Apakah bahaya jika anak tidak mau makan nasi?

Kata Dokter Soal Anak yang Tak Mau Makan Nasi dan Bikin Ortu Khawatir

Martha HD - detikHealth

Selasa, 07 Jun 2016 07:16 WIB

Apakah bahaya jika anak tidak mau makan nasi?
Foto: Thinkstock

Jakarta - Nasi menjadi salah satu makanan pokok di Indonesia. Hanya saja, beberapa anak bisa menunjukkan ketidaktertarikannya saat diberi makan nasi. Tak pelak, ayah dan bunda pun dibuat khawatir olehnya.

Soal anak yang tidak mau makan nasi, menurut dr Maria Martina Siboe S.Kom, B.Med Sc, SpA dari RSIA YPK Mandiri, Menteng, Jakarta pusat, pada prinsipnya ada orang yang tidak suka bentuk makanan tertentu. Hal ini pun bisa terjadi pada anak-anak.

"Itu nggak masalah, yang penting karbohidrat. Yang kita perlukan karbohidrat, bukan bentuk dari nasinya," tutur wanita yang akrab disapa dr Tina ini ketika berbincang dengan detikHealth.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Dikatakan dr Tina, kebutuhan nutrisi yang mesti dipenuhi anak-anak yakni 55 sampai 60 persen karbohidrat, 15 persen protein, 30 persen lemak, dan sisanya makronutrien. Untuk bentuk karbohidratnya seperti apa, menurut dr Tina disesuaikan lagi dengan selera si anak.

Baca juga: Ketika Anak Susah Makan, Jangan Lantas Perbanyak Asupan Susunya

Boleh saja jika orang tua menilik lagi mengapa anak tidak suka nasi. Atau, jika orang tua ingin memvariasikan olahan nasi agar anak tertarik pun sah-sah saja. Namun, dr Tina menekankan ketika anak tidak suka nasi, tidak masalah jika sumber karbohidrat diganti kentang atau yang lain.

"Yang penting komposisinya seimbang sehingga tidak mengganggu perkembangan si anak," tambahnya.

Ketika anak tidak suka nasi, hal terpenting adalah orang tua tidak memaksakan anak untuk mau mengasupnya. Apalagi jika anak dipaksa dan sampai dikejar-kejar oleh si ibu atau pengasuh hingga proses makan butuh waktu sampai dua jam, menurut dr Tina itu tidak perlu.

"Sekitar 15 sampai 30 menit anak nggak mau makan ya udah. Kalau makan dikejar-kejar sampai 2 jam, terus dikasih susu lalu makan lagi dua jam kemudian, akibatnya anak jadi nggak kenal rasa lapar," kata dr Tina.

Baca juga: Berantakan Sih, Tapi Biarkan Anak Belajar Makan Sendiri Ada Manfaatnya Lho


(rdn/ajg)

kesehatan anak

Bukan hanya orang Indonesia saja, hampir separuh orang di bumi mendapatkan 50 persen asupan kalori untuk tubuhnya dari nasi.

Melansir dari Kompas.com, nasi kaya akan karbohidrat, dan nutirisi lain yang terkandung dalam nasi putih antara lain vitamin B1, B2, B3, B6, protein, zat besi, fosfor, selenium, mangan, dan magnesium.

Karbohidrat pada nasi putih memiliki peran penting dalam memberikan energi bagi tubuh.

Ketika kita mengonsumsi nasi putih, karbohidrat di dalamnya akan dipecah menjadi glukosa, yang kemudian akan diserap dan masuk ke aliran darah.

Glukosa ini akan diedarkan ke seluruh tubuh sebagai bahan bakar, terutama bagi otak.

Cari tahu yuk Moms, kenapa anak tidak mau makan nasi.

Baca Juga: Anak Susah Makan Nasi, Apa Yang Harus Dilakukan?

Memiliki Rasa Sensitivitas yang Tinggi Pada Rasa

Salah satu penyebab anak tidak mau makan nasi adalah anak memiliki rasa sensitivitas yang tinggi pada rasa.

Memang ada kondisi di mana lidah anak terdapat lebih banyak cita rasa dibanding anak lainnya.

Hal ini yang membuat anak terlalu peka terhadap rasa nasi dan menolak makanan lainnya yang mungkin tidak cocok dengan lidahnya.

Sebenarnya, kondisi ini jangan dianggap sepele lho, Moms.

Moms dapat lebih bijak dan memilih makanan yang mungkin disukai oleh anak.

Ketika anak sudah mau berbicara, baiknya tanyakan pada anak makanan apa yang diinginkan.

Dengan begitu, nafsu makan anak bisa mulai timbul kembali dan akhirnya mau makan.

Sering Ngemil dan Kuat Minum Susu

Idealnya anak dapat makan tiga kali sehari dengan tambahan dua kali selingan cemilan dan susu.

Jika anak dapat menerapkannya secara teratur, maka kesehatan tubuhnya dapat terjaga.

Namun, ada beberapa anak yang memang tidak mudah lapar dan dianggap tidak mau makan.

Biasanya kasus ini terjadi pada anak yang suka ngemil dan kuat minum susu.

Untuk mengatasi masalah ini, Moms sebaiknya dapat mengatur pola makannya.

Mulai dengan mengurangi cemilan dan susu, agar anak bisa cepat merasakan lapar.

Jika sudah merasa lapar, Moms bisa memberikan makanan berat dengan nasi serta lauk favorit kesukaannya.

Baca Juga: Selama Ini Dianggap Tidak Sehat, Makan Nasi Putih Sebelum Tidur Ternyata Bisa Datangkan Manfaat Menakjubkan Ini Untuk Tubuh

Mengalami Masalah Pada Pencernaannya Sehingga Nafsu Makannya Berkurang

Alasan anak tidak mau makan nasi selanjutnya bisa jadi karena anak mengalami masalah pada pencernaannya.

Gangguan pencernaan ini salah satunya adalah konstipasi atau sembelit.

Konstipasi adalah proses terhambatnya pengeluaran sisa-sisa makanan yang membuat anak sulit buang air karena keras.

Perut anak menjadi terasa penuh dan keras karena sulit buang air besar, akibatnya nafsu makan anak semakin lama semakin menurun.

Jangan anggap sepele ketika anak mengalami sembelit ya, Moms.

Untuk menanganinya bisa dengan mencukupi cairan tubuhnya dengan banyak minum air putih dan berikan buah-buahan yang tinggi kandungan serat.

Memiliki Ryziphobia

Orang dengan ryziphobia bisa sampai panik, histeris, bahkan terparahnya sesak napas saat berhadapan dengan nasi.

Ryziphobia itu sendiri sebenarnya masih berhubungan dengan cibophobia, yaitu ketakutan akan makanan secara keseluruhan.

Fobia nasi paling sering muncul pada orang-orang yang sedari awal punya gangguan makan.

Fobia nasi tidak sama dengan tidak doyan nasi ya, Moms.

Orang yang tidak doyan nasi hanya merasa tak berselera saat dihadapkan dengan sajian tersebut, sedangkan seorang ryziphobia bisa langsung mual saat melihat dan mengirup aroma nasi.

Apa dampak anak tidak mau makan nasi?

Jadi, Amankah bila Anak Tidak Mau Makan Nasi? Jika Si Kecil tidak mau atau sedang bosan dengan nasi, tidak masalah ya, Bun. Hal ini aman kok, asalkan Bunda tetap memberikan ia makanan lain yang bisa menggantikan nasi sebagai sumber karbohidratnya.

Apa efek kalau tidak makan nasi?

Jika dirangkum, bahaya tidak makan nasi sama sekali dan tidak mencari pengganti karbohidrat lainnya, antara lain: Kekurangan dan kehilangan energi. Kelemahan dan kurang konsentrasi. Gangguan metabolisme.