Apa yang anda ketahui mengenai teknik apyando

ABSTRAK

MEGAWATI MUNTHE, NIM. 071222510135. Teknik Petikan Apoyando
Dalam Chromatic Scale Di Usia 12-19 Tahun Di Flow Musik Medan. Fakultas
Bahasa dan Seni Universitas Negeri Medan 2013.

Penelitian ini merupakan meneliti tentang teknik petikan apoyando dalam
chromatic scale pada gitar klasik di usia 12-19 tahun di Flow Musik Medan
dimana hal ini merupakan teknik yang dapat mempermudah siswa dalam
meningkatkan permainan gitar. Tujuan dalam penelitian ini peneliti ingin
mengetahui bagaimana teknik petikan apoyando dalam chromatic scale beserta
fungsinya dan mendeskripsikan hasil belajar teknik petikan apoyando dalam
chromatic scale yang diberikan kepada siswa usia 12-19 tahun di Flow Musik
Medan.
Penelitian ini berdasar kepada landasan teoritis yang menjelaskan bagaimana
petikan apoyando dalam chromatic scale dapat mengembangkan cara bermain
gitar klasik siswa pada usia 12-19 tahun di Flow Musik Medan, kemudian
dianalisis secara sistematis untuk memperdalam atau menginterpretasi data secara
spesifik dalam rangka menjawab keseluruhan pertanyaan penelitian.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian kualitatif
dengan pendekatan deskriptif. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa


gitar umur 12-19 tahun, karena jumlah populasi besar, peneliti memperkecil
dengan mengambil sampel dari siswa gitar klasik sebanyak 10 siswa.
Pengumpulan data dilakukan melalui wawancara, observasi, dokumentasi, studi
pustaka, dan angket. Setelah data-data terkumpul dari lokasi penelitian, kemudian
peneliti melakukan analisis untuk menjawab seluruh pertanyaan penelitian yang
terdapat pada pembatasan masalah. Analisis data dilakukan dengan menggunakan
teknik deskriptif yang dideskripsikan secara bertahap sesuai dengan topik
permasalahan, kemudian data-data diklasifikasikan sesuai isi yang bertujuan
untuk menjawab pertanyaan penelitian.
Setelah analisis dilakukan, ditemukan hasil bahwa petikan apoyando dalam
chromatic scale (jarak nada setengah) merupakan teknik memetik senar dengan
cara menyandarkan jari pada senar berikutnya dan petikan ini bersuara tebal atau
memerlukan tekanan (aksen), dalam chromatic scale teknik apoyando digunakan
untuk bermain cepat sehingga pada kecepatan tertentu dapat menghasilkan irama
yang bunyinya seperti lebah yang sedang terbang (ritem cepat). Hasil belajar
petikan apoyando dalam chromatic scale pada gitar klasik di usia 12-19 tahun di
Flow Musik Medan, siswa memainkan dengan sangat baik.

KATA PENGANTAR


Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Pengasih,
karena atas berkat dan rahmat-Nya penulis dapat menyelesaikan penelitian hingga
pada bentuk skripsi. Dalam kesempatan ini penulis memilih judul, “Teknik
Petikan Apoyando Dalam Chromatic Scale Pada Gitar Klasik di Usia 12-19 Tahun
di Flow Musik Medan”.
Dalam penyusunan skripsi ini, penulis telah berupaya semaksimal dan
sebaik mungkin untuk mencapai hasil yang diharapkan. Oleh karena itu pada
kesempatan ini penulis ingin mengucapkan rasa terimakasih kepada :
1. Bapak Prof. Dr. Ibnu Hajar Damanik, M.Si selaku Rektor Universitas Negeri
Medan.
2. Ibu Dr. Isda Pramuniati, M.Hum selaku Dekan Fakultas Bahasa dan Seni
Universitas Negeri Medan.
3. Ibu Dra. Tuty Rahayu, M.Si selaku Ketua Jurusan Sendratasik FBS UNIMED
Medan.
4. Bapak Panji Suroso, S.Pd., M.Si selaku Ketua Program Studi Seni Musik
Jurusan Sendratasik FBS UNIMED.
5. Bapak Lamhot Basani Sihombing, M.Pd sebagai Dosen Pembimbing I yang
telah banyak memberikan koreksi dan kontribusi sejak awal penelitian hingga
penyelesaian skripsi ini.
6. Bapak Mukhlis Hasbullah, S.Pd, M.Sn sebagai Dosen Pembimbing II yang


telah banyak memberi arahan yang menyangkut materi dan teknik penulisan
ilmiah.
7. Bapak Adina Sastra Sembiring, M.Pd sebagai dosen Narasumber penulis yang
telah banyak memberikan informasi menyangkut materi dan sejarah mengenai
Flow Musik Medan.
8. Bapak dan ibu dosen Jurusan Pendidikan Sendratasik FBS UNIMED yang
telah banyak memberi sumbangan ilmunya selama masa perkuliahan.
9. Bapak Hendi Obed Sembiring, M.Mg yang telah memberikan izin kepada
penulis melakukan penelitian di Flow Musik Medan.
10. Bapak Ronald Pasaribu sebagai narasumber yang telah telah banyak memberi
masukan dan informasi tentang teknik permainan gitar klasik di Flow Musik
Medan.
11. Kepada Mamak saya yang sangat saya kasihi R.Sinaga dan Bapak saya
Alm.M.Munthe yang selalu memberikan kasih sayang yang tulus, semangat,
dan doa sampai saya sedewasa ini, serta memberikan dukungan moral dan
materi sampai kepada penyelesaian skripsi ini, penulis mengucapkan banyak
terimakasih. Walaupun Bapak telah tiada, tetaplah kiranya Tuhan memberikan
Mamak kesehatan jasmani dan rohani serta umur yang panjang.
12. Kepada bang Ruth Ginting dan Eda Ruth, bang Tere dan kak Tere, bang Vidi
dan kak Vidi, bang Arga dan Eda Arga, bang Princess dan Eda Princess, bang


Zainal Munthe, adekku Edi Munthe dan Toni Munthe, serta keponakan-

ii

keponakan yang terkasih, terimakasih telah mau berbagi dan memberikan
banyak nasihat maupun materi. Kiranya kasih Tuhan selalu berada di tengahtengah kita semua.
13. Buat Ribu, Bibik, dan semua Keluarga sahabat saya Ririn Tarigan,
terimakasih atas kasih sayang dan bantuannya selama ini. Saya selalu bahagia
bisa diterima ditengah-tengah keluarga ini. Terimakasih buat nasihat dan
perhatian dari Ribu, Bibik dan Keluarga. Saya sayang Ribu, Bibik dan
Keluarga semua. Semoga Tuhan melimpahkan kesehatan, berkat dan umur
panjang kepada kita seKeluarga.
14. Buat sahabat-sahabat saya Ririn Tarigan, Eka Lianta Ginting, Anna Maria
Hutagalung, Ratih Sukat Mini, Yanti Boreg, Ria Situmorang, Seyfa Siagian,
Merina Nainggolan, Bintang Natalia Sibarani, terimakasih buat kebersamaan
kita selama dibangku kuliah, kiranya kasih dalam persahabatan kita semua
tidak pernah berakhir seperti berakhirnya studi kita di bangku kuliah dan juga
teman-teman stambuk 2007 lainnya yang tidak bisa saya sebutkan namanya
satu persatu terimakasih juga buat semangat dan motivasi yang lebih kepada
penulis hingga skripsi ini selesai.


15. Kepada kak Christina Silitonga (FLOW), Tlg Aldi, Tlg Nwel, Memet, Andi
Zoebel, Bang Icang, Bang Dye, Itok Nando dan teman-teman semua yang
tidak bisa saya sebutkan namanya satu persatu, terimakasih buat kalian karena
sudah memberikan waktu, informasi, bersedia disibukkan oleh penulis baik
dalam perdebatan, terbang kesana-kemari dan meminjamkan kendaraannya
kepada penulis selama penyelesaian skripsi ini.
16. Kepada Alex P.Silaen terimakasih buat kebersamaannya.
17. Serta semua pihak yang terkait yang telah membantu penulis dalam
menyelesaikan skripsi ini yang tidak dapat disebutkan satupersatu.
Penulis merasa bahwa masih terdapat beberapa kekurangan dalam
penulisan skripsi ini. Oleh karena itu dengan segala kerendahan hati penulis
mengharapkan saran, kritik dan koreksi guna perbaikan. Semoga skripsi ini dapat
bermanfaat dalam perkembangan pendidikan seni budaya khususnya dalam
perkembangan musik di Medan.

Medan,

Februari 2013

Penulis,



Megawati Munthe

iii

DAFTAR GAMBAR

Hal
Gambar 2.1 Classical Position……………………………………….….

11

Gambar 2.2 Casual Position……………………….………………………

12

Gambar 2.3 Penamaan Jari kiri …………………………………………

13


Gambar 2.4 Penamaan Jari Kanan ………………..……………………

13

Gambar 2.5 Teknik Petikan Apoyando ………………….…………......

15

Gambar 2.6 Chromatic Scale Dengan Menggunakan Jari ..…………….

16

Gambar 2.7 Gitar Klasik……………………………….…….………...

18

Gambar 2.8 Penamaan Senar Pada Gitar…………………………...…..
Gambar 2.9 Posisi Jari Teknik Apoyando Pada Senar Gitar…………….

20


43

Gambar 2.10 Chromatic Scale Dengan Menggunakan Teknik Petikan
Apoyando…………………………………………………..

44

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan adalah upaya untuk mempersiapkan peserta didik agar mampu
hidup

dengan

baik

dalam


masyarakatnya,

mampu

meningkatkan

dan

mengembangkan kualitas hidupnya sendiri baik dalam etika, moral, seni dan
budaya. Persaingan yang semakin kuat, bukan hanya dalam bidang teknologi akan
tetapi disetiap aspek kehidupan dituntut pengembangan diri yang benar-benar baik
agar siap menghadapi persaingan dalam negeri maupun di dunia internasional,
yang menuntut sumber daya manusia yang handal untuk menguasai ilmu
pengetahuan dan teknologi serta sosial budaya.
Pendidikan yang telah diuraikan diatas merupakan suatu proses
berkesinambungan. Pendidikan tidak terhenti ketika peserta didik menjadi
dewasa, tetapi akan terus menerus berkembang selama terdapat interaksi antara
manusia dengan lingkungan, sesama manusia serta dengan lingkungan alamnya.
Pendidikan pada umumnya dapat diperoleh secara formal, informal dan
non formal. Bentuk formal biasanya kita kenal sebagai pendidikan yang


berstruktur dan berprogram, dari pendidikan dasar, menengah hingga pendidikan
tinggi. Bentuk pendidikan informal ialah pendidikan yang terjadi dalam
lingkungan keluarga yang berlangsung alamiah dan wajar. Sedangkan pendidikan

1

2

pendidikan non formal biasanya singkat waktu dan tujuannya untuk memperoleh
bentuk-bentuk pengetahuan atau keterampilan tertentu yang langsung dapat
dimanfaatkan oleh pemiliknya.
Indonesia memiliki beberapa lembaga, salah satunya adalah lembaga
pendidikan. Lembaga pendidikan ada dua, yaitu lembaga pendidikan formal dan
lembaga pendidikan non formal. Lembaga pendidikan non formal lebih sering
dijumpai di Indonesia, salah satu lembaga pendidikan non formal di Indonesia
khususnya di kota Medan adalah Flow Musik Medan. Flow ialah singkatan dari
Fervent (sungguh-sungguh), Life Style (gaya hidup), Of Worship (Menyembah).
Flow Musik didirikan oleh Yayasan Internasional Surya Kebenaran. Flow
memiliki beberapa kursus musik, salah satunya gitar klasik.
Proses pembelajaran gitar klasik di Flow Musik Medan harus mengawali


pelajaran dengan mengenalkan bagian-bagian dari badan gitar, lalu membedakan
fungsi antara jari-jari tangan kiri dan jari-jari tangan kanan. Empat jari tangan
kanan digunakan untuk menekan senar pada papan nada (fretboard) dengan
symbol jari telunjuk = 1 (satu), jari tengah = 2 (dua), jari manis = 3 (tiga), jari
kelingking = 4 (empat), dan ibu jari digunakan untuk menahan leher gitar bagian
belakang. Sementara jari-jari tangan kanan memiliki fungsi berbeda yaitu
digunakan untuk memetik senar 1, 2, 3, dan 4, dan ibu jari digunakan untuk
memetik bass yaitu senar 5 dan 6. Pada permainan gitar klasik juga terdapat dua
teknik petikan, antara lain:

3

Teknik petikan yang pertama adalah teknik petikan tirando (free stroke)
yaitu memetik senar dengan tidak menyandar senar lainnya setelah jari memetik
senar yang dimaksud. Cara ini sering disebut juga sebagai petik hindar yaitu jari
memetik senar tanpa mengenai senar lain karena jari-jari disini tidak boleh
bersandar. Jenis petikan ini adalah petikan yang digunakan untuk memainkan not
ganda atau akord.
Teknik petikan kedua adalah teknik petikan apoyando yaitu memetik
senar dengan menyandarkan jari pada senar lainnya. Untuk mendapatkan
kemampuan teknik memetik yang baik maka langkah pertama yang harus
dilakukan adalah melakukan teknik petikan apoyando pada senar 1 dengan
menggunakan jari telunjuk (I) dan jari tengah (M) secara bergantian. Kemudian
untuk langkah selanjutnya dilakukan petikkan dengan cara yang sama pada senar
2, senar 3, dan seterusnya sampai lancar. Teknik petikan ini adalah teknik petikan
yang paling dasar dan paling berguna dalam permainan gitar terutama dalam
memainkan nada tunggal, misalnya pada nada beraksen (keras), bagian melodi,
tangga nada atau chromatic scale (jarak nada setengah).
Dalam tulisan ini, peneliti lebih memfokuskan permasalahan pada teknik
petikan apoyando dalam chromatic scale pada gitar klasik dimana teknik petikan
apoyando adalah satu teknik petikan yang paling penting dalam bermain solo,
sementara chromatic scale adalah jarak nada setengah yang dimainkan dengan
jari-jari tangan kanan yang harus sering dilatih karena dapat membuat jari lentur
sehingga dapat bermain gitar dengan cepat dan penjariannya terlihat teratur.

4

Dalam bermain gitar klasik siswa harus mempertimbangkan sikap atau tata
cara bermain agar lagu-lagu yang dibawakan dapat berhasil dengan baik. Oleh
karena itu dalam bermain gitar usahakan dengan sebaik-baiknya posisi tangan kiri
dan tangan kanan agar dapat bergerak sebebas mungkin. Biasanya siswa yang
baru belajar gitar klasik akan merasa kesakitan pada jari-jari tangan kiri, karena
dalam menekan senar gitar klasik dibutuhkan penekanan jari yang tepat. Siswa
juga cenderung kurang memperhatikan cara memetik senar dengan baik. Bermain
gitar klasik juga harus memperhatikan penulisan yang ada dalam partitur atau
notasi gitar. Dibutuhkan konsentrasi dalam belajar memainkan gitar klasik tidak
hanya keseimbangan pikiran tetapi juga penyesuaian antara jari kiri dan jari
kanan.
Berdasarkan uraian diatas, timbul ide penulis untuk membuat suatu
penelitian dengan mengambil judul “Teknik Petikan Apoyando Dalam Chromatic
Scale Pada Gitar Klasik di Usia 12-19 Tahun di Flow Musik Medan”.

B. Identifikasi Masalah
Tujuan dari identifikasi masalah adalah agar penelitian yang dilakukan
menjadi terarah serta cakupan masalah yang diketahui tidak terlalu luas. Dari
uraian yang terdapat pada latar belakang masalah, maka permasalahan penelitian
dapat di identifikasikan sebagai berikut :
1. Bagaimana teknik petikan apoyando dalam chromatic scale pada gitar klasik
di usia 12-19 tahun di Flow Musik Medan?

5

2. Apakah fungsi dari teknik petikan apoyando dalam chromatic scale pada gitar
klasik di usia 9-12 tahun di Flow Musik Medan?
3. Kendala-kendala apa saja yang dialami siswa saat belajar teknik petikan
apoyando dalam chromatic scale pada gitar klasik di usia 9-12 tahun di Flow
Musik Medan?
4. Bagaimana cara guru mengatasi kendala-kendala yang dialami siswa saat
belajar teknik petikan apoyando dalam chromatic scale pada gitar klasik di
usia 9-12 tahun di Flow Musik Medan?
5. Bagaimana hasil yang dicapai dalam mempelajari teknik petikan apoyando
dalam chromatic scale pada gitar klasik di usia 9-12 tahun di Flow Musik
Medan?

C. Pembatasan Masalah
Dalam penelitian ini permasalahan yang dibahas akan dibatasi agar tidak
menyimpang dari maksud penelitian. Adapun yang menjadi pembatasan masalah
dalam penelitian ini adalah:
1. Bagaimana teknik petikan apoyando dalam chromatic scale pada gitar klasik
di usia 12-19 tahun di Flow Musik Medan?
2. Apakah fungsi dalam mempelajari teknik petikan apoyando dalam chromatic
scale pada gitar klasik di usia 12-19 tahun di Flow Musik Medan?

6

3. Kendala-kendala apa saja yang dialami siswa saat belajar teknik petikan
apoyando dalam chromatic scale pada gitar klasik di usia 9-12 tahun di Flow
Musik Medan?
4. Bagaimana cara guru mengatasi kendala-kendala yang dialami siswa saat
belajar teknik petikan apoyando dalam chromatic scale pada gitar klasik di
usia 9-12 tahun di Flow Musik Medan?

D. Rumusan Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah di atas maka yang menjadi rumusan
masalah adalah:
1. Bagaimana teknik petikan apoyando dalam chromatic scale pada gitar klasik
di usia 12-19 tahun di Flow Musik Medan?
2. Apakah fungsi dari teknik petikan apoyando dalam chromatic scale pada gitar
klasik di usia 9-12 tahun di Flow Musik Medan?
3. Kendala-kendala apa saja yang dialami siswa saat belajar teknik petikan
apoyando dalam chromatic scale pada gitar klasik di usia 9-12 tahun di Flow
Musik Medan?
4. Bagaimana cara guru mengatasi kendala-kendala yang dialami siswa saat
belajar teknik petikan apoyando dalam chromatic scale pada gitar klasik di
usia 9-12 tahun di Flow Musik Medan?

7

E. Tujuan Penelitian
1. Untuk mengetahui bagaimana teknik petikan apoyando dalam bermain
chromatic scale pada anak usia 12-19 tahun di Flow Musik Medan.
2. Mengetahui fungsi teknik petikan apoyando dalam chromatic scale pada gitar
klasik di usia 12-19 tahun di Flow Musik Medan.
3. Untuk mengetahui kendala-kendala apa saja yang dialami siswa saat belajar
teknik petikan apoyando dalam chromatic scale pada gitar klasik di usia 9-12
tahun di Flow Musik Medan.
4. Untuk mengetahui cara guru mengatasi kendala-kendala yang dialami siswa
saat belajar teknik petikan apoyando dalam chromatic scale pada gitar klasik
di usia 9-12 tahun di Flow Musik Medan.

F. Manfaat Penelitian
Dengan pelaksanaan penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat
sebagai berikut:
1. Sebagai informasi kepada masyarakat tentang kursus musik yang ada di kota
Medan.
2. Sebagai dasar bimbingan kepada siswa yang nantinya akan mengambil jenjang
pendidikan seni yang lebih tinggi.

8

3. Sebagai bahan referensi dan acuan bagi penelitian berikutnya yang relevan di
kemudian hari.
4. Sebagai motivasi bagi setiap pembaca dalam meningkatkan rasa keingintahuan
serta teknik pembelajaran gitar klasik.

BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitianyang telah dilakukan di Lembaga Pendidikan
Flow Musik Medan yang berada dijalan Taman Kirana No.14 Medan, penulis
membuat beberapa kesimpulan diantaranya adalah :
1. Metode yang dipakai dalam pengajaran gitar klasik di Flow Musik Medan
adalah metode ceramah, metode demonstrasi, metode latihan dan metode
pemberian tugas.
2. Metode yang diberikan kepada pengajaran gitar klasik di Flow Musik Medan
adalah teknik petikan, pencarian, membaca not, tangga nada dan ketepatan
nada. Bahan ajar yang diberikan adalah latihan bertahap yaitu etude,
chromatic scale dan lagu.
3. Berdasarkan hasil penelitian tanggal 07 November 2012, dapat dikatakan
kemampuan bermain gitar klasik oleh siswa Flow Musik Medan dikatakan
memuaskan.

4. Sarana dan prasarana di Flow Musik Medan sangat mendukung dalam semua
jurusan.

A. Saran
Berdasarkan dari beberapa kesimpulan yang telah diuraikan, maka penulis
mengajukan beberapa saran diantaranya :
1. Bagi siswa perlu diperbanyak latihan dirumah guna memperlancar teknikteknik dalam bermain gitar.
2. Menyelenggarakan sebuah pertunjukkan atau festival-festival gitar klasik
setidaknya 6 bulan sekali, ini bertujuan untuk meningkatkan mental siswa
dalam bermain gitar klasik didepan penonton dan dapat memotivasi siswa
untuk lebih giat lagi dalam bermain gitar klasik
3. Menambahkan lagu pop yang popular sekarang yang dimainkan secara
teknik klasik guna menambah perbendaharaan lagu bagi siswa.

51

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi. (2006). Prosedur penelitian Suatu Pendekatan Praktik.
Jakarta Bina Aksara.
Bungin, Burhan.2007, Metode Penelitian Kualitatif. Jakarta: Rajagrafindo Persada
Gultom, Hendro.(2009).“Penerapan Metode Kooperatif Dalam Pembelajaran
Seni Musik Siswa Kelas VII SMP Swasta Teladan SUMUT T.A
2008/2009”. Medan: Skripsi Bahasa dan Seni Universitas Negeri Medan
Hutagalung, Anna Maria.(2012).“Keberadaan Nyanyian Urdo-Urdo Pada
Masyarakat Simalungun Di Desa Raya Kabupaten Simalungun”.
Medan: Skripsi Bahasa dan Seni Universitas Negeri Medan
Manurung, Chris Luis.(2006).“Metode Pengajaran Gitar Klasik di Taman
Budaya Sumatera Utara N0. 33 Medan”. Medan: Skripsi Bahasa dan
Seni Universitas Negeri Medan
Nainggolan, Ricky Juniardi.(2012).“Pengaruh Footstool pada teknik Permainan
Gitar Klasik di SMK Negeri 11 Medan”. Medan: Skripsi Bahasa dan
Seni Universitas Negeri Medan
Sukardi.2003, Metodologi Penelitian Kependidikan. Jakarta. Bumi Aksara.
Suwanto, Hendi.2010.“Kemampuan Bermain Gitar Klasik Oleh Siswa Purwa
Caraka Musik Studio Medan ”.Medan: Skripsi Bahasa dan Seni
Universitas Negeri Medan
Sumber Internet:
http://banjirembun.blogspot.com/2012/04/pengertian-proses-pembelajaran.html
http://kamusbahasaindonesia.org/teknik#ixzz2B28NgMT0
http://www.scribd.com/doc/99824013/Skripsi-ollie
http://id.wikipedia.org/wiki/Gitar
http://generation-indonesia.niceboard.com/t383-gitar
http://www.jinkurakura.blogspot.com/2009/03/teori-scale-dan-chord-dasar.html

50

51

http://www.scribd.com/doc/24558054/PENGERTIAN-METODE

Nara Sumber:
Bapak Adina Sastra Sembiring, M.Pd (Sebagai Kepala Sekolah di Flow Musik
Medan)
Bapak Ronald Pasaribu (Sebagai Guru di Flow Musik Medan)
Gumpal Panjaitan (Sebagai Guru di Flow Musik Medan)

50