Apa yang dimaksud produk jadi?
You are here: Home/ Ekonomi/ Mikroekonomi/ Barang Setengah Jadi: Contoh, Perhitungan dalam PDB Apa itu: Barang setengah jadi (semi-finished goods) adalah bahan baku yang diproses namun bukan untuk konsumsi akhir, melainkan sebagai input untuk produksi barang lainnya. Kita menyebutnya juga sebagai barang antara (intermediate goods). Contohnya adalah paduan aluminium untuk membuat mobil. Tepung untuk membuat roti adalah contoh barang setengah jadi lainnya. Show Barang setengah jadi memiliki nilai tambah yang lebih rendah daripada produk akhir. Kita tidak dapat menggunakan mereka secara langsung, melainkan perusahaan harus memprosesnya terlebih dahulu untuk menjadi barang jadi. Perbedaan antara barang setengah jadi, barang modal dan barang konsumsiBarang setengah jadi merupakan bahan atau komponen produk akhir. Mereka mungkin berasal dari bahan baku atau barang setengah jadi lainnya. Konsumen tidak dapat mengkonsumsi mereka secara langsung, melainkan harus diproses terlebih dahulu. Baik pengguna maupun penjual, mereka biasanya adalah bisnis. Contohnya adalah paduan aluminium. Barang konsumsi adalah produk akhir. Konsumen menggunakannya untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari tanpa harus memprosesnya lebih lanjut. Penjual adalah perusahaan sedangkan pembeli adalah konsumen akhir. Contohnya adalah mobil. Barang modal adalah barang buatan manusia untuk membantu proses produksi. Mereka tidak membentuk komponen atau menjadi bagian dari produk. Contohnya adalah robot di pabrik mobil. Mereka melakukan fungsi seperti pengecatan, pengelasan, dan pekerjaan jalur perakitan, tapi tidak menjadi bagian dari mobil. Transaksi barang modal terjadi antar bisnis. Misalnya, pembuat mobil membeli robot dari perusahaan lain. Contoh barang setengah jadiBarang setengah jadi mungkin berasal dari internal perusahaan. Misalnya, pembuat mobil memiliki anak usaha yang memproduksi paduan logam. Anak usaha kemudian mengirimkannya ke fasilitas produksi mobil untuk digunakan sebagai bahan pembuat rangka mobil. Ini adalah contoh integrasi vertikal. Sementara itu, beberapa perusahaan lainnya membeli dari pemasok lain, yang mana tidak di bawah kepemilikan mereka. Ini adalah praktik yang lebih umum. Selanjutnya, pemrosesan barang setengah jadi mungkin membutuhkan rantai produksi yang lebih panjang. Perusahaan mungkin menggunakan barang setengah jadi untuk membuat barang setengah jadi lainnya. Misalnya, perusahaan memproduksi ingot nikel untuk menghasilkan stainless steel. Ingot nikel adalah barang antara dengan bahan baku berasal dari bijih nikel. Begitu juga, stainless steel adalah barang antara untuk produk akhir seperti mobil, alat bedah, dan mesin produksi. Berbagai contoh barang antara dapat anda temukan di sekitar anda, termasuk:
Barang setengah jadi dalam perhitungan PDBProduk domestik bruto (PDB) mewakili nilai moneter dari produk akhir yang diproduksi di dalam sebuah perekonomian. Dalam perhitungannya, kita mengecualikan barang setengah jadi untuk menghindari penghitungan ganda. Itu karena, nilai dari produk akhir mengandung nilai dari semua input, termasuk barang setengah jadi. Sehingga, jika anda memasukkan nilai akhir dari setiap barang setengah jadi, PDB memberikan nilai yang salah. Mari ambil contoh sederhana untuk menjelaskannya. Asumsikan, PDB hanya terdiri dari produk roti. Untuk produksinya, itu melibatkan proses sebagai berikut:
Dari contoh di atas, nilai PDB adalah sama dengan Rp1.700, yakni nilai moneter dari produk akhir (roti). Jika anda menambahkan nilai dari masing-masing barang (gandum, tepung, dan roti), itu akan menghasilkan perhitungan ganda. Dalam hal ini, anda mendapatkan angka Rp4.200 (Rp1.000+Rp1.500+Rp1.700). Dan, perhitungan PDB anda salah. Nilai akhir dari roti adalah sebesar Rp1.700. Itu mengandung nilai dari tepung sebesar Rp1.500 karena pada dasarnya, produsen roti hanya menambahkan nilai sebesar Rp200. Untuk mengatasi masalah tersebut, anda dapat menggunakan pendekatan nilai tambah untuk menghitung PDB. Dalam hal ini, anda menjumlahkan nilai tambah di setiap rantai produksi, yakni gandum sebesar Rp1.000, tepung sebesar Rp500, dan roti sebesar Rp200. Hasil akhirnya adalah sebesar Rp1.700 (Rp1.000+ Rpp500+ Rp200), yang mana sama dengan nilai akhir dari roti. Also in Produk
Print Related
|