Apakah ada pembangkit listrik tenaga angin di Sulawesi Selatan?

Energi Terbarukan PLTB, Potensi Listrik di Sulawesi Selatan

Maman Sukirman
Minggu, 14 Februari 2021 - 18:02 WIB
Proyek Pembangkit listrik tenaga bayu [PLTB] di Kabupaten Jeneponto, Sulawesi Selatan, [23/06/2018].
Presiden Joko Widodo memperhatikan turbin kincir angin usai meresmikan Pembangkit Listirk Tenaga Bayu [PLTB] di Kabupaten Sidenreng Rappang, Sulawesi Selatan, [02/07/2018].
Sejumlah undangan dan investor asing hadir pada peresmian Pembangkit Listirk Tenaga Bayu [PLTB] di Kabupaten Sidenreng Rappang, Sulawesi Selatan, [02/07/2018].
Kincir angin raksasa Pembangkit listrik tenaga bayu [PLTB] di atas pegunungan Kabupaten Sidenreng Rappang, Sulawesi Selatan, [04/05/2018]. PLTB ini pertama di Indonesia dan terbesar di Asia Tenggara.
Seorang mahasiswa belajar online di kawasan Pembangkit listrik tenaga bayu [PLTB] di Kabupaten Jeneponto, Sulawesi Selatan, [11/07/2020].
Kincir angin raksasa Pembangkit listrik tenaga bayu [PLTB] di atas pegunungan Kabupaten Sidenreng Rappang, Sulawesi Selatan, [04/05/2018]. PLTB ini pertama di Indonesia dan terbesar di Asia Tenggara.
Petani jagung memanen hasil pertaniannya di sekitar lahan Pembangkit listrik tenaga bayu [PLTB] Kabupaten Sidenreng Rappang, Sulawesi Selatan, [06/07/2018].
Petani menyemprot lahan persawahannya di kawasan Pembangkit listrik tenaga bayu [PLTB] di Kabupaten Jeneponto, Sulawesi Selatan, [23/06/2018].
Seorang warga menarik kudanya melintas di kawasan Pembangkit listrik tenaga bayu [PLTB] di Kabupaten Jeneponto, Sulawesi Selatan, [23/06/2018].
Warga mandi air sumur yang berada di kawasan Pembangkit listrik tenaga bayu [PLTB] di Kabupaten Jeneponto, Sulawesi Selatan, [10/08/2019].
Kincir angin raksasa Pembangkit listrik tenaga bayu [PLTB] di Kabupaten Sidenreng Rappang, Sulawesi Selatan, [02/07/2018]. PLTB ini pertama di Indonesia dan terbesar di Asia Tenggara.
Kincir angin raksasa Pembangkit listrik tenaga bayu [PLTB] di Kabupaten Sidenreng Rappang, Sulawesi Selatan, [02/07/2018]. PLTB ini pertama di Indonesia dan terbesar di Asia Tenggara'.

Listrik merupakan salah satu komponen terpenting dalam perkembangan teknologi saat ini. Ketergantungan terhadap ketersediaan daya listrik semakin hari semakin meningkat. Perkembangan jumlah penduduk di suatu daerah berbanding lurus dengan kebutuhan energi listrik di daerah tersebut, namun hal tersebut berbanding terbalik dengan penyediaan energi lsitrik. Semakin hari cadangann sumber energi terbarukan yang selama ini menjadi bahan bakar utama pembangkit Indonesia makin menipis, maka dirasa perlu menggunakan energi alternatif yang jumlahnya sangat melimpah di alam. Untuk mengurangi ketergantungan bahan bakar minyak, Pemerintah Indonesia telah menerbitkan Peraturan Presiden Nomor 5 Tahun 2006 tentang Kebijakan Energi Nasional untuk mengembangkan sumber energi sebagai pengganti bahan bakar fosil. Kebijakan tersebut menekankan pada sumber daya yang dapat diperbaharui sebagai alternatif pengganti bahan bakar fosil.

Salah satu energi altenatif yang kini dilirik pemerintah yaitu tenaga angin atau yang lebih sering disebut tenaga bayu. Dari hasil studi yang telah dilakukan, menunjukkan kecepatan angin di beberapa kawasan timur berpotensi menghasilkan tenaga listrik. Misalnya di Kabupaten Sidenreng Rappang [Sidrap], Sulawesi Selatan kecepatan rata-ratanya 6,43 m/s dan Jeneponto, Sulawesi Selatan rata-ratanya 7,96 m/s.

Pemerintah sedang gencar meningkatkan porsi energi baru terbarukan [EBT] dalam pembangkit listrik di Indonesia. Dalam RUPTL [Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik] PT PLN [Persero] periode 2019-2028, ada target penambahan pembangkit listrik dari energi terbarukan sebesar 16,7 GW.

Pembangkit Listrik Tenaga Bayu [PLTB] yang dibangun di areal seluas 100 hektar di perbukitan Pabbaresseng, Desa Mattirotasi, Kabupaten Sidrap memproduksi daya listrik sebesar 75 megawatt [MW]. Daya listrik sebesar itu dihasilkan dari 30 turbin angin keluaran Gamesa Lolica Corporation pada menara baja setinggi 80 meter dengan panjang baling-baling 57 meter. Sistem interkoneksi PLTB Sidrap memanfaatkan tapping jaringan PLN SUTT 150 KV Sidrap-Maros yang terdiri dari empat sirkuit. Dua konduktor zebra sepanjang 3 kilometer [8 tower] menuju T/L 150 KV Sidrap-Maros dan terhubung secara double phi. Daya yang dihasilkan PLTB ini dialirkan ke sistem Sulawesi bagian selatan yang meliputi sebagian wilayah Sulawesi Selatan, Sulawesi Barat dan Sulawesi Tengah.

Selain di Sidrap, pembangkit listrik tenaga angin lainnya terdapat di Kabupaten Jeneponto. PLTB Tolo yang dibangun di areal seluas 60 hektar di Kecamatan Turatea, Kabupaten Jeneponto ini berkapasitas 72 MW yang terdiri dari 20 turbin angin Siemens SWT-3.6-130 dengan masing-masing berkapasitas 6,3 MW. Dengan 60 baling-baling berjenis sovanius [three blade] upwind memiliki rotor yang menghadap arah datangnya angin dengan panjang 63 meter dan tinggi menara 135. PLTB ini terkoneksi dengan jaringan transmisi 150 KV yang melalui gardu Induk Jeneponto.

Kehadiran PLTB di Kabupaten Sidrap dan Jeneponto, menjadi angin segar pemanfaatan energi baru terbarukan.

PLTB membantu menambah pasokan listrik untuk PLN khususnya di Sistem Sulawesi Selatan, Tenggara dan Barat, hal ini juga sekaligus menjadi komitmen dalam memanfaatkan energi angin guna membantu meningkatkan penggunaan Energi Baru Terbarukan [EBT] agar konsumsi EBT mampu mencapai 23% ditahun 2025.
[sra]
Bagikan artikel ini:

Sulsel Resmi Punya Dua 'Kebun Angin' Raksasa

Sylke Febrina Laucereno - detikFinance
Selasa, 03 Jul 2018 09:32 WIB
0 komentar
SHARE URL telah disalin
Foto: Dok PLN
Makassar - Sulawesi Selatan kini boleh berbangga, pasalnya wilayah ini sudah memiliki pembangkit listrik tenaga bayu [PLTB] untuk mendapatkan aliran listrik dari pembangkit energi baru terbarukan.

Tenaga bayu atau angin dipilih karena memiliki potensi yang sangat besar untuk menghasilkan listrik. Di wilayah Sulawesi Selatan mana saja yang telah didirikan kincir-kincir angin raksasa? Berikut daftarnya:

'Kebun Angin Sidrap'

Kebun angin ini terletak di Desa Lainungan, Kecamatan Watang Pulu, Kabupaten Sdenreng Rappang, Sulawesi Selatan. Di lahan seluas 100 hektar, telah terpasang 30 turbin yang memiliki ketinggian 80 meter dan baling-baling sepanjang 57 meter. Daerah ini kini menjadi salah satu wisata untuk masyarakat di Sulawesi Selatan yang berjarak sekitar 150 km dari Kota Makassar.

Saat ini sebanyak 30 Wind Turbin Generator [WTG] yang terpasang pada PLTB Sidrap telah menghasilkan energi listrik untuk Sistem Sulawesi Bagian Selatan. Pembangunan ini menggunakan Tingkat Komponen Dalam Negeri [TKDN] sekitar 40% dan menyerap sekitar 1150 tenaga kerja.

Sistem Interkoneksi PLTB Sidrap akan memanfaatkan tapping jaringan PLN SUTT 150 kV Sidrap-Maros yang terdiri dari empat sirkit, dua konduktor zebra sepanjang 3 km [8 tower] menuju T/L 150 kV Sidrap-Maros dan terhubung secara double phi.

Model Turbin yang digunakan adalah turbin angin class IIA Gamesa Eolia Corporation's G114 2,5 MW pada menara baja dengan ketinggian 80 meter. Setiap tiang turbin angin memiliki tiga baling-baling dan didirikan di atas menara berbentuk tabung yang terdiri dari 3 bagian.

Daya yang dihasilkan sebesar 75 MW akan dialirkan ke Sistem Sulawesi Bagian Selatan yang meliputi Sulsel, Sulbar dan Palu [Sulteng]. Dengan total daya 75 MW, maka PLTB Sidrap.

'Kebun Angin Jeneponto'

Setelah Sidrap, ada juga kebun angin di wilayah Jeneponto. PLTB Tolo 1 ini merupakan 'kebun angin' raksasa terbesar kedua setelah PLTB Sidrap. Secara teknologi PLTB Tolo 1 menggunakan teknologi Siemens yang satu towernya memiliki kapasitas 3,6 Mega-watt. Sedangkan Sidrap 2,5 Mega-watt.

Kemudian kondisi angin di wilayah Tolo dinilai lebih baik dibandingkan Sidrap. Kebun angin ini dibangun di lahan seluas 60 hektar dengan investasi total sebesar US$ 160 juta.

PLTB Tolo-1 berkapasitas 72 MW ini akan menjadi pembangkit listrik tenaga angin/bayu dengan kapasitas terbesar kedua di Indonesia setelah PLTB Sidrap [75 MW]. Walaupun secara kapasitas sedikit di bawah PLTB Sidrap, namun infrastruktur per tower pada PLTB Tolo-1 adalah yang terbesar, dengan 20 turbin angin masing-masing kapasitas 3,6 Megawatt [MW].

Ketinggian menara PLTB Jeneponto mencapai 138 meter dengan panjang bilah mencapai 64 meter. Sementara PLTB Sidrap memiliki ketinggian tower 80 meter dengan 3 bilah turbin masing-masing sepanjang 56 meter. Sebanyak 30 turbin angin terpasang di Sidrap dengan kapasitas tiap turbin 2,5 MW.

Energi listrik PLTB Tolo-1 ini dihasilkan dari kecepatan angin sebesar 6-8 m/s yang merupakan potensi angin cukup besar untuk dikembangkan secara komersial. Nantinya, pembangkit berbasis angin tersebut akan terkoneksi dengan jaringan transmisi sebesar 150 KV.

Sebanyak 4 dari 10 tower transmisi 150 KV telah selesai dibangun, yang akan terinterkoneksi melalui Gardu Induk Jeneponto.

Penandatangan jual-beli atau Power Purchase Agreement [PPA] diteken oleh PLN bersama PT Energi Bayu Jeneponto pada 14 November 2016 dengan harga jual listrik US$ 10,89 cent/kWh. Berdasarkan PPA tersebut, proyek akan COD pada 14 November 2019.

Hadirnya PLTB Tolo-1 Jeneponto akan melengkapi keberadaan PLTB Sidrap untuk meningkatkan kontribusi energi terbarukan di Indonesia, sekaligus semakin meningkatkan kehandalan kelistrikan di Sulawesi Selatan, yang rasio elektrifikasinya telah mencapai 99,12%.

Direktur Human Capital Management PLN Muhammad Ali mengungkapkan proyek PLTB ini diharapkan bisa mengurangi ketergantungan produksi listrik menggunakan bahan bakar fosil.

Ali menjelaskan, listrik akan dijual ke industri. Pihak PLN sudah melakukan pemetaan terkait penyerapan listrik ini ataupun listrik lain dari PLTU yang ada di Sulawesi.

"Karena pembangunanya cepat semua dipercepat untuk transmisi dan gardu agar bisa segera dinikmati," imbuh dia.

Dia menjelaskan cepatnya proyek karena menggunakan teknologi penuh dan membuat lebih efisien.

"Dengan ini kami yakinkan ke investor bahwa listrik di Sulawesi aman, silakan investasi. PLN sediakan listrik yang akan membuat iklim investasi semakin baik," ujarnya. [eds/eds]
pltb sidrap kebun angin sulawesi selatan
0 komentar
SHARE URL telah disalin

Video liên quan

Bài mới nhất

Chủ Đề