Apa yang dimaksud dengan kata baku sebagai
Facebook Twitter Youtube Instagram Search MENUMENU
Menu
Menu
Search Close Home » Pengertian Kata Baku dan Contoh Lengkapnya Show
Pengertian Kata Baku dan Contoh Lengkapnya
Daftar Isi
Pengertian Kata Baku. Penggunaan pengertian kata baku harus dipahami dan diterapkan dengan tepat. Hal ini karena pengertian kata baku masih dipakai di berbagai aspek untuk tata penulisan bahasa Indonesia yang baik dan benar. Penggunaan kata baku ini juga tidak boleh sembarangan dan harus diperiksa tepat atau tidaknya. Dalam berkomunikasi atau beraktivitas, beberapa aspek masih menggunakan pengertian kata baku untuk penerapannya, baik secara lisan maupun tertulis. Jika di sebuah tulisan, pengertian kata baku biasanya digunakan untuk surat-menyurat instansi, penulisan karya ilmiah, dan pidato. Selain sebagai alat komunikasi di instansi atau di institusi, penggunaan pengertian kata baku ini seharusnya digunakan di aspek-aspek lain yang tetap menyesuaikan kondisi dan suasana yang berlaku. Pengertian kata baku biasanya sudah terdapat di aturan dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI). Tak hanya itu, pemakaian bahasa Indonesia yang tepat, yang sesuai dengan penulisan, dan memenuhi kriteria kata baku sudah diatur penggunaannya di dalam Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia (PUEBI). Penggunaan bahasa Indonesia yang baik dan benar dapat ditandai dengan pemilihan kata yang digunakan. Tapi apa sebenarnya pengertian kata baku itu? Pengertian Kata BakuMenurut KBBI, kata baku yang terdapat di dalam pengertian kata baku merupakan alat tolok ukur yang berlaku untuk kuantitas atau kualitas yang ditetapkan berdasarkan kesepakatan dan standar yang berlaku. Dalam konteks ini, pengertian kata baku bisa diartikan sebagai tolok ukur kata yang ditetapkan berdasarkan kesepakatan dan standar. Kesepakatan dan standar yang dimaksud adalah yang mengacu kepada KBBI dan PUEBI. Di dalam PUEBI, ada berbagai aturan dan kesepakatan mengenai ragam pemakaian bahasa, seperti bagaimana pengertian kata baku tercipta. Karena dalam konteks komunikasi, penutur akan mempertimbangkan lawan bicara, isi pembicaraan, dan kondisi pembicaraan. Kosakata pengertian kata baku adalah kosakata bahasa Indonesia yang sesuai dengan Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) dan Ejaan yang Disempurnakan (EYD), atau yang saat ini menjadi Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia (PUEBI). Mengingat sejarah yang berlaku, EYD sudah berlaku sejak tahun 1972. Selanjutnya pada tanggal 26 November 2016, EYD resmi digantikan dengan keberadaan PUEBI. Dan hingga sampai saat ini, PUEBI lah yang menjadi pedoman dan saat ini PUEBI masuk edisi keempat berdasarkan oleh Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 50 Tahun 2015 tanggal 26 November 2016. Atas berbagai dasar yang sudah disebutkan di atas, maka pengertian kata baku digunakan sebagai acuan resmi di dalam kaidah bahasa, agar masyarakat memiliki rujukan ragam bahasa yang sama dan seragam. Penggunaan kata baku ini bisa secara tertulis maupun tidak tertulis. Penggunaan pengertian kata baku ini memiliki tujuan bahasa yakni mempersatukan bangsa. Terlebih kita tahu di Indonesia ada lebih dari 800 bahasa yang berbeda. Sehingga secara tidak langsung, penerapan kata baku menjadi pemersatu bangsa dan kata baku yang baik dan benar jika digunakan mampu mempersatukan masyarakat-masyarakat menjadi satu bangsa. Menurut PUEBI & Sastra Indonesia (2019), pengertian kata baku biasa dipakai dalam hal situasi-situasi resmi, misalnya seperti saat pidato kepresidenan, undang-undang pidato kenegaraan, surat menyurat di dalam kedinasan, karya ilmiah, dan lain-lain. Seorang ahli yakni Kosasih dan Hermawan (2012) mengemukakan pendapatnya bahwa pengertian kata baku adalah kaidah standar yang dimaksud, dapat berupa Ejaan yang Disempurnakan (EYD), tata bahasa baku, dan kamus. Selanjutnya, seorang ahli yakni Sukirman (2016) mengungkapkan bahwa pengertian kata baku ada yang berasal dari bahasa Indonesia, ada pula yang berasal dari bahasa daerah atau bahasa asing yang sudah disesuaikan dengan ejaan bahasa Indonesia resmi. Sementara itu, Moeliono (1988) berpendapat bahwa kata baku di dalam bahasa Indonesia baku adalah salah satu dari variasi bahasa Indonesia yang ada, bahasa yang baik dan benar. Artinya, pemakaian ragam bahasa yang serasi dengan sasarannya dan yang di samping akan mengikuti kaidah bahasa yang tepat. Di sisi lain, Ernawati Waridah mengungkapkan bahasa baku di dalam pengertian kata baku adalah ragam bahasa yang cara pengucapan dan penulisannya sesuai dengan kaidah-kaidah standar. Kaidah standar yang paling baru adalah Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia (PUEBI), tata bahasa baku, dan kamus umum. Pengertian kata baku biasanya digunakan pada penulisan formal. Contoh penulisan formal seperti di pengadilan, rapat organisasi, presentasi ilmiah, dan lain sebagainya. Kata baku di dalam ragam ilmiah maupun ragam formal memiliki tujuan untuk memanfaatkan potensi bahasa Indonesia, seperti memaparkan fakta, konsep, prinsip, teori, atau gabungan dari keempat aspek tersebut. Sedangkan suatu kata dianggap tidak baku apabila kata yang digunakan tidak sesuai dengan kaidah bahasa Indonesia. Tidak bakunya sebuah kata tidak hanya disebabkan karena salah penulisan, tetapi juga disebabkan oleh pengucapan yang salah dan bisa juga karena penyusunan kalimat yang kurang tepat dan biasanya dipakai untuk percakapan sehari-hari. Sehingga dari berbagai pernyataan di atas disimpulkan bahwa pengertian kata baku adalah kata yang sesuai dengan kaidah dan pedoman kebahasaan yang telah ditetapkan. Pedoman kebahasaan tersebut di antaranya EYD atau yang selanjutnya ada di PUEBI, KBBI, dan kamus bahasa. Pengertian bahasa baku digunakan untuk hal yang bersifat resmi, seperti teks pidato dan surat resmi. Baca Juga:
Tujuan Kata BakuPenggunaan dan pemahaman pengertian kata baku ini digunakan berdasarkan tujuan yang memang sudah ditetapkan. Pada dasarnya, tujuan pembakuan bahasa adalah agar tercapai bahasa yang cermat, tepat, dan efisien di dalam komunikasinya; dalam hubungan ini perlu ditetapkan kaidah berupa aturan pegangan yang tepat di bidang ejaan, kosakata, tata bahasa, dan peristilahan (Halim: 1976). Untuk menindaklanjuti tujuan utama di atas, maka diperlukan tiga langkah untuk mencapai tujuan kata baku. 1. KodifikasiKata baku di dalam penggunaan bahasa perlu dilakukan kodifikasi atau pencatatan kaidah terlebih dahulu. Kodifikasi dilakukan melalui inventarisasi agar menghasilkan kodifikasi yang sesuai dengan kaidah yang berlaku. 2. ElaborasiSetelah melakukan tahap kodifikasi dan sudah dikelompokkan di dalam inventarisasi, maka diperlukan elaborasi. Elaborasi dilakukan guna menyebarluaskan hasil kodifikasi yang sudah dilakukan sebelumnya. 3. ImplementasiImplementasi atau pelaksanaan hasil usaha pada langkah kodifikasi dan elaborasi yang sudah dilakukan sebelumnya. Fungsi Kata BakuTentu saja digunakannya pengertian kata baku bukan tanpa alasan. Selain seperti yang sudah dijelaskan pada pengertian kata baku bahwa kata baku ini memiliki tujuan sebagai pedoman kebahasaan agar seragam dan sama sehingga diharapkan mampu menjadi pemersatu bangsa, inilah berbagai fungsi penggunaan pengertian kata baku yang lain. 1. Sebagai PemersatuPengertian kata baku diterapkan sebagai pemersatu masyarakat di Indonesia. Hal ini karena di Indonesia memiliki lebih dari 800 bahasa yang berbeda. Sehingga kata baku digunakan untuk menghubungkan semua penutur dari berbagai macam bahasa daerah yang berbeda-beda. Dengan menggunakan bahasa baku di dalam kata baku, maka masyarakat-masyarakat di berbagai daerah Indonesia seolah dipersatukan menjadi satu bangsa dengan identitas yang sama yakni bangsa Indonesia. 2. Sebagai Pemberi Ciri KhasPenggunaan pada pengertian kata baku ini juga sebagai ciri khas suatu negara. Di Indonesia, masyarakatnya diwajibkan atau diharuskan menggunakan bahasa baku yaitu bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional. Melalui fungsi tersebut, maka pengertian kata baku di bahasa Indonesia diharap mampu memperkuat rasa nasionalisme masyarakat daerah. 3. Pembawa KewibawaanPengertian kata baku juga diharap mampu membawa wibawa atau prestise seseorang atau masyarakat Indonesia. Tujuan pembawaan kewibawaan bersangkutan dengan usaha seseorang dalam mencapai kesederajatan dengan peradaban yang dikagumi melalui pemerolehan bahasa baku. Seperti yang kita tahu, orang yang terbiasa atau mahir menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar dan memahami pengertian kata baku dinilai lebih berwibawa dan berpendidikan di mata masyarakat luas. 4. Sebagai Kerangka AcuanPengertian kata baku memiliki fungsi sebagai tolok ukur untuk menilai dan menentukan penggunaan bahasa yang tepat sesuai dengan acuan dan kaidah yang telah disepakati. Baca Juga:
Ciri-ciri Kata BakuUntuk membedakan apakah kata yang digunakan merupakan pengertian kata baku atau tidak baku, maka diperlukan karakteristik untuk membedakannya. Karakteristik atau ciri-ciri pengertian kata baku digunakan sebagai acuan menilai kata tersebut baku atau tidak. Berikut ini merupakan ciri-ciri kata baku yang perlu diketahui. 1. Tidak Dipengaruhi Bahasa DaerahKata baku tidak dipengaruhi oleh bahasa daerah, sebagai contoh: Kata baku: saya, merasa, ayah, dimantapkan. Kata tidak baku: gue, ngerasa, bokap, dimantepin. 2. Tidak Dipengaruhi Bahasa AsingKata baku tidak dipengaruhi oleh bahasa asing, sebagai contoh: Kata baku: banyak guru, itu benar, kesempatan lain. Kata tidak baku: banyak guru-guru, itu adalah benar, lain kesempatan. 3. EksplisitPada pemakaian imbuhan kata baku, biasanya eksplisit, sebagai contoh: Kata baku: ia mendengarkan radio, anak itu menangis, kami bermain bola di lapangan. Kata tidak baku: ia dengarkan radio, anak itu nangis, kami main bola di lapangan. 4. Bukan Bahasa PercakapanKata baku bukan merupakan bahasa percakapan, sebagai contoh: Kata baku: bagaimana, begitu, tidak, menelepon. Kata tidak baku: gimana, gitu, nggak, nelpon. 5. Digunakan Sesuai dengan Konteks KalimatKata baku digunakan sesuai dengan konteks kalimat, sebagai contoh: Kata baku: terdiri atas, terdiri dari, seorang pasien, sehubungan dengan. Kata tidak baku: terdiri, seseorang pasien, sehubungan. 6. Tidak Terkontaminasi atau Tidak RancuKata baku tidak terkontaminasi atau tidak rancu, sebagai contoh: Kata baku: menghemat waktu, mengatasi berbagai ketinggalan. Kata tidak baku: mempersingkat waktu, mengejar ketertinggalan. 7. Tidak Mengandung Arti PleonasmeKata baku tidak mengandung arti pleonasme atau majas yang bermakna sama, sebagai contoh: Kata baku: para juri, maju, pengunjung. Kata tidak baku: para juri-juri, maju ke depan, para pengunjung. 8. Tidak Mengandung HiperkorekKata baku tidak mengandung hiperkorek, sebagai contoh: Kata baku: lembab, izin, khusus. Kata tidak baku: lembab, ijin, khusus. Penggunaan Kata BakuUntuk mengetahui bagaimana contoh penggunaan pengertian kata baku, berikut ini contoh kondisi atau suasana yang di dalamnya menggunakan kata baku: membuat surat dinas, termasuk di dalamnya surat edaran, surat-menyurat institusi, dan surat resmi lainnya, membuat laporan, membuat nota dinas oleh suatu institusi perkantoran, bahasa saat melangsungkan diskusi atau musyawarah, bahasa untuk berpidato dan melangsungkan rapat dinas, surat menyurat di suatu organisasi, instansi, atau lembaga, dan lain sebagainya. 300+ Contoh Kata BakuBerikut ini adalah beberapa contoh kata baku dan tidak baku yang biasa ditemukan di dalam kehidupan sehari-hari. (Kata Baku) (Kata Tidak Baku) aberasi abrasi absorpsi absorsi adab adap adhesi adesi adibusana adi busana adidaya adidaya auditorium aditorium administrator admin advokat adpokat azan adzan afdal afdol agamais agamis ajek ajeg adjektif ajektif aktivitas aktifitas aktual aktuil analisis analisa antre antri aparat aparatur asas azas balig baligh balsam balsem banderol bandrol bungker bangker baka baqa batalion batalyon baterai baterei batil bathil bazar bazaar blangko belangko blender belender bumper bemper bengkuang bengkoang benzol bensol beterbangan berterbangan bayangkara bhayangkara bus bis biseps bisep bolpoin bolpen cabai cabe kafetaria cafetaria capcai capcay capcai cap cai capai cape capai capek katering catering cengkih cengkeh cengkeram cengkram cengkerama cengkrama sentigram centigram sentimeter centimeter sentral central klor chlor cedera cidera cenderamata cinderamata kles clash klien clien klab club cokelat coklat dai dai dakwah dawah debit debet debitor debitur deviasi defiasi dekret dekrit deodoran deodorant depot depo deputi deputy desain design dispenser despenser distilasi destilasi detail detil detergen deterjen detail detel dividen deviden darma dharma zuhur dhuhur diagnosis diagnosa donatur donator ekshibisi eksibisi eksem eksim ekspor eksport ekstrem ekstrim ekuivalen equivalen esens esen esens esense esai essai etanol ethanol ekspor ecport faksimili facsimil paham faham vak fak faksimili faksimil vaksinasi faksinasi vakum fakum valid falid familier familiar pamflet famplet fakih faqih farmakope farmakop vas fas faksimili faximil feri ferri filsuf filosof formal formil fotokopi foto copy galaktosa galaktose galeri galery geladi bersih geladi resik genealogi geneologi jenius genius genting genteng gap gep kepok gepok geiser geyser gaib ghaib glamor glaour gelondong glondong glosarium glosary glaukoma glukoma glukosa glukose gua goa guncang goncang gerebek grebek gereget greget gerendel grendel griya gria gudeg gudek hadis hadist hakikat hakekat hal-hal hal-ihwal andal handal hafal hapal hektare hektar embus hembus empas hempas heterogen hetrogen hidraulis hidrolis higiene higiena imbau himbau impit himpit ingar-bingar hingar-bingar hipermetropia hipermetri hipotesis hipotesa hipotek hipotik hipovitaminosis hipovitaminose hierarki hirarki hieroglif hiroglif isap hisap himne hymne ideal idial ideologi idiologi ikhlas ihlas ijazah ijasah izin ijin ikhlas iklas impor import inkam income influenza influensa infus inpus insting instink intens inten jagat jagad aman jaman jajar jejer jamaah jemaah jenderal jendral genius jenius join joint kakbah kabah kacamata kaca mata kedaluwarsa kadaluwarsa kaidah kaedah kemboja kamboja kamuflase kamuplase kantong kantung kaus kaos kuitansi kwitansi lafal lapal legalisasi legalisir lemari almari lusin losin maaf maaf mag maag magrib maghrib maizena maisena malapraktik malpraktek manajer manager mampat mampet mangkuk mangkok maraton marathon margarin margarine emas mas napas nafas tampak nampak nasihat nasehat nanas nenas netralisasi netralisir neto netto nifas nipas nonaktif non aktif auditorium oditorium omzet omset oranye orange organisasi organisir orisinal orinisil autentik otentik pedepokan padepokan pancaindera panca indra paramedis paramedik parasut parasit pasfoto pas photo paspor pasport Februari Pebruari pedas pedes peduli perduli foto photo pelihara piara peranti piranti pelesir plesir pelintir plintir razia rajia ranking rangking ransel rangsel rapi rapih rapor raport rapor rapot rasional rasionil Rabu Rebo rezeki rejeki rakaat rekaat rekrut rekruit risiko resiko respons respon restoran restauran rida ridha real riil syahadat dahadat sakelar saklar sambal sambel sajak sanjak seriawan sariawan suplemen suplement satai sate sediakala sedia kala sekadar sekedar saksama seksama selektivitas selektifitas sembrana sembrono sinse sense sentimental sentimentil sentral sentra spanduk sepanduk spesial sepesial seprai seperi serbaneka serba aneka servis service setrika seterika seyogianya seyogyanya salat sholat sampo shampo silakan silahkan silaturahmi silaturohmi simpel simple sirup sirop sistem- sistem sahabat sobat surga sorga suvenir souvenir spesial special standardisasi standarisasi standar standart stiker sticker stok ctock subbab sub bab subbagian sub bagian substansi subtansi subjek subyek sukacita cuka cita sopir supir surah surat survei survai sahdu syahdu saraf syaraf takhta tahta taplak tapelak tamsil tamzil tobat tabuat taoge tauge teladan tauladan tawakal tawakkal tim team telur telor teknik teknik tenteram tentram terima kasih terimakasih telanjur terlanjur telantar terlantar telentang terlentang tes test toleransi tolerir turnamen tournament tradisional tradisionil Artikel Terkait:
SalmaaDedicate herself to sharing knowledge. Share :Share on facebook Share on twitter Share on linkedin Share on pinterest Share on whatsapp Promo Akhir Tahun 2021: Diskon Penerbitan 20% dan Free Ongkir Seluruh Indonesia Prosa Lama: Pengertian, Ciri-Ciri, Jenis, dan Contohnya Probability Sampling: Pengertian, Jenis, dan Contohnya 15+ Contoh Teks Prosa dengan Penjelasannya Kata Gabungan: Pengertian, Jenis, dan Contoh Lengkap Penelitian Empiris: Pengertian, Jenis-Jenis, dan Contoh Lengkapnya Artikel Lainnya Promo Akhir Tahun 2021: Diskon Penerbitan 20% dan Free Ongkir Seluruh Indonesia Prosa Lama: Pengertian, Ciri-Ciri, Jenis, dan Contohnya Probability Sampling: Pengertian, Jenis, dan Contohnya 15+ Contoh Teks Prosa dengan Penjelasannya Kata Gabungan: Pengertian, Jenis, dan Contoh Lengkap E-book gratis
PrevFungsi Bahan Ajar: Pengertian, Tujuan, dan Manfaatnya Contoh Teks Deskripsi Lengkap dengan Penjelasan IdentifikasinyaNext Chatt Dapatkan informasi terbaru dari kami seputar promo spesial dan event yang akan datang Email * Penerbit Deepublish adalah penerbit buku yang memfokuskan penerbitannya dalam bidang pendidikan, pernah meraih penghargaan sebagai Penerbit Terbaik pada Tahun 2017 oleh Perpustakaan Nasional Republik Indonesia (PNRI). Kritik/Saran Pelayanan : 0811- 2846 130 Facebook Twitter Youtube Linkedin Instagram Service
About
Alamat Kantor Jl.Rajawali G. Elang 6 No 3 RT/RW 005/033, Drono, Sardonoharjo, Ngaglik, Sleman, D.I Yogyakarta 55581 Telp/Fax kantor : (0274) 453-3427 E1 Marketing : © 2021 All rights reserved | Penerbit Buku Deepublish - CV. Budi Utama Chat |