Teori Ion Svante August Arrhenius
Arrhenius berhasil dalam menyelesaikan permasalahan mengapa larutan elektrolit dapat menghantarkan arus listrik sedangkan nonelektrolit tidak. Menurut Arrhenius, zat elektrolit dalam larutannya akan terurai menjadi partikel – partikel yang bermuatan listrik yang disebut dengan ion. Ion – ion tersebut dapat bergerak bebas dan ion – ion inilah yang menyebabkan suatu larutan dapat menghantarkan listrik.
Berbeda dengan elektrolit, ketika zat nonelektrolit dilarutkan dalam air, zat tersebut tidak akan terurai menjadi ion – ionnya melainkan tetap dalam bentuk molekul netral. Oleh karena itu larutan nonelektrolit tidak dapat menghantarkan arus listrik.
Baca juga: Pembahasan Elektron Valensi
Daftar isi
- 1 Etimologi
- 2 Pembentukan
- 3 Elektrolit dan nonelektrolit
- 4 Sifat daya hantar listrik
- 5 Penghantaran arus listrik
- 6 Senyawa pembentuk larutan elektrolit
- 6.1 Senyawa ion
- 6.2 Senyawa kovalen polar
- 7 Referensi
- 8 Pranala luar
Kata elektrolit berasal dari bahasa Yunani Kuno yakni ήλεκτρο- [ēlectro-], sebuah awalan yang berkaitan dengan listrik, dan λυτός [lytos] yang berarti "dapat dilepaskan atau dilonggarkan".[1]