Apa yang dimaksud dengan hambatan ekspresif dalam kreativitas?

You're Reading a Free Preview
Pages 4 to 5 are not shown in this preview.

Kreativitas menjadi sangat penting karena :

1.      Wirausahawan yang kreatif dapat meluncurkan produk yang belum pernah dibuat dipasar.

2.      Dengan menjadi manusia yang kreatif Anda bukannlah peniru, melainkan pemimpin. Pemimpin pasar adalah orang yang disegani dengan selalu menjadi benchmark.

3.      First Mover Advantage. Dengan menjadi manusia yang kreatif, Anda akan memiliki keunggulan sebagai the first mover. Mereka yang merintis akan menjadi market leader dan selalu siap dengan gagasan-gagasan baru.


4.      Persaingan akan membuat jalan yang dilewati seorang usahawan semakin sempit dan banyak jalan yang semula terbuka lebar kelak akan ditutup oleh pesaing-pesaing baru. Oleh karena itu, dibutuhkan kreativitas. Kreativitas juga berarti mencari cara atau jalan keluar baru, membuka terobosan-terobosan dan menciptakan perbedaan-perbedaan yang menonjol dan disukai pasar.

5.      Resiko adalah bagian dari kehidupan seorang usahawan sehari-hari. Resiko berujung pada aspek finansial yang dapat mematikan usaha, yang tidak bisa diatasi bahkan dapat merusak reputasi dan kepercayaan terhadap diri Anda. Hanya manusia kreatif yang dapat lolos dari bencana dan kerugian. Kreativitas membuat Anda mampu menembus pintu-pintu baja kesulitan.

6.      Kreativitas menghubungkan titik yang terpisah dan terisolasi. Orang yang kreatif mampu menyatukan “mozaik” yang menjadi sebuah kode rahasia yang mengandung arti untuk membuka pintu rahasia kesulitan.

 

Hambatan Kreativitas :

James L. Adams dalam bukunya Conceptual Blockbusting [1986] telah mengidentifikasikan hambatan kreativitas tersebut dalam bentuk klasifikasi sebagai berikut :

a.    Hambatan Persepsi

Hambatan persepsi merupakan hambatan yang membuat manusia sulit mempersepsikan masalah atau menangkap informasi yang relevan. Beberapa jenis hambatan kreativitas ini adalah hambatan stereotip, terlalu banyak atau terlalu sedikit informasi.

b.   Hambatan Emosi

Hambatan Emosi dapat mengganggu kemampuan seseorang memecahkan masalah melalui berbagai cara. Beberapa jenis hambatan kreativitas yang tergolong dalam hambatan emosi dan contoh-contohnya adalah sebagai berikut:

-       Takut mengambil resiko

-       Berani menghadapi ketidakpastian

-       Lebih suka menilai daripada menghasilkan gagasan baru

-       Kurang tantangan

-       Terburu-terburu

c.    Hambatan Kultural

Hambatan kultural dapat menjangkiti seseorang bila ia dihadapkan pada seperangkat pola kultural dilingkungannya. Salah satu jenis hambatan kultural yang paling umum adalah takut untuk tampil berbeda dari yang lain, atau takut mengambil tindakan/mengemukakan gagasan yang kemungkinan bakal dianggap kontroversial.

d.   Hambatan Lingkungan

Hambatan lingkungan merupakan hambatan kultural yang lebih luas. Beberapa elemen penghambat misalnya:

-       Tidak ada kerjasama dan rasa saling percaya antara tim kerja

-       Atasan bersikap otoriter, tidak menghargai pendapat orang lain

-       Gangguan rutin, misalnya telepon, tamu yang tak putus-putus, ruang kerja yang riuh rendah

-       Kurangnya dukungan untuk mematangkan gagasan

-       Budaya kebersamaan [solidaritas] atau anti persaingan

e.    Hambatan Intelektual

Hambatan intelektual biasanya disebabkan oleh sikap mental yang tidak efisien atau keengganan untuk menggunakan pendekatan baru, misalnya:

-       Kecenderungan yang sangat kuat untuk mempertahankan tradisi, menggunakan metode atau cara yang dulu pernah terbukti efektif.

-       Terlalu mengandalkan logika

-       Enggan menggunakan intuisi

-       Terlalu mengandalkan statistik dan pengalaman masa lalu, sehingga gagasan-gagasan baru terlalu cepat diuji secara mental.

Fogler dan LeBlanc [2000] menambahkan satu faktor hambatan lagi berupa Hambatan Ekspresif, yaitu ketidakmampuan seseorang untuk mengkomunikasikan gagasan baik secara lisan maupun tertulis.

Teknik Meningkatkan Kreativitas

Selain menggunakan latihan memfokuskan pikiran yang bersifat soft skill, maka pola pokir kreatif bisa ditinggalkan dengan teknik CREATE dan teknik VISUAL. Teknik CREATE adalah :

Combination        : membuat kombinasi baru

Random               : menggunakan input yang random

Elimination           : membuat eliminasi

Alternative           : menggunakan alternatif

Turn Around        : mencoba cara pikir terbalik

Extreme                : ekstrim kasus

Adapun teknik visual berhubungan dengan Seeing, Imagining, dan Drawing.

 

Video yang berhubungan


BERPIKIR KREATIF

Makalah

diajukan Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Wirausaha dan Koperasi

dosen Pengampu: Bapak Drs. Faqih Samlawi, MA.

Disusun Oleh:

1.      Nunik Falupi               [1201965]

2.      Yusi Yusmiati             [1202880]

3.      Triani Nursyiamti        [1205776]

PRODI PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL

FAKULTAS PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

BANDUNG

2013

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Kewirausahaan [Entrepreneurship] adalah proses mengidentifikasi, mengembangkan, dan membawa visi ke dalam kehidupan. Visi tersebut bisa berupa ide inovatif, peluang, cara yang lebih baik dalam menjalankan sesuatu. Hasil akhir dari proses tersebut adalah penciptaan usaha baru yang dibentuk pada kondisi risiko atau ketidakpastian. Wirausahawan adalah orang-orang yang memiliki kemampuan melihat dan menilai kesempatan bisnis; mengumpulkan sumber daya yang dibutuhkan untuk mengambil tindakan yang tepat, mengambil keuntungan serta memiliki sifat, watak dan kemauan untuk mewujudkan gagasan inovatif ke dalam dunia nyata secara kreatif dalam rangka meraih sukses.

Orang-orang yang memiliki kreativitas dan inovasi yang tinggi dalam hidupnya. Secara epistimologis, sebenarnya kewirausahaan hakikatnya adalah suatu kemampuan dalam berpikir kreatif dan berperilaku inovatif yang dijadikan dasar, sumber daya, tenaga penggerak, tujuan, siasat dan kiat dalam menghadapi tantangan hidup. Seorang wirausahawan tidak hanya dapat berencana, berkata-kata tetapi juga berbuat, merealisasikan rencana-rencana dalam pikirannya ke dalam suatu tindakan yang berorientasi pada sukses. Maka dibutuhkan kreatifitas, yaitu pola pikir tentang sesuatu yang baru, serta inovasi, yaitu tindakan dalam melakukan sesuatu yang baru.

1.2 Rumusan Masalah

            Adapun rumusan masalah yang akan penyusun sampaikan, diantaranya sebagai berikut:

1.      Mengapa kreativitas penting bagi wirausaha?

2.      Apa saja tantangan dalam kewirausahaan?

3.      Apa saja ciri permasalahan usaha?

4.      Bagaimana cara pemecahan masalah?

5.      Apa saja yang menjadi hamabata kreativitas?

6.      Bagaimana cara meningkatkan kreativitas?

1.3 Tujuan Pembahasan

            Adapun tujuan pembahasan dari makalah ini, diantaranya sebagai berikut:

1.      Untuk mengetahui bahwa kreativitas sangat penting bagi wirausaha.

2.      Untuk mengetahui apa saja tantangan dalam kewirausahaan.

3.      Untuk mengetahui ciri-ciri permasalahan usaha.

4.      Untuk mengetahui bagaimana memecahkan masalah.

5.      Untuk mengetahui apa saja hambatan kreativitas.

6.      Untuk mengetahui bagimana teknik meningkatkan kreativitas.

1.4 Sistematika Penulisan

KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

1.2  Rumusan Masalah

1.3 Tuj uan Pembahasan

1.4 Sistematika Penulisan

BAB II PEMBAHASAN

2.1  Orang Dewasa Yang Tidak Kreatif

2.2 Pembuka Pintu Kesulitan

2.3 Hambatan Kreativitas

2.4 Teknik Meningkatkan Kreativitas

2.5 Tips Praktis

BAB III PENUTUP

3.1 Kesimpulan

3.2 Saran

DAFTAR PUSTAKA

BAB 2

PEMBAHASAN

Dalam berwirausaha tentunya kita akan dihadapkan dengan berbagai resiko kegagalan. Resiko kegagalan tersebut dapat dikurangi yaitu dengan beberapa faktor penting, yaitu:

1.      Menghindari optimisme yang berlebihan

2.      Senantiasa membuat rencana pemasaran yang lebih baik

3.      Membuat arus kas yang lebih baik

4.      Lebih kreatif dan peka terhadap perubahan pasar yang semakin dinamis

Dari keempat faktor untuk mengurangi resiko kegagalan usaha salah satunya yaitu meningkatkan kreativitas. Kita dituntut untuk mampu berpikir kreatif dalam berwirausaha.

BERPIKIR KREATIF

Menurut Teodore Levit, kreativitas adalah kemampuan untuk berpikir yang baru dan berbeda. Menurut Levit, kreativitas adalah berpikir sesuatu yang baru [thinking new thing], oleh karena itu menurutnya kewirausahaan adalah berpikir dan bertindak sesuatu yang baru atau berpikir sesuatu yang lama dengan cara-cara baru.

Bagi seorang usahawan, kreativitas adalah modal yang sangat penting. Dengan kreativitas usahawan mampu keluar, melihat dan menangkap peluang dan kreativas juga berguna untuk memenangkan persaingan. Daya kreativitas tersebut sebaiknya dilandasi oleh cara berpikir yang maju, penuh dengan gagasan-gagasan baru yang berbeda dengan produk-produk yang telah ada selama ini di pasar. Gagasan-gagasan yang kreatif umumnya tidak dapat dibatasi oleh ruang, bentuk ataupun waktu. Justru seringkali ide-ide jenius yangmemberikan terobosan-terobosan baru dalam dunia usaha awalnya adalah dilandasi oleh gagasan-gagasan kreatif yang kelihatannya mustahil.

Kreativitas menjadi sangat penting bagi usahawan karena :

1.      Wirausaha yang kreatif dapat meluncurkan produk yang belum pernah dibuat sebelumnya. Anda bisa memecahkan masalah yang dihadapi masyarakat dengan memperkenalkan produk atau jasa baru yang terus menerus diperbaharui. Anda tidak harus jadi penemu [inventor] tetapi sebagai wirausaha, anda menjembatani penemu itu dengan pasar.

2.      Manusia yang kreatif bukanlah peniru, melainkan pemimpin. Pemimpin pasar adalah orang yang disegani dan selalu menjadi benchmark.

3.      Firsy mover advantage. Manusia yang kreatif akan memiliki keunggulan sebagai first mover.

4.      Kreativitas juga berarti mencari cara atau jalan keluar baru, membuka terobosan-terobosan dan menciptakan perbedaan-perbedaan yang menonjol dan disukai pasar.

5.      Manusia kreatif yang dapat lolos dari bencana dan kerugian. Kreativitas mampu menembus pintu-pintu baja kesulitan.

6.      Kreativitas menghubungkan titik-titik yang berpisah dan terisolasi.

Kreativitas itu selalu beranjak dari sebuah ide yang muncul dari pengamatan terhadap keadaan sehari-hari disekeliling kita. Misalnya saja, pada awal tahun 1980an ada seorang pegawai PT.Pertamina yang melihat banyak orang asing yang tidak berani minum dari air keran di hotel di Indonesia. Padahal di luar negri air keran bisa langsung diminum. Setelah pensiun Tirto Oetomo segera membangun usaha air yang layak diminum dalam kemasan yang sasaran awalnya adalah orang asing yang berkunjung ke Indonesia. Air dalam kemasan buatannya dikenal sebagai air minum dalam kemasan terbesar di Indonesia yaitu Aqua, dengan kreativitasnya , aqua berhasil menggantikan ceret yang biasa dipakai di rumah dan konsumen dapat langsung mengkonsumsi tanpa harus memasaknya terlebih dahulu. Aqua sekarang menjadi perusahan besar, itu semua dimulai dari manusia kreatif yang melihat celah di pasar dan mau mengkomersialisasikannya dan menanam resiko.

2.1 Orang Dewasa Yang Tidak Kreatif

Disadari atau tidak , sejak lahir manusia sudah dibekali modal yang jauh lebih penting dari dari sekedar uang yaitu otak. Dengan otak yang sehat, kita dapat berpikir kreatif, sehingga timbul gagasan-gagasan dan terobosan-terobosan usaha yang inovatif.

Banyak penelitian menunjukkan bahwa pada masa kanak-kanak kita jauh lebih kreatif saat dewasa. Saat kita brumur 5 tahun, tingkat kreatifitas kita sebesar 96,5% , pada saat itukeingintahuaan kita lima kali lipat dari pada orang dewasa. Pada usia 17 tahun, manusia mengalami penurunan tingkat kreatifitas hingga potensinya hanya sebesar 86%. Dan pada saat umur 30 tahun, secara rata-rata tingkat kreatifitas kita tanggal 40 %.

Penurunan tingkat kreativitas sejalan dengan makin berlanjutnya usia seseorang disebabkan oleh hubungan antara intensitas eksperimen dengan keinginan mencari aman. Semakin tua , maka langkah dan keinginan bereksperiman seseorang sekin rendah. Ini berarti, semakin tua , manusia semakin cenderung menghindari resiko dan ingin menjalani hal-hal yang aman saja [status quo].

2.2 Pembuka Pintu Kesulitan

A.    Tantangan Dalam Kewirausahaan

Memulai wirausaha memang bukan hal yang mudah. Berbagai tantangan  dan masalah pasti akan terus membayangi. Meskipun keuntungan dalam berwirasuaha menggiurkan, tapi ada juga biaya yang berhubungan dengan kepemilikan bisnis tersebut. Memulai dan mengoperasikan bisnis sendiri membutuhkan kerja keras, menyita banyak waktu dan membutuhkan kekuatan emosi. Kemungkinan gagal dalam bisnis adalah ancaman yang selalu ada bagi wirausaha, tidak ada jaminan kesuksesan. Wirausaha harus menerima berbagai resiko berhubungan dengan kegagalan bisnis. Tantangan berupa kerja keras, tekanan emosional, dan risiko meminta tingkat komitmen dan pengorbanan jika kita mengharapkan mendapatkan keuntungan.

Ada beberapa tantangan besar yang dihadapi, yaitu:

Pendidikan formal seseorang secara tidak langsung akan mempengaruhi tingkat pengetahuan tentang wirausaha. Namun, untuk mengatasi keterbatasan informasi dan memacu kreativitas, kita bisa mengikuti berbagai pelatihan wirausaha yang saat ini makin sering diadakan. Kurangnya kesempatan untuk mendapatkan pelatihan akan berpengaruh terhadap minimnya jaringan informasi untuk pemasaran dan distribusi produknya.

  1. Keterbatasan dalam budaya

Sampai saat ini, masih banyak masyarakat yang beranggapan bahwa peran perempuan hanya sebatas di lingkup domestik, alias mengurus rumah dan keluarga. Persepsi ini secara tak langsung akan membatasi gerak perempuan untuk bisa mulai bekerja dan membantu perekonomian keluarga. Padahal sebenarnya perempuan tetap dapat menjalankan usaha di rumah, tanpa mengorbankan keluarga.

  1. Kurangnya akses ke layanan pinjaman

Usaha memang tak dapat berjalan jika tak ada modal. Hal inilah yang sering menjadi hambatan besar bagi para perempuan wirausaha yang baru memulai usahanya. Kurangnya akses ke layanan pinjaman ini membuat para perempuan ini merasa jadi terbatas ruang geraknya. Padahal banyak cara yang bisa dilakukan untuk mendapatkan modal usaha, misalnya dengan mengajukan pinjaman ke bank, atau ke koperasi yang memiliki bunga yang rendah. Wirausaha mengharapkan hasil yang tidak hanya mengganti kerugian waktu dan uang yang diinvestasikan tetapi juga memberikan keuntungan yang pantas bagi resiko dan inisiatif yang mereka ambil dalam mengoperasikan bisnis mereka sendiri. Dengan demikian keuntungan berupa laba merupakan motifasi yang kuat bagi wirausaha tertentu.

Kurangnya pengalaman manajemen atau lemahnya kemampuan pengambilan keputusan merupakan masalah utama dari kegagalan usaha. Pemiliknya kurang mempunyai jiwa kepemimpinan dan pengetahuan yang diperlukan untuk membuat bisnisnya berjalan.

Idealnya, calon wirausahawan harus memiliki keterampilan teknis yang memadai [pengalaman kerja mengenai pengoperasian fisik bisnis dan kemampuan konsep yang mencukupi]; kemampuan memvisualisasi, mengkoordinasi, dan mengintegrasikan berbagai kegiatan bisnis menjadi keseluruhan yang sinergis.

  1. Lemahnya Kendali Keuangan

Dalam hal ini ada dua kelemahan mendasar yang perlu digarisbawahi, yaitu: kekurangan modal dan kelemahan dalam kebijakkan kredit terhadap pelanggan. Banyak wirausahawan membuat kesalahan pada awal bisnis dengan hanya “modal dengkul,” yang merupakan kesalahan fatal. Wirausahawan cenderung sangat optimis dan sering salah menilai uang yang dibutuhkan untuk masuk ke dalam bisnis. Sebagai akibatnya, mereka memulai usaha dengan modal yang terlalu sedikit dan tampaknya permodalan yang memadai tidak akan pernah tercapai mengingat perusahaan mereka memerlukan semakin banyak uang untuk mendanai pertumbuhannya. Selain itu, tekanan terhadap UKMK untuk menjual secara kredit sangat kuat. Dimana, beberapa manajer melihat peluang untuk mendapatkan keunggulan persaingan terhadap pesaingnya dengan cara menawarkan penjualan kredit. Apapun kasusnya, pemilik bisnis kecil harus mengendalikan penjualan kredit secara hati-hati karena kegagalan mengendalikannya dapat menghancurkan kesehatan keuangan bisnis kecil.

  1. Gagal Mengembangkan Perencanaan Strategis.

Terlalu banyak wirausahawan yang mengabaikan proses perencanaan strategis, karena mereka mengira hal tersebut hanya bermanfaat untuk perusahaan besar saja. Namun, kegagalan perencanaan biasanya mengakibatkan kegagalan dalam bertahan hidup dan ini berlaku untuk keduanya usaha besar maupun usaha kecil. Sebab, tanpa suatu strategi yang didefinisikan dengan jelas, sebuah bisnis tidak memiliki dasar yang berkesinambungan untuk menciptakan dan memelihara keunggulan bersaing di pasar.

  1. Pertumbuhan Tak Terkendali

Pertumbuhan merupakan sesuatu yang alamiah, sehat, dan didambakan oleh semua perusahaan, tetapi pertumbuhan haruslah terencana dan terkendali. Pakar manajemen Peter Drucker menyatakan bahwa perusahaan yang baru berdiri dapat diperkirakan mengalami pertumbuhan terlalu pesat dibandingkan dengan basis modal mereka apabila penjualan meningkat 40 sampai 50 persen. Idealnya, perkembangan harus didanai dari laba ditahan atau dari tambahan modal pemiliknya, tetapi sebagian besar bisnis mengambil pinjaman paling tidak untuk sebagian investasi modalnya.

Untuk bisnis apapun, pemilihan lokasi yang tepat untuk sebagian merupakan suatu seni – dan untuk sebagian lagi ilmu. Sangat sering, lokasi bisnis dipilih tanpa penelitian, pengamatan, dan perencanaan yang layak. Beberapa wirausahawan memilih lokasi hanya karena ada tempat kosong. Akibat ketidaktepanan lokasi ini, penjualan tidak berkembang dan bisnis tersebut terancam gagal.

  1. Pengendalian Persediaan yang Tidak Baik

Umumnya, investasi terbesar yang harus dilakukan manajer bisnis kecil adalah dalam persediaan, namun pengendalian persediaan adalah salah satu tanggung jawab manajerial yang paling sering diabaikan. Tingkat persediaan yang tidak mencukupi akan mengakibatkan kekurangan dan kehabisan stok, yang akhirnya mengakibatkan pelanggan kecewa dan pergi.

  1. Ketidakmampuan Membuat Transisi Kewirausahaan.

Berhasil melewati “tahap awal kewirausahan” bukanlah jaminan keberhasilan bisnis. Setelah berdiri, pertumbuhan biasanya memerlukan perubahan gaya manajemen yang secar drastis berbeda. Kemampuan-kemampuan yang tadinya membuat seorang wirausahawan berhasil seringkali mengakibatkan ketidakefektifan manajerial. Pertumbuhan mengharuskan wirausahawan untuk mendelegasikan wewenang dan melepaskan kegiatan pengendalian sehari-hari – sesuatu yang tidak mampu dilakukan oleh banyak wirausahwan.

Dalam berwirausaha diperlukannya suatu kreativitas sebagai salah satu modal dalam berwirausaha. Newel, Shaw, dan Simon dalam penelitian ilmiah yang berjudul The Process of Creative Thinking membagi suatu kreativitas ke dalam tiga unsur, yaitu: melihat dengan sudut pandang [perspektif] yang baru, menemukan hubungan baru, atau membentuk kombinasi baru dari objek, konsep, atau fenomena.

Ide yang ideal dan bermanfaat adalah pikiran yang terarah pada invensi [pengembangan gagasan], inovasi [mengubah gagasan menjadi produk], dan paten [proteksi produk]. Dengan paten, seorang usahawan dapat mencegah masuknya pendatang-pendatang baru secara ilegal dalam kurun waktu tertentu.

Pada tahapan penumbuhan ide, maka otak kanan kitalah yang paling berperan. Ingatkah bahwa kadang-kadang kita mendapat “ide” pada saat sedang melamun atau saat sedang melakukan ritual privasi tertentu. Secara teoritis timbulnya ide pada saat bersantai dikarenakan kita telah melepaskan pengendalian otak kiri kita dan mengalihkannya pada otak kanan.

Pemunculan ide sebagai jiwa dari kreativitas membutuhkan suatu fokus pemikiran konsentrasi. Dengan fokus dan konsentrasi kita dapat cepat memilah dan memilih mana informasi yang mendukung “ide kita” dan mana yang tidak mendukung “ide kita”.

Pentingnya memfokuskan pikiran pada ide tertentu dapat disimpulkan dari pandangan orang paling kreatif, Leonardo da Vinci “ruangan yang kecil mengontrol pikiran kita, sedangkan ruangan yang luas hanya akan membingungkan kita.” Jelaslah, gagasan yang terlalu luas perlu dikerucutkan, dan usaha yang terlalu luas membuat kita tidak fokus. Gagasan yang terlalu luas itu perlu dikecilkan agar kita bisa fokus dan berkonsentrasi.

Dengan memfokuskan diri dengan hal-hal yang mendukung serta mengabaikan semua yang tidak mendukung, maka ide yang kita gagas tersebut akan dapat berkembang dan mampu menghasilkan “nilai ekonomis”.

B.     Ciri-ciri permasalahan usaha

Permasalahan yang dihadapi oleh para wirausahawan, hendaknya berupa masalah-masalah aktual dan menarik. Permasalahan hendaknya mengandung beberapa kemungkinan tindakan, di antara beberapa alternatif dalam pemecahan masalah. Seperti kita ketahui, pemecahan itu merupakan salah satu cara penerapan teori Dewey tentang berpikir reflektif. Menurut Dewey, seorang wirausahawan yang berpikir reflektif itu hendaknya:

  1. Merasa bimbang, bingung, dan kesulitan.
  2. Merumuskan masalah yang ingin dipecahkan, untuk mengatasi kebimbangan dan kebingungan tersebut.
  3. Menguji hipotesis dengan mengumpulkan data faktual sebagai usaha menemukan cara pemecahan masalah, sehingga ketegangan atau kebimbangan dapat diatasi.
  4. Mengembangkan ide untuk memperoleh pemecahan yang terbaik melalui penataran.
  5. Mengambil kesimpulan yang didukung oleh fakta-fakta, atau bukti-bukti eksperimental yang valid dan menolak kesimpulan yang tidak didukung oleh data yang valid.

C.    Pemecahan masalah

Masalah-masalah yang ada ketika kita berwirausaha tentu harus dipecahkan. Ada beberap prosedur dalam pemecahan masalah, langkah-langkahnya dapat menggunakan metode ilmiah sebagai berikut:

  1. Kenalilah persoalannya secara umum.
  2. Identifikasikan problem-problem utama yang terkait.
  3. Tentukan fakta-fakta dan data-data penting yang berkaitan dengan masalah
  4. Carilah sebab-sebab problem tersebut,
  5. Pertimbangkanlah pelbagai kemungkinan j alan keluar dari problem tersebut,
  6. Pilihlah jalan keluar yang dapat dilaksanakan dengan baik,

7.      Periksalah, apakah cara penyelesaian masalah tersebut sudah tepat.

Proses berpikir secara ilmiah dapat berlangsung dengan langkah-langkah yang sistematis, Berorientasi kepada tujuan, serta menggunakan metode tertentu untuk memecahkan masalah. Pada garis besarnya, pemikiran secara ilmiah dapat berlangsung di dalam memecahkan masalah dengan langkah-langkah sebagai berikut:

  1. Merumuskan tujuan, keinginan, dan kebutuhan, baik untuk diri sendiri maupun untuk orang lain.
  2. Merumuskan permasalahan yang berhubungan dengan usaha untuk mencapai tujuan.
  3. Menghimpun fakta-fakta obyektif yang berhubungan dengan masalah yang dipikirkan.
  4. Mengolah fakta-fakta dengan pola berpikir tertentu, baik secara induktif maupun deduktif.
  5. Memilih alternatif yang dirasa paling tepat.
  6. Menguji alternatif itu dengan mempertimbangkan hukum sebab akibat.
  7. Menemukan dan meyakini gagasan.
  8. Mencetuskan gagasan itu, baik secara lisan maupun tulisan.

2.3 Hambatan Kreativitas

Sebagai manusia anda adalah ciptaan tuhan yang unik. Perhatikanlah tidak ada dua orang manusia yang 100% sama, sekalipun mereka kembar. Dalam ilmu ekonomi segala keunikan mempunyai nilai ekonomis, yang dapat dibentuk menjadi sesuatu yang berharga sesuai fitrah keunikan anda masing-masing, atau menghasilkan kesejahteraan. Dengan kata lain, bila anda punya bakat seni lukis yang tinggi, maka bentuklah diri anda menjadi pelukis handal, bukannya menjadi dokter yang biasa-biasa saja. Kalau anda berbakat menjadi dokter, maka jadilah dokter yang terkenal, dan janganlah menjadi pelukis yang biasa-biasa karena bakat anda dibidang melukis kurang.

Kesalahan terbesar yang dilakukan banyak para sarjana dalam berkarir adalah ketidaktahuan dan keengganan dalam menggali dan memahami keunikan diri sendiri, dan ketidakmampuan dalam mengatasi hambatan berkreasi. Akibatnya mereka memilih hidup yang biasa-biasa saja dan datar. Mereka terbelenggu oleh apa yang mereka dapatkan dengan sulit daripada mengenali potensinya sendiri.

Banyak orang yang merasa tidak kreatif dan menyalahkan pekerjaannya tidak sesuai dengan bakatnya. Ada juga yang mengacaukan keadaan yang tidak mendukung untuk melakukan kreativitas. Atau selalu menyalahkan “Si Bos” yang tidak memberikan ruang gerak bagi dirinya. Apapun alasannya, manusia yang tidak kreatif selalu melakukan hal yang sama berulang-ulang, cenderung menghindari resiko. Ingatlah alasan hanya dibuat manusia untuk orang lain, bukan untuk memperbaiki sendiri.

Seorang pakar mengartikan hambatan kreativitas sebagai “mental walls which block the problem solver from correctly perceiving a problem or conceiving its solution yaitu, dinding atau bangunan mental yang menghambat kita untuk memahami atau menemukan pemecahan atas suatu masalah. Bangunan mental yang bersifat menghambat ini terdapat pada setiap orang dalam kualitas dan jumlah yang berbeda-beda. Faktor penghambat ini dapat diklasifikasikan atas dua unsur utama, yaitu hambatan struktural dan proses. Hambatan struktural terdiri atas hambatan psikologis, budaya dan lingkungan, sedangkan hambatan proses terdiri atas hambatan dalam memilih bahasa berpikir, hambatan karena keterpakuan fungsional dan hambatan karena terbiasa memandang dengan cara yang sama.

Seorang pakar mengartikan hambatan kreativitas sebagai dinding atau bangunan mental yang menghambat kita untuk memahami atau menemukan pemecahan atas suatu masalah. Bangunan mental yang bersifat menghambat ini terdapat pada setiap orang dalam kualitas dan jumlah yang berbeda-beda. Faktor penghambat ini dapat diklasifikasikan atas dua unsur utama, yaitu hambatan struktural dan proses. Hambatan struktural terdiri atas hambatan psikologis, budaya dan lingkungan, sedangkan hambatan proses terdiri atas hambatan dalam memilih bahasa berpikir, hambatan karena keterpakuan fungsional dan hambatan karena terbiasa memandang dengan cara yang sama.

Secara rinci, hambatan-hambatan kreativitas dapat dijelaskan sebagai berikut:

  1. Hambatan Psikologis ; hambatan ini membuat seseorang menjadi tidak bebas dalam mengeksploitasi dan mengubah gagasan, mengalami halangan dalam mengekspresikan kemampuan konseptual dan kurang mampu berkomunikasi dengan baik.
  2. Hambatan Budaya ; adanya keseragaman berpikir atau “pemujaan” terhadap cara berpikir logis dan rasional.
  3. Hambatan Lingkungan ; lingkungan dapat berbentuk fisik dan sosial
  4. Hambatan Bahasa Berpikir ; kita memiliki beragam bahasa yang digunakan untuk menyelesaikan suatu masalah. Kemampuan untuk memilih bahasa berpikir yang paling tepat untuk memecahkan masalah akan dapat menghasilkan pemecahan masalah yang amat kreatif.
  5. Hambatan Keterpakuan Fungsional ; hambatan ini bersumber pada kebiasan kita untuk memfungsikan peralatan, orang ataupun teknologi hanya dengan satu cara.

6.      Hambatan Kebiasan Memandang ; kebiasaan memandang suatu benda atau alat adalah salah satu penghambat kreativitas.

James L. Adams dalam bukunya Conceptual Blockbusting [1986] telah mengidentifikasikan hambatan kreativitas tersebut dalam bentuk klasifikasi sebagai berikut :

Jenis Hambatan

Contoh

Hambatan Persepsi

  1. Pola pikir stereotip
  2. Membatasi masalah secara berlebihan
  3. Terlalu banyak atau sedikit informasi

Hambatan Emosi

  1. Takut mengambil resiko
  2. Tidak menyukai ketidakpastian
  3. Lebih suka menilai daripada menghasilkan gagasan
  4. Menganggap remeh masalah
  5. Tergesa-gesa menyelesaikan masalah

Hambatan Kultural

1]      Kultur menghambat pengakumulasian gagasan

Hambatan Lingkungan

  1. Kurangnya dukungan sarana, prasarana kerja

Hambatan Intelektual

  1. Terlalu mengandalkan logika
  2. Enggan menggunakan intuisi
  3. Menggunakan pengalaman atau cara lama yang terbukti efektif hasilnya.

1.      Hambatan Persepsi merupakan hambatan yang membuat manusia sulit mempersepsikan masalah menangkap informasi yang relavan. Beberapa jenis hambatan kreativitas ini adalah :

1]      Pola Pikir Stereotip

Misalnya anda sedang menumpang sebuah pesawat terbang yang terpaksa mendarat darurat di sebuah gurun pasir. Sebagai satu-satunya penumpang yang selamat, anda harus menggunakan apa saja yang ada untuk mempertahankan hidup sampai team SAR datang. Di dekat anda ada senter. Secara stereotif, senter adalah alat untuk menerangi, menemukan sesuatu dalam gelap, atau memberi sinyal.

Sebenarnya senter juga dapat dimanfaatkan lebih dari yang distereotipkan. Baterai dipakai untuk membuat api, selongsongnya dapat dimanfaatkan untuk menampung air minum, reflektornya dapat dipakai untuk membuat sinyal SOS [pertolongan] di siang hari, dan seterusnya. Stereotiping mengabaikan pandangan anda, membuat anda tidak kreatif.

2]      Terlalu Banyak atau Terlalu Sedikit Informasi

Terlalu banyak atau terlalu sedikit akan informasi dapat mendatangkan kesulitan. Informasi yang melimpah, terlalu rinci, dapat membuat kita kesulitan menangkap gambaran utamanya [big picture]. Terlalu banyak informasi juga dapat memperlebar masalah [tidak fokus]. Akibatnya kita akan kesulitan memilah-milahnya.

2.      Hambatan emosi, dapat mengganggu kemampuan seseorang dalam memecahkan masalah melalui berbagai cara. Jenis hambatan emosi ini adalah:

1]        Takut mengambil resiko

Hambatan ini sebenarnya berakar dari pengalaman kultural, dimana anak yang mampu memecahkan masalah aka diberi hadiah sedangkan bila anak melakukan kesalahan akan dihukum. Karena tidak diberi peluang melakukan kesalahan, banyak orang takut salah dan akhirnya takut mengambil resiko. Kesalahn itu ada dua jenis, yaitu kesalahan yang bodoh dan kesalahan yang pintar.

2]      Tidak Berani menghadapi ketidakpastian

Untuk menjadi kreatif, seseorang perlu belajar menghadapi ketidakpastian atau kekacauan. Ini berarti kita harus berani berpindah dari zona nyaman ke zona baru. Ingatlah selalu bahwa seorang entrepreneur ada karena ada orang-orang yang mau mengarungi samudera ketidakpastian.

3]      Lebih suka menilai daripada menghasilkan gagasan baru

Ada banyak orang yang selalu negatif terhadap apa saja sehingga ia lebih piawai menjadi kritikus daripada pelaku usaha atau innovator. Sikap ini sangat merugikan. Karena bila penilaian dilakukan terlalu dini, maka akan banyak sekal gagasan hebat yang ditolak.

4]      Kurang tantangan

Permasalahan yang ada terlalu dianggap remeh untuk dipikirkan secara mendalam. Segala sesuatu yang dipandang sepele membuat kita kurang memiliki tantangan sehingga tidak bergerak.

5]      Terburu-buru

Untuk menjadi kreatif sering kali kita butuh tahapan inkubasi untuk memikirkan kembali permasalahan secara lebih mendalam dalam suasana yang lebih tenang.

Salah satu jenis hambatan kultural yang paling umum adalah takut untuk tampil berbeda dari yang lain, atau takut mengambil tindakan/mengemukakan gagasan yang kemungkinan bakal dianggap kontroversial.

Merupaka hambatan kultural yang lebih luas. Iklim organisasi atau budaya perusahaan dapat menjadi penghambat atau perangsang kreativitas organisasi/perusahaan dimana dapat mengupayakan lingkungan yang kondusif terhadap kreativitas. Elemen organisasi dari nilai-nilai yang dianut manajer, bawahan, anggota kelompok, pelanggan, dan pesaing juga dapat menghambat atau merangsang kreativitas.

Beberapa elemen penghambat misalnya:

1]      Tidak ada kerjasama dan rasa saling percaya antara tim kerja

2]      Atasan bersikap otoriter, tidak menghargai pendapat orang lain

3]      Gangguan rutin, misalnya telepon, tamu yang tak putus-putus, ruang kerja yang riuh rendah

4]      Kurangnya dukungan untuk mematangkan gagasan

5]      Budaya kebersamaan [solidaritas] atau anti persaingan

Biasanya disebabkan oleh sikap mental yang tidak efisien atau keengganan untuk menggunakan pendekatan baru, misalnya:

1]      Kecenderungan yang sangat kuat untuk mempertahankan tradisi, menggunakan metode atau cara yang dulu pernah terbukti efektif

2]      Terlalu mengandalkan logika

3]      Enggan menggunakan intuisi

4]      Terlalu mengandalkan statistik dan pengalaman masa lalu, sehingga gagasan-gagasan baru terlalu cepat diuji secara mental

  1. Hambatan ekspresif, [tambahan dari Fogler dan LeBlanc: 2000]

Ketidakmampuan seseorang untuk mengkomunikasikan gagasan baik secara lisan maupun tertulis. Sebenarnya mutu gagasan tidak harus selalu dikemukakan secara lisan. Bila kita kurang lancar berbicara, kekurangan tersebut bisa diatasi dengan membuat gambar, ilustrasi, bagan atau memanfaatkan bahasa tubuh untuk lebih ekspresif.

Carol Kinsey Goman, P.hD., bukunya yang berjudul Creativity in Bussines [2001] mengidentifikasi hambatan kreativitas berikut pendorong untuk keluar dari hambatan tersebut:

Penghambat Kreativitas

Lakukan perubahan dengan

Pendorong Kreativitas

Sikap negatif

Sikap positif

Taat pada aturan

Melanggar aturan

Membuat asumsi

Memeriksa asumsi

Stress yang berlebihan

Mampu menyalurkan stres

Takut gagal

Teknik mengambil resiko

Berkeyakinan bahwa diri sendiri tidak kreatif

Yakinlah bahwa kita kreatif

Terlalu mengandalakan logika

Menggunakan imajinasi dan intuisi

Para peneliti telah membedakan tipe kreativitas dalam kehidupan sehari-hari, yaitu:

1.   Membuat  atau menciptakan, yaitu proses membuat sesuatu dari tidak ada menjadi ada.

2.   Mengombinasikan dua hal atau lebih yang sebelumnya tidak saling berkaitan menjadi lebih bermanfaat.

3.   Memodifikasi sesuatu yang memang sudah ada. Proses ini menggunakan berbagai cara untuk membentuk fungsi-fungsi baru atau menjadikan sesuatu menjadi lebih berguna bagi orang lain.

2.4  Teknik Meningkatkan Kreativitas

1]        Teknik Meningkatkan Kreativitas

Selain menggunakan latihan memfokuskan pikiran yang bersifat soft skill, maka pola pokir kreatif bisa ditinggalkan dengan teknik CREATE dan teknik VISUAL. Teknik CREATE adalah :

Combination         : membuat kombinasi baru

Random                : menggunakan input yang random

Elimination            : membuat eliminasi

Alternative                        : menggunakan alternatif

Turn Around         : mencoba cara pikir terbalik

Extreme                 : ekstrim kasus

Adapun teknik visual berhubungan dengan Seeing, Imagining, dan Drawing.

Hambatan dalam kreativitas sebenarnya dapat di atasai walaupun sulit. Cara umum adalah mengubah cara berpikir dan proses bertindak. Cara-cara meningkatkan kreativitas dalam proses pemecahan masalah adalah ;

  • Perumusan masalah secara kreatif ; usaha yang dilakukan untuk menghindar dari perumusan masalah yang sudah jelas.
  • Bertanya dan bertanya ; intinya adalah terus melontarkan pertanyaan untuk memperbesar terciptanya solusi kreatif.
  • Curah gagasan ; cara ini biasanya di gunakan untuk memecahkan masalah yang kompleks oleh kelompok yang terdiri atas dua sampai tujuh orang.
  • Orang aneh ; maksudnya adalah memasukan orang lain yang tidak begitu tahu tentang bidang pekerjaan atau bidang pengetahuan yang sedang dipecahkan masalahnya.
  • Iklim kreatif ; pedoman utamanya adalah dengan menciptakan suasana yang kondusif. Ini berarti harus membuang semua hambatan terjadinya kreativitas, sekaligus menciptakan lingkungan fisik, psikologis dan sosial yang kondusif untuk kreatif.

2]        Arti Penting Inovasi dalam Kewirausahaan

Ada lima jenis inovasi yang penting dilakukan pengusaha, yaitu;

  1. Pengenalan barang baru atau perbaikan barang yang sudah ada.
  2. Pengenalan metode produksi baru.
  3. Pembukaan pasar baru, khususnya pasar ekspor atau daerah yang baru.
  4. Penciptaan/pengadaan persedian [supply] bahan mentah atau setengah jadi baru.

5.      Penciptaan suatu bentuk organisasi industri baru.

Fungsi inovasi dari seorang pengusaha adalah tentu saja dapat merubah pasar dan “aturan” [rule of the game] yang sudah ada. Pengusaha yang dapat menciptakan jenis barang baru akan memberi keuntungan bagi pasar sehingga terdapat banyak pilihan untuk konsumen.

3]        Teknik Mengembangkan Inovasi

Inovasi adalah kreativitas yang diterjemahkan menjadi sesuatu yang dapat diimplementasikan dan memberikan nilai tambah atas sumber daya yang kita miliki.

Sifat inovasi dapat ditumbuhkembangkan dengan memahami bahwa inovasi adalah suatu kerjakeras, terobosan dan kaizen [perubahan terus-menerus].

Inovasi kerap bergantung pada riset. Biasanya, untuk menghasilkan produk baru yang benar-benar inovatif biayanya sungguh besar.

4]        Melindungi Gagasan dari Hasil Kreativitas dan Inovasi

Banyak perusahaan yang tidak mengetahui pentingnya hak perlindungan usaha. Wirausahawan harus memahami cara mendapatkan hak paten, merek dagang dan hak cipta.

Pengusaha harus memahami cara mendapatkan hak paten, merek dagang, dan hak cipta yang biasanya disebut dengan Hak Kekayaan Intelektual [HAKI], yaitu hak eksklusif yang diberikan oleh Negara kepada seseorang atau sekelompok orang untuk memegang monopoli dalam menggunakan dan mendapatkan manfaat ekonomi dari kekayaan intelektual.

5]        Langkah-langkah untuk mendapatkan hak paten

·  Langkah 1 : tetapkan bahwa yang ditemukan benar-benar baru

Penemu harus menganalisis dan menguji produk tersebut menggunakan kriteria sebagai berikut:

a]      Apakah produk ini telah digunakan orang lain sebelum penemuan ini diajukan untuk mendapatkan hak paten?

b]      Apakah telah diberikan paten sebelum temuan produk ini diajukan?

c]      Apakah telah digunakan, dipublikasikan, dan dijual sebelum diberikan tanggal hak paten?

Bila ketiga kriteria tersebut telah dilakukan sebelum diberikan hak paten, maka penemuan produk tersebut akan kehilangan hak untuk memperoleh paten.

·  Langkah 2 : dokumentasikan produk yang ditemukan tersebut

Untuk melindungi hak paten dari klaim seseorang, penemu harus memverifikasi ide-ide penemuan sebelum alat itu ditemukan, misalnya tanggal ide itu tersirat, penjelasan produk yang digunakan, dan gambarnya.

·  Langkah 3 : telusuri paten-paten yang telah ada

Hal ini dilakukan untuk memverifikasi apakah sesuatu yang baru kita temukan itu telah ada atau mempunyai kesamaan. Perlu diperiksa apakah alat yang ditemukan itu memiliki kesamaan dan telah memiliki hak paten atau belum.

·  Langkah 4 : pelajari hasil telusuran

Penemu harus mempelajari hasil telusuran sebelum memutuskan mengajukan lamaran hak paten. Jika paten yang telah ada betul-betul seperti paten yang akan diusulkan, maka pihak yang berwenang tidak akan menjamin hak paten bagi penemuan baru tersebut.

·  Langkah 5 : mengajukan lamaran paten yang berisi :

a]      Pernyataan yang membuat penemuan itu benar-benar asli.

Deskripsi atau gambaran penemuan disebut spesifikasi dan batas penemuan disebut klaim, yang mengidentifikasi sifat-sifat penemuan baru tersebut

2.5 Tips Praktis

Ada banyak tips yang dapat diberikan untuk memperbaiki kreativitas anda. Semua itu harus dimulai dari diri anda yang menyadari suasana atau cara berpikir yang tidak kreativ akan berbahaya bagi kesejahteraan dan kedamaian hidup anda di kemudian hari.

  1. Jangan batasi diri [to limit self]. Janganlah batasi diri anda atau anak-anak anda, kecuali itu masalah moral dan integritas. Jangan batasi hidup dengan rutinitas, mengambil langkah yang mudah, atau takut berlebihan.
  2. Cobalah menjalani dan menjelajahi jalan-jalan baru saat mengendarai kendaraan anda. Kendarailah seorang diri dan jangan khawatir akan tersesat. Kalau ada anggota keluarga yang selalu mengganggu dan membatasi anda, turunkanlah dia ditempat yang aman, atau mintalah orang untuk menghargai keputusan anda.
  3. Eksposlah diri anda dengan orang yang berbeda-beda, datangilah mereka, ajaklah berbicara dan kawani orang-orang yang hidupnya tidak rutin. Ubah pergaulan anda.
  4. Tempati diri dalam hidup yang berwarna ketidakpastian. Beranilah menghadapi tantangan-tantangan yang baru. Keluarlah dari selimut rasa amanmu. Merantaulah. Hiduplah dalam lingkungan baru yang jauh dari aturan-aturan dan proteksi keluarga besar.
  5. Buatlah selalu suasana-suasana baru. Ubah letak susunan meja-kursi, letakkan lukisan atau hiasan, tempat tidur beberapa bulan sekali. Latihlah berpikir dari hal-hal kecil.
  6. Gunakan cara berpikir paradoks. Ingatlah dunia ini serba paradoks, carilah selalu pasangan paradoks setiap informasi yang anda terima.
  7. Kembangkanlah cara berpikir besar. Jangan berpikir yang kerdil-kerdil seperti rumah kecil, hidup seadanya, karir sekedar untuk hidup, warung bakso dan seterusnya. Mulailah berpikir bahwa anda bisa membuat yang besar-besar. Bangunan tertinggi di dunia dan terbesar, bisnis termaju, restoran paling ramai, istri terbaik dan tercantik dan seterusnya.
  8. Jangan turuti mitos-mitos, ingatlah tak semua guru-guru anda scientis sejati, mereka juga bisa terbelenggu oleh mitos-mitos. Demikian juga dengan orangtua, teman, atasan, ulama, konsultan, dan sebagainya.
  9. Berpikirlah kritis, namun selalu terbuka dan positif. Jangan menggunakan hujatan, kritik atau pendekatan-pendekatan kontra produktif yang menimbulkan konflik. Tinggalkan saja mitos-mitos itu sambil tersenyum dan berpikir bebas.
  10. Lakukan perjalanan-perjalanan baru. Perluaslah wawasan anda dan kunjungilah daerah-daerah baru. Jangan berpergian saat liburan sehingga anda tidak berpikir bebas. Jangan berpergian ke tempat-tempat biasa yang selalu dikunjungi banyak orang. Lihatlah daerah-daerah baru dan datangilah kehidupan-kehidupan yang belum anda kenal.
  11. Bacalah bacaan-bacaan yang beragam. Perluas wawasan anda dan tutuplah buku-buku yang datar dan tidak menantang. Perkaya diri anda dengan buku-buku self help dan teori.

12.  Ambilah kesempatan-kesempatan untuk mengembangkan hal-hal yang baru. Ambilah resiko itu dan telusuri terus apa yang terjadi. Pelajarilah dan selalu dan bertindak proaktif dan memperbaiki segala hal yang muncul.

Bagi seorang usahawan, kreativitas adalah modal yang sangat penting. Dengan kreativitas usahawan mampu keluar, melihat dan menangkap peluang, kreativitas juga berguna untuk memenangkan persaingan. Daya kreativitas tersebut sebaiknya dilandasi oleh cara berpikir yang maju, penuh dengan gagasan-gagasan baru yang berbeda dengan produk-produk yang telah ada selama ini di pasar.

Para peneliti telah membedakan tipe kreativitas dalam kehidupan sehari-hari, yaitu: menciptakan, mengkombinasikan, dan memodifikasi. Kreativitas ini dibutuhkan pula dalam membuka atau memecahkan suatu permasalahan dalam berwirausaha.

Dalam mewujudkan kreativitas tersebut terhambat oleh beberapa hambatan yang menghadang diantaranya yaitu hambatan yang berasal dari persepsi, emosi, kultural, lingkungan, intelektual, dan ekspresif. Menghadapi hal tersebut ada beberapa tips yang dapat memperbaiki kreativitas, yaitu: 1] jangan batasi diri [to limit self]; 2] cobalah menjalani dan menjelajahi jalan-jalan baru saat mengendarai kendaraan anda; 3] eksposlah diri anda dengan orang yang berbeda-beda; 4] tempa diri dalam hidup yang berwarna ketidakpastian; 5] buatlah selalu suasana-suasana baru; 6] gunakan cara berpikir paradoks; 7] kembangkanlah cara berpikir besar; 8] jangan turuti mitos-mitos; 9] berpikirlah kritis, namun selalu terbuka dan positif; 10] lakukan perjalana-perjalanan baru; 11] bacalah bacaan-bacaan yang beragam; dan 12] ambillah kesempatan-kesempatan untuk mengembangkan hal-hal baru.

3.2              Saran

Berdasarkan makalah yang kami susun, kami mempunyai beberapa saran yang semoga ini dapat bermanfaat bagi pembaca umumnya dan khususnya bagi kami selaku penyusun.

1.             Ciptakan gagasan-gagasan kreatif dalam berwirausaha atau dalam hal apapun.

2.             Jangan takut gagal, karena kegagalan adalah awal dari sebuah kesuksesan.

3.             Yakinkan pada diri anda bahwa anda mampu untuk mewujudkan ide yang yang anda pikirkan.

4.             Usia bukan pembatas untuk berwirausaha.

DAFTAR PUSTAKA

//industri18fajrirahmawati.blogspot.com/2013/01/tantangan-dan-masalah-dalam-berwirausaha.html yang direkam pada 08 januari 2013 05:41. [19 September 2013].

Aa Umar. [2009]. “Masalah dalam Usaha”. [Online]. Tersedia: //umarstain.blogspot.com/2009/04/masalah-dalam-usaha.html yang direkam pada 10 April 2009 01:04. [19 September 2013].

//kornelisbenu.blogspot.com/2012/01/masalah-dan-tantangan-dalam_09.html yang direkam pada 09 Januari 2012 07:45. [19 September 2013].

Fenny Meifiska. [2013]. “Kreativitas dan Inovasi dalam Berwirausaha”. [Online]. Tersedia: //fennymeifiska045.blogspot.com/2013/04/kreativitas-dan-inovasi-dalam.html yang direkam pada 25 April 2013 06:13. [19 September 2013].

//komvis10ikha.blogspot.com/2012/05/kreativitas-dan-inovasi-dalam.html yang direkam pada 10 Mei 2012 13:42. [19 September 2013].

//cahya-wulandarii.blogspot.com/2012/05/kreativitas-dalam-berwirausaha.html yang direkam pada 02 Mei 2012. [19 September 2013].


Video yang berhubungan

Bài mới nhất

Chủ Đề