Percobaan atau disebut juga eksperimen [dari Bahasa Latin: ex-periri yang berarti menguji coba] adalah suatu set tindakan dan pengamatan, yang dilakukan untuk mengecek atau menyalahkan hipotesis atau mengenali hubungan sebab akibat antara gejala.[1] Dalam penelitian ini, sebab dari suatu gejala akan diuji untuk mengetahui apakah sebab [variabel bebas] tersebut memengaruhi akibat [variabel terikat].[1] Penelitian ini banyak digunakan untuk memperoleh pengetahuan dalam bidang ilmu alam dan psikologi sosial.[2]
Daftar isi
- 1 Sejarah
- 2 Karakteristik
- 3 Contoh
- 4 Langkah
- 5 Hal-hal yang perlu disiapkan
- 6 Jenis
- 6.1 Penelitian laboratium
- 6.2 Penelitian lapangan
- 7 Tipe-tipe desain
- 8 Etika
- 9 Referensi
- 10 Pranala luar
SejarahSunting
Penelitian eksperimen semula diambil dari Ilmu Alam dan dimulai dalam studi ilmu psikologi.[2] Wilhelm M. Wundt, seorang psikolog dari Jerman, memperkenalkan metode eksperimen ke dalam studi psikologi.[2] Wundt mendirikan sebuah laboratorium eksperimen dan dijadikan sebagai contoh oleh para ilmuwan sosial.[2] Akhir abad 18, Jerman sebagai pusat pengetahuan berhasil mengundang para ilmuwan sosial dari seluruh dunia untuk mempelajari metode tersebut.[2]
Menjelang tahun 1900, peneliti dari Amerika dan berbagai universitas di dunia mendirikan laboratorium psikologi untuk melakukan penelitian eksperimen.[2] Kelahiran penelitian eksperimen dalam ilmu sosial telah mengubah pendekatan ilmu sosial yang filosofis, introspektif, dan integratif menjadi interpretif.[2] Pada masa Perang Dunia II, penelitian eksperimen mulai banyak digunakan dalam bidang sosial untuk menjelaskan studi mengenai mental manusia dan kehidupan sosial secara objektif dan tidak bias.[2]
Perluasan penggunaan metode eksperimen pada era ini ditandai dengan:[2]
- Behaviorisme, yang menekankan pada studi mengenai pengukuran tingkah laku sebagai ekspresi mental seseorang.
- Kuantifikasi, yang menekankan penghitungan fenomena sosial dengan angka-angka.[2] Dalam ilmu sosial, penghitungan berbasis angka banyak diterapkan dalam statistika sosial.[2]
- Perubahan dalam subjek penelitian. Penelitian eksperimen pada awalnya menekankan peneliti professional sebagai subjek dari penelitian tersebut.[2] Namun dalam perkembangannya, subjek penelitian eksperimen berupa orang-orang awam yang belum dikenalnya, sehingga obyektifitas dari hasil penelitian tersebut lebih terjamin.[2]
- Aplikasi praktis. Penelitian eksperimen diterapkan secara praktis dalam berbagai hal untuk menguji hubungan sebab akibat.[2]
Tahun 1950 dan 1960, metode penelitian eksperimental ini sudah banyak digunakan dalam peneliti sebagai cara untuk menguji hipotesis dengan standar error yang kecil.[2] Memasuki tahun 1970, penelitian eksperimen semakin banyak digunakan untuk mengevaluasi penelitian.[2] Dan sampai saat ini, penelitian eksperimen merupakan penelitian yang banyak digunakan karena sifatnya yang logis, sederhana, konsisten, memerlukan sedikit biaya, dan secara jelas menggambarkan hubungan sebab akibat antar gejala.[2]
KarakteristikSunting
Penelitian percobaan setidaknya memiliki 3 ciri utama, yakni:
- Secara khas menggunakan kelompok kontrol sebagai garis dasar untuk dibandingkan dengan kelompok yang dikenai perlakuan eksperimental.[3]
- Menggunakan sedikitnya dua kelompok percobaan.[3]
- Berfokus pada keabsahan ke dalam [internal validity].[3]
ContohSunting
Dalam sebuah penelitian yang menguji mengenai pengaruh tayangan kriminalitas terhadap tingkat agresifitas anak, terdapat dua kelompok yang masing-masing beranggotakan 15 orang.[2] Kelompok pertama dimasukkan ke dalam sebuah ruangan selama beberapa waktu dan sengaja hanya diberikan tayangan kriminalitas, sedangkan kelompok kedua dibiarkan untuk memilih menonton tayangan apa saja.[2] Setelah beberapa waktu, dapat dibandingkan hasil percobaan yang telah kita lakukan terhadap kelompok pertama dan kelompok kedua.[2]
LangkahSunting
Secara garis besar, langkah yang ditempuh dalam penelitian percobaan adalah
- Menetapkan topik penelitian
- Menyempitkannya dalam pertanyaan penelitian
- Mengembangkan hipotesis
- Merancang desain penelitian eksperimen yang baik
- Menetapkan berapa jumlah kelompok
- Menentukan kapan dan bagaimana memasukkan stimulus
- Menentukan kapan melakukan pengukuran variabel terikat.
- Membuat analisis dan kesimpulan akhir.[2]
Hal-hal yang perlu disiapkanSunting
Langkah awal melakukan penelitian percobaan adalah dengan menentukan kelompok mana yang menjadi kelompok eksperimen [kelompok yang diberi stimulus], kelompok mana yang menjadi kelompok kontrol [kelompok yang tidak diberi stimulus], apa stimulus yang diberikan, dan cara pengambilan sampel tersebut.[2] Cara pengambilan sampel tersebut dibedakan menjadi pembagian acak [random assignment] dan pencocokkan [matching].[2] Pembagian acak berarti membagi sampel yang telah dipilih menjadi dua kelompok secara acak, tanpa berdasar pada urutan tertentu dengan tujuan pembandingan.[2] Pencocokkan berarti membagi sampel tersebut berdasarkan kesamaan karakteristik tertentu.[2] Pengambilan berdasarkan pencocokkan ini jarang dilakukan karena sulitnya peneliti untuk menemukan kesamaan antara subjek-subjek penelitian.[2]
Setelah membagi ke dalam dua kelompok tersebut, peneliti membandingkan hasil percobaan antara kelompok eksperimen dan kelompok kontrol.[4] Sebelum melakukan percobaan, pihak peneliti akan melakukan test awal [pretest] untuk mengamati gejala variable terikat sebelum diberikan stimulus.[4] Setelah percobaan berakhir, pihak peneliti akan melakukan test akhir [posttest] untuk membandingkan adanya pengaruh variable sebab terhadap variable akibat.[4] Dari sana, hubungan sebab akibat antar gejala akan teruji.[4]
JenisSunting
Secara garis besar, penelitian percobaan terbagi menjadi penelitian laboratorium dan penelitian lapangan.[2] Masing-masing penelitian tersebut memliki kelebihan dan kelemahan tersendiri.[2]
Penelitian laboratiumSunting
Penelitian laboratorium merupakan penelitian yang dilakukan dalam ruangan tertutup, di mana kelompok eksperimen dijauhkan dari variable pengganggu sebab dapat memengaruhi hasil dari pengujian hubungan sebab akibat.[2]
- Kelebihan penelitian ini adalah hasil dari penelitian ini lebih dapat dipertanggungjawabkan keabsahannya karena hanya memfokuskan pada pengujian hubungan sebab dan akibat.[2]
- Kelemahan penelitian laboratorium adalah penelitian ini belum tentu dapat diberlakukan dalam kehidupan sehari-hari.[2]
Penelitian lapanganSunting
Penelitian lapangan merupakan penelitian yang dilakukan dalam ruangan terbuka, di mana kelompok eksperimen masih dapat berhubungan dengan faktor-faktor luar.[2]
- Kelebihan penelitian lapangan adalah hasil penelitian ini dapat diberlakukan dalam kehidupan sehari-hari.[2]
- Kelemahan penelitian lapangan adalah tingkat kepastian hubungan sebab akibat tidak sebesar pada penelitian laboratorium karena sulitnya untuk mengontrol variabel-variabel pengganggu.[2]
Tipe-tipe desainSunting
Ada beberapa tipe desain yang biasa digunakan oleh para peneliti dalam penelitian eksperimen, yakni:
Tipe desain klasik [classical experimental design]
Dalam tipe ini, pembagian dua kelompok subjek penelitian dilakukan secara pembagian acak [random assignment].[2] Pada kelompok eksperimen, pertama-tama dilakukan pengamatan awal, lalu diberikan stimulus, dan untuk mengetahui hasilnya dilakukan pengamatan akhir.[2] Pada kelompok kontrol, dilakukan pengamatan di awal dan di akhir, tanpa diberikan stimulus tertentu.[2]Tipe pengamatan akhir [two group posttest only]
Dalam tipe ini, pembagian dua kelompok subjek penelitian dilakukan secara pembagian acak [random assignment].[2] Pada kelompok eksperimen langsung diberikan stimulus dan pengamatan akhir, tanpa dilakukan pengamatan awal.[2] Pada kelompok kontrol, pengamatan hanya diberikan satu kali saja.[2]Tipe empat kelompok [solomon four group]
Tipe ini merupakan penggabungan dari tipe desain klasik dan tipe pengamatan akhir.[2] Dalam tipe ini, terdapat dua kelompok eksperimen dan dua kelompok kontrol.[2] Pada kelompok eksperimen pertama, dilakukan pengamatan terlebih dahulu, lalu diberikan stimulus, dan dilakukan pengamatan akhir.[2] Untuk kelompok kontrol pertama, dilakukan pengamatan awal dan pengamatan akhir.[2] Pada kelompok eksperimen kedua, langsung diberikan stimulus dan pengamatan akhir tanpa pengamatan awal.[2] Untuk kelompok kontrol kedua, pengamatan hanya diberikan satu kali saja.[2]EtikaSunting
Dalam melakukan sebuah penelitian percobaan, terdapat etika dan aturan-aturan yang harus diperhatikan oleh sang peneliti karena menyangkut kebebasan dan hak asasi subjek penelitian.[5] Berikut adalah etika penelitian percobaan:
- Kebebasan bagi publik untuk mengakses hasil penelitian.[6]
- Menjaga kerahasiaan subjek penelitian.[6]
- Mengirimkan hasil penelitian kepada subjek.[6]
- Memberikan hal subjek dan meminta persetujuan terlebih dahulu untuk kesediaan menjadi subjek penelitian, dengan memberitahukan konsekuensi yang muncul dalam penelitian.[6]
- Memberitahukan secara jujur dan jelas kepada subjek tentang prosedur penelitian yang telah dilakukan. Hal ini dilakukan setelah penelitian percobaan selesai dilakukan.[6]
- Memberikan terapi atau bantuan pemulihan kepada subjek yang mengalami akibat negatif, baik secara fisik atau psikis dari penelitian, sampai kembali sehat seperti semula.[6]
- Penelitian yang melibatkan binatang harus memperhatikan akibat negatif yang mungkin dialami binatang, seperti indra melemah, menyendiri, serta memar atau luka fisik.[6]
ReferensiSunting
- ^ a b Hermawan, Asep. 2006. Penelitian Bisnis-Paradigma Kuantitatif. Jakarta: Grasindo. Hal 19. ISBN 9797595420, 9789797595425.
- ^ a b c d e f g h i j k l m n o p q r s t u v w x y z aa ab ac ad ae af ag ah ai aj ak al am an ao ap aq ar as at [Inggris] Neuman, W.Lawrence. 2006. Social Research Methods: Qualitative and Quantitative Research. USA: University of Wisconsin. Hal 246-256.
- ^ a b c nalar/penelitian/160-penelitian-eksperimen.html Penelitian Eksperimen. Diakses 2 Mei 2010.
- ^ a b c d Penelitian Eksperimen di Bidang Pendidikan[pranala nonaktif permanen]. Diakses 2 Mei 2010.
- ^ Metode Penelitian Eksperimen dan Simulasi[pranala nonaktif permanen]. Diakses 2 Mei 2010.
- ^ a b c d e f g Etika Penelitian Eksperimen. Diakses 2 Mei 2010.
Pranala luarSunting
- Trochim, William M., Experimental Design. The Research Methods Knowledge Base, 2nd Edition.
- Experimental Reserach-A Guide.