Apa yang terjadi jika tidak ada kerjasama dalam kegiatan sehari-hari

Sebagai makhluk sosial, manusia tentunya tidak dapat hidup seorang diri saja serta memerlukan bantuan dari orang lain. Untuk itulah , kerjasama pun menjadi hal yang lumrah terjadi di masyarakat. Kegiatan gotong royong seringkali dilaksanakan beramai-ramai meskipun memiliki latar belakang dan agama yang berbeda. Berikut adalah beberapa contoh kerjasama antar umat beragama yang perlu diketahui:

1. Membangun Tempat Ibadah

Diketahui, contoh kerjasama dalam umat beragama yang pertama adalah saling tolong menolong dalam membangun rumah ibadah. Pembangunan rumah ibadah ini tujuannya adalah sebagai tempat bagi agama tertentu untuk melaksanakan ibadahnya dengan nyaman.

Saat ada salah satu kelompok agama yang kekurangan tenaga maka tetangga yang lain dapat membantunya. Dengan demikian, pekerjaan pun akan cepat selesai dan tempat ibadah bisa segera digunakan.

2. Bersedekah

Lebih lanjut, kerjasama yang bisa dilakukan oleh orang yang berbeda agama adalah saling memberikan sedekah kepada tetangganya yang kekurangan. Adapun jenis sedekah tersebut tidak harus banyak dan mahal namun yang bermanfaat bagi penerimanya. Contohnya saja, memberikan makanan kepada tetangga yang kelaparan, memberikan pakaian baru kepada orang lain dan sebagainya.

3. Tidak Mengganggu Ibadah

Berikutnya, contoh kerjasama dalam umat beragama adalah tidak mengganggu ibadah masing-masing. Mengganggu ibadah kelompok tertentu hanya karena tidak memiliki keyakinan yang sama akan menimbulkan gesekan. Lama-kelamaan, hubungan antar umat pun menjadi renggang dan saling curiga.

Untuk itulah, umat beragama sebaiknya berfokus pada ibadah masing-masing dan tidak saling mencampuri. Dengan demikian, antar umat beragama pun menjadi lebih toleransi dan tidak memaksakan kehendak masing-masing.

4. Saling Menghormati

Kerjasama lainnya yang bisa dilakukan antara orang yang berbeda agama adalah saling menghormati. Misalnya saja saat ada yang sedang merayakan nyepi maka umat lain di daerah tersebut tidak diperkenankan untuk membuat keributan. Begitupun saat ada yang berpuasa, maka umat yang tidak berpuasa akan saling menghargai dan tidak memaksa yang sedang berpuasa untuk makan.

5. Mengamankan Perayaan Agama

Kemudian, di beberapa daerah tertentu, perayaan agama bisa saja dibarengi dengan aksi kejahatan. Hal ini dikarenakan saat merayakan perayaan tertentu, orang-orang akan lebih fokus ke acaranya dan kurang memperhatikan sekitarnya. Untuk itulah, umat beragama yang lain bisa membantu tetangganya untuk mengamankan perayaan tersebut.

Misalnya adalah dengan berjaga di gerbang desa saat umat lain pergi ke tempat ibadahnya. Bisa pula dengan menjaga di pos tertentu sehingga penjahat tidak memiliki kesempatan untuk melakukan perbuatannya.

6. Berbagi Daging Kurban

Bagi umat islam, mengorbankan hewan kurban seringkali dilaksanakan satu kali dalam setahun. Pada saat itu, berbagai macam hewan seperti kambing, sapi, kerbau dan lainnya akan dikurbankan. Nantinya, daging dari hewan-hewan kurban akan dibagikan kepada orang lain yang membutuhkannya.

Pada saat seperti ini, saling berbagi daging hewan kepada umat lain diperbolehkan asalkan orang tersebut juga memakan daging dan tidak melanggar agamanya sendiri. Dengan saling berbagi rezeki seperti itu, umat beragama akan menjadi lebih akrab dan saling tenggang rasa.

7. Membersihkan Lingkungan

Berikutnya, contoh kerjasama dalam umat beragama yang seringkali dilakukan adalah membersihkan lingkungan sekitar. Biasanya, di desa tertentu pada hari libur akan diadakan kerja bakti untuk membersihkan sekitar lingkungan tempat tinggal. Misalnya saja, membersihkan selokan, memotong rumput jalanan, mengecat pagar dan lainnya.

8. Saling Membantu

Selanjutnya, saling menolong dan membantu antar umat beragama juga diperbolehkan. Misalnya saja, saat ada tetangga yang meminta bantuan untuk mendirikan rumah maka tetangga lain akan membantunya.
Lalu, saat terjadi masalah penting seperti mengantarkan orang sakit, maka tetangga yang berlainan agama dapat pula saling menolong. Dengan begitu, kehidupan antar tetangga pun menjadi lebih rukun dan damai.

9. Saling Mengingatkan

Kemudian, kerjasama berikutnya yang dapat dilakukan oleh umat beragama adalah saling mengingatkan. Adapun mengingatkan disini tentunya dengan cara yang baik dan tidak kasar. Contohnya, saat teman lupa minum air saat berpuasa maka teman berbeda agama dapat mengingatkannya. Contoh lainnya yaitu saat tiba waktu ibadah maka yang lainnya juga bisa memberitahukan supaya tidak lupa.

10. Menjaga Keamanan Lingkungan

Di dalam lingkungan tempat tinggal tentunya terdapat jenis orang yang berbeda-beda. Contoh kerjasama dalam umat beragama selanjutnya yaitu saling menjaga keamanan di lingkungan tempat tinggalnya. Caranya adalah dengan membuat jadwal ronda sehingga lingkungan sekitar akan menjadi lebih aman dan nyaman.

Demikianlah contoh kerjasama antar umat beragama yang bisa dilaksanakan dengan mudah. Dengan saling bekerja sama, maka kehidupan pun akan menjadi lebih mudah. Selain itu, lingkungan akan menjadi lebih aman dan terhindar dari gesekan yang tidak diinginkan.

“No Man is an Island” [John Donne] mempunyai makna yang sangat berarti dalam kehidupan bermasyarakat dan bernegara termasuk dalam masa pandemi ini. Tidak ada manusia yang bisa hidup sendiri, setiap individu membutuhkan orang lain. Hal ini selaras dengan fitrah manusia sebagai mahluk sosial.

Sebagai mahluk sosial, manusia membutuhkan orang lain dalam kehidupannya. Oleh sebab itu, manusia membentuk kelompok dan bekerjasama untuk mencapai tujuan bersama. Hal inilah yang mendorong rakyat Indonesia, pada masa kemerdekaan, membentuk “kelompok” besar yang disebut bangsa Indonesa.

Lonjakan Covid-19 dan Penanganannya

Sekitar Juni lalu, Indonesia mengalami lonjakan pasien Covid-19 yang luar biasa. Salah satu penyebabnya adalah masuknya varian Delta ke Indonesia yang penularannya lebih cepat dari varian Covid-19 awal. Jumlah yang terinfeksi Covid-19 melonjak sangat cepat di dunia termasuk Indonesia.

Lonjakan yang sangat signifikan dan tiba-tiba tersebut mengakibatkan pemerintah mengambil langkah-langkah yang terstruktur dan komprehensif. Langkah tersebut antara lain 1] melakukan percepatan vaksinasi kepada masyarakat menjadi 1 juta/per hari untuk menciptakan herd imunity. 2] Menambah fasiltas kesehatan [faskes] misalnya jumlah tempat tidur/ruang isolasi Covid-19, obat-obatan/alkes dan tenaga kesehatan. 3] Mengkampanyekan protokol kesehatan [prokes] pencegahan Covid-19 melalui 5M yaitu Memakai masker, Menjaga jarak, Mencuci tangan, Menjauhi kerumunan dan Mengurangi mobiltas 4] Memberlakukan Pembatasan Kegiatan Masyarakat [PPKM] skala mikro untuk daerah zona merah. Tujuan PPKM adalah membatasi mobilitas dan interaksi masyarakat untuk mengurangi penyebaran Covid-19.

Kebersamaan dan Kerjasama di Tengah Pandemi

Kondisi dan langkah yang diambil Pemerintah di atas menandakan bahwa kondisi Indonesia tidak dalam keadaan yang biasa-biasa. Bangsa Indonesia dan dunia sedang menghadapi musuh yang sama, tidak kasat mata, mempengaruhi kondisi kesehatan masyarakat dan dampak ekonomi yang luar biasa. Oleh sebab itu dibutuhkan kebersamaan dan kerjasama dari seluruh komponen bangsa, bergandeng tangan, meninggalkan egoisme kelompok dan perbedaan pandangan politik untuk menghadapi pandemi Covid-19.

Kebersamaan akan memberikan energi kepada bangsa Indonesia dalam menghadapi pandemi dan berusaha untuk memberikan yang terbaik. Kebersamaan akan menciptakan mental, tekad, persatuan dan kesatuan yang kuat untuk mencapai keberhasilan. “Bersatu kita teguh, bercerai kita runtuh”.Kerjasama akan menyatukan energi seluruh komponen bangsa [misalnya Pemda, tokoh masyarakat/agama/politik, pengusaha, mahasiswa dan masyarakat] untuk mencapai tujuan bersama. Dengan kerjasama akan tercipta kekuatan yang luar biasa dalam mengatasi pandemi Covid-19.

Sebagai institusi terdepan dalam penanganan pandemi Covid-19, Pemda dapat melakukan konsolidasi internal dan membangun sinergi dengan institusi eksternal. Konsolidasi internal dilakukan untuk memastikan aparat desa/kelurahan, kecamatan dan seluruh OPD terkait bekerja maksimal dalam menangani Covid-19. Pemda harus memastikan ketersediaan faskes/alkes, obat-obatan, tenaga kesehatan dan masyarakat melaksanakan prokes yang ketat.

Pemda juga harus bersinergi dengan institusi terkait misalnya instansi Pemerintah Pusat, tokoh masyarakat/agama, pengusaha dan lain-lain. Kepala daerah diharapkan menjadi pemimpin yang efektif dalam menghadapi pandemi Covid-19. "Pemimpin yang efektif bukan soal pintar berpidato dan mencitrakan diri agar disukai. Kepemimpinan tergambar dari hasil kerjanya, bukan atribut-atributnya." - Peter F. Drucker

Tokoh masyarakat/agama/politik seharusnya merupakan panutan masyarakat sebagaimana digambarkan oleh Ki Hajar Dewantara “Ing Ngarso Sug Tulodo, Ing Madya Mangun Karso, Tut Wury Handayani”. Para tokoh tersebut diharapkan dapat membangun optimisme, kebersamaan dan mendukung kondusifitas di tengah masyarakat.

Pengusaha merupakan mitra strategi pemerintah dalam menangani pandemi Covid-19. Dengan sumberdaya yang dimiliki, pengusaha dapat membantu pemerintah menyediakan faskes/alkes, obat-obatan dan lain-lain yang dibutuhkan. Pengusaha diharapkan meningkatkan bela rasa dan menghindarkan praktik-praktik bisnis yang kurang baik misalnya menimbun barang-barang yang dibutuhkan masyarakat.

Mahasiswa sebagai calon pemimpin masa depan bangsa dapat memberikan pemikiran yang konstruktif dalam menangani Covid-19 dan menjadi bagian problem solver. Tindakan nyata dapat juga dilakukan dengan membantu pemerintah meningkatkan kesadaran rakyat untuk menerapkan prokes, menebarkan optimisme melalui media sosial secara massif.

Peran masyarakat dalam penanganan Covid-19 sangat penting dengan menerapkan prokes yang ketat dan menjaga kesehatan. Masyarakat juga dapat meningkatkan solidaritas dengan membantu sesama yang membutuhkan.

Jangan lelah mencintai NKRI dengan meningkatkan kebersamaan dan kerjasama dalam menghadapi pandemi Covid-19.


[Kakanwil DJKN, Kemenkeu Kalbar, Edward Nainggolan]

Video yang berhubungan

Bài mới nhất

Chủ Đề