Apa yang dimaksud dengan transmission system?

Apa yang dimaksud dengan transmission system?

apa yang dimaksud dengan transmission system?

Jawaban

Transmission system atau sistem transmisi merupakan suatu Teknik untuk mengirimkan informasi berupa data dengan melalui alat elektronik. Sistem transmisi ini terdiri dari beberapa jalur, yaitu jalur tunggal dan jalur kompleks.
Jadi, sistem transmisi merupakan suatu Teknik untuk mengirimkan informasi berupa data dengan melalui alat elektronik.

Tags (tagged): transmission system, unkris, dari mesin, menjadi, torsi kecepatan berbeda, poros keluar, transmisi, 3 769 167, 2 2, 049, 2 147 3, 457, kendaraan, berjalan, pada jalan mendaki, memerlukan, beda, diperlukan, sistem transmisi agar, center of, studies, otomatis torque converter, dipakai pada, otomatis transmission system, transmission


Page 2

Tags (tagged): transmission system, transmission, system, unkris, dari, mesin menjadi torsi, kecepatan berbeda, poros, keluar transmisi 3, 769 167, 2, 2 049 2, 147 3, 457, kendaraan berjalan pada, jalan mendaki, memerlukan, beda diperlukan sistem, transmisi agar, center, of studies otomatis, torque converter, dipakai, pada transmisi otomatis


Page 3

Tags (tagged): transmission system, transmission, system, unkris, dari, mesin menjadi torsi, kecepatan berbeda, poros, keluar transmisi 3, 769 167, 2, 2 049 2, 147 3, 457, kendaraan berjalan pada, jalan mendaki, memerlukan, beda diperlukan sistem, transmisi agar, center, of studies otomatis, torque converter, dipakai, pada transmisi otomatis


Page 4

Tags (tagged): sistem transmisi, sistem, transmisi, unkris, dari, mesin menjadi torsi, kecepatan berbeda, poros, keluar transmisi 3, 769 167, 2, 2 049 2, 147 3, 457, kendaraan berjalan pada, jalan mendaki, memerlukan, beda diperlukan sistem, transmisi agar, pusat, ilmu pengetahuan otomatis, torque converter, dipakai, pada transmisi otomatis


Page 5

Tags (tagged): sistem transmisi, sistem, transmisi, unkris, dari, mesin menjadi torsi, kecepatan berbeda, poros, keluar transmisi 3, 769 167, 2, 2 049 2, 147 3, 457, kendaraan berjalan pada, jalan mendaki, memerlukan, beda diperlukan sistem, transmisi agar, pusat, ilmu pengetahuan otomatis, torque converter, dipakai, pada transmisi otomatis


Page 6

Sistematika adalah ilmu yang mempelajari keanekaragaman kehidupan di Bumi, baik pada masa lalu maupun sekarang, serta hubungan selang makhluk hidup sepanjang sejarah. Hubungan tsb divisualisasikan dalam susunan pohon evolusi (kladogram, pohon filogenetika). Cabang ilmu ini sangat terkait dan bahkan kadang dianggap sinonim dengan taksonomi.


edunitas.com


Page 7

Sistematika adalah ilmu yang mempelajari keanekaragaman kehidupan di Bumi, baik pada masa lalu maupun sekarang, serta hubungan selang makhluk hidup sepanjang sejarah. Hubungan tsb divisualisasikan dalam susunan pohon evolusi (kladogram, pohon filogenetika). Cabang ilmu ini sangat terkait dan bahkan kadang dianggap sinonim dengan taksonomi.


edunitas.com


Page 8

Sistematika adalah ilmu yang mempelajari keanekaragaman kehidupan di Bumi, baik pada masa lalu maupun sekarang, serta hubungan selang makhluk hidup sepanjang sejarah. Hubungan tsb divisualisasikan dalam susunan pohon evolusi (kladogram, pohon filogenetika). Cabang ilmu ini sangat terkait dan bahkan kadang dianggap sinonim dengan taksonomi.


edunitas.com


Page 9

Tags (tagged): sitokina, unkris, sitokina bahasa yunani, cyto sel, kinos, gerakan, glikoprotein kata, sitokina biasa, digunakan, goodman gilman s, the pharmacological, basis, of, progestagen p4, testosteron ekstraselular, epo, center of studies, metabolit prenoid, adrenokorticotopik, eritropoietin feromon sitokina


Page 10

Tags (tagged): sitokina, unkris, sitokina bahasa yunani, cyto sel, kinos, gerakan, glikoprotein kata, sitokina biasa, digunakan, goodman gilman s, the pharmacological, basis, of, progestagen p4, testosteron ekstraselular, epo, center of studies, metabolit prenoid, adrenokorticotopik, eritropoietin feromon sitokina


Page 11

Tags (tagged): sitokina, unkris, sitokina bahasa yunani, cyto sel, kinos, gerakan, glikoprotein kata, sitokina biasa, digunakan, goodman gilman s, the pharmacological, basis, of, progestagen p4, testosteron ekstraselular, epo, pusat ilmu pengetahuan, metabolit prenoid, adrenokorticotopik, eritropoietin feromon sitokina


Page 12

Tags (tagged): sitokina, unkris, sitokina bahasa yunani, cyto sel, kinos, gerakan, glikoprotein kata, sitokina biasa, digunakan, goodman gilman s, the pharmacological, basis, of, progestagen p4, testosteron ekstraselular, epo, pusat ilmu pengetahuan, metabolit prenoid, adrenokorticotopik, eritropoietin feromon sitokina


Page 13

Tags (tagged): sitoplasma, unkris, nukleus dari, protoplasma pada, terdapat, menjadi tempat, banyak reaksi, biokimiawi, satu lain dalam, sitoplasma terdapat, menyimpan, zat makanan ribosom, sebagai tempat, berlagsungnya, pusat ilmu pengetahuan, aktif dalam, sekresi, sintesis polisakarida lisosom, pusat, ilmu, pengetahuan, sitoplasma unkris


Page 14

Tags (tagged): sitoplasma, unkris, nukleus dari, protoplasma pada, terdapat, menjadi tempat, banyak reaksi, biokimiawi, satu lain dalam, sitoplasma terdapat, menyimpan, zat makanan ribosom, sebagai tempat, berlagsungnya, pusat ilmu pengetahuan, aktif dalam, sekresi, sintesis polisakarida lisosom, pusat, ilmu, pengetahuan, sitoplasma unkris


Page 15

Tags (tagged): cytoplasm, unkris, nukleus dari, protoplasma pada, sitoplasma, terdapat, menjadi tempat, banyak reaksi, biokimiawi, satu lain dalam, sitoplasma terdapat, menyimpan, zat makanan ribosom, sebagai tempat, berlagsungnya, center of studies, aktif dalam, sekresi, sintesis polisakarida lisosom, center, of, studies, cytoplasm unkris


Page 16

Tags (tagged): cytoplasm, unkris, nukleus dari, protoplasma pada, sitoplasma, terdapat, menjadi tempat, banyak reaksi, biokimiawi, satu lain dalam, sitoplasma terdapat, menyimpan, zat makanan ribosom, sebagai tempat, berlagsungnya, center of studies, aktif dalam, sekresi, sintesis polisakarida lisosom, center, of, studies, cytoplasm unkris


Page 17

Protoplasma yaitu babak hidup dari suatu sel yang dikelilingi oleh membran plasma. Ini yaitu istilah umum Sitoplasma [1]. Protoplasma terdiri dari campuran molekul kecil seperti ion, asam amino, monosakarida dan cairan, dan makromolekul seperti asam nukleat, protein, lipid dan polisakarida. [2] Pada eukariota protoplasma yang mengelilingi inti sel dikenal sebagai sitoplasma dan bahwa di dalam inti sebagai nucleoplasm tersebut. Dalam prokariota bahan di dalam membran plasma yaitu sitoplasma bakteri, sementara di bakteri gram negatif wilayah di luar membran plasma tetapi di dalam membran luar periplasm tersebut.

Sejarah dari istilah

'Protoplasma' berasal dari protos Yunani sebagai pertama, dan plasma sebagai hal terbentuk. Ini pertama kali dipergunakan pada tahun 1846 oleh Hugo von Mohl sebagai menggambarkan "tangguh, berlendir, granular, semi-fluida" substansi dalam sel tanaman, sebagai membedakan ini dari dinding sel, inti sel dan sel getah dalam vakuola [3]. Thomas Huxley akhir dinamakan sebagai "dasar fisik dari kehidupan" dan menganggap bahwa properti kehidupan dihasilkan dari distribusi molekul dalam zat ini. Komposisi, bagaimanapun, yaitu misterius dan ada banyak kontroversi atas apa jenis substansi itu [4]. Upaya sebagai menyelidiki asal usul kehidupan menempuh penciptaan sintetik "protoplasma" di laboratorium tak sukses, namun. [5]

Kandungan Protoplasma

Ada 2 kandungan utama dari protoplasma yaitu kandungan organik dan anorganik[6]

  • Pada sel binatang dan tumbuhan, protoplasma mengandung sekitar
  • 75-85% air,
  • 10-20% protein
  • 2-3% lipida
  • 1% karbohidrat
  • dan 1% zat-zat anorganik lainnya[7]

Jadi cairan terlihat yaitu komponen utama

Dan bila seluruh senyawa senyawa organik itu diurai menjadi unsur unsurnya karenanya terlihat Carbon ,Hidrogen , Oksigen dan Nitrogen ( CHON) yaitu empat unsur utama yang ada di dalam protoplasma / Unsur Makro. Supaya jelas prosentasenya ini kami sajikan sampai berapa prosentasinya , Sachs pernah memainkan experimen dengan cara Analisa abu , dengan membakar Organ daun sampai menjadi abu dengan menghilangkan unsur cairan yang mendominasi, Dan akhir Abu itu dianalisis.

Cairan

Di dalam sel, cairan terdapat dalam dua wujud, Dua wujud itu yaitu wujud lepas dan wujud terikat. Cairan dalam wujud lepas mencakup 95% dari total cairan di dalam sel. Umumnya cairan memerankan sebagai pelarut dan sebagai medium dispersi sistem koloid. Cairan dalam wujud terikat mencakup 4-5% dari total cairan di dalam sel Kandungan cairan pada bermacam jenis sel bervariasi di antara tipe sel yang berlainan. Kandungan cairan (persen dari berat basah total) pada hati tikus 6—72%, otot rangka tikus 76% , telur bintang laut 77%, E. coli 73%, dan biji jagung 13% tentu berlainan beda karena babak yang terkait dan perannya Cairan yaitu medium lokasi berlangsungnya transpor nutrien, reaksi-reaksi enzimatis metabolisme sel dan transpor energi kimia Di dalam sel hidup, kebanyakan senyawa biokimia dan sebahagian agung dari reaksi-reaksinya berlangsung dalam babak yang terkait cair. Cairan memerankan aktif dalam banyak reaksi biokimia dan yaitu penentu penting dari sifat-sifat makromolekul seperti protein

Karena stryktur Cairan ada produk ionisasinya seperti ion O+ dan H karenanya sangat mempengaruhi bermacam sifat komponen penting sel seperti enzim, protein, asam nukleat, dan lipida.

Hal yang sering muncul sebagai contoh, kegiatan katalitik enzim sangat tergantung pada konsentrasi ion H+ dan OH- Karena itulah , seluruh babak dari struktur dan fungsi sel mesti beradaptasi dengan sifat-sifat fisik dan kimia cairan. Dari uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa cairan yaitu komponen sel yang dominan dan berfungsi untuk : Pelarut bermacam zat organik dan anorganik, misalnya bermacam jenis ion-ion, glukosa, sukrosa, asam amino, serta bermacam jenis vitamin.

  • Bahan pengsuspensi zat-zat organik dengan molekul agung seperti protein, lemak, dan pati. Dalam hal tersebut, cairan yaitu medium dispersi dari sistem koloid protoplasma.
  • Cairan yaitu media transpor bermacam zat yang terlarut atau yang tersuspensi sebagai berdifusi atau memainkan usaha dari suatu babak sel ke babak sel lainnya.
  • Cairan yaitu media bermacam proses reaksi-reaksi enzimatis yang berlangsung di dalam sel.
  • Cairan dipergunakan sebagai mengabsorbsi panas dan mencegah perubahan temperatur yang drastis atau mendadak di dalam sel.
  • cairan sebagai bahan baku sebagai reaksi hidrolisis dan sintesis karbohidat . misal dalam fotosintesis

Cairan ada titik lebur, titik didih dan panas penguapan yang semakin tinggi dibandingkan dengan nyaris seluruh cairan. Kenyataan ini menunjukkan keadaan gaya tarik yang kuat di antara molekul-molekul cairan yang berdekatan yang memberikan cairan gaya kohesi internal yang tinggi. Sebagai contoh, panas penguapan yaitu ukuran langsung dari banyak energi yang diperlukan sebagai mengalahkan gaya tarik menarik di antara molekul cairan yang berdekatan, sehingga molekul tersebut dapat saling berpisah dan masuk ke dalam fase gas.

Sisi oksigen yang berhadapan dengan dua hidrogen relatif kaya akan elektron, sedangkan pada sisi lainnya, inti hidrogen yang relatif tak ditutupi membentuk kawasan dengan muatan positif sehingga diceritakan bahwa molekul cairan bersifat dipolar atau dwikutub [8] karena pemisahan muatan tersebut.

karenanya dua molekul cairan dapat tertarik satu dengan lainnyanya oleh gaya elek-trostatik di antara muatan negatif beberapa pada atom oksigen dari suatu molekul cairan dan muatan positif beberapa pada atom hidrogen dari molekul cairan lainnya. Jenis interaksi elektrostatik ini dinamakan ikatan hidrogen.

katan hidrogen segera terbentuk antara atom yang bersifat elektronegatif, kebanyakan atom oksigen atau nitrogen, dan suatu atom hidrogen yang berikatan kovalen dengan atom elektronegatif lainnya pada molekul yang sama atau molekul lain. Atom hidrogen yang berikatan dengan atom elektronegatif kuat seperti oksigen cenderung ada muatan positif kuat beberapa. Akan tetapi, atom hidrogen yang berikatan kovalen dengan atom karbon yang tak bersifat elektronegatif tak berpartisipasi dalam pembentukan ikatan hidrogen.[6]

Garam mineral

Kandungan garam-garam mineral pada bermacam tipe sel sangat bervariasi Di dalam sel, garam-garam mineral dapat mengalami disosiasi menjadi anion dan kation. Bentuk-bentuk anion dan kation tersebut dinamakan ion. Ion-ion dapat terlarut di dalam cairan sel atau terikat secara khusus pada molekul-molekul lain seperti protein dan lipida. Secara umum, garam-garam mineral ada dua fungsi yaitu :

  • Fungsi osmosis, dalam guna bahwa konsentrasi total garam-garam terlarut berpengaruh terhadap pelaluan cairan melalui membran sel
  • Fungsi yang semakin spesifik, yaitu peran seluler setiap ion terhadap struktur dan fungsi dari partikel-partikel seluler dan makromolekul. [6]

Bermacam jenis garam-garam mineral sangat penting sebagai kelangsungan kegiatan metabolisme sel, misal-nya ion Na+ dan K+, ion Na+ dan K+, memerankan dalam memelihara tekanan osmosis dan keseimbangan asam basa cairan sel. Retensi ion-ion menghasilkan peningkatan tekanan osmosis sebagai dampak masuknya cairan ke dalam sel.

Beberapa ion-ion anorganik memerankan sebagai kofaktor dalam kegiatan enzim, misalnya ion magnesium , ferrum Fosfat anorganik dipergunakan dalam sintesis ATP yang mengsuplai energi kimia sebagai proses kehidupan dari sel menempuh proses fosforilasi oksidatif. Ion-ion kalsium dijumpai dalam sirkulasi darah dan di dalam sel. Di dalam tulang, ion-ion kalsium berkombinasi dengan ion-ion fosfat dan karbonat membentuk kristalin. Fosfat dijumpai di dalam darah dan di dalam cairan jaringan sebagai ion-ion lepas, tetapi fosfat di dalam tubuh banyak terikat dalam wujud fosfolipida, nukleotida, fosfoprotein, dan gula-gula terfosforilasi [9]

Di dalam sel juga terkandung bermacam jenis gas yang berasal dari babak yang terkait atau dihasilkan oleh metabolisme sel. Beberapa gas yang terdapat di atmosfer dapat masuk ke dalam sel misalnya gas oksigen (O2), karbon dioksida (CO2), dan gas nitrogen (N2). Di dalam sel, oksigen memerankan sebagai mengoksidasi bahan-bahan makanan. Karbon dioksida selain berasal dari babak yang terkait luar, juga dihasilkan dalam oksidasi bahan makanan sebagai hasil sampingan. CO2 dapat bereaksi dengan cairan membentuk asam karbonat yang berikutnya mengalami disosiasi membentuk ion hidrogen dan bikarbonat dengan reaksi sebagai berikut :

  • C6H12O6 + 6 CO2 --------> 6 H2O + 6 CO2 + Energi
  • CO2 + H2O -------> H2CO3
  • H2CO3 ---------> H+ + HCO3- [6]

Umumnya karbon dioksida di dalam sel berada dalam wujud bikarbonat atau karbonat

Protein

Protein yaitu makromolekul yang terdiri atas asam-asam a-amino yang saling berikatan dengan ikatan kovalen di antara gugus a-karboksil asam amino dengan gugus a-amino dari asam amino lainnya. Ikatan di antara asam amino dinamakan ikatan peptida. Beberapa unit asam amino yang berikatan dengan ikatan peptida dinamakan polipeptida. Molekul protein dapat terdiri atas satu atau sebanyak rantai polipeptida dan setiap rantai dapat terdiri atas ratusan sampai jutaan residu asam amino.[6]

Klasifikasi

Sampai masa ini belum ada klasifikasi protein yang secara umum memuaskan. Klasifikasi protein yang menonjol didasarkan pada antara lain[6]:

  • Kelarutan
  • Wujud semuanya
  • Peranan biologis
  • Peranan Gravitasi

Pembagian protein juga dapat diterapkan berlandaskan fungsi dan strukturnya. Berlandaskan fungsinya, protein diklasifikasikan menjadi

  • Protein enzim, memerankan dalam mempercepat reaksi-reaksi biokimia,
  • Protein sruktural, membentuk struktur-struktur biologis,
  • Protein transpor, memerankan sebagai pengangkut subtansi-subtansi penting,
  • Protein pertahanan, melindungi tubuh dari invasi benda-benda asing.

Berlandaskan strukturnya, protein diklasifikasikan menjadi:

  • Protein globular, ada pelipatan-pelipatan yang kompleks, struktur tertier dengan wujud yang tak teratur.
  • Protein serabut ( Protein fibrosa ) memanjang, lipatan sederhana,umum dijumpai pada protein struktural.

Dalam uraian berikut ini hanya dibahas klasifikasi berlandaskan wujud dan peranan biologisnya.

Berlandaskan wujudnya, protein dibagi menjadi :

  • Protein globular Rantai polipeptida mengandung banyak lipatan dan rumit. Rasio aksial kurang dari 10, misalnya insulin, albumin, globulin plasma, dan kebanyakan enzim.
  • Protein fibrosa Rantai polipeptida atau kumpulan rantai yang membelit dalam wujud spiral atau heliks, dan dihubungkan oleh ikatan disulfida dan hidrogen.
  • Rasio aksial semakin agung dari 10, misalnya keratin dan miosin[6].

Karbohidrat

Molekul karbohidrat yaitu substansi yang terdiri atas atom-atom C, H, dan O. Perbandingan antara molekul H dan O yaitu 2:1. Jadi ada rasio yang sama dengan molekul cairan (H2O), misalnya:

  • Ribosa = C6H10O5
  • Glukosa = C6H12O6
  • Sukrosa = C12H24O11[6]

Rumusa empiris dari karbohidrat yaitu Cn(H2O)n.

Dengan landasan perbandingan tersebut, orang pada mulanya berkesimpulan bahwa dalam karbohidrat terdapat cairan, sehingga dipergunakan kata karbohidrat yang berasal dari kata karbon dan hidrat atau cairan.

Karbohidrat sering dinamakan sakarida. Ada beberapa senyawa yang ada rumus empiris seperti karbohidrat tetapi bukan karbohidrat, misalnya C2H4O2 (asam asetat), CH2O (formaldehida). Dengan demikian, senyawa yang termasuk karbohidrat tak hanya ditinjau dari rumus empirisnya saja, tetapi yang penting yaitu rumus strukturnya. Dari rumus struktur, akan terlihat bahwa ada gugus fungsi penting yang terdapat pada molekul karbohidrat. Gugus fungsi itulah yang menentukan sifat senyawa tersebut. Berlandaskan gugus molekul yang ada pada karbohidrat, karenanya karbohidrat dapat didefenisikan secara kimia sebagai plohidroksialdehid atau polihidroksiketon serta yang menghasilkannya pada proses hidrolisis. Bermacam senyawa yang termasuk kumpulan karbohidrat ada molekul yang berbeda-beda ukurannya, yaitu dari senyawa sederhana dengan berat molekul ren-dah sampai berat molekul agung.[6] Bermacam senyawa terse-but dapat dibagi dalam empat golongan, yaitu

  • monosakarida
  • disakarida/ oligosakarida
  • polisakarida.

Monosakarida

Monosakarida sering dinamakan gula sederhana (simple sugars) yaitu karbohidrat yang tak dapat dihidrolisis menjadi wujud yang semakin sederhana lagi. Molekulnya hanya terdiri atas beberapa atom karbon saja. Monosakarida dapat dikelompokkan berlandaskan kandungan atom karbonnya, yaitu triosa, tetrosa, pentosa, dan heksosa atau heptosa. Misalnya :

  • Triosa = (C3H6O3)
  • Tetrosa = (C4H8O4)
  • Pentosa = (C5H10O5)
  • Heksosa = (C6H12O6)[6]

Disakarida

Disakarida terdiri atas dua monosakarida yang berikatan kovalen terhadap sesamanya. Pada kebanyakan disakarida, ikatan kimia yang menggabungkan kedua unit monosakarida dinamakan ikatan glikosida, dan diproduksi bila gugus hidroksil pada salah satu gula bereaksi dengan karbon pada gula yang kedua. Disakarida menghasilkan dua molekul monosakarida yang sama atau berlainan bila mengalami hidrolisis, misalnya:

  • Maltosa -------> Glukosa + Glukosa
  • Laktosa -------> Glukosa + Galaktosa
  • Sukrosa -------> Glukosa + Fruktosa [6]

Oligosakarida menghasilkan 3-6 molekul monosakarida bila mengalami hidrolisis, misalnya :

  • Maltotriosa -------> 3 residu Glukosa
  • Rafinosa ---------> Galaktosa+ galaktosa + Fruktosa
  • Stakiosa ---------> Galaktosa + Glukosa + Fruktosa[6]

Refrensi

  1. ^ Cammack, Richard; Teresa Atwood; Attwood, Teresa K.; Campbell, Peter Scott; Parish, Howard I.; Smith, Tony; Vella, Frank; Stirling, John (2006), Oxford dictionary of biochemistry and molecular biology, Oxford [Oxfordshire]: Oxford University Press, ISBN 0-19-852917-1
  2. ^ Arthur C. Guyton, John E. Hall, Textbook of Medical Physiology, Eleventh Edition, Saunders, "Protoplasm is composed mainly of five basic substances: water, electrolytes, proteins, lipids and carbohydrates."
  3. ^ [Later J. E. Purkinje coined the term for Cytoplasm + Nucleoplasm in animal cell. 1911 Edition of the Encyclopaedia Britannica.
  4. ^ Harvey, E. N. (2004), "Some Physical Properties of Protoplasm", Journal of Applied Physics 9 (2): 68, doi:10.1063/1.1710397
  5. ^ Lazcano, A.; Capone, S.; Walde, P.; Seebach, D.; Ishikawa, T.; Caputo, R. (2008), "What Is Life? A Brief Historical Overview", Chemistry & Biodiversity 5 (1): 1–15, doi:10.1002/cbdv.200890001, PMID 18205130
  6. ^ a b c d e f g h i j k l Protoplasma di Biologi Gonzaga, http://biologigonz.blogspot.com/2009/12/penyusun-protoplasma-sel.html, diakses 30 Desember 2011
  7. ^ De Robertis et al., 1975
  8. ^ Mayes, 1988; Lehninger, 1988
  9. ^ De Robertis et al., 1975

Pranala luar

  • Artikel protoplasma di Biologi Gonzaga

edunitas.com


Page 18

Protoplasma yaitu babak hidup dari suatu sel yang dikelilingi oleh membran plasma. Ini yaitu istilah umum Sitoplasma [1]. Protoplasma terdiri dari campuran molekul kecil seperti ion, asam amino, monosakarida dan cairan, dan makromolekul seperti asam nukleat, protein, lipid dan polisakarida. [2] Pada eukariota protoplasma yang mengelilingi inti sel dikenal sebagai sitoplasma dan bahwa di dalam inti sebagai nucleoplasm tersebut. Dalam prokariota bahan di dalam membran plasma yaitu sitoplasma bakteri, sementara di bakteri gram negatif wilayah di luar membran plasma tetapi di dalam membran luar periplasm tersebut.

Sejarah dari istilah

'Protoplasma' berasal dari protos Yunani sebagai pertama, dan plasma sebagai hal terbentuk. Ini pertama kali dipergunakan pada tahun 1846 oleh Hugo von Mohl sebagai menggambarkan "tangguh, berlendir, granular, semi-fluida" substansi dalam sel tanaman, sebagai membedakan ini dari dinding sel, inti sel dan sel getah dalam vakuola [3]. Thomas Huxley akhir dinamakan sebagai "dasar fisik dari kehidupan" dan menganggap bahwa properti kehidupan dihasilkan dari distribusi molekul dalam zat ini. Komposisi, bagaimanapun, yaitu misterius dan ada banyak kontroversi atas apa jenis substansi itu [4]. Upaya sebagai menyelidiki asal usul kehidupan menempuh penciptaan sintetik "protoplasma" di laboratorium tak sukses, namun. [5]

Kandungan Protoplasma

Ada 2 kandungan utama dari protoplasma yaitu kandungan organik dan anorganik[6]

  • Pada sel binatang dan tumbuhan, protoplasma mengandung sekitar
  • 75-85% air,
  • 10-20% protein
  • 2-3% lipida
  • 1% karbohidrat
  • dan 1% zat-zat anorganik lainnya[7]

Jadi cairan terlihat yaitu komponen utama

Dan bila seluruh senyawa senyawa organik itu diurai menjadi unsur unsurnya karenanya terlihat Carbon ,Hidrogen , Oksigen dan Nitrogen ( CHON) yaitu empat unsur utama yang ada di dalam protoplasma / Unsur Makro. Supaya jelas prosentasenya ini kami sajikan sampai berapa prosentasinya , Sachs pernah memainkan experimen dengan cara Analisa abu , dengan membakar Organ daun sampai menjadi abu dengan menghilangkan unsur cairan yang mendominasi, Dan akhir Abu itu dianalisis.

Cairan

Di dalam sel, cairan terdapat dalam dua wujud, Dua wujud itu yaitu wujud lepas dan wujud terikat. Cairan dalam wujud lepas mencakup 95% dari total cairan di dalam sel. Umumnya cairan memerankan sebagai pelarut dan sebagai medium dispersi sistem koloid. Cairan dalam wujud terikat mencakup 4-5% dari total cairan di dalam sel Kandungan cairan pada bermacam jenis sel bervariasi di antara tipe sel yang berlainan. Kandungan cairan (persen dari berat basah total) pada hati tikus 6—72%, otot rangka tikus 76% , telur bintang laut 77%, E. coli 73%, dan biji jagung 13% tentu berlainan beda karena babak yang terkait dan perannya Cairan yaitu medium lokasi berlangsungnya transpor nutrien, reaksi-reaksi enzimatis metabolisme sel dan transpor energi kimia Di dalam sel hidup, kebanyakan senyawa biokimia dan sebahagian agung dari reaksi-reaksinya berlangsung dalam babak yang terkait cair. Cairan memerankan aktif dalam banyak reaksi biokimia dan yaitu penentu penting dari sifat-sifat makromolekul seperti protein

Karena stryktur Cairan ada produk ionisasinya seperti ion O+ dan H karenanya sangat mempengaruhi bermacam sifat komponen penting sel seperti enzim, protein, asam nukleat, dan lipida.

Hal yang sering muncul sebagai contoh, kegiatan katalitik enzim sangat tergantung pada konsentrasi ion H+ dan OH- Karena itulah , seluruh babak dari struktur dan fungsi sel mesti beradaptasi dengan sifat-sifat fisik dan kimia cairan. Dari uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa cairan yaitu komponen sel yang dominan dan berfungsi untuk : Pelarut bermacam zat organik dan anorganik, misalnya bermacam jenis ion-ion, glukosa, sukrosa, asam amino, serta bermacam jenis vitamin.

  • Bahan pengsuspensi zat-zat organik dengan molekul agung seperti protein, lemak, dan pati. Dalam hal tersebut, cairan yaitu medium dispersi dari sistem koloid protoplasma.
  • Cairan yaitu media transpor bermacam zat yang terlarut atau yang tersuspensi sebagai berdifusi atau memainkan usaha dari suatu babak sel ke babak sel lainnya.
  • Cairan yaitu media bermacam proses reaksi-reaksi enzimatis yang berlangsung di dalam sel.
  • Cairan dipergunakan sebagai mengabsorbsi panas dan mencegah perubahan temperatur yang drastis atau mendadak di dalam sel.
  • cairan sebagai bahan baku sebagai reaksi hidrolisis dan sintesis karbohidat . misal dalam fotosintesis

Cairan ada titik lebur, titik didih dan panas penguapan yang semakin tinggi dibandingkan dengan nyaris seluruh cairan. Kenyataan ini menunjukkan keadaan gaya tarik yang kuat di antara molekul-molekul cairan yang berdekatan yang memberikan cairan gaya kohesi internal yang tinggi. Sebagai contoh, panas penguapan yaitu ukuran langsung dari banyak energi yang diperlukan sebagai mengalahkan gaya tarik menarik di antara molekul cairan yang berdekatan, sehingga molekul tersebut dapat saling berpisah dan masuk ke dalam fase gas.

Sisi oksigen yang berhadapan dengan dua hidrogen relatif kaya akan elektron, sedangkan pada sisi lainnya, inti hidrogen yang relatif tak ditutupi membentuk kawasan dengan muatan positif sehingga diceritakan bahwa molekul cairan bersifat dipolar atau dwikutub [8] karena pemisahan muatan tersebut.

karenanya dua molekul cairan dapat tertarik satu dengan lainnyanya oleh gaya elek-trostatik di antara muatan negatif beberapa pada atom oksigen dari suatu molekul cairan dan muatan positif beberapa pada atom hidrogen dari molekul cairan lainnya. Jenis interaksi elektrostatik ini dinamakan ikatan hidrogen.

katan hidrogen segera terbentuk antara atom yang bersifat elektronegatif, kebanyakan atom oksigen atau nitrogen, dan suatu atom hidrogen yang berikatan kovalen dengan atom elektronegatif lainnya pada molekul yang sama atau molekul lain. Atom hidrogen yang berikatan dengan atom elektronegatif kuat seperti oksigen cenderung ada muatan positif kuat beberapa. Akan tetapi, atom hidrogen yang berikatan kovalen dengan atom karbon yang tak bersifat elektronegatif tak berpartisipasi dalam pembentukan ikatan hidrogen.[6]

Garam mineral

Kandungan garam-garam mineral pada bermacam tipe sel sangat bervariasi Di dalam sel, garam-garam mineral dapat mengalami disosiasi menjadi anion dan kation. Bentuk-bentuk anion dan kation tersebut dinamakan ion. Ion-ion dapat terlarut di dalam cairan sel atau terikat secara khusus pada molekul-molekul lain seperti protein dan lipida. Secara umum, garam-garam mineral ada dua fungsi yaitu :

  • Fungsi osmosis, dalam guna bahwa konsentrasi total garam-garam terlarut berpengaruh terhadap pelaluan cairan melalui membran sel
  • Fungsi yang semakin spesifik, yaitu peran seluler setiap ion terhadap struktur dan fungsi dari partikel-partikel seluler dan makromolekul. [6]

Bermacam jenis garam-garam mineral sangat penting sebagai kelangsungan kegiatan metabolisme sel, misal-nya ion Na+ dan K+, ion Na+ dan K+, memerankan dalam memelihara tekanan osmosis dan keseimbangan asam basa cairan sel. Retensi ion-ion menghasilkan peningkatan tekanan osmosis sebagai dampak masuknya cairan ke dalam sel.

Beberapa ion-ion anorganik memerankan sebagai kofaktor dalam kegiatan enzim, misalnya ion magnesium , ferrum Fosfat anorganik dipergunakan dalam sintesis ATP yang mengsuplai energi kimia sebagai proses kehidupan dari sel menempuh proses fosforilasi oksidatif. Ion-ion kalsium dijumpai dalam sirkulasi darah dan di dalam sel. Di dalam tulang, ion-ion kalsium berkombinasi dengan ion-ion fosfat dan karbonat membentuk kristalin. Fosfat dijumpai di dalam darah dan di dalam cairan jaringan sebagai ion-ion lepas, tetapi fosfat di dalam tubuh banyak terikat dalam wujud fosfolipida, nukleotida, fosfoprotein, dan gula-gula terfosforilasi [9]

Di dalam sel juga terkandung bermacam jenis gas yang berasal dari babak yang terkait atau dihasilkan oleh metabolisme sel. Beberapa gas yang terdapat di atmosfer dapat masuk ke dalam sel misalnya gas oksigen (O2), karbon dioksida (CO2), dan gas nitrogen (N2). Di dalam sel, oksigen memerankan sebagai mengoksidasi bahan-bahan makanan. Karbon dioksida selain berasal dari babak yang terkait luar, juga dihasilkan dalam oksidasi bahan makanan sebagai hasil sampingan. CO2 dapat bereaksi dengan cairan membentuk asam karbonat yang berikutnya mengalami disosiasi membentuk ion hidrogen dan bikarbonat dengan reaksi sebagai berikut :

  • C6H12O6 + 6 CO2 --------> 6 H2O + 6 CO2 + Energi
  • CO2 + H2O -------> H2CO3
  • H2CO3 ---------> H+ + HCO3- [6]

Umumnya karbon dioksida di dalam sel berada dalam wujud bikarbonat atau karbonat

Protein

Protein yaitu makromolekul yang terdiri atas asam-asam a-amino yang saling berikatan dengan ikatan kovalen di antara gugus a-karboksil asam amino dengan gugus a-amino dari asam amino lainnya. Ikatan di antara asam amino dinamakan ikatan peptida. Beberapa unit asam amino yang berikatan dengan ikatan peptida dinamakan polipeptida. Molekul protein dapat terdiri atas satu atau sebanyak rantai polipeptida dan setiap rantai dapat terdiri atas ratusan sampai jutaan residu asam amino.[6]

Klasifikasi

Sampai masa ini belum ada klasifikasi protein yang secara umum memuaskan. Klasifikasi protein yang menonjol didasarkan pada antara lain[6]:

  • Kelarutan
  • Wujud semuanya
  • Peranan biologis
  • Peranan Gravitasi

Pembagian protein juga dapat diterapkan berlandaskan fungsi dan strukturnya. Berlandaskan fungsinya, protein diklasifikasikan menjadi

  • Protein enzim, memerankan dalam mempercepat reaksi-reaksi biokimia,
  • Protein sruktural, membentuk struktur-struktur biologis,
  • Protein transpor, memerankan sebagai pengangkut subtansi-subtansi penting,
  • Protein pertahanan, melindungi tubuh dari invasi benda-benda asing.

Berlandaskan strukturnya, protein diklasifikasikan menjadi:

  • Protein globular, ada pelipatan-pelipatan yang kompleks, struktur tertier dengan wujud yang tak teratur.
  • Protein serabut ( Protein fibrosa ) memanjang, lipatan sederhana,umum dijumpai pada protein struktural.

Dalam uraian berikut ini hanya dibahas klasifikasi berlandaskan wujud dan peranan biologisnya.

Berlandaskan wujudnya, protein dibagi menjadi :

  • Protein globular Rantai polipeptida mengandung banyak lipatan dan rumit. Rasio aksial kurang dari 10, misalnya insulin, albumin, globulin plasma, dan kebanyakan enzim.
  • Protein fibrosa Rantai polipeptida atau kumpulan rantai yang membelit dalam wujud spiral atau heliks, dan dihubungkan oleh ikatan disulfida dan hidrogen.
  • Rasio aksial semakin agung dari 10, misalnya keratin dan miosin[6].

Karbohidrat

Molekul karbohidrat yaitu substansi yang terdiri atas atom-atom C, H, dan O. Perbandingan antara molekul H dan O yaitu 2:1. Jadi ada rasio yang sama dengan molekul cairan (H2O), misalnya:

  • Ribosa = C6H10O5
  • Glukosa = C6H12O6
  • Sukrosa = C12H24O11[6]

Rumusa empiris dari karbohidrat yaitu Cn(H2O)n.

Dengan landasan perbandingan tersebut, orang pada mulanya berkesimpulan bahwa dalam karbohidrat terdapat cairan, sehingga dipergunakan kata karbohidrat yang berasal dari kata karbon dan hidrat atau cairan.

Karbohidrat sering dinamakan sakarida. Ada beberapa senyawa yang ada rumus empiris seperti karbohidrat tetapi bukan karbohidrat, misalnya C2H4O2 (asam asetat), CH2O (formaldehida). Dengan demikian, senyawa yang termasuk karbohidrat tak hanya ditinjau dari rumus empirisnya saja, tetapi yang penting yaitu rumus strukturnya. Dari rumus struktur, akan terlihat bahwa ada gugus fungsi penting yang terdapat pada molekul karbohidrat. Gugus fungsi itulah yang menentukan sifat senyawa tersebut. Berlandaskan gugus molekul yang ada pada karbohidrat, karenanya karbohidrat dapat didefenisikan secara kimia sebagai plohidroksialdehid atau polihidroksiketon serta yang menghasilkannya pada proses hidrolisis. Bermacam senyawa yang termasuk kumpulan karbohidrat ada molekul yang berbeda-beda ukurannya, yaitu dari senyawa sederhana dengan berat molekul ren-dah sampai berat molekul agung.[6] Bermacam senyawa terse-but dapat dibagi dalam empat golongan, yaitu

  • monosakarida
  • disakarida/ oligosakarida
  • polisakarida.

Monosakarida

Monosakarida sering dinamakan gula sederhana (simple sugars) yaitu karbohidrat yang tak dapat dihidrolisis menjadi wujud yang semakin sederhana lagi. Molekulnya hanya terdiri atas beberapa atom karbon saja. Monosakarida dapat dikelompokkan berlandaskan kandungan atom karbonnya, yaitu triosa, tetrosa, pentosa, dan heksosa atau heptosa. Misalnya :

  • Triosa = (C3H6O3)
  • Tetrosa = (C4H8O4)
  • Pentosa = (C5H10O5)
  • Heksosa = (C6H12O6)[6]

Disakarida

Disakarida terdiri atas dua monosakarida yang berikatan kovalen terhadap sesamanya. Pada kebanyakan disakarida, ikatan kimia yang menggabungkan kedua unit monosakarida dinamakan ikatan glikosida, dan diproduksi bila gugus hidroksil pada salah satu gula bereaksi dengan karbon pada gula yang kedua. Disakarida menghasilkan dua molekul monosakarida yang sama atau berlainan bila mengalami hidrolisis, misalnya:

  • Maltosa -------> Glukosa + Glukosa
  • Laktosa -------> Glukosa + Galaktosa
  • Sukrosa -------> Glukosa + Fruktosa [6]

Oligosakarida menghasilkan 3-6 molekul monosakarida bila mengalami hidrolisis, misalnya :

  • Maltotriosa -------> 3 residu Glukosa
  • Rafinosa ---------> Galaktosa+ galaktosa + Fruktosa
  • Stakiosa ---------> Galaktosa + Glukosa + Fruktosa[6]

Refrensi

  1. ^ Cammack, Richard; Teresa Atwood; Attwood, Teresa K.; Campbell, Peter Scott; Parish, Howard I.; Smith, Tony; Vella, Frank; Stirling, John (2006), Oxford dictionary of biochemistry and molecular biology, Oxford [Oxfordshire]: Oxford University Press, ISBN 0-19-852917-1
  2. ^ Arthur C. Guyton, John E. Hall, Textbook of Medical Physiology, Eleventh Edition, Saunders, "Protoplasm is composed mainly of five basic substances: water, electrolytes, proteins, lipids and carbohydrates."
  3. ^ [Later J. E. Purkinje coined the term for Cytoplasm + Nucleoplasm in animal cell. 1911 Edition of the Encyclopaedia Britannica.
  4. ^ Harvey, E. N. (2004), "Some Physical Properties of Protoplasm", Journal of Applied Physics 9 (2): 68, doi:10.1063/1.1710397
  5. ^ Lazcano, A.; Capone, S.; Walde, P.; Seebach, D.; Ishikawa, T.; Caputo, R. (2008), "What Is Life? A Brief Historical Overview", Chemistry & Biodiversity 5 (1): 1–15, doi:10.1002/cbdv.200890001, PMID 18205130
  6. ^ a b c d e f g h i j k l Protoplasma di Biologi Gonzaga, http://biologigonz.blogspot.com/2009/12/penyusun-protoplasma-sel.html, diakses 30 Desember 2011
  7. ^ De Robertis et al., 1975
  8. ^ Mayes, 1988; Lehninger, 1988
  9. ^ De Robertis et al., 1975

Pranala luar

  • Artikel protoplasma di Biologi Gonzaga

edunitas.com


Page 19

Protoplasma yaitu babak hidup dari suatu sel yang dikelilingi oleh membran plasma. Ini yaitu istilah umum Sitoplasma [1]. Protoplasma terdiri dari campuran molekul kecil seperti ion, asam amino, monosakarida dan cairan, dan makromolekul seperti asam nukleat, protein, lipid dan polisakarida. [2] Pada eukariota protoplasma yang mengelilingi inti sel dikenal sebagai sitoplasma dan bahwa di dalam inti sebagai nucleoplasm tersebut. Dalam prokariota bahan di dalam membran plasma yaitu sitoplasma bakteri, sementara di bakteri gram negatif wilayah di luar membran plasma tetapi di dalam membran luar periplasm tersebut.

Sejarah dari istilah

'Protoplasma' berasal dari protos Yunani sebagai pertama, dan plasma sebagai hal terbentuk. Ini pertama kali dipergunakan pada tahun 1846 oleh Hugo von Mohl sebagai menggambarkan "tangguh, berlendir, granular, semi-fluida" substansi dalam sel tanaman, sebagai membedakan ini dari dinding sel, inti sel dan sel getah dalam vakuola [3]. Thomas Huxley akhir dinamakan sebagai "dasar fisik dari kehidupan" dan menganggap bahwa properti kehidupan dihasilkan dari distribusi molekul dalam zat ini. Komposisi, bagaimanapun, yaitu misterius dan ada banyak kontroversi atas apa jenis substansi itu [4]. Upaya sebagai menyelidiki asal usul kehidupan menempuh penciptaan sintetik "protoplasma" di laboratorium tak sukses, namun. [5]

Kandungan Protoplasma

Ada 2 kandungan utama dari protoplasma yaitu kandungan organik dan anorganik[6]

  • Pada sel binatang dan tumbuhan, protoplasma mengandung sekitar
  • 75-85% air,
  • 10-20% protein
  • 2-3% lipida
  • 1% karbohidrat
  • dan 1% zat-zat anorganik lainnya[7]

Jadi cairan terlihat yaitu komponen utama

Dan bila seluruh senyawa senyawa organik itu diurai menjadi unsur unsurnya karenanya terlihat Carbon ,Hidrogen , Oksigen dan Nitrogen ( CHON) yaitu empat unsur utama yang ada di dalam protoplasma / Unsur Makro. Supaya jelas prosentasenya ini kami sajikan sampai berapa prosentasinya , Sachs pernah memainkan experimen dengan cara Analisa abu , dengan membakar Organ daun sampai menjadi abu dengan menghilangkan unsur cairan yang mendominasi, Dan akhir Abu itu dianalisis.

Cairan

Di dalam sel, cairan terdapat dalam dua wujud, Dua wujud itu yaitu wujud lepas dan wujud terikat. Cairan dalam wujud lepas mencakup 95% dari total cairan di dalam sel. Umumnya cairan memerankan sebagai pelarut dan sebagai medium dispersi sistem koloid. Cairan dalam wujud terikat mencakup 4-5% dari total cairan di dalam sel Kandungan cairan pada bermacam jenis sel bervariasi di antara tipe sel yang berlainan. Kandungan cairan (persen dari berat basah total) pada hati tikus 6—72%, otot rangka tikus 76% , telur bintang laut 77%, E. coli 73%, dan biji jagung 13% tentu berlainan beda karena babak yang terkait dan perannya Cairan yaitu medium lokasi berlangsungnya transpor nutrien, reaksi-reaksi enzimatis metabolisme sel dan transpor energi kimia Di dalam sel hidup, kebanyakan senyawa biokimia dan sebahagian agung dari reaksi-reaksinya berlangsung dalam babak yang terkait cair. Cairan memerankan aktif dalam banyak reaksi biokimia dan yaitu penentu penting dari sifat-sifat makromolekul seperti protein

Karena stryktur Cairan ada produk ionisasinya seperti ion O+ dan H karenanya sangat mempengaruhi bermacam sifat komponen penting sel seperti enzim, protein, asam nukleat, dan lipida.

Hal yang sering muncul sebagai contoh, kegiatan katalitik enzim sangat tergantung pada konsentrasi ion H+ dan OH- Karena itulah , seluruh babak dari struktur dan fungsi sel mesti beradaptasi dengan sifat-sifat fisik dan kimia cairan. Dari uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa cairan yaitu komponen sel yang dominan dan berfungsi untuk : Pelarut bermacam zat organik dan anorganik, misalnya bermacam jenis ion-ion, glukosa, sukrosa, asam amino, serta bermacam jenis vitamin.

  • Bahan pengsuspensi zat-zat organik dengan molekul agung seperti protein, lemak, dan pati. Dalam hal tersebut, cairan yaitu medium dispersi dari sistem koloid protoplasma.
  • Cairan yaitu media transpor bermacam zat yang terlarut atau yang tersuspensi sebagai berdifusi atau memainkan usaha dari suatu babak sel ke babak sel lainnya.
  • Cairan yaitu media bermacam proses reaksi-reaksi enzimatis yang berlangsung di dalam sel.
  • Cairan dipergunakan sebagai mengabsorbsi panas dan mencegah perubahan temperatur yang drastis atau mendadak di dalam sel.
  • cairan sebagai bahan baku sebagai reaksi hidrolisis dan sintesis karbohidat . misal dalam fotosintesis

Cairan ada titik lebur, titik didih dan panas penguapan yang semakin tinggi dibandingkan dengan nyaris seluruh cairan. Kenyataan ini menunjukkan keadaan gaya tarik yang kuat di antara molekul-molekul cairan yang berdekatan yang memberikan cairan gaya kohesi internal yang tinggi. Sebagai contoh, panas penguapan yaitu ukuran langsung dari banyak energi yang diperlukan sebagai mengalahkan gaya tarik menarik di antara molekul cairan yang berdekatan, sehingga molekul tersebut dapat saling berpisah dan masuk ke dalam fase gas.

Sisi oksigen yang berhadapan dengan dua hidrogen relatif kaya akan elektron, sedangkan pada sisi lainnya, inti hidrogen yang relatif tak ditutupi membentuk kawasan dengan muatan positif sehingga diceritakan bahwa molekul cairan bersifat dipolar atau dwikutub [8] karena pemisahan muatan tersebut.

karenanya dua molekul cairan dapat tertarik satu dengan lainnyanya oleh gaya elek-trostatik di antara muatan negatif beberapa pada atom oksigen dari suatu molekul cairan dan muatan positif beberapa pada atom hidrogen dari molekul cairan lainnya. Jenis interaksi elektrostatik ini dinamakan ikatan hidrogen.

katan hidrogen segera terbentuk antara atom yang bersifat elektronegatif, kebanyakan atom oksigen atau nitrogen, dan suatu atom hidrogen yang berikatan kovalen dengan atom elektronegatif lainnya pada molekul yang sama atau molekul lain. Atom hidrogen yang berikatan dengan atom elektronegatif kuat seperti oksigen cenderung ada muatan positif kuat beberapa. Akan tetapi, atom hidrogen yang berikatan kovalen dengan atom karbon yang tak bersifat elektronegatif tak berpartisipasi dalam pembentukan ikatan hidrogen.[6]

Garam mineral

Kandungan garam-garam mineral pada bermacam tipe sel sangat bervariasi Di dalam sel, garam-garam mineral dapat mengalami disosiasi menjadi anion dan kation. Bentuk-bentuk anion dan kation tersebut dinamakan ion. Ion-ion dapat terlarut di dalam cairan sel atau terikat secara khusus pada molekul-molekul lain seperti protein dan lipida. Secara umum, garam-garam mineral ada dua fungsi yaitu :

  • Fungsi osmosis, dalam guna bahwa konsentrasi total garam-garam terlarut berpengaruh terhadap pelaluan cairan melalui membran sel
  • Fungsi yang semakin spesifik, yaitu peran seluler setiap ion terhadap struktur dan fungsi dari partikel-partikel seluler dan makromolekul. [6]

Bermacam jenis garam-garam mineral sangat penting sebagai kelangsungan kegiatan metabolisme sel, misal-nya ion Na+ dan K+, ion Na+ dan K+, memerankan dalam memelihara tekanan osmosis dan keseimbangan asam basa cairan sel. Retensi ion-ion menghasilkan peningkatan tekanan osmosis sebagai dampak masuknya cairan ke dalam sel.

Beberapa ion-ion anorganik memerankan sebagai kofaktor dalam kegiatan enzim, misalnya ion magnesium , ferrum Fosfat anorganik dipergunakan dalam sintesis ATP yang mengsuplai energi kimia sebagai proses kehidupan dari sel menempuh proses fosforilasi oksidatif. Ion-ion kalsium dijumpai dalam sirkulasi darah dan di dalam sel. Di dalam tulang, ion-ion kalsium berkombinasi dengan ion-ion fosfat dan karbonat membentuk kristalin. Fosfat dijumpai di dalam darah dan di dalam cairan jaringan sebagai ion-ion lepas, tetapi fosfat di dalam tubuh banyak terikat dalam wujud fosfolipida, nukleotida, fosfoprotein, dan gula-gula terfosforilasi [9]

Di dalam sel juga terkandung bermacam jenis gas yang berasal dari babak yang terkait atau dihasilkan oleh metabolisme sel. Beberapa gas yang terdapat di atmosfer dapat masuk ke dalam sel misalnya gas oksigen (O2), karbon dioksida (CO2), dan gas nitrogen (N2). Di dalam sel, oksigen memerankan sebagai mengoksidasi bahan-bahan makanan. Karbon dioksida selain berasal dari babak yang terkait luar, juga dihasilkan dalam oksidasi bahan makanan sebagai hasil sampingan. CO2 dapat bereaksi dengan cairan membentuk asam karbonat yang berikutnya mengalami disosiasi membentuk ion hidrogen dan bikarbonat dengan reaksi sebagai berikut :

  • C6H12O6 + 6 CO2 --------> 6 H2O + 6 CO2 + Energi
  • CO2 + H2O -------> H2CO3
  • H2CO3 ---------> H+ + HCO3- [6]

Umumnya karbon dioksida di dalam sel berada dalam wujud bikarbonat atau karbonat

Protein

Protein yaitu makromolekul yang terdiri atas asam-asam a-amino yang saling berikatan dengan ikatan kovalen di antara gugus a-karboksil asam amino dengan gugus a-amino dari asam amino lainnya. Ikatan di antara asam amino dinamakan ikatan peptida. Beberapa unit asam amino yang berikatan dengan ikatan peptida dinamakan polipeptida. Molekul protein dapat terdiri atas satu atau sebanyak rantai polipeptida dan setiap rantai dapat terdiri atas ratusan sampai jutaan residu asam amino.[6]

Klasifikasi

Sampai masa ini belum ada klasifikasi protein yang secara umum memuaskan. Klasifikasi protein yang menonjol didasarkan pada antara lain[6]:

  • Kelarutan
  • Wujud semuanya
  • Peranan biologis
  • Peranan Gravitasi

Pembagian protein juga dapat diterapkan berlandaskan fungsi dan strukturnya. Berlandaskan fungsinya, protein diklasifikasikan menjadi

  • Protein enzim, memerankan dalam mempercepat reaksi-reaksi biokimia,
  • Protein sruktural, membentuk struktur-struktur biologis,
  • Protein transpor, memerankan sebagai pengangkut subtansi-subtansi penting,
  • Protein pertahanan, melindungi tubuh dari invasi benda-benda asing.

Berlandaskan strukturnya, protein diklasifikasikan menjadi:

  • Protein globular, ada pelipatan-pelipatan yang kompleks, struktur tertier dengan wujud yang tak teratur.
  • Protein serabut ( Protein fibrosa ) memanjang, lipatan sederhana,umum dijumpai pada protein struktural.

Dalam uraian berikut ini hanya dibahas klasifikasi berlandaskan wujud dan peranan biologisnya.

Berlandaskan wujudnya, protein dibagi menjadi :

  • Protein globular Rantai polipeptida mengandung banyak lipatan dan rumit. Rasio aksial kurang dari 10, misalnya insulin, albumin, globulin plasma, dan kebanyakan enzim.
  • Protein fibrosa Rantai polipeptida atau kumpulan rantai yang membelit dalam wujud spiral atau heliks, dan dihubungkan oleh ikatan disulfida dan hidrogen.
  • Rasio aksial semakin agung dari 10, misalnya keratin dan miosin[6].

Karbohidrat

Molekul karbohidrat yaitu substansi yang terdiri atas atom-atom C, H, dan O. Perbandingan antara molekul H dan O yaitu 2:1. Jadi ada rasio yang sama dengan molekul cairan (H2O), misalnya:

  • Ribosa = C6H10O5
  • Glukosa = C6H12O6
  • Sukrosa = C12H24O11[6]

Rumusa empiris dari karbohidrat yaitu Cn(H2O)n.

Dengan landasan perbandingan tersebut, orang pada mulanya berkesimpulan bahwa dalam karbohidrat terdapat cairan, sehingga dipergunakan kata karbohidrat yang berasal dari kata karbon dan hidrat atau cairan.

Karbohidrat sering dinamakan sakarida. Ada beberapa senyawa yang ada rumus empiris seperti karbohidrat tetapi bukan karbohidrat, misalnya C2H4O2 (asam asetat), CH2O (formaldehida). Dengan demikian, senyawa yang termasuk karbohidrat tak hanya ditinjau dari rumus empirisnya saja, tetapi yang penting yaitu rumus strukturnya. Dari rumus struktur, akan terlihat bahwa ada gugus fungsi penting yang terdapat pada molekul karbohidrat. Gugus fungsi itulah yang menentukan sifat senyawa tersebut. Berlandaskan gugus molekul yang ada pada karbohidrat, karenanya karbohidrat dapat didefenisikan secara kimia sebagai plohidroksialdehid atau polihidroksiketon serta yang menghasilkannya pada proses hidrolisis. Bermacam senyawa yang termasuk kumpulan karbohidrat ada molekul yang berbeda-beda ukurannya, yaitu dari senyawa sederhana dengan berat molekul ren-dah sampai berat molekul agung.[6] Bermacam senyawa terse-but dapat dibagi dalam empat golongan, yaitu

  • monosakarida
  • disakarida/ oligosakarida
  • polisakarida.

Monosakarida

Monosakarida sering dinamakan gula sederhana (simple sugars) yaitu karbohidrat yang tak dapat dihidrolisis menjadi wujud yang semakin sederhana lagi. Molekulnya hanya terdiri atas beberapa atom karbon saja. Monosakarida dapat dikelompokkan berlandaskan kandungan atom karbonnya, yaitu triosa, tetrosa, pentosa, dan heksosa atau heptosa. Misalnya :

  • Triosa = (C3H6O3)
  • Tetrosa = (C4H8O4)
  • Pentosa = (C5H10O5)
  • Heksosa = (C6H12O6)[6]

Disakarida

Disakarida terdiri atas dua monosakarida yang berikatan kovalen terhadap sesamanya. Pada kebanyakan disakarida, ikatan kimia yang menggabungkan kedua unit monosakarida dinamakan ikatan glikosida, dan diproduksi bila gugus hidroksil pada salah satu gula bereaksi dengan karbon pada gula yang kedua. Disakarida menghasilkan dua molekul monosakarida yang sama atau berlainan bila mengalami hidrolisis, misalnya:

  • Maltosa -------> Glukosa + Glukosa
  • Laktosa -------> Glukosa + Galaktosa
  • Sukrosa -------> Glukosa + Fruktosa [6]

Oligosakarida menghasilkan 3-6 molekul monosakarida bila mengalami hidrolisis, misalnya :

  • Maltotriosa -------> 3 residu Glukosa
  • Rafinosa ---------> Galaktosa+ galaktosa + Fruktosa
  • Stakiosa ---------> Galaktosa + Glukosa + Fruktosa[6]

Refrensi

  1. ^ Cammack, Richard; Teresa Atwood; Attwood, Teresa K.; Campbell, Peter Scott; Parish, Howard I.; Smith, Tony; Vella, Frank; Stirling, John (2006), Oxford dictionary of biochemistry and molecular biology, Oxford [Oxfordshire]: Oxford University Press, ISBN 0-19-852917-1
  2. ^ Arthur C. Guyton, John E. Hall, Textbook of Medical Physiology, Eleventh Edition, Saunders, "Protoplasm is composed mainly of five basic substances: water, electrolytes, proteins, lipids and carbohydrates."
  3. ^ [Later J. E. Purkinje coined the term for Cytoplasm + Nucleoplasm in animal cell. 1911 Edition of the Encyclopaedia Britannica.
  4. ^ Harvey, E. N. (2004), "Some Physical Properties of Protoplasm", Journal of Applied Physics 9 (2): 68, doi:10.1063/1.1710397
  5. ^ Lazcano, A.; Capone, S.; Walde, P.; Seebach, D.; Ishikawa, T.; Caputo, R. (2008), "What Is Life? A Brief Historical Overview", Chemistry & Biodiversity 5 (1): 1–15, doi:10.1002/cbdv.200890001, PMID 18205130
  6. ^ a b c d e f g h i j k l Protoplasma di Biologi Gonzaga, http://biologigonz.blogspot.com/2009/12/penyusun-protoplasma-sel.html, diakses 30 Desember 2011
  7. ^ De Robertis et al., 1975
  8. ^ Mayes, 1988; Lehninger, 1988
  9. ^ De Robertis et al., 1975

Pranala luar

  • Artikel protoplasma di Biologi Gonzaga

edunitas.com


Page 20

Protoplasma yaitu babak hidup dari suatu sel yang dikelilingi oleh membran plasma. Ini yaitu istilah umum Sitoplasma [1]. Protoplasma terdiri dari campuran molekul kecil seperti ion, asam amino, monosakarida dan cairan, dan makromolekul seperti asam nukleat, protein, lipid dan polisakarida. [2] Pada eukariota protoplasma yang mengelilingi inti sel dikenal sebagai sitoplasma dan bahwa di dalam inti sebagai nucleoplasm tersebut. Dalam prokariota bahan di dalam membran plasma yaitu sitoplasma bakteri, sementara di bakteri gram negatif wilayah di luar membran plasma tetapi di dalam membran luar periplasm tersebut.

Sejarah dari istilah

'Protoplasma' berasal dari protos Yunani sebagai pertama, dan plasma sebagai hal terbentuk. Ini pertama kali dipergunakan pada tahun 1846 oleh Hugo von Mohl sebagai menggambarkan "tangguh, berlendir, granular, semi-fluida" substansi dalam sel tanaman, sebagai membedakan ini dari dinding sel, inti sel dan sel getah dalam vakuola [3]. Thomas Huxley akhir dinamakan sebagai "dasar fisik dari kehidupan" dan menganggap bahwa properti kehidupan dihasilkan dari distribusi molekul dalam zat ini. Komposisi, bagaimanapun, yaitu misterius dan ada banyak kontroversi atas apa jenis substansi itu [4]. Upaya sebagai menyelidiki asal usul kehidupan menempuh penciptaan sintetik "protoplasma" di laboratorium tak sukses, namun. [5]

Kandungan Protoplasma

Ada 2 kandungan utama dari protoplasma yaitu kandungan organik dan anorganik[6]

  • Pada sel binatang dan tumbuhan, protoplasma mengandung sekitar
  • 75-85% air,
  • 10-20% protein
  • 2-3% lipida
  • 1% karbohidrat
  • dan 1% zat-zat anorganik lainnya[7]

Jadi cairan terlihat yaitu komponen utama

Dan bila seluruh senyawa senyawa organik itu diurai menjadi unsur unsurnya karenanya terlihat Carbon ,Hidrogen , Oksigen dan Nitrogen ( CHON) yaitu empat unsur utama yang ada di dalam protoplasma / Unsur Makro. Supaya jelas prosentasenya ini kami sajikan sampai berapa prosentasinya , Sachs pernah memainkan experimen dengan cara Analisa abu , dengan membakar Organ daun sampai menjadi abu dengan menghilangkan unsur cairan yang mendominasi, Dan akhir Abu itu dianalisis.

Cairan

Di dalam sel, cairan terdapat dalam dua wujud, Dua wujud itu yaitu wujud lepas dan wujud terikat. Cairan dalam wujud lepas mencakup 95% dari total cairan di dalam sel. Umumnya cairan memerankan sebagai pelarut dan sebagai medium dispersi sistem koloid. Cairan dalam wujud terikat mencakup 4-5% dari total cairan di dalam sel Kandungan cairan pada bermacam jenis sel bervariasi di antara tipe sel yang berlainan. Kandungan cairan (persen dari berat basah total) pada hati tikus 6—72%, otot rangka tikus 76% , telur bintang laut 77%, E. coli 73%, dan biji jagung 13% tentu berlainan beda karena babak yang terkait dan perannya Cairan yaitu medium lokasi berlangsungnya transpor nutrien, reaksi-reaksi enzimatis metabolisme sel dan transpor energi kimia Di dalam sel hidup, kebanyakan senyawa biokimia dan sebahagian agung dari reaksi-reaksinya berlangsung dalam babak yang terkait cair. Cairan memerankan aktif dalam banyak reaksi biokimia dan yaitu penentu penting dari sifat-sifat makromolekul seperti protein

Karena stryktur Cairan ada produk ionisasinya seperti ion O+ dan H karenanya sangat mempengaruhi bermacam sifat komponen penting sel seperti enzim, protein, asam nukleat, dan lipida.

Hal yang sering muncul sebagai contoh, kegiatan katalitik enzim sangat tergantung pada konsentrasi ion H+ dan OH- Karena itulah , seluruh babak dari struktur dan fungsi sel mesti beradaptasi dengan sifat-sifat fisik dan kimia cairan. Dari uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa cairan yaitu komponen sel yang dominan dan berfungsi untuk : Pelarut bermacam zat organik dan anorganik, misalnya bermacam jenis ion-ion, glukosa, sukrosa, asam amino, serta bermacam jenis vitamin.

  • Bahan pengsuspensi zat-zat organik dengan molekul agung seperti protein, lemak, dan pati. Dalam hal tersebut, cairan yaitu medium dispersi dari sistem koloid protoplasma.
  • Cairan yaitu media transpor bermacam zat yang terlarut atau yang tersuspensi sebagai berdifusi atau memainkan usaha dari suatu babak sel ke babak sel lainnya.
  • Cairan yaitu media bermacam proses reaksi-reaksi enzimatis yang berlangsung di dalam sel.
  • Cairan dipergunakan sebagai mengabsorbsi panas dan mencegah perubahan temperatur yang drastis atau mendadak di dalam sel.
  • cairan sebagai bahan baku sebagai reaksi hidrolisis dan sintesis karbohidat . misal dalam fotosintesis

Cairan ada titik lebur, titik didih dan panas penguapan yang semakin tinggi dibandingkan dengan nyaris seluruh cairan. Kenyataan ini menunjukkan keadaan gaya tarik yang kuat di antara molekul-molekul cairan yang berdekatan yang memberikan cairan gaya kohesi internal yang tinggi. Sebagai contoh, panas penguapan yaitu ukuran langsung dari banyak energi yang diperlukan sebagai mengalahkan gaya tarik menarik di antara molekul cairan yang berdekatan, sehingga molekul tersebut dapat saling berpisah dan masuk ke dalam fase gas.

Sisi oksigen yang berhadapan dengan dua hidrogen relatif kaya akan elektron, sedangkan pada sisi lainnya, inti hidrogen yang relatif tak ditutupi membentuk kawasan dengan muatan positif sehingga diceritakan bahwa molekul cairan bersifat dipolar atau dwikutub [8] karena pemisahan muatan tersebut.

karenanya dua molekul cairan dapat tertarik satu dengan lainnyanya oleh gaya elek-trostatik di antara muatan negatif beberapa pada atom oksigen dari suatu molekul cairan dan muatan positif beberapa pada atom hidrogen dari molekul cairan lainnya. Jenis interaksi elektrostatik ini dinamakan ikatan hidrogen.

katan hidrogen segera terbentuk antara atom yang bersifat elektronegatif, kebanyakan atom oksigen atau nitrogen, dan suatu atom hidrogen yang berikatan kovalen dengan atom elektronegatif lainnya pada molekul yang sama atau molekul lain. Atom hidrogen yang berikatan dengan atom elektronegatif kuat seperti oksigen cenderung ada muatan positif kuat beberapa. Akan tetapi, atom hidrogen yang berikatan kovalen dengan atom karbon yang tak bersifat elektronegatif tak berpartisipasi dalam pembentukan ikatan hidrogen.[6]

Garam mineral

Kandungan garam-garam mineral pada bermacam tipe sel sangat bervariasi Di dalam sel, garam-garam mineral dapat mengalami disosiasi menjadi anion dan kation. Bentuk-bentuk anion dan kation tersebut dinamakan ion. Ion-ion dapat terlarut di dalam cairan sel atau terikat secara khusus pada molekul-molekul lain seperti protein dan lipida. Secara umum, garam-garam mineral ada dua fungsi yaitu :

  • Fungsi osmosis, dalam guna bahwa konsentrasi total garam-garam terlarut berpengaruh terhadap pelaluan cairan melalui membran sel
  • Fungsi yang semakin spesifik, yaitu peran seluler setiap ion terhadap struktur dan fungsi dari partikel-partikel seluler dan makromolekul. [6]

Bermacam jenis garam-garam mineral sangat penting sebagai kelangsungan kegiatan metabolisme sel, misal-nya ion Na+ dan K+, ion Na+ dan K+, memerankan dalam memelihara tekanan osmosis dan keseimbangan asam basa cairan sel. Retensi ion-ion menghasilkan peningkatan tekanan osmosis sebagai dampak masuknya cairan ke dalam sel.

Beberapa ion-ion anorganik memerankan sebagai kofaktor dalam kegiatan enzim, misalnya ion magnesium , ferrum Fosfat anorganik dipergunakan dalam sintesis ATP yang mengsuplai energi kimia sebagai proses kehidupan dari sel menempuh proses fosforilasi oksidatif. Ion-ion kalsium dijumpai dalam sirkulasi darah dan di dalam sel. Di dalam tulang, ion-ion kalsium berkombinasi dengan ion-ion fosfat dan karbonat membentuk kristalin. Fosfat dijumpai di dalam darah dan di dalam cairan jaringan sebagai ion-ion lepas, tetapi fosfat di dalam tubuh banyak terikat dalam wujud fosfolipida, nukleotida, fosfoprotein, dan gula-gula terfosforilasi [9]

Di dalam sel juga terkandung bermacam jenis gas yang berasal dari babak yang terkait atau dihasilkan oleh metabolisme sel. Beberapa gas yang terdapat di atmosfer dapat masuk ke dalam sel misalnya gas oksigen (O2), karbon dioksida (CO2), dan gas nitrogen (N2). Di dalam sel, oksigen memerankan sebagai mengoksidasi bahan-bahan makanan. Karbon dioksida selain berasal dari babak yang terkait luar, juga dihasilkan dalam oksidasi bahan makanan sebagai hasil sampingan. CO2 dapat bereaksi dengan cairan membentuk asam karbonat yang berikutnya mengalami disosiasi membentuk ion hidrogen dan bikarbonat dengan reaksi sebagai berikut :

  • C6H12O6 + 6 CO2 --------> 6 H2O + 6 CO2 + Energi
  • CO2 + H2O -------> H2CO3
  • H2CO3 ---------> H+ + HCO3- [6]

Umumnya karbon dioksida di dalam sel berada dalam wujud bikarbonat atau karbonat

Protein

Protein yaitu makromolekul yang terdiri atas asam-asam a-amino yang saling berikatan dengan ikatan kovalen di antara gugus a-karboksil asam amino dengan gugus a-amino dari asam amino lainnya. Ikatan di antara asam amino dinamakan ikatan peptida. Beberapa unit asam amino yang berikatan dengan ikatan peptida dinamakan polipeptida. Molekul protein dapat terdiri atas satu atau sebanyak rantai polipeptida dan setiap rantai dapat terdiri atas ratusan sampai jutaan residu asam amino.[6]

Klasifikasi

Sampai masa ini belum ada klasifikasi protein yang secara umum memuaskan. Klasifikasi protein yang menonjol didasarkan pada antara lain[6]:

  • Kelarutan
  • Wujud semuanya
  • Peranan biologis
  • Peranan Gravitasi

Pembagian protein juga dapat diterapkan berlandaskan fungsi dan strukturnya. Berlandaskan fungsinya, protein diklasifikasikan menjadi

  • Protein enzim, memerankan dalam mempercepat reaksi-reaksi biokimia,
  • Protein sruktural, membentuk struktur-struktur biologis,
  • Protein transpor, memerankan sebagai pengangkut subtansi-subtansi penting,
  • Protein pertahanan, melindungi tubuh dari invasi benda-benda asing.

Berlandaskan strukturnya, protein diklasifikasikan menjadi:

  • Protein globular, ada pelipatan-pelipatan yang kompleks, struktur tertier dengan wujud yang tak teratur.
  • Protein serabut ( Protein fibrosa ) memanjang, lipatan sederhana,umum dijumpai pada protein struktural.

Dalam uraian berikut ini hanya dibahas klasifikasi berlandaskan wujud dan peranan biologisnya.

Berlandaskan wujudnya, protein dibagi menjadi :

  • Protein globular Rantai polipeptida mengandung banyak lipatan dan rumit. Rasio aksial kurang dari 10, misalnya insulin, albumin, globulin plasma, dan kebanyakan enzim.
  • Protein fibrosa Rantai polipeptida atau kumpulan rantai yang membelit dalam wujud spiral atau heliks, dan dihubungkan oleh ikatan disulfida dan hidrogen.
  • Rasio aksial semakin agung dari 10, misalnya keratin dan miosin[6].

Karbohidrat

Molekul karbohidrat yaitu substansi yang terdiri atas atom-atom C, H, dan O. Perbandingan antara molekul H dan O yaitu 2:1. Jadi ada rasio yang sama dengan molekul cairan (H2O), misalnya:

  • Ribosa = C6H10O5
  • Glukosa = C6H12O6
  • Sukrosa = C12H24O11[6]

Rumusa empiris dari karbohidrat yaitu Cn(H2O)n.

Dengan landasan perbandingan tersebut, orang pada mulanya berkesimpulan bahwa dalam karbohidrat terdapat cairan, sehingga dipergunakan kata karbohidrat yang berasal dari kata karbon dan hidrat atau cairan.

Karbohidrat sering dinamakan sakarida. Ada beberapa senyawa yang ada rumus empiris seperti karbohidrat tetapi bukan karbohidrat, misalnya C2H4O2 (asam asetat), CH2O (formaldehida). Dengan demikian, senyawa yang termasuk karbohidrat tak hanya ditinjau dari rumus empirisnya saja, tetapi yang penting yaitu rumus strukturnya. Dari rumus struktur, akan terlihat bahwa ada gugus fungsi penting yang terdapat pada molekul karbohidrat. Gugus fungsi itulah yang menentukan sifat senyawa tersebut. Berlandaskan gugus molekul yang ada pada karbohidrat, karenanya karbohidrat dapat didefenisikan secara kimia sebagai plohidroksialdehid atau polihidroksiketon serta yang menghasilkannya pada proses hidrolisis. Bermacam senyawa yang termasuk kumpulan karbohidrat ada molekul yang berbeda-beda ukurannya, yaitu dari senyawa sederhana dengan berat molekul ren-dah sampai berat molekul agung.[6] Bermacam senyawa terse-but dapat dibagi dalam empat golongan, yaitu

  • monosakarida
  • disakarida/ oligosakarida
  • polisakarida.

Monosakarida

Monosakarida sering dinamakan gula sederhana (simple sugars) yaitu karbohidrat yang tak dapat dihidrolisis menjadi wujud yang semakin sederhana lagi. Molekulnya hanya terdiri atas beberapa atom karbon saja. Monosakarida dapat dikelompokkan berlandaskan kandungan atom karbonnya, yaitu triosa, tetrosa, pentosa, dan heksosa atau heptosa. Misalnya :

  • Triosa = (C3H6O3)
  • Tetrosa = (C4H8O4)
  • Pentosa = (C5H10O5)
  • Heksosa = (C6H12O6)[6]

Disakarida

Disakarida terdiri atas dua monosakarida yang berikatan kovalen terhadap sesamanya. Pada kebanyakan disakarida, ikatan kimia yang menggabungkan kedua unit monosakarida dinamakan ikatan glikosida, dan diproduksi bila gugus hidroksil pada salah satu gula bereaksi dengan karbon pada gula yang kedua. Disakarida menghasilkan dua molekul monosakarida yang sama atau berlainan bila mengalami hidrolisis, misalnya:

  • Maltosa -------> Glukosa + Glukosa
  • Laktosa -------> Glukosa + Galaktosa
  • Sukrosa -------> Glukosa + Fruktosa [6]

Oligosakarida menghasilkan 3-6 molekul monosakarida bila mengalami hidrolisis, misalnya :

  • Maltotriosa -------> 3 residu Glukosa
  • Rafinosa ---------> Galaktosa+ galaktosa + Fruktosa
  • Stakiosa ---------> Galaktosa + Glukosa + Fruktosa[6]

Refrensi

  1. ^ Cammack, Richard; Teresa Atwood; Attwood, Teresa K.; Campbell, Peter Scott; Parish, Howard I.; Smith, Tony; Vella, Frank; Stirling, John (2006), Oxford dictionary of biochemistry and molecular biology, Oxford [Oxfordshire]: Oxford University Press, ISBN 0-19-852917-1
  2. ^ Arthur C. Guyton, John E. Hall, Textbook of Medical Physiology, Eleventh Edition, Saunders, "Protoplasm is composed mainly of five basic substances: water, electrolytes, proteins, lipids and carbohydrates."
  3. ^ [Later J. E. Purkinje coined the term for Cytoplasm + Nucleoplasm in animal cell. 1911 Edition of the Encyclopaedia Britannica.
  4. ^ Harvey, E. N. (2004), "Some Physical Properties of Protoplasm", Journal of Applied Physics 9 (2): 68, doi:10.1063/1.1710397
  5. ^ Lazcano, A.; Capone, S.; Walde, P.; Seebach, D.; Ishikawa, T.; Caputo, R. (2008), "What Is Life? A Brief Historical Overview", Chemistry & Biodiversity 5 (1): 1–15, doi:10.1002/cbdv.200890001, PMID 18205130
  6. ^ a b c d e f g h i j k l Protoplasma di Biologi Gonzaga, http://biologigonz.blogspot.com/2009/12/penyusun-protoplasma-sel.html, diakses 30 Desember 2011
  7. ^ De Robertis et al., 1975
  8. ^ Mayes, 1988; Lehninger, 1988
  9. ^ De Robertis et al., 1975

Pranala luar

  • Artikel protoplasma di Biologi Gonzaga

edunitas.com


Page 21

Tags (tagged): proton, unkris, otomotif struktur, quark, proton dalam fisika, 1836, kali, massa sebuah elektron, suatu atom, biasanya, terdiri, dalam atom, bermuatan netral, banyaknya, proton akan sama, dikenal istilah, nuklei, nukleus nukleon bhs, pusat ilmu, pengetahuan, elektron pranala luar, particle data, group, large hadron proton


Page 22

Tags (tagged): proton, unkris, otomotif struktur, quark, proton dalam fisika, 1836, kali, massa sebuah elektron, suatu atom, biasanya, terdiri, dalam atom, bermuatan netral, banyaknya, proton akan sama, dikenal istilah, nuklei, nukleus nukleon bhs, pusat ilmu, pengetahuan, elektron pranala luar, particle data, group, large hadron proton


Page 23

Tags (tagged): proton, unkris, otomotif struktur, quark, proton dalam fisika, 1836, kali, massa sebuah elektron, suatu atom, biasanya, terdiri, dalam atom, bermuatan netral, banyaknya, proton akan sama, dikenal istilah, nuklei, nukleus nukleon bhs, center of, studies, elektron pranala luar, particle data, group, large hadron proton


Page 24

Tags (tagged): proton, unkris, otomotif struktur, quark, proton dalam fisika, 1836, kali, massa sebuah elektron, suatu atom, biasanya, terdiri, dalam atom, bermuatan netral, banyaknya, proton akan sama, dikenal istilah, nuklei, nukleus nukleon bhs, center of, studies, elektron pranala luar, particle data, group, large hadron proton


Page 25

Protoplasma merupakan anggota hidup dari sebuah sel yang dikelilingi oleh membran plasma. Ini merupakan istilah umum Sitoplasma [1]. Protoplasma terdiri dari campuran molekul kecil seperti ion, asam amino, monosakarida dan cairan, dan makromolekul seperti asam nukleat, protein, lipid dan polisakarida. [2] Pada eukariota protoplasma yang mengelilingi inti sel dikenal untuk sitoplasma dan bahwa di dalam inti untuk nucleoplasm tersebut. Dalam prokariota bahan di dalam membran plasma merupakan sitoplasma bakteri, sementara di bakteri gram negatif wilayah di luar membran plasma tetapi di dalam membran luar periplasm tersebut.

Sejarah dari istilah

'Protoplasma' berasal dari protos Yunani untuk pertama, dan plasma untuk hal terbentuk. Ini pertama kali dipergunakan pada tahun 1846 oleh Hugo von Mohl untuk menggambarkan "tangguh, berlendir, granular, semi-fluida" substansi dalam sel tanaman, untuk membedakan ini dari dinding sel, inti sel dan sel getah dalam vakuola [3]. Thomas Huxley yang belakang sekali dikata untuk "dasar fisik dari kehidupan" dan menganggap bahwa properti kehidupan dihasilkan dari distribusi molekul dalam zat ini. Komposisi, bagaimanapun, merupakan misterius dan berada banyak kontroversi atas apa macam substansi itu [4]. Upaya untuk menyelidiki asal usul kehidupan melintasi penciptaan sintetik "protoplasma" di laboratorium tidak berhasil, namun. [5]

Kandungan Protoplasma

Berada 2 kandungan utama dari protoplasma yaitu kandungan organik dan anorganik[6]

  • Pada sel hewan dan tumbuhan, protoplasma mengandung sekitar
  • 75-85% air,
  • 10-20% protein
  • 2-3% lipida
  • 1% karbohidrat
  • dan 1% zat-zat anorganik yang lain[7]

Aci cairan terlihat merupakan komponen utama

Dan bila seluruh senyawa senyawa organik itu diurai menjadi unsur unsurnya maka terlihat Carbon ,Hidrogen , Oksigen dan Nitrogen ( CHON) merupakan empat unsur utama yang berada di dalam protoplasma / Unsur Makro. Supaya jelas prosentasenya ini kami sajikan hingga berapa prosentasinya , Sachs pernah melaksanakan experimen dengan prosedur Analisa sisa dari pembakaran , dengan membakar Organ daun hingga menjadi sisa dari pembakaran dengan menghilangkan unsur cairan yang mendominasi, Dan yang belakang sekali Sisa dari pembakaran itu dianalisis.

Cairan

Di dalam sel, cairan terdapat dalam dua bentuk, Dua bentuk itu yaitu bentuk bebas sama sekali dan bentuk terikat. Cairan dalam bentuk bebas sama sekali mencakup 95% dari total cairan di dalam sel. Umumnya cairan berperan untuk pelarut dan untuk medium dispersi sistem koloid. Cairan dalam bentuk terikat mencakup 4-5% dari total cairan di dalam sel Kandungan cairan pada beragam macam sel bervariasi di selang tipe sel yang berlainan. Kandungan cairan (persen dari berat basah total) pada hati tikus 6—72%, otot rangka tikus 76% , telur bintang laut 77%, E. coli 73%, dan biji jagung 13% tentu berlainan beda karena sekeliling yang terkait dan perannya Cairan merupakan medium tempat berlangsungnya transpor nutrien, reaksi-reaksi enzimatis metabolisme sel dan transpor energi kimia Di dalam sel hidup, biasanya senyawa biokimia dan sebahagian luhur dari reaksi-reaksinya berlangsung dalam sekeliling yang terkait cair. Cairan berperan aktif dalam banyak reaksi biokimia dan merupakan penentu penting dari sifat-sifat makromolekul seperti protein

Karena stryktur Cairan memiliki produk ionisasinya seperti ion O+ dan H maka sangat mempengaruhi beragam sifat komponen penting sel seperti enzim, protein, asam nukleat, dan lipida.

Hal yang sering muncul untuk contoh, cara katalitik enzim sangat tergantung pada konsentrasi ion H+ dan OH- Karena itulah , seluruh aspek dari susunan dan fungsi sel wajib beradaptasi dengan sifat-sifat fisik dan kimia cairan. Dari uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa cairan merupakan komponen sel yang dominan dan berfungsi untuk : Pelarut beragam zat organik dan anorganik, misalnya beragam macam ion-ion, glukosa, sukrosa, asam amino, serta beragam macam vitamin.

  • Bahan pengsuspensi zat-zat organik dengan molekul luhur seperti protein, lemak, dan pati. Dalam hal tersebut, cairan merupakan medium dispersi dari sistem koloid protoplasma.
  • Cairan merupakan media transpor beragam zat yang terlarut atau yang tersuspensi untuk berdifusi atau memainkan usaha dari suatu anggota sel ke anggota sel yang lain.
  • Cairan merupakan media beragam bagian reaksi-reaksi enzimatis yang berlangsung di dalam sel.
  • Cairan dipergunakan untuk mengabsorbsi panas dan mencegah perubahan temperatur yang drastis atau mendadak di dalam sel.
  • cairan untuk bahan baku untuk reaksi hidrolisis dan sintesis karbohidat . misal dalam fotosintesis

Cairan memiliki titik lebur, titik didih dan panas penguapan yang lebih tinggi dibandingkan dengan hampir seluruh cairan. Kenyataan ini menunjukkan beradanya gaya tarik yang kuat di selang molekul-molekul cairan yang berhampiran yang memberikan cairan gaya kohesi internal yang tinggi. Untuk contoh, panas penguapan merupakan ukuran langsung dari jumlah energi yang diperlukan untuk mengalahkan gaya tarik menarik di selang molekul cairan yang berhampiran, sehingga molekul tersebut dapat saling berpisah dan masuk ke dalam fase gas.

Sisi oksigen yang berhadapan dengan dua hidrogen relatif kaya akan elektron, sedangkan pada sisi yang lain, inti hidrogen yang relatif tidak ditutupi membentuk daerah dengan muatan positif sehingga disebutkan bahwa molekul cairan bersifat dipolar atau dwikutub [8] karena pemisahan muatan tersebut.

maka dua molekul cairan dapat tertarik satu dengan yang yang lain oleh gaya elek-trostatik di selang muatan negatif beberapa pada atom oksigen dari suatu molekul cairan dan muatan positif beberapa pada atom hidrogen dari molekul cairan yang lain. Macam interaksi elektrostatik ini dikata ikatan hidrogen.

katan hidrogen segera terbentuk selang atom yang bersifat elektronegatif, pada umumnya atom oksigen atau nitrogen, dan suatu atom hidrogen yang berikatan kovalen dengan atom elektronegatif yang lain pada molekul yang sama atau molekul lain. Atom hidrogen yang berikatan dengan atom elektronegatif kuat seperti oksigen cenderung memiliki muatan positif kuat beberapa. Akan tetapi, atom hidrogen yang berikatan kovalen dengan atom karbon yang tidak bersifat elektronegatif tidak berpartisipasi dalam pembentukan ikatan hidrogen.[6]

Garam mineral

Kandungan garam-garam mineral pada beragam tipe sel sangat bervariasi Di dalam sel, garam-garam mineral dapat mengalami disosiasi menjadi anion dan kation. Bentuk-bentuk anion dan kation tersebut dinamakan ion. Ion-ion dapat terlarut di dalam cairan sel atau terikat secara khusus pada molekul-molekul lain seperti protein dan lipida. Secara umum, garam-garam mineral memiliki dua fungsi yaitu :

  • Fungsi osmosis, dalam guna bahwa konsentrasi total garam-garam terlarut berpengaruh terhadap pelaluan cairan melintasi membran sel
  • Fungsi yang lebih spesifik, yaitu peran seluler setiap ion terhadap susunan dan fungsi dari partikel-partikel seluler dan makromolekul. [6]

Beragam macam garam-garam mineral sangat penting untuk kelangsungan cara metabolisme sel, misal-nya ion Na+ dan K+, ion Na+ dan K+, berperan dalam memelihara tekanan osmosis dan keseimbangan asam basa cairan sel. Retensi ion-ion memproduksi peningkatan tekanan osmosis untuk dampak masuknya cairan ke dalam sel.

Beberapa ion-ion anorganik berperan untuk kofaktor dalam cara enzim, misalnya ion magnesium , ferrum Fosfat anorganik dipergunakan dalam sintesis ATP yang mengsuplai energi kimia untuk bagian kehidupan dari sel melintasi bagian fosforilasi oksidatif. Ion-ion kalsium dijumpai dalam sirkulasi darah dan di dalam sel. Di dalam tulang, ion-ion kalsium berkombinasi dengan ion-ion fosfat dan karbonat membentuk kristalin. Fosfat dijumpai di dalam darah dan di dalam cairan jaringan untuk ion-ion bebas sama sekali, tetapi fosfat di dalam tubuh banyak terikat dalam bentuk fosfolipida, nukleotida, fosfoprotein, dan gula-gula terfosforilasi [9]

Di dalam sel juga terkandung beragam macam gas yang berasal dari sekeliling yang terkait atau dihasilkan oleh metabolisme sel. Beberapa gas yang terdapat di atmosfer dapat masuk ke dalam sel misalnya gas oksigen (O2), karbon dioksida (CO2), dan gas nitrogen (N2). Di dalam sel, oksigen berperan untuk mengoksidasi bahan-bahan konsumsi. Karbon dioksida selain berasal dari sekeliling yang terkait luar, juga dihasilkan dalam oksidasi bahan konsumsi untuk hasil sampingan. CO2 dapat bereaksi dengan cairan membentuk asam karbonat yang yang belakang sekali mengalami disosiasi membentuk ion hidrogen dan bikarbonat dengan reaksi untuk berikut :

  • C6H12O6 + 6 CO2 --------> 6 H2O + 6 CO2 + Energi
  • CO2 + H2O -------> H2CO3
  • H2CO3 ---------> H+ + HCO3- [6]

Umumnya karbon dioksida di dalam sel berada dalam bentuk bikarbonat atau karbonat

Protein

Protein merupakan makromolekul yang terdiri atas asam-asam a-amino yang saling berikatan dengan ikatan kovalen di selang gugus a-karboksil asam amino dengan gugus a-amino dari asam amino yang lain. Ikatan di selang asam amino dikata ikatan peptida. Beberapa unit asam amino yang berikatan dengan ikatan peptida dikata polipeptida. Molekul protein dapat terdiri atas satu atau sejumlah rantai polipeptida dan setiap rantai dapat terdiri atas ratusan hingga jutaan residu asam amino.[6]

Klasifikasi

Hingga ketika ini belum berada klasifikasi protein yang secara umum memuaskan. Klasifikasi protein yang menonjol didasarkan pada selang lain[6]:

  • Kelarutan
  • Bentuk keseluruhan
  • Peranan biologis
  • Peranan Gravitasi

Pembagian protein juga dapat dilakukan berdasarkan fungsi dan susunannya. Berdasarkan fungsinya, protein diklasifikasikan menjadi

  • Protein enzim, berperan dalam mempercepat reaksi-reaksi biokimia,
  • Protein sruktural, membentuk struktur-struktur biologis,
  • Protein transpor, berperan untuk pengangkut subtansi-subtansi penting,
  • Protein pertahanan, melindungi tubuh dari invasi benda-benda asing.

Berdasarkan susunannya, protein diklasifikasikan menjadi:

  • Protein globular, memiliki pelipatan-pelipatan yang kompleks, susunan tertier dengan bentuk yang tidak teratur.
  • Protein serabut ( Protein fibrosa ) memanjang, lipatan sederhana,umum dijumpai pada protein struktural.

Dalam uraian berikut ini hanya dibahas klasifikasi berdasarkan bentuk dan peranan biologisnya.

Berdasarkan bentuknya, protein dibagi menjadi :

  • Protein globular Rantai polipeptida mengandung banyak lipatan dan berlilit. Rasio aksial kurang dari 10, misalnya insulin, albumin, globulin plasma, dan biasanya enzim.
  • Protein fibrosa Rantai polipeptida atau golongan rantai yang membelit dalam bentuk spiral atau heliks, dan dihubungkan oleh ikatan disulfida dan hidrogen.
  • Rasio aksial lebih luhur dari 10, misalnya keratin dan miosin[6].

Karbohidrat

Molekul karbohidrat merupakan substansi yang terdiri atas atom-atom C, H, dan O. Perbandingan selang molekul H dan O merupakan 2:1. Aci memiliki rasio yang sama dengan molekul cairan (H2O), misalnya:

  • Ribosa = C6H10O5
  • Glukosa = C6H12O6
  • Sukrosa = C12H24O11[6]

Rumusa empiris dari karbohidrat merupakan Cn(H2O)n.

Dengan dasar perbandingan tersebut, orang pada mulanya berkesimpulan bahwa dalam karbohidrat terdapat cairan, sehingga dipergunakan kata karbohidrat yang berasal dari kata karbon dan hidrat atau cairan.

Karbohidrat sering dikata sakarida. Berada beberapa senyawa yang memiliki rumus empiris seperti karbohidrat tetapi bukan karbohidrat, misalnya C2H4O2 (asam asetat), CH2O (formaldehida). Dengan demikian, senyawa yang termasuk karbohidrat tidak hanya ditinjau dari rumus empirisnya saja, tetapi yang penting merupakan rumus susunannya. Dari rumus susunan, akan terlihat bahwa berada gugus fungsi penting yang terdapat pada molekul karbohidrat. Gugus fungsi itulah yang menentukan sifat senyawa tersebut. Berdasarkan gugus molekul yang berada pada karbohidrat, maka karbohidrat dapat didefenisikan secara kimia untuk plohidroksialdehid atau polihidroksiketon serta yang memproduksinya pada bagian hidrolisis. Beragam senyawa yang termasuk golongan karbohidrat memiliki molekul yang berbeda-beda ukurannya, yaitu dari senyawa sederhana dengan berat molekul ren-dah hingga berat molekul luhur.[6] Beragam senyawa terse-but dapat dibagi dalam empat golongan, yaitu

  • monosakarida
  • disakarida/ oligosakarida
  • polisakarida.

Monosakarida

Monosakarida sering dikata gula sederhana (simple sugars) merupakan karbohidrat yang tidak dapat dihidrolisis menjadi bentuk yang lebih sederhana lagi. Molekulnya hanya terdiri atas beberapa atom karbon saja. Monosakarida dapat dikelompokkan berdasarkan kandungan atom karbonnya, yaitu triosa, tetrosa, pentosa, dan heksosa atau heptosa. Misalnya :

  • Triosa = (C3H6O3)
  • Tetrosa = (C4H8O4)
  • Pentosa = (C5H10O5)
  • Heksosa = (C6H12O6)[6]

Disakarida

Disakarida terdiri atas dua monosakarida yang berikatan kovalen terhadap sesamanya. Pada biasanya disakarida, ikatan kimia yang menggabungkan kedua unit monosakarida dikata ikatan glikosida, dan dibuat bila gugus hidroksil pada salah satu gula bereaksi dengan karbon pada gula yang kedua. Disakarida memproduksi dua molekul monosakarida yang sama atau berlainan bila mengalami hidrolisis, misalnya:

  • Maltosa -------> Glukosa + Glukosa
  • Laktosa -------> Glukosa + Galaktosa
  • Sukrosa -------> Glukosa + Fruktosa [6]

Oligosakarida memproduksi 3-6 molekul monosakarida bila mengalami hidrolisis, misalnya :

  • Maltotriosa -------> 3 residu Glukosa
  • Rafinosa ---------> Galaktosa+ galaktosa + Fruktosa
  • Stakiosa ---------> Galaktosa + Glukosa + Fruktosa[6]

Refrensi

  1. ^ Cammack, Richard; Teresa Atwood; Attwood, Teresa K.; Campbell, Peter Scott; Parish, Howard I.; Smith, Tony; Vella, Frank; Stirling, John (2006), Oxford dictionary of biochemistry and molecular biology, Oxford [Oxfordshire]: Oxford University Press, ISBN 0-19-852917-1
  2. ^ Arthur C. Guyton, John E. Hall, Textbook of Medical Physiology, Eleventh Edition, Saunders, "Protoplasm is composed mainly of five basic substances: water, electrolytes, proteins, lipids and carbohydrates."
  3. ^ [Later J. E. Purkinje coined the term for Cytoplasm + Nucleoplasm in animal cell. 1911 Edition of the Encyclopaedia Britannica.
  4. ^ Harvey, E. N. (2004), "Some Physical Properties of Protoplasm", Journal of Applied Physics 9 (2): 68, doi:10.1063/1.1710397
  5. ^ Lazcano, A.; Capone, S.; Walde, P.; Seebach, D.; Ishikawa, T.; Caputo, R. (2008), "What Is Life? A Brief Historical Overview", Chemistry & Biodiversity 5 (1): 1–15, doi:10.1002/cbdv.200890001, PMID 18205130
  6. ^ a b c d e f g h i j k l Protoplasma di Biologi Gonzaga, http://biologigonz.blogspot.com/2009/12/penyusun-protoplasma-sel.html, diakses 30 Desember 2011
  7. ^ De Robertis et al., 1975
  8. ^ Mayes, 1988; Lehninger, 1988
  9. ^ De Robertis et al., 1975

Pranala luar

  • Artikel protoplasma di Biologi Gonzaga

edunitas.com


Page 26

Protoplasma merupakan anggota hidup dari sebuah sel yang dikelilingi oleh membran plasma. Ini merupakan istilah umum Sitoplasma [1]. Protoplasma terdiri dari campuran molekul kecil seperti ion, asam amino, monosakarida dan cairan, dan makromolekul seperti asam nukleat, protein, lipid dan polisakarida. [2] Pada eukariota protoplasma yang mengelilingi inti sel dikenal untuk sitoplasma dan bahwa di dalam inti untuk nucleoplasm tersebut. Dalam prokariota bahan di dalam membran plasma merupakan sitoplasma bakteri, sementara di bakteri gram negatif wilayah di luar membran plasma tetapi di dalam membran luar periplasm tersebut.

Sejarah dari istilah

'Protoplasma' berasal dari protos Yunani untuk pertama, dan plasma untuk hal terbentuk. Ini pertama kali dipergunakan pada tahun 1846 oleh Hugo von Mohl untuk menggambarkan "tangguh, berlendir, granular, semi-fluida" substansi dalam sel tanaman, untuk membedakan ini dari dinding sel, inti sel dan sel getah dalam vakuola [3]. Thomas Huxley yang belakang sekali dikata untuk "dasar fisik dari kehidupan" dan menganggap bahwa properti kehidupan dihasilkan dari distribusi molekul dalam zat ini. Komposisi, bagaimanapun, merupakan misterius dan berada banyak kontroversi atas apa macam substansi itu [4]. Upaya untuk menyelidiki asal usul kehidupan melintasi penciptaan sintetik "protoplasma" di laboratorium tidak berhasil, namun. [5]

Kandungan Protoplasma

Berada 2 kandungan utama dari protoplasma yaitu kandungan organik dan anorganik[6]

  • Pada sel hewan dan tumbuhan, protoplasma mengandung sekitar
  • 75-85% air,
  • 10-20% protein
  • 2-3% lipida
  • 1% karbohidrat
  • dan 1% zat-zat anorganik yang lain[7]

Aci cairan terlihat merupakan komponen utama

Dan bila seluruh senyawa senyawa organik itu diurai menjadi unsur unsurnya maka terlihat Carbon ,Hidrogen , Oksigen dan Nitrogen ( CHON) merupakan empat unsur utama yang berada di dalam protoplasma / Unsur Makro. Supaya jelas prosentasenya ini kami sajikan hingga berapa prosentasinya , Sachs pernah melaksanakan experimen dengan prosedur Analisa sisa dari pembakaran , dengan membakar Organ daun hingga menjadi sisa dari pembakaran dengan menghilangkan unsur cairan yang mendominasi, Dan yang belakang sekali Sisa dari pembakaran itu dianalisis.

Cairan

Di dalam sel, cairan terdapat dalam dua bentuk, Dua bentuk itu yaitu bentuk bebas sama sekali dan bentuk terikat. Cairan dalam bentuk bebas sama sekali mencakup 95% dari total cairan di dalam sel. Umumnya cairan berperan untuk pelarut dan untuk medium dispersi sistem koloid. Cairan dalam bentuk terikat mencakup 4-5% dari total cairan di dalam sel Kandungan cairan pada beragam macam sel bervariasi di selang tipe sel yang berlainan. Kandungan cairan (persen dari berat basah total) pada hati tikus 6—72%, otot rangka tikus 76% , telur bintang laut 77%, E. coli 73%, dan biji jagung 13% tentu berlainan beda karena sekeliling yang terkait dan perannya Cairan merupakan medium tempat berlangsungnya transpor nutrien, reaksi-reaksi enzimatis metabolisme sel dan transpor energi kimia Di dalam sel hidup, biasanya senyawa biokimia dan sebahagian luhur dari reaksi-reaksinya berlangsung dalam sekeliling yang terkait cair. Cairan berperan aktif dalam banyak reaksi biokimia dan merupakan penentu penting dari sifat-sifat makromolekul seperti protein

Karena stryktur Cairan memiliki produk ionisasinya seperti ion O+ dan H maka sangat mempengaruhi beragam sifat komponen penting sel seperti enzim, protein, asam nukleat, dan lipida.

Hal yang sering muncul untuk contoh, cara katalitik enzim sangat tergantung pada konsentrasi ion H+ dan OH- Karena itulah , seluruh aspek dari susunan dan fungsi sel wajib beradaptasi dengan sifat-sifat fisik dan kimia cairan. Dari uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa cairan merupakan komponen sel yang dominan dan berfungsi untuk : Pelarut beragam zat organik dan anorganik, misalnya beragam macam ion-ion, glukosa, sukrosa, asam amino, serta beragam macam vitamin.

  • Bahan pengsuspensi zat-zat organik dengan molekul luhur seperti protein, lemak, dan pati. Dalam hal tersebut, cairan merupakan medium dispersi dari sistem koloid protoplasma.
  • Cairan merupakan media transpor beragam zat yang terlarut atau yang tersuspensi untuk berdifusi atau memainkan usaha dari suatu anggota sel ke anggota sel yang lain.
  • Cairan merupakan media beragam bagian reaksi-reaksi enzimatis yang berlangsung di dalam sel.
  • Cairan dipergunakan untuk mengabsorbsi panas dan mencegah perubahan temperatur yang drastis atau mendadak di dalam sel.
  • cairan untuk bahan baku untuk reaksi hidrolisis dan sintesis karbohidat . misal dalam fotosintesis

Cairan memiliki titik lebur, titik didih dan panas penguapan yang lebih tinggi dibandingkan dengan hampir seluruh cairan. Kenyataan ini menunjukkan beradanya gaya tarik yang kuat di selang molekul-molekul cairan yang berhampiran yang memberikan cairan gaya kohesi internal yang tinggi. Untuk contoh, panas penguapan merupakan ukuran langsung dari jumlah energi yang diperlukan untuk mengalahkan gaya tarik menarik di selang molekul cairan yang berhampiran, sehingga molekul tersebut dapat saling berpisah dan masuk ke dalam fase gas.

Sisi oksigen yang berhadapan dengan dua hidrogen relatif kaya akan elektron, sedangkan pada sisi yang lain, inti hidrogen yang relatif tidak ditutupi membentuk daerah dengan muatan positif sehingga disebutkan bahwa molekul cairan bersifat dipolar atau dwikutub [8] karena pemisahan muatan tersebut.

maka dua molekul cairan dapat tertarik satu dengan yang yang lain oleh gaya elek-trostatik di selang muatan negatif beberapa pada atom oksigen dari suatu molekul cairan dan muatan positif beberapa pada atom hidrogen dari molekul cairan yang lain. Macam interaksi elektrostatik ini dikata ikatan hidrogen.

katan hidrogen segera terbentuk selang atom yang bersifat elektronegatif, pada umumnya atom oksigen atau nitrogen, dan suatu atom hidrogen yang berikatan kovalen dengan atom elektronegatif yang lain pada molekul yang sama atau molekul lain. Atom hidrogen yang berikatan dengan atom elektronegatif kuat seperti oksigen cenderung memiliki muatan positif kuat beberapa. Akan tetapi, atom hidrogen yang berikatan kovalen dengan atom karbon yang tidak bersifat elektronegatif tidak berpartisipasi dalam pembentukan ikatan hidrogen.[6]

Garam mineral

Kandungan garam-garam mineral pada beragam tipe sel sangat bervariasi Di dalam sel, garam-garam mineral dapat mengalami disosiasi menjadi anion dan kation. Bentuk-bentuk anion dan kation tersebut dinamakan ion. Ion-ion dapat terlarut di dalam cairan sel atau terikat secara khusus pada molekul-molekul lain seperti protein dan lipida. Secara umum, garam-garam mineral memiliki dua fungsi yaitu :

  • Fungsi osmosis, dalam guna bahwa konsentrasi total garam-garam terlarut berpengaruh terhadap pelaluan cairan melintasi membran sel
  • Fungsi yang lebih spesifik, yaitu peran seluler setiap ion terhadap susunan dan fungsi dari partikel-partikel seluler dan makromolekul. [6]

Beragam macam garam-garam mineral sangat penting untuk kelangsungan cara metabolisme sel, misal-nya ion Na+ dan K+, ion Na+ dan K+, berperan dalam memelihara tekanan osmosis dan keseimbangan asam basa cairan sel. Retensi ion-ion memproduksi peningkatan tekanan osmosis untuk dampak masuknya cairan ke dalam sel.

Beberapa ion-ion anorganik berperan untuk kofaktor dalam cara enzim, misalnya ion magnesium , ferrum Fosfat anorganik dipergunakan dalam sintesis ATP yang mengsuplai energi kimia untuk bagian kehidupan dari sel melintasi bagian fosforilasi oksidatif. Ion-ion kalsium dijumpai dalam sirkulasi darah dan di dalam sel. Di dalam tulang, ion-ion kalsium berkombinasi dengan ion-ion fosfat dan karbonat membentuk kristalin. Fosfat dijumpai di dalam darah dan di dalam cairan jaringan untuk ion-ion bebas sama sekali, tetapi fosfat di dalam tubuh banyak terikat dalam bentuk fosfolipida, nukleotida, fosfoprotein, dan gula-gula terfosforilasi [9]

Di dalam sel juga terkandung beragam macam gas yang berasal dari sekeliling yang terkait atau dihasilkan oleh metabolisme sel. Beberapa gas yang terdapat di atmosfer dapat masuk ke dalam sel misalnya gas oksigen (O2), karbon dioksida (CO2), dan gas nitrogen (N2). Di dalam sel, oksigen berperan untuk mengoksidasi bahan-bahan konsumsi. Karbon dioksida selain berasal dari sekeliling yang terkait luar, juga dihasilkan dalam oksidasi bahan konsumsi untuk hasil sampingan. CO2 dapat bereaksi dengan cairan membentuk asam karbonat yang yang belakang sekali mengalami disosiasi membentuk ion hidrogen dan bikarbonat dengan reaksi untuk berikut :

  • C6H12O6 + 6 CO2 --------> 6 H2O + 6 CO2 + Energi
  • CO2 + H2O -------> H2CO3
  • H2CO3 ---------> H+ + HCO3- [6]

Umumnya karbon dioksida di dalam sel berada dalam bentuk bikarbonat atau karbonat

Protein

Protein merupakan makromolekul yang terdiri atas asam-asam a-amino yang saling berikatan dengan ikatan kovalen di selang gugus a-karboksil asam amino dengan gugus a-amino dari asam amino yang lain. Ikatan di selang asam amino dikata ikatan peptida. Beberapa unit asam amino yang berikatan dengan ikatan peptida dikata polipeptida. Molekul protein dapat terdiri atas satu atau sejumlah rantai polipeptida dan setiap rantai dapat terdiri atas ratusan hingga jutaan residu asam amino.[6]

Klasifikasi

Hingga ketika ini belum berada klasifikasi protein yang secara umum memuaskan. Klasifikasi protein yang menonjol didasarkan pada selang lain[6]:

  • Kelarutan
  • Bentuk keseluruhan
  • Peranan biologis
  • Peranan Gravitasi

Pembagian protein juga dapat dilakukan berdasarkan fungsi dan susunannya. Berdasarkan fungsinya, protein diklasifikasikan menjadi

  • Protein enzim, berperan dalam mempercepat reaksi-reaksi biokimia,
  • Protein sruktural, membentuk struktur-struktur biologis,
  • Protein transpor, berperan untuk pengangkut subtansi-subtansi penting,
  • Protein pertahanan, melindungi tubuh dari invasi benda-benda asing.

Berdasarkan susunannya, protein diklasifikasikan menjadi:

  • Protein globular, memiliki pelipatan-pelipatan yang kompleks, susunan tertier dengan bentuk yang tidak teratur.
  • Protein serabut ( Protein fibrosa ) memanjang, lipatan sederhana,umum dijumpai pada protein struktural.

Dalam uraian berikut ini hanya dibahas klasifikasi berdasarkan bentuk dan peranan biologisnya.

Berdasarkan bentuknya, protein dibagi menjadi :

  • Protein globular Rantai polipeptida mengandung banyak lipatan dan berlilit. Rasio aksial kurang dari 10, misalnya insulin, albumin, globulin plasma, dan biasanya enzim.
  • Protein fibrosa Rantai polipeptida atau golongan rantai yang membelit dalam bentuk spiral atau heliks, dan dihubungkan oleh ikatan disulfida dan hidrogen.
  • Rasio aksial lebih luhur dari 10, misalnya keratin dan miosin[6].

Karbohidrat

Molekul karbohidrat merupakan substansi yang terdiri atas atom-atom C, H, dan O. Perbandingan selang molekul H dan O merupakan 2:1. Aci memiliki rasio yang sama dengan molekul cairan (H2O), misalnya:

  • Ribosa = C6H10O5
  • Glukosa = C6H12O6
  • Sukrosa = C12H24O11[6]

Rumusa empiris dari karbohidrat merupakan Cn(H2O)n.

Dengan dasar perbandingan tersebut, orang pada mulanya berkesimpulan bahwa dalam karbohidrat terdapat cairan, sehingga dipergunakan kata karbohidrat yang berasal dari kata karbon dan hidrat atau cairan.

Karbohidrat sering dikata sakarida. Berada beberapa senyawa yang memiliki rumus empiris seperti karbohidrat tetapi bukan karbohidrat, misalnya C2H4O2 (asam asetat), CH2O (formaldehida). Dengan demikian, senyawa yang termasuk karbohidrat tidak hanya ditinjau dari rumus empirisnya saja, tetapi yang penting merupakan rumus susunannya. Dari rumus susunan, akan terlihat bahwa berada gugus fungsi penting yang terdapat pada molekul karbohidrat. Gugus fungsi itulah yang menentukan sifat senyawa tersebut. Berdasarkan gugus molekul yang berada pada karbohidrat, maka karbohidrat dapat didefenisikan secara kimia untuk plohidroksialdehid atau polihidroksiketon serta yang memproduksinya pada bagian hidrolisis. Beragam senyawa yang termasuk golongan karbohidrat memiliki molekul yang berbeda-beda ukurannya, yaitu dari senyawa sederhana dengan berat molekul ren-dah hingga berat molekul luhur.[6] Beragam senyawa terse-but dapat dibagi dalam empat golongan, yaitu

  • monosakarida
  • disakarida/ oligosakarida
  • polisakarida.

Monosakarida

Monosakarida sering dikata gula sederhana (simple sugars) merupakan karbohidrat yang tidak dapat dihidrolisis menjadi bentuk yang lebih sederhana lagi. Molekulnya hanya terdiri atas beberapa atom karbon saja. Monosakarida dapat dikelompokkan berdasarkan kandungan atom karbonnya, yaitu triosa, tetrosa, pentosa, dan heksosa atau heptosa. Misalnya :

  • Triosa = (C3H6O3)
  • Tetrosa = (C4H8O4)
  • Pentosa = (C5H10O5)
  • Heksosa = (C6H12O6)[6]

Disakarida

Disakarida terdiri atas dua monosakarida yang berikatan kovalen terhadap sesamanya. Pada biasanya disakarida, ikatan kimia yang menggabungkan kedua unit monosakarida dikata ikatan glikosida, dan dibuat bila gugus hidroksil pada salah satu gula bereaksi dengan karbon pada gula yang kedua. Disakarida memproduksi dua molekul monosakarida yang sama atau berlainan bila mengalami hidrolisis, misalnya:

  • Maltosa -------> Glukosa + Glukosa
  • Laktosa -------> Glukosa + Galaktosa
  • Sukrosa -------> Glukosa + Fruktosa [6]

Oligosakarida memproduksi 3-6 molekul monosakarida bila mengalami hidrolisis, misalnya :

  • Maltotriosa -------> 3 residu Glukosa
  • Rafinosa ---------> Galaktosa+ galaktosa + Fruktosa
  • Stakiosa ---------> Galaktosa + Glukosa + Fruktosa[6]

Refrensi

  1. ^ Cammack, Richard; Teresa Atwood; Attwood, Teresa K.; Campbell, Peter Scott; Parish, Howard I.; Smith, Tony; Vella, Frank; Stirling, John (2006), Oxford dictionary of biochemistry and molecular biology, Oxford [Oxfordshire]: Oxford University Press, ISBN 0-19-852917-1
  2. ^ Arthur C. Guyton, John E. Hall, Textbook of Medical Physiology, Eleventh Edition, Saunders, "Protoplasm is composed mainly of five basic substances: water, electrolytes, proteins, lipids and carbohydrates."
  3. ^ [Later J. E. Purkinje coined the term for Cytoplasm + Nucleoplasm in animal cell. 1911 Edition of the Encyclopaedia Britannica.
  4. ^ Harvey, E. N. (2004), "Some Physical Properties of Protoplasm", Journal of Applied Physics 9 (2): 68, doi:10.1063/1.1710397
  5. ^ Lazcano, A.; Capone, S.; Walde, P.; Seebach, D.; Ishikawa, T.; Caputo, R. (2008), "What Is Life? A Brief Historical Overview", Chemistry & Biodiversity 5 (1): 1–15, doi:10.1002/cbdv.200890001, PMID 18205130
  6. ^ a b c d e f g h i j k l Protoplasma di Biologi Gonzaga, http://biologigonz.blogspot.com/2009/12/penyusun-protoplasma-sel.html, diakses 30 Desember 2011
  7. ^ De Robertis et al., 1975
  8. ^ Mayes, 1988; Lehninger, 1988
  9. ^ De Robertis et al., 1975

Pranala luar

  • Artikel protoplasma di Biologi Gonzaga

edunitas.com