Apa yang dilakukan Jepang saat terdesak oleh Sekutu?

Jakarta -

Badan Penyelidik Usaha-usaha persiapan Kemerdekaan Indonesia atau BPUPKI dibentuk oleh Jepang pada 29 April 1945. Namun, mengapa Jepang membentuk BPUPKI?

Pembentukan BPUPKI dilaksanakan bersamaan dengan hari ulang tahun Kaisar Hirohito. Tujuan BPUPKI adalah untuk menyelidiki usaha-usaha persiapan kemerdekaan.

Alasan Mengapa Jepang Membentuk BPUPKI

Dikutip dari buku 'Super Complete SMP' terbitan Sahabat Pelajar Cerdas, Jepang melantik 62 orang yang terdiri dari tokoh-tokoh Indonesia dan 7 anggota perwakilan dari Jepang. Berikut susunan lengkapnya

-Ketua [Kaicoo]
Dr K R T Radjiman Wedyodiningrat

-Ketua Muda [Fuku Kaicoo]
Ichibangase [seorang anggota luar biasa Tokubetsu Lin]

-Ketua Muda [Fuku Kaicoo]
R P Soeroso [merangkap tata usaha atau Zamakyuko kucoo]

Ada dua tugas pokok dari BPUPKI, yakni

-Merencanakan organisasi pemerintah nasional yang akan menerima kemerdekaan dari pihak Jepang

-Membuat rancangan UUD untuk negara Indonesia merdeka

  • Jelaskan Mengapa Jepang Membentuk BPUPKI?

Dikutip dari buku 'Kumpulan Mega Soal Tes CPNS' & Ikatan Dinas' pada akhir tahun 1944, posisi Jepang di berbagai kawasan mulai terdesak. Keadaan ini terjadi karena beberapa hal sebagai berikut,

-Jepang terus-menerus mengalami kekalahan dari serbuan Sekutu dalam Perang Pasifik
-Perlawanan yang dilakukan oleh rakyat Indonesia dan tentara PETA

Pada 17 Juli 1944, Perdana Menteri Hideki Tojo meletakkan jabatan dan diganti oleh Jenderal Kuniaki Koiso. Tugas utama perdana menteri baru, yaitu memulihkan kewibawaan Jepang di hadapan bangsa-bangsa Asia yang baru saja dibebaskan oleh Jepang dari cengkraman imperialis Eropa.

Akhirnya, Perdana Menteri Koiso melakukan beberapa hal kepada Indonesia yang akhirnya menjadi alasan mengapa Jepang membentuk BPUPKI

-Menjanjikan kemerdekaan Indonesia di depan parlemen Jepang
-Bendera merah putih boleh dikibarkan berdampingan dengan bendera Jepang

Pemerintah Jepang memberikan janji kemerdekaan agar rakyat Indonesia tidak mengadakan perlawanan terhadap Jepang. Pada 1 Maret 1945, diumumkan BPUPKI atau dalam bahasa Jepang Dukuritsu Junbi Cosakai.

Nah, detikers sudah paham kan mengapa Jepang membentuk BPUPKI?

Simak Video "Tokyo Gelap Gulita Usai Gempa M 7,3 Guncang Fukushima"

[pay/lus]

Jakarta - Awal mula propaganda Jepang di Indonesia pada tahun 1942, pemerintah Jepang mengeluarkan berbagai cara dan kebijakan untuk menarik simpati rakyat Indonesia, salah satunya semboyan 3A. Apa itu?

Saat itu, ambisi Jepang begitu besar untuk mendapatkan Indonesia. Bahkan, dikutip dari buku 'IPS Terpadu' karya Sri Pujiastuti, dkk, siaran radio Tokyo seringkali memperdengarkan lagu kebangsaan Indonesia Raya dan pidato-pidato nasionalis.

Jepang juga mengklaim diri sebagai saudara tua yang datang untuk melepaskan Indonesia dari belenggu penjajahan Belanda. Kemudian memberikan janji kemudahan bagi bangsa Indonesia seperti, menunaikan ibadah haji dan menjual barang dengan harga murah.

Untuk melancarkan misinya, Jepang pun membebaskan tokoh-tokoh Indonesia yang diasingkan Belanda, seperti Ir. Soekarno, Drs. Moh. Hatta, dan Sutan Syahrir. Berikut memperkenalkan pengibaran bendera merah putih bersama dengan bendera Jepang.

Propaganda Semboyan 3A

Melansir buku 'Ilmu Pengetahuan Sosial 3' karya Ratna Sukmayani, dkk, pada saat itu, semua partai politik dibubarkan. Kegiatan politik pergerakan nasional Indonesia dikendalikan oleh Jepang untuk membantu mereka dalam menghadapi perang.

Jawatan propaganda giat melancarkan propaganda. Isi propaganda yaitu mengklaim bahwa Jepang mengobarkan perang Asia Timur Raya untuk membebaskan seluruh Asia dari penjajahan bangsa Barat.

Selain itu, Jepang juga mengklaim mempersatukan Asia dalam lingkungan kemakmuran bersama Asia Timur Raya di bawah kepemimpinan Jepang.

Salah satu upaya agar rakyat dan pemimpin nasional Indonesia mau mendukung Jepang adalah dengan mendirikan beberapa organisasi dan perkumpulan. Organisasi dan perkumpulan yang didirikan pemerintah Jepang salah satunya adalah Gerakan Tiga A [Gerakan 3A].

Gerakan 3A didirikan pada bulan April 1942. Kantor propaganda Jepang mendirikan gerakan ini dengan semboyannya yakni:

  • 1. Jepang Cahaya Asia
  • 2. Jepang Pelindung Asia
  • 3. Jepang Pemimpin Asia

Melansir tulisan Dr. Nana Nurliana Soeyono, MA dan Dra. Sudarini Suhartono, MA dalam bukunya yang berjudul Sejarah, Jepang menggunakan semboyan 3A dalam menarik simpati rakyat Indonesia yang berarti guna mendekati para tokoh nasional agar mendukung Jepang dalam Perang Pasifik.

Sebab itu, mereka mengadakan kursus-kursus bagi para pemuda untuk menanamkan semangat pro Jepang demi menghadapi sekutu dalam perang.

Keruntuhan Gerakan 3A

Namun nyatanya, semboyan 3A ini hanya berumur beberapa bulan saja karena dianggap tidak menguntungkan bagi pihak Jepang. Bahkan, tidak berhasil dalam menarik simpati rakyat Indonesia.

Pada September 1942, Gerakan 3A dibubarkan karena terjadi perpecahan internal di antara penguasa Jepang. Staf gunseikan menuduh Gerakan 3A telah menjadi suatu organisasi massa. Padahal seharusnya merupakan gerakan propaganda.

Selain itu, Gerakan 3A dinilai kurang populer karena dipimpin oleh Mr. Syamsudin, seorang tokoh nasionalis yang disebut kurang dikenal masyarakat Indonesia.

Semoga penjelasan mengenai semboyan 3A yang digunakan Jepang dalam menarik simpati rakyat Indonesia dapat menambah sedikit wawasan detikers, ya!

Simak Video "Tokyo Gelap Gulita Usai Gempa M 7,3 Guncang Fukushima"

[Gambas:Video 20detik]

[rah/pay]

Lihat Foto

Bettmann

Peristiwa Jepang menyerah tanpa syarat pada Sekutu ditandai upacara penandatanganan di atas kapal perang USS Missouri di Teluk Tokyo, 2 September 1945. Menteri Luar Negeri Jepang Mamoru Shigemitsu menandatangani mewakili pemerintah Jepang.

KOMPAS.com - Peristiwa Jepang menyerah pada Sekutu menimbulkan dampak bagi bangsa Indonesia dan memberikan kesempatan untuk memproklamasikan kemerdekaan.

Tahukah kamu peristiwa Jepang menyerah tanpa syarat pada Sekutu?

Alasan Jepang menyerah pada Sekutu

Melansir Sumber Belajar Kemdikbud RI, sampai akhir 1943, kedudukan Jepang dalam perang Asia Pasifik mulai terdesak dan mengalami kekalahan dari pasukan Sekutu di beberapa tempat.

Dikutip dari History, pada 26 Juli 1945 Sekutu mengeluarkan Deklarasi Potsdam menuntut penyerahan tanpa syarat dari semua angkatan bersenjata Jepang.

Baca juga: Perumusan Naskah Proklamasi

Pada 28 Juli 1945, Perdana Menteri Jepang Kantaro Suzuki merespons dengan mengatakan kepada pers bahwa pemerintahnya tidak memperhatikan [pay no attention] ultimatum Sekutu.

Presiden Amerika Serikat Harry Truman memerintahkan pengeboman terhadap kota Hiroshima [6 Agustus 1945] dan Nagasaki [9 Agustus 1945]. Berakibat kelumpuhan kondisi politik dan ekonomi Jepang.

Pada 15 Agustus 1945, Jepang menyerah tanpa syarat pada Sekutu. Kaisar Hirohito tampil di radio nasional pertama kalinya, mengumumkan Jepang menyerah demi menciptakan perdamaian besar bagi generasi mendatang.

Amerika Serikat segera menerima menyerahnya Jepang. Peristiwa ini mengakhiri Perang Dunia II setelah empat tahun pertempuran antara Jepang dan Amerika Serikat.

Baca juga: Media Penyebaran Proklamasi Kemerdekaan

Upacara Jepang menyerah pada Sekutu

Melansir The New Daily, upacara penandatanganan menyerahnya Jepang dilakukan di atas kapal perang USS Missouri di Teluk Tokyo pada 2 September 1945.

Penandatanganan dilakukan di hadapan perwakilan sembilan negara Sekutu. Proses pertemuan hanya 23 menit dan disiarkan ke seluruh dunia.

Lihat Foto

Koleksi Tropen Museum [Wikiwand]

Akibat pendudukan Jepang di Indonesia, para pemuda Indonesia diberi pelatihan militer.

KOMPAS.com - Jepang menduduki Indonesia setelah Belanda mengaku kalah dan menyatakan menyerah tanpa syarat pada 8 Maret 1942.

Dengan menyerahnya Belanda tersebut, maka Jepang menguasai bangsa Indonesia.

Atas kepiawaian propaganda Jepang langcarkan mampu menarik simpatik rakyat Indonesia dengan mengaku saudara tua.

Kedatangan Jepang adalah membebaskan rakyat Indonesia dari penjajah-penjajah asing. Bagaimana politik Jepang dalam menarik simpati Bangsa Indonesia.

Baca juga: Latar Belakang Pendudukan Jepang di Indonesia

Propaganda Jepang

Jepang menguasai Indonesia setelah pada Februari 1942 mengalahkan armada gabungan Belanda, Inggris, Australia, dan Amerika Serikat dalam pertempuran di Laut Jawa.

Akhirnya pada 8 Maret 1942 pemerintah Hindia Belanda menyerah tanpa syarat di Kalijati, Subang, Jawa Barat.

Panglima tentara Belanda di Indonesia, Jenderal Ter Poorter menandatangani naskah penyerahan Belanda atas wilayah Indonesia kepada Jepang yang diwakili Jenderal Imamura.

Dalam buku Sejarah Nasional Indonesia: Masa Prasejarah sampai Masa Proklamasi Kemerdekaan [2011] karya M. Junaedi Al Anshori, pada awal pendudukan Jepanga diterima dengan baik oleh bangsa Indonesia.

Karena kepandaian Jepang berpropaganda dengan melakukan tindakan-tindakan yang menarik simpati rakyat dan para pe mimpin Indonesia.

Berikut tindakan Jepang untuk menarik simpati:

Video yang berhubungan

Jakarta -

Jepang menyerah tanpa syarat kepada sekutu memiliki keterkaitan dengan kemerdekaan Indonesia. Untuk itu, detikers perlu tahu Jepang menyerah tanpa syarat kepada sekutu pada tanggal berapa dan latar belakangnya.

Jepang menyerah tanpa syarat kepada Sekutu pada tanggal 15 Agustus 1945. Peristiwa Jepang menyerah kepada Sekutu terjadi setelah jatuhnya bom atom di Hiroshima dan Nagasaki, seperti dikutip dari Encyclopedia Britannica.

Sebelumnya, Jepang telah menderita kekalahan perang seperti Perang Laut Karang pada 4 Mei 1942, disusul perang di Guadacanal pada 6 November 1942, dan pertempuran laut di dekat Kepulauan Bismarck pada 1 Maret 1943.

Pada 26 Juli, sejumlah pemimpin di pihak Sekutu bertemu di Postdam, Jerman. Sebab, kendati konflik di Eropa sudah diakhiri, Jepang masih menyatakan perang di wilayah Pasifik.

Untuk itu, Presiden AS Harry S. Truman, Perdana Menteri Inggris Winston Churchill, dan pemimpin Nasionalis China Chiang Kai-shek menyusun Deklarasi Postdam yang berisi persyaratan penyerahan Jepang.

Deklarasi tersebut mengklaim bahwa "perhitungan yang tidak cerdas" oleh penasihat militer Jepang telah membawa negara itu ke "ambang kehancuran." Pihak Sekutu menguraikan persyaratan penyerahan kekuasaan yang mencakup pelucutan senjata total, pendudukan daerah-daerah tertentu, dan pembentukan "pemerintah yang bertanggung jawab."

Deklarasi Postdam juga menjanjikan bahwa Jepang tidak akan "diperbudak sebagai ras atau dihancurkan sebagai sebuah bangsa."

Isi rancangan Deklarasi Postdam juga mencakup ultimatum "kehancuran segera dan total" bagi Jepang jika Jepang tidak setuju untuk menyerah tanpa syarat. Ultimatum ini yang kemudian dilakukan Sekutu dengan pengeboman Hiroshima dan Nagasaki.

Sebelum pengeboman terjadi, Perdana Menteri Jepang Minister Suzuki Kantarō merespons ultimatum tersebut pada jumpa pers dengan "mokusatsu" dan tidak memberi pernyataan lebih lanjut. Mokusatsu secara kasar diartikan sebagai "no comment."

Amerika Serikat lalu menjatuhkan bom atom di Kota Hiroshima pada 6 Agustus 1945 dan Kota Nagasaki pada 9 Agustus 1945. Di tengah peristiwa pengeboman, Uni Soviet juga mendeklarasikan perang terhadap Jepang.

Pada 12 Agustus 1945, Soekarno, Moh. Hatta, dan dr. Radjiman Wedyodiningrat bertemu Jenderal Terauchi di markas besar Panglima Tertinggi Militer Jepang di Dalat, Vietnam Selatan.

Jenderal Terauchi menyampaikan pernyataan Pemerintah Jepang bahwa bangsa Indonesia akan segera diberi kemerdekaan, seperti dikutip dari buku Pasti Bisa Ilmu Pengetahuan Sosial untuk SMP/MTs Kelas IX oleh Tim Ganesha Operation.

Pada 15 Agustus 1945, Kaisar Hirohito mengumumkan bahwa Jepang menyerah tanpa syarat kepada Sekutu. Berita kekalahan Jepang telah diketahui Soetan Sjahrir dan golongan pemuda melalui siaran radio. Soetan Sjahrir lalu menemui Moh. Hatta dan mendesak agar Proklamasi Kemerdekaan Indonesia segera dilaksanakan tanpa menunggu janji Jepang.

Dari berita Jepang menyerah tanpa syarat kepada Sekutu pada tanggal 15 Agustus 1945 kemudian berlanjut pada peristiwa Rengasdengklok pada 16 Agustus 1945, perumusan teks Proklamasi, dan pelaksanaan proklamasi kemerdekaan Indonesia pada 17 Agustus 1945. Selamat belajar, detikers!

Simak Video "Jepang Geram, Ukraina Sandingkan Foto Kaisar dengan Hitler dan Mussolini"



(twu/lus)