Apa yang dimaksud dengan hidden curriculum dan bagaimana contohnya dalam pembelajaran?

Apa yang dibutuhkan siswa dalam rangka meningkatkan pemahaman dan mengimplementasikan budi pekerti di sekolah, di rumah dan di masyarakat? Dari manakah mereka mendapatkan itu semua?

Pertanyaan-pertanyaan tersebut muncul seketika saatkasus-kasus kekerasan di dunia pendidikan bermunculan. Mulaijenjang dari Sekolah Dasar hingga Perguruan Tinggi.

Munculnya kekerasan di dunia pendidikan memberi gambaran kepada kita. Yang dibutuhkan siswadalam proses belajar mengajar bukan sekedar penguasaan materi yang diberikan guru pada setiap mata pelajaran. Namun juga kearifan dan keluhuran budi pekerti.

Lalu dari manakah hal itu bisa diperoleh?

Penanaman budi pekerti kepada siswa tersebut bisa dilakukan melalui proses keteladanan. Proses keteladanan ini tidak harus melalui mata pelajaran yang tersurat atau melalui kurikulum formal. Tapi juga bisa melalui hidden curriculum (kurikulum tersembunyi).

Hidden Curriculum merupakan kurikulum yang tidak dipelajari dan tidak direncanakan secara terprogram. Akan tetapi ia memiliki peran dalam membelajarkan peserta didik serta menentukan peserta didik dalam proses pembelajaran (Martin, 1982).

Hidden Curriculum banyak berbicara tentang nilai-nilai, norma-norma, kaidah, tata krama, sikap, budaya, kepercayaan dan aturan-aturan di tengah masyarakat dan dapat mempengaruhi proses hasil belajar terutama yang berkaitan dengan moral dan budi pekerti siswa.

Anak-anak berperilaku sopan santun, saling menghormati, saling menghargai, saling menolong berempati dan perilaku terpuji lainnya bisa diperoleh melalui keteladan yang dilakukan oleh guru, pengelola sekolah bahkan oleh siswa itu sendiri.

Sekolah adalah masyarakat kecil di mana di dalam lingkungan tersebut terjadi interaksi antara guru dengan guru, guru dengan pengelola sekolah, guru dengan siswa dan siswa dengan siswa.

Melalui interaksi ituanak-anak bisa mengambil teladan atau contohnilai-nilai dari interaksi yang terjadi antara sesama warga penghuni sekolah tersebut.

Jika guru dalam bertutur sapa dengan sesama guru atau dengan pengelola sekolah yang lainnya dan juga dengan siswa melalui interaksi yang sopan dan santun maka hal ini bisa menjadi contoh dan menginspirasi siswa-siswi untuk kemudian berperilaku yang sama. Inilah yang dimaksud dengan hidden curriculum.

Contoh lain adalah ketika siswa dalam satu sekolah tidak masuk sekolah karena sakit. Maka guru kelas berinisiatif untukmengajak siswa-siswa yang lain menjengukguna menghibur dan mendoakan agar segera cepat sembuh dan bisa masuk sekolah kembali. Perilaku seperti ini adalah cerminan sekolah yang menerapkan prinsip hidden curriculum yang mampu memberikan keteladanan mengenai nilai-nilai budi pekerti yang luhur kepada siswa.

Penerapan hidden curriculum ini juga bisa berasal dari siswa itu sendiri. Semisalada orang tua salah satu siswa yang meninggal dunia. Maka melalui ketua kelas mereka secara suka rela mengumpulkan uang untuk kemudian diberikan kepada keluarga dari siswa yang sedang berduka tersebut sebagai uang duka. Mereka juga melakukan doa bersama agar keluarga yang ditinggalkan diberikan kekuatan dan ketabahan.

Pelajaran-pelajaran budi pekerti seperti contoh di atas memang tidak diajarkan melalui mata pelajaran khusus dan juga tidak dinilai dalam rapor oleh guru. Karena hal tersebut tidak masuk ke dalam kurikulum formal.Tapi sungguh berarti untuk perkembangan moral dan budi pekerti siswa.

Mungkin saja saat ini penerapan hidden curriculum tersebut semakin hari-semakin berkurang. Hal ini bisa terjadi karena guru semakin dibebani oleh berbagai macam tugas dan ketentuan yang harus dikerjakan dalam rangka memenuhi syarat kenaikan pangkat untuk meningkatkan tunjangan fungsionalnya ataupun juga untuk meningkatkan pendapatan dari tunjangan sertifikasi.

Demikian juga siswa-siswi juga dibebani target-target dari orang tuanya bahwa di dalam sekolah mereka harus berprestasi setinggi-tingginya. Dan ukuran prestasi tersebut berasal dari nilai yang tercantum di rapor sesuai dengan mata pelajaran yang termaktub dalam kurikulum formal.

Sementara budi pekerti yang ditanamkan melalui hidden curriculum tersebut tidak ada nilainya di dalam rapor. Sehingga siswa dan orang tua kurang peduli terhadap penerapan hidden curriculum ini.

Akhirnya saya meyakini bahwa kehidupan di lingkunagn pendidikan di sekolah harus berlangsung secara harmonis.Yang di dalamnya terjadi komunikasi dialogis dan humanis antara sesama guru, sesama pengelola sekolah dan sesama siswa atau antar mereka yang ingin menjadikan sekolah tersebut tempat yang ideal untuk pertumbuhan moral dan budi pekerti anak-anak.

Danitu semua tidak diperoleh hanya semata-mata dari mata pelajaran-mata pelajaran yang sudah ada dalam kurikulum formal. Hal tersebutbisa diperoleh dari hidden curriculum berupa keteladanan semua warga belajar baik guru, siswa atau pengelola sekolah.

Bukankah kita masih ingat pepatah yang mengatakan bahwa jika guru kencing berdiri, maka murid kencing sambil berlari?

Tiba-tiba saja saya teringat berita yang terjadi beberapa waktu lalu bahwa ada oknum sesama guru saling berkelahi di depan murid-muridnya. Jika demikian yang terjadi, apa yang akan dicontoh dan diteladi oleh siswa-siswi dari guru yang berkelahi tersebut?Silahkan anda renungkan dan anda jawab sendiri.