Apa yang dapat Anda persiapkan untuk memanfaatkan dampak positif dari interaksi desa dan kota

KOMPAS.com - Interaksi merupakan hubungan timbal balik yang saling berpengaruh antara dua wilayah atau lebih.

Hubungan tersebut menimbulkan gejala, ketampakan, ataupun permasalahan baru. Kota dan desa juga melakukan interaksi secara langsung maupun tidak langsung.

Interaksi itu disebut dengan interaksi wilayah. Misalnya, wilayah X merupakan pedesaan dengan hasil sumber bahan pangan dan wilayah Y merupakan perkotaan sebagai sentra industri pertanian.

Beberapa jenis produk industri yang dihasilkan sebagai pendukung kegiatan pertanian antara lain pupuk dan alat-alat pertanian.

Perbedaan produk yang dihasilkan tersebut merupakan bentuk dari interaksi desa dan kota.

Faktor-faktor interaksi desa dan kota

Dilansir dari buku The Geography of Rural Change (2014) karya Brian Ilbery, terdapat tiga faktor utama yang mendasari atau memengaruhi timbulnya interaksi antarwilayah yang dikemukakan oleh Edward Ullman.

Baca juga: Tata Sosial Masyarakat Desa

Faktor tersebut sebagai berikut:

  • Wilayah-wilayah saling melengkapi

Terdapat wilayah-wilayah yang berbeda dalam ketersediaan atau kemampuan sumber daya.

Di satu wilayah ada yang kelebihan sumber daya, di sisi lain kekurangan jenis sumber daya alam tersebut. Copntohnya hasil pertanian.

Adanya dua wilayah yang surplus dan minus sumber daya sangat memperkuat terjadinya interaksi. Artinya saling melengkapi kebutuhan, di mana masing-masing wilayah berperan sebagai produsen dan konsumen.

  • Kesempatan untuk berintervensi

Hal ini diartikan sebagai suatu kemungkinan perantara yang dapat menghambat timbulnya interaksi antarwilayah.

Misalnya, daerah X dan Y saling memiliki kelebihan dan kekurangan sumber daya sehingga bisa berperan sebagai produsen dan konsumen.

Namun, ada wilayah Z yang menyuplai kebutuhan wilayah X dan Y, maka kekuatan interaksi wilayah X dan Y menjadi lemah.

Dalam contoh tersebut, wilayah Z berperan sebagai intervening area atau wilayah perantara.

Intervening opportunity bisa diartikan ebagai suatu hal atau keadaan yang dapat melemahkan jalinan interaksi antarwilayah karena adanya sumber alternatif pengganti kebutuhan.

Baca juga: Kota: Pengertian, Klasifikasi, Ciri, dan Fungsinya

  • Kemudahan transfer atau pemindahan dalam ruang

Faktor ini memengaruhi kekuatan interaksi, karena memudahkan pemindahan manusia, barang, jasa, gagasan, dan informasi antara satu wilayah dengan lainnya.

Kemudahan pergerakan antarwilayah sangat berkaitan dengan:

  1. Jarak antarwilayah, baik mutlak atau relatif
  2. Biaya transpoertassi
  3. Kemudahan dan kelancaran prasarana dan sarana transportasi antarwilayah.

Pengaruh interaksi desa dan kota

Apa yang dapat Anda persiapkan untuk memanfaatkan dampak positif dari interaksi desa dan kota
shutterstock.com ilustrasi interaksi desa dan kota

Wujud interaksi desa dan kota dalam kehidupan sehari-hari sebagai berikut:

  1. Pergerakan barang dari desa ke kota atau sebaliknya
  2. Pergerakan gagasan dan informasi, terutama dari kota ke desa
  3. Adanya komunikasi penduduk antara kedua wilayah
  4. Pergerakan manusia, baik dalam bentuk bekerja, rekreasi, pendidikan, atau keperluan lainnya.

Proses interaksi secara terus menerus dapat menimbulkan pengaruh baik bagi wilayah pedesaan maupun perkotaan.

Pengaruh positif yang dapat timbul akibat adanya interaksi desa dan kota, yaitu:

  1. Tingkat pengetahuan penduduk meningkat
  2. Adanya lembaga pendidikan di pedesaan yang mampu meningkatkan pengetahuan dan wawasan penduduk untuk pembangunan desa.
  3. Tingkat ketergantungan desa terhadap kota bisa berkurang.
  4. Melalui pengembangan prasarana dan sarana tranportasi semakin membuka potensi pedesaan.
  5. Masuknya unsur-unsur teknologi ke wilayah pedesaan secara efektif, sehingga meningkatkan produksi dan pengelolaan sumber daya alam.
  6. Bagi masyarakat kota, terjadi distribusi barang-barang hasil pertanian, perkebunan, dan barang-barang lain untuk memenuhi kebutuhan penduduk kota.

Baca juga: Desa: Definisi, Unsur, dan Cirinya

Sedangkan, pengaruh negatif interaksi desa dan kota sebagai berikut:

  1. Gerakan penduduk desa ke kota dapat memengaruhi jumlah penduduk desa usia produktif yang diharapkan dapat membangun desanya.
  2. Banyak lahan pertanian desa yang terlantar karena urbanisasi warga.
  3. Timbulnya gejala urbanisme

Zona interaksi desa dan kota

Semakin dekat jarak desa dengan pusat kota, maka kekuatan interaksi desa dan kota semakin kuat. Berikut zona interaksi desa dan kota:

  1. Pusat kota (city)
  2. Suburban, wilayah yang dekat dengan pusat kota dan dihuni para penglaju
  3. Suburban fringe, wilayah yang melingkari suburban dan peralihan dari desa menuju kota
  4. Urban fringe, wilayah batas kota yang memiliki sifat mirip kota.
  5. Rural urban fringe, wilayah yang terletak antara kota dan desa
  6. Rural, wilayah yang masih menitikberatkan dengan pertanian

Baca juga: Potensi dan Dampak Perkembangan Kota

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

You're Reading a Free Preview
Pages 6 to 11 are not shown in this preview.

tirto.id - Interaksi desa dengan kota terjadi karena adanya faktor pendorong dan penarik yang memicu hubungan timbal-balik di antara kedua jenis wilayah tersebut. Berbagai dampak interaksi desa-kota pun bisa timbul dalam bentuk positif maupun negatif. Dalam kajian geografi, desa dan kota dianggap sebagai wilayah berbeda karena keduanya mempunyai karakter yang berlainan. Perbedaan desa dan kota terlihat dari segi fisiografis, sosial, ekonomi, hingga budaya.

Secara umum, masyarakat di desa lebih homogen dan komunal dibanding komunitas kota, dengan perekonomian cenderung dipengaruhi kondisi geografis wilayahnya. Banyak wilayah desa di Indonesia, misalnya, menjadi tempat bermukim masyarakat agraris sebab tersedia lahan pertanian yang memadai.



Sebaliknya, wilayah kota dihuni penduduk yang heterogen, dengan mobilitas tinggi dan sektor perekonomian yang bertumpu pada industri, perdagangan, serta jasa. Kota pun sering kali lebih padat penduduk, dengan masalah dan lembaga sosial lebih kompleks, jika dibandingkan dengan desa. Perbedaan ini mendorong interaksi antara desa dengan kota, terutama karena potensi dan kebutuhan masyarakat di kedua wilayah tidak sama. Di sisi lain, desa dan kota saling terkait dan membutuhkan.

Pemahaman ini sejalan dengan pengertian interaksi wilayah dalam studi geografi, yakni hubungan timbal balik di antara 2 kawasan atau lebih yang saling memengaruhi, serta bisa menimbulkan dampak positif ataupun negatif, berupa kemunculan gejala, kenampakan, dan permasalahan baru. Bentuk hubungan timbal balik dalam interaksi wilayah bisa perpindahan (pergerakan) barang, gagasan atau informasi, dan manusia.

Baca juga: Pengaruh Interaksi Ruang Antar Negara di Berbagai Bidang


Kajian interaksi desa dan kota dalam studi geografi merupakan bentuk implementasi pendekatan wilayah dalam disiplin ilmu ini. Mengutip ulasan berjudul "Geografi Desa dan Pengertian Desa" karya Dilahur dalam Jurnal Forum Geografi (No. 14-15, Th. VII, 1994), pendekatan wilayah dalam geografi didasari oleh konsep areal differentiation. Konsep tersebut memuat teori bahwa interaksi antar-wilayah selalu berkembang saat ada perbedaan karakteristik antara satu kawasan dengan kawasan lainnya.

Perkembangan teori interaksi ruang (interaksi antarwilayah) berutang pada kajian Edward Ullman yang dirilis pada dekade 1940 dan 50-an, tentang ketergantungan antar-kota. Andrew J. Krmenec dan Adrian Esparza, melalui satu artikel dalam Jurnal Geographical Analysis (Vol. 25, No. 4, 1993) mencatat, sumbangan Ullman adalah identifikasi 3 faktor yang memengaruhi interaksi wilayah, yakni complementarity, transferability, dan intervening opportunity.

Faktor complementary merujuk pada hubungan antar-wilayah yang saling melengkapi karena terdapat perbedaan ketersediaan dan kualitas sumber daya alam maupun manusia. Saat ada daerah pemasok yang mengalami surplus barang, sementara area lain yang kekurangan menjadi penerima suplai, interaksi antar-wilayah terjadi.

Berikutnya, faktor transferability, yakni kemudahan proses perpindahan barang, manusia, dan informasi, dari satu wilayah pemasok ke wilayah lain yang membutuhkan. Proses ini dipengaruhi oleh jarak dan biaya maupun sarana transportasi. Dengan demikian, interaksi wilayah tidak hanya dipengaruhi oleh kebutuhan akan hubungan saling melengkapi, tetapi juga ketersediaan sarana dan terjangkauanya biaya untuk proses perpindahan sumber daya.

Adapun faktor intervening opportunity adalah peluang intervensi dari pihak ketiga. Maksudnya, selama tidak ada alternatif untuk mengatasi kebutuhan 2 wilayah yang menjalin hubungan timbal balik, interaksi akan berlangsung. Contohnya, interaksi antara 2 wilayah yang cukup jauh jaraknya bisa berhenti ketika ada suplai barang dari daerah yang lebih dekat. Kemunculan alternatif suplai barang itu merupakan salah satu contoh intervensi pihak ketiga.

Tiga faktor tersebut sekaligus menunjukkan bahwa interaksi ruang (interaksi wilayah) merupakan sebuah proses, dan karena itu tidak bersifat stagnan. Maka, interaksi desa dan kota pun merupakan proses yang dapat berubah dari masa ke masa.

Faktor Pendorong dan Penarik Interaksi Desa dan Kota

Faktor yang memicu terjadinya interaksi desa dengan kota terbagi menjadi 2 kategori, yakni faktor pendorong dan faktor penarik. Kategori faktor pendorong berkaitan dengan kondisi yang memicu perpindahan orang atau barang dari kota ke desa. Sebaliknya, faktor penarik berhubungan dengan situasi atau kondisi yang memicu pergerakan atau perpindahan penduduk/barang dari desa ke kota.

Perincian faktor pendorong dan penarik interaksi desa dan kota, sesuai penjelasan di Modul Geografi Kelas XII KD 3.2 dan 4.2 (2020) terbitan Kemdikbud, adalah sebagai berikut.

1. Faktor Pendorong Interaksi Desa dan Kota:
  • Polusi, kemacetan, kriminalitas, tidak adanya ruang terbuka hijau, sehingga penduduk tidak nyaman.
  • Lokasi tidak sesuai lagi untuk kegiatan industri, sehingga pindah ke pinggiran kota yang lalu lintasnya lebih lancar dan penduduknya belum padat.
  • Harga tanah mahal, pajak tinggi, dan jumlah penduduk semakin banyak.
  • Ketidakpuasan orang terhadap fungsi ruang, hingga permukiman sempit, padat, dan tidak sehat.
  • Fasilitas umum tidak memadai, tidak lengkap, dan cenderung membahayakan pengguna.
2. Faktor Penarik Interaksi Desa dan Kota:
  • Lokasi dekat dengan pusat kota yang dinilai lebih strategis bagi kegiatan industri
  • Terdapat kegiatan bisnis dengan kemudahan aksesibilitas
  • Ada fasilitas umum lebih memadai untuk olahraga, hiburan, seni budaya yang dapat dikunjungi penduduk
  • Orang merasa lebih bangga tinggal dekat pusat kegiatan perdagangan atau ekonomi.

Dampak Positif dan Negatif Interaksi Desa-Kota

Perkembangan dan pertumbuhan desa maupun kota yang pesat, perluasan jaringan jalan penghubung desa-kota, serta peningkatan kebutuhan masyarakat desa ataupun kota, mendorong interaksi wilayah lebih intensif. Namun, interaksi desa dengan kota, juga menimbulkan kenyataan, gejala, kenampakan, dan masalah baru dalam wujud tertentu. Dampak interaksi antara kota dan desa itu bisa positif maupun negatif. Apa saja dampak positif dan negatif akibat interaksi desa dengan kota?1. Dampak Positif Interaksi Desa-Kota (Bagi Desa):
  • Meningkatnya taraf Pendidikan
  • Informasi dan komunikasi lebih mudah diterima oleh masyarakat
  • Pembangunan infrastruktur di desa meningkat sehingga memudahkan aksesibilitas
  • Meningkatnya kesejahteraan penduduk desa akibat semakin meratanya pembangunan
  • Berkembangnya organisasi di desa yang bertujuan untuk mengembangkan dan meningkatkan kesejahteraan penduduk.
2. Dampak Positif Interaksi Desa-Kota (Bagi Kota):
  • Tercukupinya kebutuhan pangan bagi penduduk kota berkat suplai barang dari desa
  • Jumlah tenaga kerja di kota bertambah banyak dan melimpah berkat suplai orang dari desa
  • Produk-produk kota dapat dipasarkan di desa
  • Peluang untuk berwirausaha bagi warga kota semakin luas.
3. Dampak Negatif Interaksi Desa-Kota (Bagi Desa):
  • Modernisasi dari pengaruh kota dapat melunturkan orientasi petani sebagai mata pencaharian
  • Siaran televisi dapat memengaruhi sikap masyarakat desa untuk hidup konsumtif
  • Tenaga muda di desa lebih tertarik bekerja di kota daripada menjadi petani
  • Tata cara dan pola hidup masyarakat kota cenderung mengubah masyarakat desa
  • Pencemaran lingkungan, meningkatnya pengangguran, pembangunan tidak terkendali, berkurangnya bahan pangan, dan lainnya.
4. Dampak Negatif Interaksi Desa-Kota (Bagi Kota)
  • Penduduk desa yang datang ke kota tanpa keahlian menimbulkan permasalahan (semisal kemiskinan)
  • Penduduk berpendapatan rendah semakin sulit memenuhi kebutuhan hidup
  • Nilai lahan di kota mahal, warga yang tidak mampu terpaksa menggunakan lahan yang tidak layak huni
  • Terjadinya degradasi lingkungan karena pembangunan yang tidak terkendali.

Peran Desa dan Kota dalam Interaksi Wilayah

Perkembangan dan pertumbuhan suatu daerah berkaitan erat dengan interaksi dua wilayah atau lebih. Interaksi tersebut akan menimbulkan suatu tatanan baru yang dimanfaatkan untuk menunjang pembangunan di bidang ekonomi, sosial, budaya, politik, pemusatan pebanguan di wilayah perkotaan, juga jaringan transportasi. Interaksi ini terjadi karena adanya perbedaan potensi yang dimiliki desa dan kota. Hal ini dipengaruhi oleh kondisi geografis dan cara pengelolaannya. Maka itu, kota dan desa memiliki peran berbeda dalam proses interaksi antara dua jenis wilayah itu.1. Peran desa dalam interaksi wilayah desa-kota:
  • sebagai penghasil bahan baku untuk kegiatan di kota
  • sebagai penyedia tenaga kerja yang dibutuhkan di kota
  • menjadi destinasi tujuan pemasaran hasil produksi industri di kota
  • sebagai tempat tujuan untuk wisata yang dimanfaatkan oleh masyarakat kota.
2. Peran kota dalam interaksi wilayah desa-kota:
  • sebagai pusat pendidikan yang dibutuhkan masyarakat desa
  • sebagai pemasok barang-barang industri yang dibutuhkan di desa
  • sebagai pusat pemerintahan, berbagai kebijakan yang diambil dapat mempengaruhi pembangunan desa
  • sebagai pusat informasi dan perkembangan teknologi yang hasilnya dibutuhkan oleh desa.