Apabila ada mim sukun bertemu dengan huruf ba disebut hukum bacaan

Apabila ada mim sukun bertemu dengan huruf ba disebut hukum bacaan

Ilustrasi membaca Al Qur'an /

BERITASOLORAYA.com - Dalam Ilmu tajwid memiliki banyak hukumnya  untuk membaca Al-Quran. Seperti hukum jika ada Nun Mati atau Tanwin bertemu salah satu huruf hijaizah. Hal tersebut memudahkan seseorang jika mempelajari Al-Qur'an.

Selain hukum Nun mati atau tanwin saat bertemu salah satu huruf hijaizah, ada pula hukum Mim mati/sukun jika bertemu salah satu huruf hijaizah.

Dikutip dari buku Ilmu Tajwid dan Ghorib Al-Qur'an, karya Drs. H. Amdjad Al-Hafidz, BSc, M. Pd ada tiga pembagian hukum Mim mati jika bertemu salah satu huruf hijaizah, yakni Idghom Mitsli, Ikhfa' Syafawi dan Idhhar Syafawi. berikut Penjelasannya.

Baca Juga: Tanggal 31 Desember 2021 - 2 Januari 2022, PPKM Level 3 Diberlakukan 3 Hari.

1. Idghom Mitsli

Dinamakan Idghom mitsli ialah apabila jika ada Mim sukun/ Mim mati (م٥) bertemu salah satu huruf hijaizah Mim َ{م}. Artinya Apabila ada Mim mati bertemu huruf Mim. Cara membacanya yaitu dengan dengung, panjang bacaannya 1 1/2 alif. Idgham mitsi juga kadang disebut dengan Idgham mimi. 

2. Ikhfa' Syafawi. 

Dinamakan ikhafa' syafawi ialah apabila ada Mim mati/ Mim sukun (م٥) bertemu huruf ba' (ب). Cara membacanya sama dengan Idgham mitsli yakni dengan dengung. Panjang membacanya juga sama persis dengan idgham mimi, yaitu dengan panjang 1 1/2 alif.

Baca Juga: Krokot Gantung Yang Cantik dan Estetik, Walaupun Menggunakan Botol Bekas.

3. Idhar Syafawi

Dinamakan idhar syafawi ialah apabila ada Mim sukun/ Mim mati (م٥) bertemu huruf hijaizah selain huruf Mim (م) dan huruf ba' (ب). Cara membacanya yakni tanpa dengung. Mim sukun berhenti mendadak.

Itulah 3 hukum Mim mati / Mim sukun jika bertemu salah satu huruf hijaizah.

Sebagai tambahan jika ada huruf Mim (م) atau nun (ن) bertasdid disebut ghunnah. Cara membacanya dengan dengung, panjang bacaan 1 1/2 alif.

Wallahua’lam.

Sumber: Buku Ilmu Tajwid dan Ghorib Al-Qur'an, karya Drs. H. Amdjad Al-Hafidz, BSc, M. Pd. 

Alquran. Foto: Freepik

Membaca Alquran adalah salah satu bentuk ibadah kepada Allah SWT. Namun, umat Muslim diperintahkan untuk mempelajari ilmu tajwidnya terlebih dahulu agar bisa membaca Alquran dengan baik dan benar.

Secara garis besar, ilmu tajwid didefinisikan sebagai ilmu yang bertujuan untuk mempelajari cara membaca, melafalkan, serta mengucapkan berbagai huruf yang terdapat dalam Alquran sesuai dengan sifatnya.

Dalam Alquran telah ditegaskan bahwa membaca yang baik dan benar sesuai tajwidnya merupakan perintah langsung dari Allah SWT. Sebagaimana firman-Nya yang artinya:

Orang-orang yang telah Kami berikan Al Kitab (termasuk Alquran) kepadanya, mereka membacanya dengan bacaan yang sebenarnya, mereka itu beriman kepadanya," (QS. Al Baqarah: 121)

Ilmu tajwid ini ada banyak macamnya, salah satunya adalah hukum bacaan mim sukun (مْ). Hukum mim sukun terbagi menjadi tiga macam, yakni ikhfa syafawi, idgham mimi, dan idzhar syafawi.

Hukum Mim Sukun dalam Ilmu Tajwid

Alquran. Foto: Freepik

M. Khalilurrahman Al Mahfani menerangkan dalam buku Juz Amma Tajwid Berwarna & Terjemahannya, hukum bacaan mim sukun akan terjadi apabila bertemu dengan huruf hijaiyah yang digolongkan menjadi tiga macam, yakni:

Ikhfa syafawi akan terjadi apabila huruf mim sukun (مْ) bertemu dengan huruf ba (ب). Hukum membaca ikhfa syafawi adalah dengan menyamarkan atau menyembunyikan huruf mim sukun.

Menurut Marzuki dan Sun Choirul Ummah dalam buku Dasar-Dasar Ilmu Tajwid, posisi bibir ketika melafalkan ikhfa syafawi tidak tertutup rapat. Ini agar dapat menyamarkan huruf mim sukun disertai dengan ghunnah (dengungan).

Contoh ayat Alquran yang terdapat hukum bacaan ikhfa syafawi adalah surat Al Insan ayat 15 yang berbunyi:

وَيُطَافُ عَلَيْهِم بِـَٔانِيَةٍ مِّن فِضَّةٍ وَأَكْوَابٍ كَانَتْ قَوَارِيرَا۠

Wa yutafu 'alaihim bi`aniyatim min fiddatiw wa akwabing kanat qawarira

Artinya: "Dan diedarkan kepada mereka bejana-bejana dari perak dan piala-piala yang bening laksana kaca."

Alquran. Foto: Freepik

2. Idgham Mimi atau Mutamatsilain

Dalam bahasa Arab, mimi (ممي) dimaknai sebagai dua huruf mim yang berjejer. Oleh karena itu, hukum bacaan ini hanya akan terjadi jika huruf mim sukun bertemu dengan huruf mim (م) berharakat.

Cara membacanya adalah dengan meleburkan dua bunyi mim tersebut disertai dengan dengungan dan wajib memasukkan huruf mim pertama ke mim kedua. Bacaan idgham mimi harus dilafalkan sebanyak 2-4 harakat.

Posisi bibir ketika membaca idgham mimi adalah tertutup dan sedikit bergetar untuk mendengungkan bacaan mim tersebut, seperti yang ditulis dalam buku Dasar-Dasar Ilmu Tajwid karya Marzuki dan Sun Choirul Ummah.

Contoh dalam Alquran terdapat surat Al Muthaffifin ayat 14:

كَلَّا‌ بَلۡ ۜ رَانَ عَلٰى قُلُوۡبِهِمۡ مَّا كَانُوۡا يَكۡسِبُوۡنَ

Kallaa bal raana 'alaa quluubihim maa kaanuu yaksibuun

Artinya: “Sekali-kali tidak! Bahkan apa yang mereka kerjakan itu telah menutupi hati mereka.”

Idzhar syafawi terjadi saat huruf mim sukun bertemu dengan huruf hijaiyah selain ba (ب) dan mim (م). Hukum bacaan ini adalah terang dan jelas. Posisi bibir saat melafalkannya adalah mengatup ketika membaca mim sukun yang bertemu dengan huruf idzhar syafawi.

Berikut contoh bacaan idzhar syafawi yang bertemu dengan salah satu huruf hijaiyah di dalam Alquran:

اَلْحَمْدُ لِلّٰهِ رَبِّ الْعٰلَمِيْنَ

Alhamdu lillaahi Rabbil 'aalamiin

Artinya: “Segala puji bagi Allah, Tuhan seluruh alam.” (QS. Al Fatihah: 2).


Page 2