Apa yang dimaksud dengan kelistrikan bodi yang banyak digunakan pada kendaraan *?

Apa yang dimaksud sistem kelistrikan body

Apa yang dimaksud dengan kelistrikan bodi yang banyak digunakan pada kendaraan?

4 hours ago

Macam-macam Kelistrikan Mobil

Apa yang dimaksud dengan kelistrikan bodi yang banyak digunakan pada kendaraan *?
Sumber foto:
Eakrin Rasadonyindee via Shutterstock

Sebenarnya cakupan kelistrikan pada mobil sangat luas, oleh karena itu dibagi menjadi beberapa macam, seperti:

Sistem Kelistrikan Mesin Mobil

Pada mobil, yang disebut sebagai sistem kelistrikan mesin adalah rangkaian kelistrikan yang ada pada mesin guna membantu kinerja mesin supaya lebih mudah dan efisien dalam bekerja. Seperti yang dijelaskan diatas, contoh sistem kelistrikan mesin adalah busi. Busi dapat menyala ketika ada arus atau energi listrik yang mengubah listrik menjadi api. Setelah terjadi perubahan ini, mesin mobil bisa nyala dan dijalankan.

Rupanya selain busi terdapat sistem kelistrikan mesin mobil lainnya, yaitu:

1. Sistem Starter

Sistem starter merupakan bagian dari kelistrikan mesin yang memiliki fungsi dalam proses putaran awal mesin. Ketika terjadi putaran awal yang menyebabkan poros mesin berputar, maka terjadilahi pembakaran pertama mesin.

2. Sistem Pengisian

Sistem pengisian merupakan rangkaian kelistrikan mesin yang menyuplai arus listrik. Fungsinya adalah mengubah sebagian putaran mesin melalui dinamo menjadi energi listrik agar kelistrikannya selalu menyala.

3. Sistem Pengapian

Berikutnya ada juga sistem pengapian yang berfungsi untuk mengeluarkan percikan api pada sistem tersebut. Dalam hal ini, sistem pengapian memanfaatkan tenaga elektromagnetik guna menaikkan tegangan pada baterai.

4. Glow Plug System (Diesel)

Glow plug system merupakan pemanas yang memiliki fungsi untuk menaikkan suhu pada mesin diesel ketika mesin masih dingin. Tujuannya adalah untuk memperlancar proses starting mobil.

5. Sistem Efi

Sistem efi atau yang biasa dikenal dengan injeksi merupakan sistem kelistrikan mesin terpadu yang menyuplai bensin ke mesin. Jumlah atau volume bensin yang disuplai ideal untuk semua sikon.

6. Sistem Common Rail (Diesel)

Terakhir, ada sistem common rail yang berfungsi untuk mengatur jumlah solar yang disuplai ke ruang pembakaran dengan volume yang pas. Sistem ini mirip dengan sistem efi, namun pada common rail dipakai untuk mesin diesel.

Sistem Kelistrikan Body Mobil

Selain sistem kelistrikan mesin, ada juga sistem kelistrikan body mobil yang merupakan rangkaian listrik yang terdapat pada bagian body mobil. Meskipun sistemnya berbeda dengan kelistrikan mesin, namun sistem listrik yang digunakan keduanya adalah sama.

Beberapa jenis kelistrikan body mobil antara lain:

1. Sistem Penerangan Eksterior

Seperti namanya, sistem penerangan eksterior merupakan sistem kelistrikan pada bagian luar mobil yang meliputi lampu jauh, lampu kota, serta lampu kabut. Sistem ini berfungsi untuk menerangi bagian eksterior mobil.

2. Sistem Penerangan Interior

Sedangkan sistem penerangan interior merupakan sistem kelistrikan yang berfungsi untuk menerangi bagian dalam mobil, seperti lampu kabin yang bisa dinyalakan baik secara manual maupun otomatis.

3. Sistem Peringatan

Sistem peringatan merupakan sistem kelistrikan mobil yang memberikan tanda atau peringatan kepada pengendara lain di jalan. Contoh dari sistem peringatan adalah lampu dim, lampu sen, lampu berhenti, serta lampu mundur.

Sistem Infotainment Mobil

Sistem infotainment mobil merupakan rangkaian kelistrikan pada mobil yang berfungsi memberikan hiburan pada pengemudi dan penumpang. Beberapa contoh atau jenis dari sistem kelistrikan ini adalah audio, video, dan display.

1. Multi Info Display

Pada dashboard mobil terdapat sistem kelistrikan yang disebut Multi Info Display atau MID, Sistem ini memberikan informasi mengenai kecepatan mobil atau speedometer, indikator bensin, indikator oli, airbag, check engine dan sebagainya. MID sangat penting bagi pengemudi saat berkendara karena memberikan peringatan atau info penting terkait keselamatan dan kenyamanan.

2. Audio dan Video

Audio dan video merupakan salah satu fitur yang wajib ada pada mobil zaman sekarang. Fungsinya adalah memberikan hiburan serta kenyamanan lebih dalam berkendara. Terlebih di kawasan macet, sistem ini sangat dibutuhkan. Pengguna dapat memutar radio, mendengarkan musik, hingga memutar video selama perjalanan.

3. Usb Port dan Cigarette Lighter

Masih dalam ranah sistem kelistrikan yang sifatnya infotainment, ada juga fitur USB port serta cigarette lighter yang berfungsi untuk mengisi daya HP. Dalam hal ini pengemudi dapat mengisi daya ponsel sambil berkendara.

Sistem Kelistrikan Chasis Mobil

Sistem kelistrikan chasis merupakan sistem atau rangkaian kelistrikan mobil yang terdapat pada bagian power train dan chasis mobil. Fungsi dari rangkaian listrik ini adalah untuk mempermudah perpindahan tenaga dari bagian mesin ke roda. Dengan adanya sistem chasis, mobil akan efektif untuk dijalankan dan lebih aman untuk digunakan berkendara.

Beberapa contoh atau macam sistem kelistrikan chasis antara lain:

1. Sistem ABS dan EBD

Sistem ABS merupakan sistem kelistrikan yang berfungsi untuk mencegah selip ketika pedal rem diinjak. Sedangkan EBD berfungsi untuk menyalurkan tenaga pengereman. Keduanya membantu fungsi keamanan mobil.

2. HSA, Traction Control, Stability Control

Fungsi dari sistem kelistrikan ini adalah menjaga keamanan mobil ketika berkendara di medan yang berat seperti jalan yang terjal, menanjak, atau di area pegunungan. Meskipun demikian, HSA hanya ditemukan pada mobil SUV saja.

3. Differential Clutch

Contoh lain dari kelistrikan chasis adalah differential clutch yang berfungsi untuk menyambung atau memutus differential pada kendaraan.

4. Transmission Solenoid

Transmission solenoid merupakan sistem kelistrikan mobil yang berfungsi untuk memindahkan gigi dengan menggunakan solenoid.

Sistem Keamanan Dan Keselamatan Mobil

Mobil masa kini menggunakan sistem keamanan berbasis listrik, tidak lagi menggunakan sistem mekanis. Ternyata sistem kelistrikan yang digunakan untuk sistem keamanan mobil jauh lebih aman dari sebelumnya. Berikut ini contoh fungsi kelistrikan mobil dalam sistem keamanan dan keselamatan.

1.Bag Inflator Control

Bag Inflator Control merupakan sistem kelistrikan yang berfungsi untuk mencegah cedera ketika pengemudi mengalami kecelakaan. Jika terjadi benturan, kantong udara atau airbag akan mengembang sehingga kepala pengemudi terhindar dari benturan keras. Selain itu, terdapat bag inflator control pada sistem ini yang mengontrol kapan waktu yang tepat airbag akan mengembang.

2. Immobilizer

Contoh sistem kelistrikan pada keamanan dan keselamatan mobil berikutnya adalah immobilizer atau sistem anti maling. Pada sistem ini, terdapat kunci kontak yang memancarkan gelombang. Jika kunci yang digunakan tepat, maka mobil bisa dinyalakan. Namun jika kunci tidak cocok, maka mobil tidak akan bisa menyala ketika distarter.

3. Alarm System

Berikutnya ada juga alarm system yang akan memberikan peringatan ketika ada orang yang hendak berbuat jahat di sekitar mobil, seperti mencuri, merusak, dan sebagainya. Jika ada gangguan fisik pada mobil, otomatis alarm akan menyala.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. Pengertian Kelistrikan Bodi

Sistem kelistrikan bodi adalah instalasi dari berbagai rangkaian penerangan dan indikator dari kendaraan bermotor. Rangkaian kelistrikan bodi tersebut antara lain sistem penerangan dan sistem peringatan. Sistem penerangan terbagi dalam beberapa sistem antara lain sistem lampu penerangan depan, belakang, dan lampu peringatan. Lampu penerangan depan terdiri atas lampu kepala depan head light, dan lampu kota depanbelakang. Sedangakan lampu peringatan terdiri atas lampu rem break light, lampu tanda belok turn signal light, klakson horn, lampu tanda tekanan oli, lampu tanda pengisian charging light, dan lampu-lampu indikator serta instrumen. System kelistrikan bodi berfungsi sebagai penerangan pada kendaraan untuk memberikan tanda-tanda kepada pengendara lain pada saat membelok ataupun akan berhenti sehingga pengendara akan terhindar dari kecelakaan. Selain itu juga memberikan indikator pada sipengendara, contohnya lampu tanda belok ke kanan ataupun kiri sudah menyala, kondisi bahan bakar masih banyak atau sudah limit, dan indikator lainnya. Selain untuk memberikan tanda-tanda peringatan dengan lampu juga dapat memberikan tanda berupa klakson, indikator-indikator tanda belok, indikator lampu jauhdekat, tanda posisi netral, dan lampu pada speedometer.

B. Komponen Dasar Rangkaian Kelistrikan Bodi

Secara umum komponen-komponen dasar dari sistem kelistrikan bodi pada sepeda motor adalah sebagai berikut : 1. Jaringan kabel wiring harness Jaringan kabel adalah serangkaian kabel-kabel dan kabel yang masing-masing terisolasi, berfungsi menghubungkan antar sirkuit, penghubung dari terminal satu ke terminal lainnya, dan sebagainya. Keseluruhannya disatukan dalam satu unit untuk mempermudah dan dihubungkan oleh komponen-komponen kelistrikan lain dari suatu kendaraan. Beberapa tipe kabel dibuat dengan tujuan berbeda dan digunakan dalam kondisi yang berbeda pula, baik ditinjau dari besar arus, tegangan, temperature, penggunaan, dan lain-lain. Ada 3 jenis kabel dan sering digunakan pada kendaraan bermotor, yaitu : a Kabel Tegangan Rendah Low-voltage Wire Sebagian besar jenis kabel yang terdapat dalam kendaraan bermotor adalah kabel yang bertegangan rendah. Masing-masing kabel bertegangan rendah tersebut terdiri atas elemen kabel dan isolasinya. Biasanya kabel bertegangan rendah ukurannya relatif kecil dan elemennya berupa serabut. Gambar 2.1 Kabel Tegangan Rendah b Kabel Tegangan Tinggi High-voltage Wire Kabel bertegangan tinggi biasanya berukuran lebih besar dan elemennya tunggal terisolasi. Kabel ini dipakai untuk menghubungkan komponen coil dengan busi pada kendaraan bermotor. c Kabel Yang Diisolasi Shield Cable Kabel yang diisolasi sering digunakan pada ignition signal line, oxygen sensor signal line, kabel antena radio, dan lain sebagainya. Karena hanya sistem kelistrikan bertegangan rendah dan arus rendah yang mengalir melalui signal line ini, signal bisa mudah terpengaruh oleh gangguan yang ditimbulkan oleh suara pengapian, suara dari switch saat onoff, dan lain sebagainya. Oleh karena itu kabel yang diisolasi dirancang untuk mencegah gangguan yang ditimbulkan dari luar dan digunakan sebagai signal line. Gambar 2.2 Kabel Yang Diisolasi 2. Komponen-komponen Penghubung Connector Dalam suatu rangkaian kelistrikan telah terbagi menjadi beberapa pemasangan jaringan kabel untuk lebih memudahkan, maka diperlukan sebuah connector yang berfungsi untuk menghubungkan kelistrikan antar dua jaringan kabel atau antara sebuah jaringan kabel dengan komponen lain. Sehingga suatu rangkaian kelistrikan dapat berfungsi dengan baik dan sesuai rencana. Ada 2 jenis connector yang ada yaitu connector laki-laki male dan connector perempuan female. Keduanya memiliki bentuk terminal yang beda namun saling menyesuaikan. Gambar 2.3 Connector Male-Female 3. Baut Massa Ground Bolt Baut massa adalah sebuah baut khusus yang diciptakan untuk mengikat elemen kabel serta menyalurkan massa yang didapat dari jaringan kabel dan komponen listrik lainnya ke bodi. Dalam pengikatan elemen kabel harus secara kuat agar penyaluran masa berlangsung sempurna. Berikut ini adalah beberapa contoh baut massa yang banyak digunakan. a Baut Dengan Ulir Tidak Penuh Gambar 2.4 Baut dengan ulir tidak penuh b Baut Washer Yang Tidak Dapat Dilepas Mati Gambar 2.5 Baut washer yang tidak dapat dilepas mati 4. Saklar Switch Saklar adalah suatu alat yang berfungsi untuk membuka dan menutup sirkuit kelistrikan untuk menghidupkan mesin, menyalakan lampu-lampu, dan kinerja dari pengontrol lainnya. Saklar-saklar yang terdapat dalam suatu kendaraan biasanya menggunakan beberapa tipe, yaitu switch yang dioperasikan langsung oleh tangan dan switch yang dioperasikan oleh tekanan mekanik, tekanan hidrolik maupun temperature. a Saklar Yang Dioperasikan Langsung Oleh Tangan 1 Saklar Putar Rotary Switch Saklar putar adalah saklar yang memiliki kontak poin yang diatur dalam satu sumbu di atas permukaan yang bundar plat dan dioperasikan dengan cara memutar kunci atau tombol. Saat saklar diputar maka kontak poin akan saling berhubungan satu sama lain hinggal arus dapat tersalurkan. Contohnya adalah kunci kontak. Gambar 2.6 Saklar Putar 2 Saklar Tekan Push Switch Saklar tekan memiliki kontak poin dan dioperasikan dengan cara menekan tombol saklar. Contohnya saklar lampu jauh dekat, saklar lampu kedip, saklar klakson, dan lainnya. Gambar 2.7 Saklar Tekan 3 Saklar Geser Dua Arah Lever Switch Saklar ini dioperasikan dengan cara gerakan knob ke atas, ke bawah, ke kanan, dan ke kiri. Contohnya pada kendaraan bermotor adalah saklar tanda belok dan saklar onoff lampu utama. Gambar 2.8 Saklar Geser Dua Arah 5. Kode-Kode Warnya Kabel Pada Motor B = Black Hitam BR = Brown Cokelat G = Green Hijau GR = Grey Abu-abu L = Blue Biru LG = Light Green Hijau Muda O = Orange Oranye P = Pink Merah Muda R = Red Merah V = Violet Ungu W = White Putih Y = Yellow Kuning Gambar 2.9 Contoh Warna Kabel Untuk kabel bergaris huruf, di depan garis miring menunjukan warna dasar atau dominan sedangkan yang di belakang menunjukan warna garisnya. 6. Bola Lampu Dalam kehidupan sehari-hari bola lampu yang sering digunakan dalam sistem kelistrikan digolongkan dalam beberapa jenis yaitu : a. Lampu Pijar Lampu jenis ini pertama kali dikembangkan oleh seorang ilmuan yaitu Thomas Alfa Edison. Karakteristik lampu ini dengan memanfaatkan sitem kevakuman atau hampa udara, jadi sebuah filamen yang ditutup oleh sebuah bola kaca. Saat arus mengalir filamen tersebut akan berpijar akan tetapi tidak terbakar karena tidak adanya oksigen didalamnya. Warna dari lampu pijar ini cenderung kekuningan akibat dari pijaran filamennya saat dialiri arus. Lampu pijar juga memiliki umur pemakaian yang cukup pendek dibandingkan dengan lampu modern lainnya seperti halogen, LED, dan xenon. Gambar 2.10 Bola Lampu Pijar b. Lampu TL Neon Lampu TL Neon Fluorescent Lamp adalah sebuah lampu listrik yang memanfaatkan gas neon dan lapisan Fluorescent sebagai pemendar cahaya saat dialiri arus listrik. Tabung lampu TL ini diisi oleh semacam gas neon yang pada saat elektrodanya mendapat tegangan tinggi gas ini akan terionosasi sehingga menyebabkan elektron-elektron pada gas tersebut bergerak dan memendarkan lapisan fluorescent pada lapisan tabung lampu TL. Gambar 2.11 Lampu Neon c. Bohlam Halogen Lampu halogen adalah sebuah lampu pijar pengembangan dari lampu neon dimana sebuah filamen wolfram disegel di dalam lapisan kaca tipis yang diisi dengan gas lembam dan sedikit unsur halogen seperti iodin atau bromin. Lapisan kaca bohlam halogen bening dan lebih tipis dari lampu pijar biasa. Putaran halogen menambah umur dari bola lampu dan mencegah penggelapan kaca sampul dengan mengangkat serbuk wolfram dari bola lampu bagian dalam kembali ke filamen. Lampu halogen dapat mengoperasikan filamennya pada suhu yang lebih tinggi dari lampu pijar biasa tanpa pengurangan umur. Lampu ini memberikan efisiensi yang lebih tinggi dari lampu pijar biasa dan juga memancarkan cahaya dengan suhu warna yang lebih tinggi. Gambar 2.12 Lampu Halogen Fungsi dari halogen dalam lampu adalah untuk membalik reaksi kimia penguapan wolfram dari filamen. Pada lampu pijar biasa, serbuk wolfram biasanya ditimbun pada bola lampu. Putaran halogen menjaga bola lampu bersih dan keluaran cahaya tetap konstan hampir seumur hidup. Akan tetapi dalam memegang lampu halogen kita harus berhati-hati jangan sampai tangan menyentuh permukaan kaca halogen karena tangan kita lembab dan mengandung uap air. Jika lampu dioperasikan langsung dengan suhu yang tiba-tiba tinggi maka lampu akan putus. Cara agar lampu tetap aman ketika tersentuh tangan adalah dengan dibersihkan terlebih dulu dengan lap bersih. d. Lampu LED Light Emitting Diode Lampu LED Light Emitting Diode adalah suatu lampu indikator yang terbuat dari plastik dan dioda semikonduktor yang dapat menyala apabila dialiri tegangan listrik rendah sekitar 1,5 volt DC. Semi konduktor merupakan material yang dapat menghantarkan arus listrik meskipun tidak sebaik konduktor listrik. Ketika dioda sedang mengalirkan elektron, terjadi pelepasan energi yang berbentuk emisi panas dan cahaya. Gambar 2.13 Lampu LED Material semikonduktor sendiri pada dioda menyerap cukup banyak energi cahaya sehingga tidak seluruhnya dilepaskan. LED dirancang untuk melepaskan sejumlah banyak foton sehingga dapat mengeluarkan cahaya yang tampak oleh mata. Setiap material hanya dapat mengemisikan foton dalam rentang frekuensi sangan sempit. Led dapat menghasilkan warna berbeda tergantung dari bahan semikonduktornya serta membutuhkan tingkat energi berbeda pula untuk menghasilkan cahaya dan warna. Contohnya AlGaAs- merah, AlGaP-hijau, GaP-merah,kuning,hijau. e. Lampu xenon HID High Intencity Discharge Lampu xenon merupakan lampu yang mempunyai busur fil amen yang pendek, menghasilkan temperatur warna yang mendekati cahaya matahari di siang hari. Setelah di temukan di sekitar tahun 1940, lampu xenon yang mempunyai busur pendek, mulai dipakai untuk mengganti lampu proyektor di bioskop, dan juga di gunakan untuk lampu proyektor karena karakter warna yang dihasilkan adalah putih natural, pada akhirnya, xenon banyak di gunakan di alat-alat yang mengeluarkan cahaya, contohnya lampu flash xenon yang dipakai untuk fotografi, lampu strobo, dan lampu HID, senter taktis berkekuatan tinggi dan lainnya. Gambar 2.14 Lampu Xenon Pada lampu HID untuk mobil, xenon juga di gunakan untuk mengisi bohlam HID untuk mendapatkan sinar cahaya yang mendekati terangn ya sinar matahari diwaktu siang. Jumlah xenon gas yang terdapat di dalam bohlam HID, juga dapat mempengaruhi keterangan dan temperatur warna lampu HID.

C. Arus Listrik, Tegangan, dan Tahanan