Apa yang dimaksud dengan pedosfer jelaskan
Salah satu lapisan bumi adalah litosfer. Dalam litosfer terdapat lapisan terluar yang disebut dengan lapisan pedosfer. Beberapa lapisan pedosfer dan batuan mengisi bagian pedosfer. Tanah adalah benda atau bahan alami yang berfungsi untuk menumbuhkan tumbuhan. Di atas tanah pula, sebagian besar makhluk hidup tinggal. Jadi, mari kita pahami lapisan pedosfer (tanah) ini dengan baik. Show
Pengertian Lapisan Pedosfersumber: pixabay.comLapisan pedosfer adalah lapisan tanah yang menempati bagian paling atas dari litosfer. Tanah merupakan campuran dari hasil pelapukan batuan bahan anorganik, bahan organik seperti sisa daun dan hewan mati, makhluk hidup, air, dan udara. Ilmu yang mempelajari tentang pembentukan tanah, klasifikasi tanah, dan survei tanah disebut dengan pedologi. Beberapa ahli penyebutkan tentang definisi lapisan pedosfer yaitu:
Faktor yang Mempengaruhi Proses Pembentukan TanahDi bawah ini adalah faktor-faktor yang mempengaruhi proses pembentukan tanah dan perkembangan tanah (differensiasi horizon) beserta penjelasannya: 1. Bahan Induk (b)Bahan induk terdiri atas bantuan beku sedimen, metamorf, bahan organik (mengetahui sifat kimia dan fisik). Batuan yang menjadi asal tanah ini akan hancur dan berubah menjadi bahan induk. Bahan induk tanah akan mengalami pelapukan dan akhirnya menjadi tanah. 2. Iklim (i)Faktor iklim yang mempengaruhi pembentukan curah hujan dan suhu 3. Organisme (o) atau Jasad Hidup (h)Tumbuhan dan hewan berperan dalam proses pelapukan pembentukan humus, dan proses kimia tanah. 4. Relief (r) atau Topografi (t)Tinggi rendahnya lereng akan mempengaruhi tebal tipisnya tanah dan sistem drainase. 5. Waktu (w)Untuk mempengaruhi tingkat perkembangan (muda, dewasa, tua) dan umur (dalam tahun). Pembentukan Lapisan Pedosfersumber: mdpi.comTanah terbentuk dari interaksi banyak faktor seperti iklim, organisme, bahan induk, dan lainnya. Faktor iklim sangat berpengaruh dalam pembentukan pedosfer antara lain curah hujan dan cahaya matahari. Curah hujan mempengaruhi pelapukan batuan secara kimiawi dan sinar matahari secara fisis. Berikut proses pedogensis atau proses pembentukan pedosfer: Weathering (Pelapukan)Proses ini terjadi di lapisan atas pedosfer. Aktivitas pelapukan dan dekomposisi dari bahan induk oleh unsur iklim baik secara fisika maupun kimiawi. Leaching (Pencucian)Adanya perubahan komposisi fisik dan kimiawi pada bahan induk akibat akumulasi hasil pelapukan oleh tanaman, ini akan membentuk partikel baru seperti tanah liat, bahan organic, dan senyawa kimia. Transformation and Illuviation (Transformasi dan Iluviasi)Ini berhubungan dengan pelapukan kimia pada lumpur dan pasir. Terjadi pembentukan tanah liat dan bahan organik yang kebal terhadap pembusukan. Transformasi ini dibantu oleh tumbuhan dan hewan sehingga meningkatkan kondisi air dan unsur hara. Podsalisation and Translocation (Podsolisasi dan Translokasi)Terjadi ketika asam kuat mengancurkan mineral lempung. Akan terbentuk bahan mineral dari aluminium, besi, dan silika yang bersatu dengan senyawa organik tanah. Bahan ini akan mengalami translokasi pada lapisan tanah sehingga menyebabkan warna yang berbeda pada jenis-jenis tanah. Berdasarkan perkembangannya, tanah dibedakan menjadi tiga yaitu:
Baca juga: Materi Tenaga Eksogen Lapisan Pedosfersumber: letstalkscience.caLapisan Pedosfer Atas (Top Soil)
Lapisan Pedosfer Bawah (Sub Soil)
Horizon CLapisan tanah ini bahan penyusunnya masih berupa batuan dan belum mengalami pelapukan ataupun penghancuran secara nyata. Batuan Induk Tanah (R)Bagian yang masih berupa batuan induk, bisa batuan sedimen, beku, ataupun metamorf. Susunan PedosferBahan induk tanah berasal dari batuan induk, baik batuan beku, metamorf, dan sedimen. Batuan induk tersebut kemudian hancur menjadi bahan induk. Akhirnya bahan induk yang mengalami pelapukan baik secara kimiawi, fisik, ataupun biologi akan menjadi tanah (soil). Tanah tersusun atas empat komponen utama, yaitu sebagai berikut: Padatan Bahan MineralMineral tanah tersusun atas: pasir (sand), debu (silt) dan lempung (clay). Ketiga komponen tersebut dibedakan atas ukuran. Partikel pasir berukuran antara 200-2.000 mikrometer. Partikel debu berukuran antara 2-200 mikrometer. Lempung sangat lembut, yaitu ukuran kurang dari 2 mikrometer. Bahan OrganikBahan organik terdiri atas sisa-sisa makhluk hidup berupa seresah tumbuhan ataupun hasil dari dekomposisi pengurai. AirAir tanah berasal dari mata air ataupun air hujan yang meresap ke dalam tanah. UdaraTanah adanya aerasi udara supaya bisa baik untuk tempat tinggal makhluk hidup dan mikroorganisme. Jika aerasi tanah buruk, maka oksigen tidak mampu berada di dalam tanah. Tanah yang aerasinya buruk dikatakan tanah kekurangan oksigen atau udara. Padahal, oksigen ini berperan dalam respirasi yang dilakukan oleh akar untuk proses pertumbuhan akar dan kemampuan dalam menyerap nutrisi tanah. Secara umum tanah (terdapat tanah, bahan induk tanah, dan mineral tanah) tersusun atas 50% bahan padatan (45% bahan mineral, 5% bahan organik), 25% udara, dan 25% air. Sedangkan pada tanah organik (misal: gambut, humus), bahan padatan tersebut terdiri atas 5 % bahan anorganik dan 45% bahan organik). Bahan organik dalam tanah terdiri atas mikroorganisme 10 %, akar 10% dan humus 80 %. Baca juga: Materi Batuan Beku Sifat-sifat PedosferSifat Fisik Lapisan PedosferSifat fisik tanah yang perlu diketahui di antaranya warna tanah, tekstur tanah, struktur tanah, konsistensi tanah, bobot isi (bulk density), dan bobot jenis (particle’s density), kedalaman efektif tanah, drainase, permeabilitas tanah, serta indeks pengembangan dan kematangan tanah. Sifat Kimia Lapisan PedosferSifat kimia tanah dapat kita ketahui dari hal-hal sebagai berikut:
Sifat biologi tanah dapat kita ketahui dari hal-hal sebagai berikut:
Jenis-Jenis Tanah dan Persebarannyasumber: medium.comBeberapa jenis tanah dan persebaran di Indonesia, yaitu sebagai berikut: Tanah PodzolitTanah dari pelapukan batuan yang mengadung kuarsa. Persebarannya di daerah Sumatra, Kalimantan, dan Papua. Tanah OrganosolTanah dari bahan induk organosol dari gambut dan timbunan seresah di rawa. Persebarannya wilayah di pasang surut timur Sumatra dan pantai Kalimantan bagian Barat. Tanah AluvialTerbentuk dari endapan lumpur-sungai. Tanah ini banyak tersebar di Sumatra bagian timur, Jawa bagian utara, dan Kalimantan bagian selatan. Tanah KapurTerbentuk dari bantuan kapur. Tanah ini banyak terdapat di Pegunungan Kendung, Blora, dan Pegunungan Sewu. Tanah Vulkanis (Andosol)Terbentuk dari pelapukan batuan-batuan vulkanis. Persebarannya meliputi Jawa, Sumatra, Bali, dan wilayah yang memiliki gunung api. Tanah PasirTerbentuk dari batu pasir yang telah lapuk. Wilayah persebarannya meliputi pantai barat Sumatra Barat, Jawa Timur, Sulawesi, dan Yogyakarta. Tanah HumusTanah yang terbentuk dari tumbuh-tumbuhan yang telah membusuk. Wilayahnya meliputi kawasan hutan Indonesia. Tanah LateritTerbentuk dari tanah yang banyak mengandung aluminium dan besi. Wilayahnya meliputi Jakarta, Banten, Kalimantan Barat, dan Pacitan. Kerusakan TanahKerusakan tanah disebabkan karena penggunaan tanah yang berlebihan dan tidak terkontrol. Dampak langsung adalah lahan kurang subur. Kerusakan tanah dapat disebabkan oleh:
Manfaat dan Konservasi Tanahsumber: litbang.kemendagri.go.idLahan tidak hanya berhubungan dengan bercocok tanam, tapi juga untuk keperluan lainnya. Fungsi tanah antara lain:
Berikut gambaran potensi tanah untuk daerah pertanian berdasarkan topografi sekaligus usaha konservasinya. 1. PengununganLahan di daerah pengunungan memiliki kemiringan antara 15-300 dengan ketinggian 500 meter sampai 1500 meter di atas permukaan laut. Lahan potensial untuk di daerah pegunungan sangat cocok dimanfaatkan sebagai daerah perkebunan. Hambatan daerah ini diantaranya adalah bahaya tanah longsor dan erosi. Usaha penanggulangannya dengan menanam pohon pelindung dan teknik sengkedan untuk daerah pertanian. 2. PantaiLahan di pantai memiliki kemiringan kurang dari 30 dan ketinggian kurang dari 5 meter di atas permukaan laut. Dengan kemiringan dan perbedaan ketinggian yang rendah, daerah pantai sering terdampak pasang surut air laut. Sehingga daerah ini banyak ditanami tumbuhan bakau yang bermanfaat untuk menahan abrasi dan mencegah perembesan air laut. Lahan di daerah pantai banyak dimanfaatkan untuk tambak udang dan bandeng. Beberapa digunakan untuk pertanian yaitu penanaman bawang merah dan cabai. Selain itu digunakan untuk usaha penggaraman dan wisata bahari. 3. Dataran RendahTanah di dataran rendah memiliki ciri kemiringan 3-150 dengan ketinggian kurang dari 500 meter diatas permukaan laut. Lahan ini relative kecil mengalami pengikisan tanah dan aliran airnya cukup baik. Lahan di daerah dataran rendah sangat baik untuk pengembangan pertanian secara intensif. Usaha di lakukan di hamparan sawah yang luas dengan pengairan yang teratur. Namun ada beberapa kendala misalnya jika dataran rendah tersebut dilintasi sungai besar. Sering kali akan terkena banjir kiriman dari daerah hulu yang kurang resapan air. Dan menimbulkan genangan bekas banjir yang kurang cepat meresap airnya. Banjir perlu ditanggulangi. Biasanya tata kelola saluran air seperi selokan dan sungai diatur ulang supaya bisa lebih baik. Penanaman pohon pelindung di pinggir sungai besar untuk mencegah terjadinya erosi. Dan pembuatan tanggul dan waduk memang diperlukan. Baca juga: Materi Atmosfer Bumi Nah, demikian penjelasan tentang lapisan tanah yang selama ini kita tempati. Semoga bermanfaat ya ilmunya. Salam Geografi! Sumber: Gatot Harmanto. (2016). Geografi untuk SMA/MA Kelas X. Bandung: Penerbit Yrama Widya. Hartono. (2007). Geografi: Jelajah Bumi dan Alam Semesta. Bandung: CV. Citra Praya. |