Istilah asumsi bukan istilah yang asing di telinga kita karena istilah ini sering digunakan dalam berbagai bidang dalam kehidupan. Asumsi dikaitkan dengan kehidupan secara umum maupun bidang lain seperti penelitian maupun keilmuan seperti filsafat dan ekonomi.
Asumsi adalah sebagai landasan berpikir dari seseorang maupun kelompok. Istilah ini memiliki makna yang berbeda-beda tergantung bidang yang dituju. Asumsi sering dikaitkan dengan pemikiran sementara karena belum teruji kebenarannya. Penyampaiannya pun dapat dilakukan dengan beberapa cara baik secara langsung hingga secara tidak langsung.
Untuk mengetahui apa itu asumsi, berikut ini pembahasan mengenai definisi asumsi.
Pengertian Asumsi Menurut Para Ahli dan Bidang Keilmuan
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, asumsi adalah sebuah dugaan yang diterima sebagai dasar. Asumsi juga diartikan sebagai suatu landasan berpikir karena sesuatu hal yang diasumsikan tersebut dianggap benar.
2. Joanne Marchione
Asumsi adalah pernyataan yang diterima sebagai kebenaran yang diberikan tanpa bukti. Untuk menggunakan teori, asumsi harus diterima oleh pengguna. Asumsi menetapkan dasar untuk penerapan teori tertentu.
3. Djojosuroto kinayati & M.L.A Sumayati
Asumsi adalah suatu anggapan dasar tentang realita, harus diverivikasi secara empiris. Asumsi dasar ini bisa memengaruhi cara pandang peneliti terhadap sebuah fenomena dan juga proses penelitian secara keseluruhan, karena setiap penelitian pasti menggunakan pendekatan yang berbeda sehingga asumsi dasarnya pun berbeda pada setiap penelitian.
4. Bidang ilmu filsafat
Dalam ilmu filsafat, asumsi adalah sebuah spekulasi yang bersifat realitas dari hakikat yang berwujud konkret maupun abstrak. Asumsi dalam ilmu filsafat mengarah pada suatu kelompok ontologi yang memiliki kegunaan dalam hal perolehan pengetahuan serta berperan sebagai landasan dan arah kegiatan penelitian hingga kebenaran bisa terbukti.
5. Bidang ilmu ekonomi
Asumsi dalam ilmu ekonomi mempunyai beberapa jenis, salah satunya adalah asumsi ceteris paribus yang berguna dalam pengurangan berbagai faktor yang bersifat kompleks dan berperan dalam membantu membuat beberapa formula dalam ekonomi menjadi lebih sederhana.
6. Bidang penelitian
Di bidang penelitian, asumsi diartikan sebagai berbagai pernyataan yang dapat diuji kebenarannya melalui percobaan yang dilakukan. Beberapa faktor tertentu kerap dihilangkan karena asumsi di bidang penelitian menggunakan faktor asumsi dasar yang dianggap penting. Hal ini dianggap wajar karena sifatnya kompleks dan menyeluruh.
Sifat-Sifat Asumsi
Sifat implisit pada asumsi merupakan sebuah kebenaran yang pernyataannya tidak diungkapkan secara jelas namun tersirat atau terkandung di dalamnya. Sifat asumsi ini digunakan dalam pernyataan pada suatu teori.
2. Asumsi Eksplisit
Pengertian asumsi eksplisit merupakan sebuah kebenaran yang pernyataannya diungkapkan secara jelas, gamblang, utuh, tidak berbelit-belit dan tegas. Beberapa teori menyatakan asumsinya secara eksplisit.
Jenis-Jenis Asumsi
Beberapa jenis asumsi berikut merupakan asumsi filosofis yang mendasari suatu teori. Beberapa asumsi yang dikandung dalam setiap teori dinyatakan secara implisit atau eksplisit.
Asumsi yang dikandung dapat berupa cara memperoleh pengetahuan, cakupan, sifat pengetahuan, serta beberapa hal lain yang bernilai. Hubungan antar teori dapat diketahui dengan memahami beberapa jenis asumsi berikut ini:
1. Asumsi Epistemologi
Asumsi epistemologi mengacu tentang apa yang bisa diketahui. Jenis asumsi ini merupakan cabang dari ilmu filsafat yang mempelajari beberapa dasar dan batas pengetahuan yang memberikan penekanan mengenai bagaimana seseorang mengetahui sesuatu.
Dalam sebuah teori, epistemologi pada asumsi adalah mencakup beberapa pertanyaan yang menitikberatkan pada beberapa pengetahuan dan cara dalam memperoleh pengetahuan.
Asumsi aksiologi mengacu tentang apa yang penting dan berharga dalam penelitian. Aksiologi adalah cabang filsafat yang memberikan pengarahan bahwa ilmu pengetahuan harus dititikberatkan pada kebebasan nilai-nilai.
Asumsi pada aksiologi memiliki cakupan berupa bagaimana manusia memanfaatkan ilmu, hakikat dari ilmu serta beberapa pertanyaan yang mengarah pada hal apa saja yang layak untuk diketahui.
3. Asumsi Ontologi
Asumsi ontologi mengacu tentang hakikat realitas. Ontologi merupakan cabang filsafat yang erat kaitannya dengan eksistensi dengan mempelajari beragam prinsip tentang sesuatu yang ada maupun mempelajari sesuatu yang ada tersebut.
Sehingga jenis asumsi ini mengarah pada kajian mengenai sifat realitas tentang ada dan tiada. Teori ontology mencakup asumsi tentang pertanyaan hal apa saja yang dikaji dan sifat realitas.
4. Asumsi Metodologis
Asumsi metodologis mengacu tentang metode dan prosedur. Asumsi metodologis terdiri dari asumsi yang dibuat oleh peneliti mengenai metode yang digunakan dalam proses penelitian kualitatif.
Prosedur yang digunakan oleh peneliti bersifat induktif dan didasarkan pada pengalaman peneliti sendiri dalam mengumpulkan dan menganalisis data.
Penyampaian-Penyampaian Asumsi
Asumsi mengenai objek empiris yang dapat disampaikan ada hubungannya dengan bidang keilmuan. Selain itu, pendapat tentang perubahan benda atau yang berkaitan dengan peristiwa tertentu.
Penyampaian yang pertama berkaitan dengan asumsi adalah hal empiris tentang beberapa kesamaan pada objek tertentu seperti bentuk benda, struktur benda, dan sifat benda.
1. Asumsi pertama
Penyampaian asumsi yang pertama memberikan anggapan bahwa beberapa objek tertentu memiliki kemiripan satu sama lain. Kemiripan tersebut dapat berupa sifat, struktur, bentuk, dan lain sebagainya. Dengan asumsi pertama yang disampaikan, maka pengelompokkan beberapa objek yang mempunyai kemiripan digolongkan menjadi satu.
Penyampaian asumsi yang kedua menganggap bahwa sebuah benda tidak berubah dalam jangka waktu tertentu. Kegiatan asumsi ini mempunyai tujuan untuk mempelajari tingkah laku objek dalam keadaan tertentu sehingga tidak akan dilakukan jika objek berubah setiap waktu. Namun benda akan berubah akibat alam perjalanan dari waktu ke waktu.
3. Asumsi ketiga
Asumsi ketiga biasa disebut dengan determinisme yang menganggap bahwa setiap gejala bukanlah kejadian yang sifatnya kebetulan saja.
Dalam asumsi ketiga ini, dikatakan bahwa setiap gejala memiliki pola tertentu dengan sifatnya yang tetap melalui kejadian yang sama secara berurutan. Ketidakmutlakan hubungan sebab-akibat menunjukkan kejadian diikuti kejadian lainnya.
Perbedaan antara Asumsi dan Opini
Karena pengertian asumsi adalah landasan berpikir yang terkadang belum diketahui kebenarannya, maka makna asumsi sering disamakan dengan istilah opini. Padahal, istilah asumsi dan opini mempunyai beberapa perbedaan sebagai berikut:
1. Secara definisi
Opini adalah pendapat, ide, atau pikiran. Sedangkan asumsi adalah dugaan yang diterima sebagai dasar atau landasan berpikir karena dianggap benar.
2. Data yang digunakan
Perbedaan kedua adalah dari data yang digunakan. Asumsi menggunakan data yang bersifat kuantitatif, sedangkan opini menggunakan data yang bersifat kualitatif.
Data kuantitatif pada asumsi mendeskripsikan sesuatu yang tidak menjelaskan suatu hubungan. Sementara data kualitatif pada opini menggunakan deskripsi dengan penjabaran kata secara verbal.
3. Hasil yang diperoleh
Asumsi menyatakan gagasan sebelum atau sesudah kesimpulan terbentuk. Sedangkan opini adalah gagasan yang sudah memberikan kesimpulan dan biasanya hasilnya diarahkan sesuai dengan pemikiran yang dia inginkan.
4. Kesimpulan yang didapat
Pada asumsi, kesimpulan yang didapat jarang mengangkat atau memarginalkan nama orang lain. Sedangkan opini sering mengangkat atau memarginalkan nama orang lain, opini yang mengangkat nama orang lain biasanya dalam bentuk pencitraan, membahas ketokohan seseorang, dan lain sebagainya.
Pemaparan mengenai asumsi di atas memperlihatkan bahwa asumsi adalah landasan berpikir seseorang atau kelompok yang bisa diaplikasikan pada berbagai bidang baik penelitian, kehidupan bermasyarakat maupun bidang keilmuan seperti filsafat dan ekonomi.
Berbagai teori yang kita kenal dalam ilmu-ilmu alam maupun ilmu-ilmu sosial tidaklah berdiri sendiri melainkan didasari atas beberapa asumsi. Para ahli teori menggunakan beberapa asumsi untuk membangun teori bukanlah tanpa sebab. Asumsi yang dibangun oleh para ahli teori dimaksudkan untuk memberikan arahan bagi siapapun yang menggunakan teori tersebut dalam penelitian yang akan dilakukan. Selain itu, dengan mengetahui dan memahami asumsi-asumsi yang ada di balik sebuah teori maka kita akan dengan mudah memahami teori tersebut.
A. Apakah Asumsi Itu?
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia Daring, yang dimaksud dengan asumsi adalah dugaan yang diterima sebagai dasar atau landasan berpikir karena dianggap benar.
Adapun pengertian asumsi menurut para ahli adalah sebagai berikut.
- Joanne Marchione mendefinisikan asumsi sebagai pernyataan yang diterima sebagai kebenaran yang diberikan tanpa adanya bukti. Agar dapat digunakan dalam teori, asumsi harus dapat diterima oleh pengguna. Lebih lanjut dikatakan bahwa asumsi membentuk dasar bagi penerapan teori tertentu.
- Paul Leedy mendefinisikan asumsi sebagai kondisi yang ditetapkan sehingga jangkauan penelitian jelas batasnya.
- Winarno Surakhmad mendefinisikan asumsi sebagai anggapan dasar atau postulat yaitu sebuah titik tolak pemikiran yang kebenarannya diterima oleh peneliti.
B. Ciri Ciri Asumsi
Menurut Calvin S. Hall dan Gardner Linzey [1993], asumsi-asumsi sebuah teori memiliki beberapa ciri khusus yang membedakannya dengan komponen-komponen teori lainnya antara lain sebagai berikut.
- Asumsi-asumsi yang terkandung dalam sebuah teori harus memiliki keterikatan dengan perisitiwa-peristiwa empiris yang menjadi titik perhatian sebuah teori.
- Asumsi-asumsi yang terkandung dalam sebuah teori harus mencerminkan kualitas khusus dari teori yang bersangkutan.
- Asumsi yang baik yang dirumuskan teoritikus harus berguna atau bersifat prediktif terntang peristiwa-peristiwa empiris dalam suatu ranah tertentu.
- Asumsi-asumsi sebuah teori dapat bersifat umum atau khusus tergantung sifat teori.
- Asumsi-asumsi dapat berbentuk notasi matematis atau kalimat pernyataan.
- Asumsi-asumsi sebuah teori harus dinyatakan dengan jelas atau eksplisit.
- Asumsi-asumsi dan konsep-konsep lain yang terkandung dalam sebuah teori harus berhubungan atau memiliki keterhubungan yang jelas agar teori yang bersangkutan memiliki konsistensi logis dan memungkinkan proses derivasi.
Baca Juga : Pengertian Lembaga : Arti, Jenis, Fungsi Dan Unsur
C. Sifat Sifat Asumsi
Merujuk pada ciri-ciri asumsi di atas, sejatinya asumsi-asumsi sebuah teori harus dinyatakan secara eksplisit. Meskipun begitu, ada pula beberapa teori yang asumsi-asumsinya dinyatakan secara secara implisit. Dengan demikian, asumsi suatu teori dapat bersifat eksplisit atau implisit.
1. Asumsi eksplisit
Yang dimaksud dengan asumsi eksplisit adalah sebuah pernyataan kebenaran yang dinyatakan secara gambling, tegas, jelas, tidak berbelit-belit, dan utuh.
2. Asumsi implisit
Yang dimaksud dengan asumsi implisit adalah sebuah kebenaran yang tidak dinyatakan secara jelas tetapi terkandung atau tersirat didalamnya.
D. Macam Jenis Asumsi
Asumsi-asumsi yang mendasari suatu teori merupakan asumsi filosofis yang dapat dibagi ke dalam tiga jenis yaitu asumsi-asumsi tentang ontologi, asumsi-asumsi tentang epistemologi, dan asumsi-asumsi tentang aksiologi.
Setiap teori, baik secara implisit maupun eksplisit selalu mengandung beberapa asumsi tentang sifat pengetahuan, cara memperoleh pengetahuan, cakupan, dan hal-hal yang bernilai. Dengan memahami asumsi-asumsi ini kita dapat mengetahui posisi teori tersebut dalam hubungannya dengan teori-teori yang lain.
1. Ontologi
Kata ontologi berasal dari bahasa Yunani yang diartikan sebagai ilmu yang mempelajari tentang sesuatu yang ada atau berbagai macam prinsip mengenai sesuatu yang ada.
Adapun menurut Kamus Bahasa Indonesia [2008], yang dimaksud dengan ontologi adalah cabang filsafat yang berkaitan dengan eksistensi. Dengan kata lain, ontologi adalah sebuah cabang pengetahuan yang mengkaji tentang ada dan tiada atau sifat-sifat realitas.
Asumsi-asumsi tentang ontologi pada sebuah teori umumnya berupa pertanyaan-pertanyaan yang menitikberatkan pada sifat realitas dan hal yang harus dikaji. Para hali menyebut ontologi sebagai filsafat pertama karena berfilsafat dapat dilakukan jika sifat dari realitas ditentukan.
2. Epistemologi
Menurut Kamus Bahasa Indonesia [2008], epistemologi adalah cabang ilmu filsafat yang mempelajari dasar-dasar dan batas-batas pengetahuan. Dengan kata lain, epistemologi adalah sebuah cabang pengetahuan yang menekankan pada bagaimana kita mengetahui sesuatu.
Baca Juga : Pengertian Denda : Arti, Macam Jenis Dan Contoh
Asumsi-asumsi tentang epistemologi pada sebuah teori umumnya berupa pertanyaan-pertanyaan yang menitikberatkan pada cara-cara memperoleh pengetahuan dan hal-hal yang dapat dianggap sebagai pengetahuan.
3. Aksiologi
Kata aksiologi berasal dari bahasa Yunani yang diartikan sebagai teori tentang nilai. Aksiologi merupakan cabang filsafat yang menitikberatkan pada nilai-nilai. Maksudnya adalah sebuah pengetahuan atau ilmu pengetahuan harus bebas nilai.
Asumsi-asumsi tentang aksiologi pada sebuah teori umumnya berupa pertanyaan-pertanyaan yang menitikberatkan pada apa yang layak untuk diketahui. Atau, bagaimana manusia menggunakan ilmu atau manfaat serta hakikat sebuah ilmu.
Dikarenakan aksiologi berkaitan dengan nilai, aksiologi terdiri dua elemen dasar yaitu etika dan estetika.
- Etika merupakan ilmu tentang apa yang baik dan apa yang buruk dan tentang hak dan kewajiban moral.
- Estetika merupakan cabang filsafat yang menelaah dan membahas tentang seni dan keindahan serta tanggapan manusia terhadapnya.