Apa yang kita pelajari dari surat 1 Korintus 12 12?

Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 14 Februari 2018

Baca:  1 Korintus 12:12-27



"Memang ada banyak anggota, tetapi hanya satu tubuh."  1 Korintus 12:20

Kota Korintus adalah sebuah kota terkenal di Peloponnesus, ibu kota Corinthia.  Sebagai koloni Romawi Korintus sangat kaya karena kemajuan pedagangan, perbankan, pendidikan dan industrinya.  Bisa dikatakan bahwa Korintus adalah kota Metropolitan di masa Perjanjian Baru.  Tidaklah mengherankan jika sebagaian besar anggota jemaat di gereja Korintus adalah orang-orang sukses di dalam karir dan berekonomi sangat mapan.

     Karena merasa diri  'lebih'  dari yang lain mereka pun menjadi sangat individualistis, mengeksklusifkan diri, dan menganggap remeh yang lain.  Terjadilah perpecahan dan perselisihan di antara jemaat di Korintus seperti yang disampaikan rasul Paulus:  "...kamu masing-masing berkata: Aku dari golongan Paulus. Atau aku dari golongan Apolos. Atau aku dari golongan Kefas. Atau aku dari golongan Kristus."  (1 Korintus 1:12).  Hal itu menunjukkan bahwa mereka belum memahami sepenuhnya bahwa keberadaan orang percaya adalah satu kesatuan di dalam tubuh Kristus, di mana walaupun tubuh terdiri dari banyak anggota tetapi merupakan satu tubuh.

     Agar terhindar dari perpecahan dan tercipta sebuah kesatuan di antara jemaat Tuhan ada beberapa sikap yang harus dikembangkan dalam diri orang percaya:  1.  Saling membutuhkan.  Pada umumnya semua orang akan merasa betah dan nyaman berada di dalam sebuah komunitas, perkumpulan atau lingkungan bila ia mendapatkan dua hal, yaitu diterima dan dibutuhkan.  Begitu pula kesatuan tubuh Kristus akan tercipta apabila masing-masing anggota jemaat dapat menerima keberadaan anggota yang lain dengan baik dan masing-masing orang punya rasa saling membutuhkan.  "Jadi mata tidak dapat berkata kepada tangan: 'Aku tidak membutuhkan engkau.' Dan kepala tidak dapat berkata kepada kaki: 'Aku tidak membutuhkan engkau.' Malahan justru anggota-anggota tubuh yang nampaknya paling lemah, yang paling dibutuhkan."  (1 Korintus 12:21-22).

     Tuhan menciptakan manusia sebagai makhluk sosial, artinya kita tidak bisa hidup sendiri tanpa orang lain.  Dalam hal apa pun kita selalu memerlukan orang lain.  Karena itu kita harus belajar menerima keberadaan orang lain dan dengan jujur mengakui bahwa sehebat apa pun kita, kita tetap membutuhkan orang lain dan bekerja sama dengan orang lain!  Tak selayaknya kita memandang rendah atau meremehkan orang lain.

sebut dan jelaskan benda sejarah dalam peradaban Islam?​

stewing adalah mengolah bahan makanan dengan cara ​

baraise atau biasanya disebut ​

05. Proses mempertahankan keberadaan Negara Kesatuan Republik Indonesia mengalami dinamika yang sangat menarik untuk dikaji. Persatuan dan kesatuan ba … ngsa yang menjadi modal utama untuk mempertahankan NKRI ternyata tidak selamanya berdiri kukuh. Persatuan dan kesatuan bangsa Indonesia dalam perwujudannya sangat dinamis. Adakalanya persatuan dan kesatuan bangsa itu begitu kukuh, tetapi ada juga masa ketika persatuan dan kesatuan bangsa mendapat ujian . Dari bacaan di atas modal utama mempertahankan NKRI adalah

bolong adalah masak makanan dalam​

minta tolong dong yang niat jawab pertanyaan ku​

pengaruh perkembangan filsafat sejarah dalam beberapa dekade waktu serta apa pengaruhnya bagi ilmu sejarah !

pengaruh perkembangan filsafat sejarah dalam beberapa dekade waktu serta apa pengaruhnya bagi ilmu sejarah !

pengaruh perkembngan filsafat sejarah dalam beberapa dekade pengaruh perkembangan filsafat sejarah dalam beberapa dekade waktu serta apa pengaruhnya b … agi ilmu sejarah ! waktu

1.apa negara yang dulu ditakuti seluruh dunia pada era Perang Dunia? 2.pesawat apa yang paling ditakuti Uni Soviet saat melawan jerman? 3.apa nama pes … awat di pp saya? 4.apa operasi pembebasan papua/irian dari Belanda pada tahun 1960/1961yang pinter sejarah pasti bisa jawab​

Asal mula surat ini diawali dengan kondisi jemaat di Korintus pada saat itu. Kota Korintus terletak di ujung barat Isthmus, diantara Yunani Pusat dan Peloponesus, yang menguasai jalur-jalur perdagangan antara  Yunani Utara dan Peloponesus dan melintasi Isthmus. Ada dua pelabuhan, Lekheum 2,5 km sebelah Barat di teluk Korintus, yg dihubungkan dengan kota Korintus oleh tembok-tembok yg panjang, dan Kengkrea, 14 km sebelah timur di teluk Saron. Itulah sebabnya mengapa ahli geografi Yunani bernama Strabo menjuluki Korintus sebagai ”penguasa dua pelabuhan”. Karena letaknya yang strategis, kota Korintus menguasai persimpangan internasional, yang mengendalikan perdagangan di darat antara utara-selatan dan juga di laut antara timur-barat.

Selain menjadi pusat perdagangan, kota Korintus juga menjadi pusat budaya dan penduduknya beragam. Terlebih jemaat di Korintus adalah jemaat yang kaya akan talenta. Orang-orang Korintus dikatakan sebagai jemaat yang memiliki karunia lengkap dari A-Z. Namun ternyata keanekaragaman ini tidak membawa jemaat di Korintus untuk saling membangun dan melengkapi justru dipakai untuk saling menonjolkan diri sehingga akhirnya jemaat terpecah belah. Keberagaman jemaat ini juga pada akhirnya membuat jemaat di Korintus menjadi terkotak-kotak.

Atas dasar inilah Paulus menuliskan surat ini kepada jemaat di Korintus.

Apa yang ingin disampaikan melalui FT ini?

Kita berbeda-beda tapi satu di dalam tubuh Kristus, kita adalah tangan, mata, kaki, telinga dan lainnya yang memiliki satu kepala yaitu Kristus.

Ayat 12 berkata, “ tubuh itu satu dan anggota-anggotanya banyak, dan segala anggota itu, sekalipun banyak, merupakan satu tubuh, demikian pula Kristus.”

Mereka banyak dan beragam tetapi sesungguhnya mereka adalah satu tubuh karena telah dibaptis dalam satu Roh dan diberi minum dari satu Roh. Manusia memang sangat berbeda satu dengan yang lainnya, bahkan kita yang ada di dalam Tuhan pun tetap merupakan suatu keanekaragaman.

Paulus menggunakan sebuah metafora, ia menggambarkan kesatuan tubuh dan banyak anggotanya, Di ayat 13 Paulus mengatakan bahwa kesatuan itu dinyatakan dengan tidak adanya lagi orang Yahudi, orang Yunani, budak, orang merdeka, kaya, miskin dan sebagainya. Jemaat bukan dipersatukan oleh kemiripan atau kecocokan tertentu. Jika persekutuan didasarkan akan hal itu, maka yang akan terjadi adalah malah pengkotak-kotakan di dalam persekutuan seperti yang terjadi di jemaat Korintus yang pada akhirnya menimbulkan perpecahan. Namun jemaat dipersatukan karena kita mempunyai satu kepala yaitu Kristus.

Baiklah kita di dalam persekutuan belajar untuk mengasihi orang-orang yang tidak begitu kita sukai, mereka yang “berbeda “ dari kita.

Ayat 13 ini mengajarkan kita untuk menerima satu sama lain, walaupun ada perbedaan. Perbedaan bukan merupakan sesuatu yang utama, yang utama adalah Roh yang mempersatukan kita, dan Tuhan sendiri yang sudah menerima kita sebagaimana adanya.

Persekutuan yang baik seharusnya tidak melihat perbedaan namun menekankan pada PERSAMAAN

  • Lahir dari Allah yang sama (Yohanes 1 : 12-13)
  • Dibeli dengan harga yang sama (I Korintus 6 : 20)
  • Tubuh yang sama (Roma 12 : 5)
  • Ahli waris atas warisan yang sama (Rom. 8:17)
  • Melayani Tuan yang sama (Mat. 23:8)
  1. Sebagai satu tubuh tidak mungkin ada satu bagian tubuh yang tidak mengenal bagian tubuh yang lain

Seperti satu bagian tubuh yang  mengenal bagian lainnya, kita yang sudah dipersatukan dalam satu tubuh Kristus juga haruslah saling mengenal bukan hanya TAHU tetapi KENAL.

TAHU : CUMA TAHU DOANG, SAMPE PERMUKAAN

KENAL : TAHU SAMPE DALAM-DALAMNYA, KENAL KEPRIBADIANNYA, PERGUMULANNYA DLL

 KENAL BUKAN ATAS DASAR “KATANYA” TAPI KARENA KEDEKATAN DENGANNYA

  1. Kita saling membutuhkan satu dengan yang lainnya

(AYAT 21)

David Benner dalam bukunya bercerita dia memiliki sahabat dimana dia tidak senang dengan gerejanya tapi walau ia tidak senang dengan gerejanya, dia tetap terus hadir di gereja, meskipun tidak secara teratur. Ketika ditanya apa yang menjadi alasan dia untuk terus hadir di gereja, dia menjawab bahwa dia takut akan berhenti bertumbuh jika keluar dari gereja. Lebih lanjut dia menjawab “ Meskipun saya tidak dapat apa-apa dari khotbah dan meskipun saya kesulitan untuk bertemu dengan Tuhan di sepanjang ibadah, gereja membuat saya tetap terhubung dengan orang lain dalam suatu perjalanan rohani. PERTUMBUHAN ROHANI TERLALU SULIT UNTUK DIJALANI SENDIRI.

Dia benar, kerohanian kristen menuntut perjalanan yang dilakukan secara bersama. Ini bukan hanya berarti disertai dan dibimbing oleh Roh Allah. Ini berarti disertai dan dibimbing oleh sesama kita manusia.

Perjalanan rohani orang Kristen adalah sebuah perjalanan yang kita jalani bersama orang lain. Pada 1 Kor 12:12-31 dikatakan bahwa kita adalah bagian dari satu tubuh, yaitu tubuh Kristus. Dimana di dalam tubuh itu kita menemui keberagaman, ada yang menjadi tangan, kaki, mata, telinga, dll. Tidak semuanya menjadi tangan, atau tidak semua anggota tubuh adalah mata. Dan semua anggota tubuh ini saling membutuhkan satu dengan yang lainnya, saling berhubungan satu dengan yang lainnya.

Bayangkan  tangan kita bermusuhan dengan mata (tangan mengatakan bahwa dia tidak butuh mata atau sebaliknya) à Ketika mata melihat sesuatu yang indah atau nikmat, bagaimana dia bisa menggapainya tanpa ada tangan, ketika tangan ingin melempar bola, bagaimana ia bisa melakukannya dengan baik tanpa adanya mata?) dan banyak pemisalan lain.

Seperti tubuh kita yang saling membutuhkan satu dengan yang lainnya demikianlah kita sebagai bagian dari tubuh Kristus yang tidak dapat terlepas satu dengan yang lainnya. Kita tidak bisa menjalani perjalanan menuju pada perubahan diri tanpa adanya para sahabat dan komunitas rohani.

Mengapa kita membutuhkan komunitas dan para sahabat dalam melakukan perjalanan rohani Kristen??

  • Pengenalan yang dalam tentang diri pribadi kita dan Allah mengharuskan adanya pengenalan yang dalam tentang orang lain dan dikenali oleh orang lain
  • Sebagian sahabat rohani bisa menawarkan kita bantuan agar kita bisa mengenal diri kita, sedangkan sebagian sebagian yang lain bisa menawarkan bantuan agar kita bisa mengenal Allah. Dan seorang sahabat rohani terbik adalah yang bisa menawarkan kedua hal tsb.

(sulit membayangkan bagaimana seseorang bisa mengalami hubungan pribadi yang intim dgn Allah tetapi tidak mampu mengalami hubungan yang sama tsb dengan orang lain. )

Itulah beberapa hal yang saya dapat dari perikop 1 Korintus 12:12-31, kiranya memberkati dan selamat hidup di dalam persekutuan 🙂