperlukan teknologi transportasi dan logistik. Menurut buku Prakarya dan Kewirausahaan [2017], teknologi transportasi dan logistik adalah teknologi yang dikembangkan dengan tujuan memfasilitasi penyimpanan dan perpindahan barang. Teknologi ini akan mengaitkan satu proses dengan proses lainnya agar berjalan efektif dan efisien.



Cara Merancang Usaha Teknologi Transportasi dan Logistik

Mendirikan usaha yang berkaitan dengan teknologi transportasi dan logistik perlu persiapan yang matang sebagaimana bisnis lainnya. Menurut modul Prakarya dan Kewirausahaan [2020], ada berbagai hal yang perlu dipahami terkait perencanaan ini:

1. Identifikasi Masalah

Tujuan mengidentifikasi ini adalah menemukan solusi dari permasalahan di sekitar, terutama dalam hal transportasi dan logistik.

2. Menemukan solusi dengan curah pendapat

Setelah masalah berhasil diidentifikasi, langkah selanjutnya yaitu melakukan curah pendapat [brainstorming] melalui sebuah kelompok. setiap anggota kelompok membebaskan diri untuk urun ide-ide yang beragam dan sebanyak-banyaknya, termasuk ide yang tidak masuk akal. Kumpulan ide inilah yang nantinya dijadikan bahan untuk menyusun solusi.

3. Rasionalisasi

Dalam proses rasionalisasi dilakukan evaluasi ide-ide yang muncul dengan pertimbangan-pertimbangan teknis. Misalnya terkait cara menggunakan produk tersebut, apakah bahan dan teknik yang digunakan sudah tepat.

4. Membuat studi model [prototype]

Sketsa ide yang sudah dibuat pada tahap sebelumnya berformat dua dimensi berupa gambar di bidang datar. Sementara itu, produk teknologi transportasi dan logistik yang akan dibuat berbentuk tiga dimensi seperti kemasan produk. Oleh sebab itu, langkah selanjutnya mewujudkan sketsa ide dalam format tiga dimensi yaitu dengan studi model. Studi model bisa dibuat menggunakan material sebenarnya atau bukan material sebenarnya.

5. Penentuan desain akhir

Setelah semua tahap sebelumnya dilalui, langkah selanjutnya yakni penetapan desain akhir. Penerapan dilakukan melalui diskusi atau evaluasi. Hasilnya nanti berupa umpan balik yang bermanfaat dalam menentukan desain akhir yang terpilih.


Contoh Ide Usaha Transportasi dan Logistik

Contoh pentingnya teknologi transportasi dan logistik dapat dilihat pada usaha telur ayam. Telur ayam merupakan komoditas yang rentan rusak. Oleh sebab itu, perlu melakukan upaya dalam penyimpanan dan transportasinya agar tetap aman selama dalam perjalanan pengiriman ke tempat tujuan sehingga kerugian bisa ditekan. Dari sini, teknologi transportasi dan logistik diperlukan dalam merancang seperti pembuatan kemasan atau wadahnya untuk melindungi telur dari benturan, dapat melindungi telur ketika ditumpuk, dan efisien saat penyimpanannya. Perancangan wadah juga memperhatikan keamanan dan efisiensi saat transportasi barang. Kegiatan logistik umumnya diperlukan sebagai perpanjangan dari kegiatan produksi. Pada panen pertanian, misalnya, hasil panen akan dipindah ke tempat penyimpanan, lalu disimpan sementara untuk kemudian didistribusikan kepada konsumen. Transportasi dan penyimpanan produk yang dirancang secara baik, dapat mempertahankan kualitas barang saat sampai di tempat tujuan.

BerandaKewirausahaanPerancangan Produk Teknologi Transportasi dan Logistik

Proses perancangan produk diawali dengan identifikasi masalah, pencarian ide solusi, dilanjutkan dengan pembuatan gambar atau sketsa ide. Ide terbaik kemudian dikembangkan menjadi produk rekayasa yang akan dibuat, dilanjutkan dengan persiapan produksi dan proses produksi. Produksi adalah membuat produk hasil rekayasa sehingga siap dijual. Perancangan produk didasari beberapa faktor pertimbangan, yaitu fungsi produk, pengguna produk, material, teknik pembuatan, nilai estetis dan harga jual.

1. Identifikasi Masalah.

Perancangan produk bertujuan untuk menemukan solusi dari sebuah permasalahan, dalam hal ini permasalahan transportasi dan logistik. Proses perancangan diawali dengan mengidentifikasi permasalahan transportasi atau logistik yang ada di sekitar kita. Salah satu contoh masalah transportasi yang sederhana, a. Konsumen membeli 4 buah jus buah dalam gelas plastik dan akan membawanya ke rumah. Bagaimana agar konsumen dapat membawa dengan nyaman dan jus buah dalam gelas tidak tumpah? b. Sebuah usaha katering harus membawa 100 buah piring makan dan 100 pasang sendok garpu untuk sebuah pesta kebun atau pesta di lapangan rumput. Bagaimana agar piring-piring dapat dibawa dengan aman ke lokasi pesta yang tidak memungkinkan dijangkau mobil? c. Panen jamur pada rak jamur yang tersusun vertikal membutuhkan alat bantu bawa yang memudahkan petani membawa dan menyimpan hasil panen yang melindungi dari resiko kerusakan.

2. Mencari Solusi dengan Curah Pendapat.


Langkah selanjutnya adalah mencari ide sebagai solusi dari masalah tersebut. Cara yang dapat dilakukan adalah melalui curah pendapat [brainstorming] yang dilakukan dalam kelompok. Pada proses brainstorming ini, setiap anggota kelompok harus membebaskan diri untuk menghasilkan ide-ide yang beragam dan sebanyak-banyaknya. Beri kesempatan juga untuk munculnya ide-ide yang tidak masuk akal sekalipun.Tuangkan ide-ide tersebut ke dalam sketsa. Kunci sukses dari tahap brainstorming dalam kelompok adalah jangan ada perasaan takut salah, setiap orang berhak mengeluarkan pendapat, saling menghargai pendapat teman, boleh memberikan ide yang merupakan perkembangan dari ide sebelumnya, dan jangan lupa mencatat setiap ide yang muncul. Ide meliputi bentuk dan ukuran wadah atau tempat barang, sumber tenaga dan kendali yang digunakan, sistem mekanik yang dapat digunakan dan lain-lain. [gambar ide sketsa untuk masalah gelas jus, piring katering, panen jamur].

3. Rasionalisasi.

Rasionalisasi adalah proses mengevaluasi ide-ide yang muncul dengan pertimbangan-pertimbangan teknis, di antaranya bagaimana cara menggunakan produk tersebut, apakah bahan dan teknik yang ada sudah tepat untuk mewujudkannya? Apakah memungkinkan untuk diproduksi dengan teknik produksi yang ada saat ini? Bagaimana proporsi dan ukuran yang sesuai untuk produk tersebut agar mudah digunakan oleh manusia? Dan pertanyaan-pertanyaan lainnya. Perhatikan sketsa-sketsa yang telah dibuat. Pilih ide-ide yang dianggap baik dan potensial untuk memecahkan masalah transportasi atau logistik. Kembangkan ide-ide ini dengan rasional, dan tuangkan ke dalam sketsasketsa selanjutnya.

4. Prototyping atau Membuat Studi Model.

Sketsa ide yang dibuat pada tahap-tahap sebelumnya adalah format dua dimensi. Artinya, hanya digambarkan pada bidang datar. Produk teknologi transportasi dan logistik yang akan dibuat adalah berbentuk tiga dimensi. Maka, studi bentuk selanjutnya dilakukan dalam format tiga dimensi yaitu dengan studi model. Studi model dapat dilakukan dengan material sebenarnya maupun bukan material sebenarnya. Material sebenarnya adalah material yang akan digunakan pada produk teknologi yang akan dibuat. Alat bantu yang dapat digunakan dalam pembuatan studi model adalah gunting, cutter, lem, selotip [alat pemotong dan bahan perekat].

5. Penentuan Desain Akhir.

Penetapan desain akhir dapat dilakukan melalui diskusi atau evaluasi. Proses evaluasi menghasilkan umpan balik yang bermanfaat dalam menentukan desain akhir yang terpilih.

1. Identifikasi Masalah Perancangan produk bertujuan untuk menemukan solusi dari sebuah permasalahan, dalam hal ini permasalahan transportasi dan logistik. Proses perancangan diawali dengan mengidentifikasi permasalahan transportasi atau logistik yang ada di sekitar kita. Salah satu contoh masalah transportasi yang sederhana, a. Konsumen membeli 4 buah jus buah dalam gelas plastik dan akan membawanya ke rumah. Bagaimana agar konsumen dapat membawa dengan nyaman dan jus buah dalam gelas tidak tumpah? b. Sebuah usaha katering harus membawa 100 buah piring makan dan 100 pasang sendok garpu untuk sebuah pesta kebun atau pesta di lapangan rumput. Bagaimana agar piring-piring dapat dibawa dengan aman ke lokasi pesta yang tidak memungkinkan dijangkau mobil? c. Panen jamur pada rak jamur yang tersusun vertikal membutuhkan alat bantu bawa yang memudahkan petani membawa dan menyimpan hasil panen yang melindungi dari resiko kerusakan.

2. Mencari Solusi dengan Curah Pendapat Langkah selanjutnya adalah mencari ide sebagai solusi dari masalah tersebut. Cara yang dapat dilakukan adalah melalui curah pendapat [brainstorming] yang dilakukan dalam kelompok. Pada proses brainstorming ini, setiap anggota kelompok harus membebaskan diri untuk menghasilkan ide-ide yang beragam dan sebanyak-banyaknya.Beri kesempatan juga untuk munculnya ide-ide yang tidak masuk akal sekalipun.Tuangkan ide-ide tersebut ke dalam sketsa. Kunci sukses dari tahap brainstorming dalam kelompok adalah jangan ada perasaan takut salah, setiap orang berhak mengeluarkan pendapat, saling menghargai pendapat teman, boleh memberikan ide yang merupakan perkembangan dari ide sebelumnya, dan jangan lupa mencatat setiap ide yang muncul. Ide meliputi bentuk dan ukuran wadah atau tempat barang, sumber tenaga dan kendali yang digunakan, sistem mekanik yang dapat digunakan dan lain-lain. [gambar ide sketsa untuk masalah gelas jus, piring katering, panen jamur].



3.Rasionalisasi Rasionalisasi adalah proses mengevaluasi ide-ide yang muncul dengan pertimbangan-pertimbangan teknis, di antaranya bagaimana cara menggunakan produk tersebut, apakah bahan dan teknik yang ada sudah tepat untuk mewujudkannya? Apakah memungkinkan untuk diproduksi dengan teknik produksi yang ada saat ini? Bagaimana proporsi dan ukuran yang sesuai untuk produk tersebut agar mudah digunakan oleh manusia? Dan pertanyaan-pertanyaan lainnya. Perhatikan sketsa-sketsa yang telah dibuat. Pilih ide-ide yang dianggap baik dan potensial untuk memecahkan masalah transportasi atau logistik. Kembangkan ide-ide ini dengan rasional, dan tuangkan ke dalam sketsa-sketsa selanjutnya.





4. Prototyping atau Membuat Studi Model Sketsa ide yang dibuat pada tahap-tahap sebelumnya adalah format dua dimensi. Artinya, hanya digambarkan pada bidang datar. Produk teknologi transportasi dan logistik yang akan dibuat adalah berbentuk tiga dimensi. Maka, studi bentuk selanjutnya dilakukan dalam format tiga dimensi yaitu dengan studi model. Studi model dapat dilakukan dengan material sebenarnya maupun bukan material sebenarnya. Material sebenarnya adalah material yang akan digunakan pada produk teknologi yang akan dibuat. Alat bantu yang dapat digunakan dalam pembuatan studi model adalah gunting, cutter, lem, selotip [alat pemotong dan bahan perekat].

5. Penentuan Desain Akhir Penetapan desain akhir dapat dilakukan melalui diskusi atau evaluasi. Proses evaluasi menghasilkan umpan balik yang bermanfaat dalam menentukan desain akhir yang terpilih.

Kunjungi juga : Perhitungan Biaya Produksi Kerajinan Dengan Inspirasi Budaya Nonbenda

Video yang berhubungan

Bài mới nhất

Chủ Đề