Apa yang terjadi dengan belahan buah apel yang disimpan di udara terbuka dan kulit buah pisang

Apa kalian pernah memotong buah apel, lalu lupa memakannya, dan saat kalian mau memakannya, warna daging buahnya menjadi kecoklatan? Kalau iya, apa yang kalian lakukan? Tetap memakannya? Membiarkannya kalau-kalau warnanya kembali normal? Atau malah membuangnya?

Nah, sekarang mari kita lihat dari sisi kimianya. Proses perubahan warna bahan makanan menjadi berwarna kecoklatan disebut sebagai browning atau pencoklatan. Browning tidak hanya terjadi pada buah apel saja, tapi juga buah lain, seperti kulit pisang yang berbercak-bercak coklat dan kentang yang dipotong. Selain terjadi pada buah, browning juga bisa terjadi di bahan makanan lain, lho, contohnya adalah gula dan roti tawar.

Mengapa browning bisa terjadi?

Proses browning dibedakan menjadi 2 jenis, yaitu:

1. Browning enzimatik

Proses browning enzimatik terjadi karena adanya aktivitas enzim polifenol oksidase atau fenolase yang mengkatalisis oksidasi salah satu senyawa fenol menjadi pigmen berwarna coklat yang disebut melanin. Reaksi ini lebih mudah terjadi pada suhu ruang dengan nilai pH antara 5.0-7.0. Sedangkan faktor lain yang menyebabkan proses browning terjadi lebih cepat adalah keberadaan besi atau tembaga, contohnya pada pisau yang digunakan untuk memotong buah. Sedangkan secara alami, proses ini terjadi apabila kulit buah mengalami luka sehingga ada kontak antara oksigen dengan daging buah.

Adapun reaksi kimianya adalah:

Apa yang terjadi dengan belahan buah apel yang disimpan di udara terbuka dan kulit buah pisang
Sumber : http://www.buzzle.com

2. Browning non-enzimatik

Untuk proses browning non-enzimatik, seperti namanya, proses ini tidak melibatkan enzim, namun terjadi secara kimiawi. Ada 2 jenis proses browning non-enzimatik, yaitu:

-. Karamelisasi

Karamelisasi adalah proses pirolisis yang terjadi pada gula. Tentu kalian pernah memakan makanan dengan rasa karamel, bukan? Nah, itu salah satu aplikasi proses browning non-enzimatik ini. Cara yang paling mudah adalah dengan memanaskan gula sampai meleleh, dengan demikian, gula akan berubah warna menjadi kecoklatan.

BACA JUGA  Cara Mudah Membuat Gula Batu Sendiri

-. Reaksi Maillard

Reaksi Maillard adalah reaksi kimia antara asam amino dan gula reduksi. Reaksi ini akan menghasilkan beraneka bau dan aroma, sehingga reaksi ini sering digunakan pada industri penambah rasa. Contoh aplikasi reaksi ini adalah pinggiran roti tawar yang berwarna kecoklatan.

Bagaimana kalau buah yang akan kita makan sudah berubah warna menjadi coklat? Apakah bisa kembali ke warna aslinya? Jawabannya tidak bisa. Namun untuk mencegahnya, ada beberapa tindakan yang bisa dilakukan, contohnya:

1. Pemanasan / Pendinginan

Seperti enzim pada umumnya, fenolase juga memiliki suhu optimum, yaitu pada suhu ruang. Untuk mengurangi aktivitas enzimnya, pengubahan suhu bisa dilakukan, dan cara yang paling efektif adalah pemanasan sebelum pendinginan untuk menyimpan potongan buah. Caranya adalah buah direbus selama 1-5 menit, kemudian dipotong, dan disimpan dalam lemari es.

2. Pengasaman

Pengubahan pH juga bisa mengurangi aktivitas enzim fenolase. Untuk mengasamkan, buah bisa dicelupkan dalam air yang ditambah perasan jeruk nipis secukupnya. Adanya kandungan asam sitrat pada jeruk nipis akan mengurangi pH sehingga aktivitas enzim fenolase terhenti. Asam sitrat juga berperan sebagai agen pengkhelat yang bisa mengikat ion-ion tembaga atau besi yang bisa mempercepat proses browning.

3. Penambahan sirup gula

Sirup gula bisa dipakai untuk melapisi potongan buah dengan tujuan mencegah kontak antara daging buah dengan oksigen bebas di udara. Aplikasi ini banyak dipakai untuk tar buah, selain bisa mencegah proses browning, penambahan sirup gula juga bisa menambah rasa buah tersebut.

4. Penambahan antioksidan

Antioksidan diketahui bisa mengikat radikal bebas yang terdapat di lingkungan. Dalam kasus ini, antioksidan akan mengikat oksigen bebas di udara sehingga bisa mencegah terjadinya proses browning. Adapun antioksidan yang bisa ditambahkan adalah asam askorbat atau vitamin C. Dari mana kita bisa mendapatkannya? Sekali lagi, air yang ditambahkan dengan perasan jeruk nipis akan mencegah proses browning ini terjadi.

Jadi, lain kali sebelum memotong buah, kalau buah itu tidak langsung kalian makan, kalian bisa melakukan salah satu tindakan pencegahan browning di atas, supaya buahnya tidak terbuang sia-sia.

Daftar Pustaka:

Institute of Food Technologists (“http://school.discoveryeducation.com/foodscience/pdfs/EnzymesSG.pdf”)

http://www.umaine.edu/NSFGK-12/images/PDFs/browning2.pdf

Buzzle (“http://www.buzzle.com/articles/enzymatic-browning.html”)

The Australian Institute of Food Science and Technology Incorporated (“http://www.curriculumsupport.education.nsw.gov.au/secondary/science/assets/aifst/Experiments/apple_browning.pdf”)

Apa yang terjadi dengan belahan buah apel yang disimpan di udara terbuka dan kulit buah pisang

Apa yang terjadi dengan belahan buah apel yang disimpan di udara terbuka dan kulit buah pisang
Lihat Foto

pexels

Buah apel

KOMPAS.com – Buah segar dengan warnanya yang terang terlihat menggiurkan dan penuh nutrisi yang dibutuhkan tubuh. Namun, ketika buah disimpan dengan kurang baik atau terlalu matang, kualitas nutrisinya bisa berkurang.

Faktor lain yang juga bisa memengaruhi kadar nutrisi buah adalah proses oksidasi. Sering kita jumpai buah apel, pisang, atau pir yang warnanya berubah menjadi kecokelatan setelah dikupas dan dipotong.

Oksidasi merupakan proses kimia alami yang terjadi pada sel hidup. Ketika kulit buah terkupas atau penyok, dinding sel dan membrane akan rusak sehingga oksigen masuk. Kandungan dalam buah akan bereaksi dengan oksigen sehingga warnanya menjadi cokelat.

Apa yang terjadi dengan belahan buah apel yang disimpan di udara terbuka dan kulit buah pisang

Apa yang terjadi dengan belahan buah apel yang disimpan di udara terbuka dan kulit buah pisang
Lihat Foto

Pexels

Buah apel.

Semakin lama buah teroksidasi, makin berkurang nutrisinya. Vitamin C, vitamin A yang larut dalam lemak, serta vitamin E, merupakan nutrisi yang paling gampang hilang oleh oksidasi.

Ada beberapa faktor yang memengaruhi oksidasi buah, yaitu cara pemetikan, pengiriman dan penyimanan, serta suhu ruangan.

Baca juga: 8 Buah dan Sayuran yang Lebih Berkhasiat Dikonsumsi Mentah

Jika disimpan dalam suhu sekitar 21 derajat celcius, rata-rata buah akan busuk dalam waktu satu sampai tujuh hari. Karenanya buah sebaiknya disimpan dalam suhu dingin segera setelah dipanen dan akan dikirim.

Suhu ruangan dan intensitas cahaya juga memengaruhi kualitas nutrisi buah dan sayuran, termasuk kadar oksidasinya.

Pencegahan oksidasi

Ada beberapa cara yang bisa kita lakukan untuk mencegah oksidasi pada buah. Antara lain dengan melapisi buah dengan cairan asam seperti lemon atau jeruk nipis.

Setelah buah dipotong-potong, campurkan dengan perasan lemon atau jeruk, sehingga warnanya pun tidak berubah. Semua perasan buah yang mengandung asam sitrat akan memperlambat reaksi enzimatik atau oksidasi.

Cara lain adalah mengiris buah di dalam air. Jika Anda akan mengiris buah dalam jumlah banyak, rendam dalam air yang sudah diberi perasan jeruk atau tablet vitamin C yang dihancurkan.

Biasakan untuk segera memakan buah setelah dikupas dan diiris. Anda juga bisa menyimpan buah di dalam kulkas untuk melindunginya dari paparan udara dan cahaya. Namun, jangan terlalu lama didiamkan, sebaiknya segera makan buah tersebut.

Baca juga: 9 Buah-buahan Terbaik untuk Membantu Menurunkan Berat Badan

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Baca berita berikutnya

Editor: Lusia Kus Anna