Apakah dinosaurus masih ada di tahun 2021

Foto ini mungkin mengganggumu, apakah tetap ingin melihat?

Lihat
Ilustrasi Buaya. Foto: Shutter Stock

Kepunahan massal telah menyebabkan dinosaurus hilang 65 juta tahun yang lalu. Ketika hal itu terjadi, ternyata masih ada sisa-sisa kehidupan yang masih bertahan hidup sampai hari ini.

Berikut adalah beberapa hewan yang nenek moyangnya melewati kehidupan bersama dinosaurus, dengan salah satunya ada yang ditakuti hampir banyak manusia, seperti dikutip HuffPost.

1. Platipus

Foto ini mungkin mengganggumu, apakah tetap ingin melihat?

Lihat
Ilustrasi platipus. Foto: Science History Institute via Wikimedia Commons

Platipus merupakan hewan mamalia unik. Mereka adalah salah satu dari hanya dua spesies mamalia yang bisa bertelur alias monemetrata. Mamalia bertelur ini banyak ditemukan Australia, tepatnya di wilayah timur dan Pulau Tasmania.

Nenek moyang platipus, Teinolophos, pernah diteliti oleh ahli paleontologi Universitas Texas, Tim Rowe, pada 2008 lalu. Hasil penelitiannya yang menganalisis tulang rahang Teinolophos menunjukkan, bahwa hewan ini berasal dari 122 juta tahun. Artinya, platipus menjadi salah satu binatang dari zaman dinosaurus yang masih ada sampai sekarang.

2. Kecoak

Foto ini mungkin mengganggumu, apakah tetap ingin melihat?

Lihat
Ilustrasi Kecoak Foto: Shutterstock

Serangga ini adalah salah satu spesies yang paling dominan selama periode Karbon, sekitar 360 juta tahun yang lalu (atau 112 juta tahun sebelum dinosaurus).

Hewan yang banyak ditakuti oleh manusia ini berhasil melewati peristiwa kepunahan Perm-Trias (P-Tr), umumnya dikenal sebagai Great Dying dan bersama menyambut dinosaurus pertama 240 juta tahun yang lalu.

Saat itu, ukuran nenek moyang kecoak sekitar dua kali lebih besar dari bentuk mereka sekarang dan bisa ditemukan di mana saja.

3. Kepiting Tapal Kuda

Foto ini mungkin mengganggumu, apakah tetap ingin melihat?

Lihat
Kepiting tapal kuda atau belangkas. Foto: pixabay/dpexcel

Meskipun evolusi kepiting tapal kuda lebih lambat daripada hewan lain, mereka adalah salah satu organisme alam yang bertahan paling lama. Setidaknya empat dari peristiwa kepunahan terbesar di planet ini berhasil mereka lewati.

Menurut Richard Fortey dari Museum Sejarah Alam London, Inggris, kepiting ini mampu memakan hampir semua bahan organik, seperti halnya darah biru mereka yang menggumpal ketika bertemu bakteri. Ini merupakan bentuk adaptasi untuk memerangi kerentanan mereka terhadap infeksi.

Kepiting tapal kuda yang biasa disebut sebagai fosil hidup ini bisa ditemukan di Delaware Bay, AS, saat akhir musim semi. Saat itu akan ada ribuan kepiting tapal kuda naik ke pantai untuk berkembang biak.

4. Penyu Hijau

Foto ini mungkin mengganggumu, apakah tetap ingin melihat?

Lihat
Penyu hijau (chelonia mydas) hasil sitaan, yang akan dilepaskan di Pantai Kuta, Badung, Bali, Rabu (27/3). Foto: Denita BR Matondang/kumparan

Penyu laut paling awal diperkirakan telah muncul selama periode dinosaurus dan selamat dari kepunahan. Penyebabnya adalah mereka mengembangkan beragam teknik bertahan hidup adaptif yang memungkinkan mereka bertahan di masa-masa sulit.

Misalnya, ketika terlalu dingin, penyu secara alami akan berhibernasi. Jika terlalu panas atau kering, penyu akan mengembara (menggali lubang lumpur dan menunggu sampai keadaan normal).

Cara ini yang berguna selama waktu-waktu biasa, tetapi tampaknya juga selama tumbukan meteorit, kata Walter Joyce dari Institut Ilmu Bumi Universitas Tubingen kepada Discovery News.

Penyu ini bisa ditemukan di perairan tropis dan subtropis di seluruh dunia.

5. Hiu

Foto ini mungkin mengganggumu, apakah tetap ingin melihat?

Lihat
Hiu banteng raksasa yang diduga sedang hamil Foto: Instagram/John Moore/Pete Thomas

Percaya atau tidak, hiu telah berada di lautan selama sekitar 450 juta tahun. Mereka selamat dari empat dari lima peristiwa kepunahan besar. Selama periode Kapur (Cretaceous), kemungkinan mereka menjadi mangsa Spinosaurus aegyptiacus yang sangat besar.

Diperkirakan mereka telah mengadaptasi fitur modern selama periode Dinosaurus dan Kapur, sekitar 200 juta tahun yang lalu. Setelah dinosaurus mati, proses berkembang biak mereka menjadi pesat.

Beberapa hiu modern terpanjang yang ada adalah hiu sapi, seperti sixgill dan sevengills, hidup jauh di zona utara, beriklim sedang, dan tropis Atlantik, Pasifik, dan Samudra Hindia.

Sedangkan jenis lain, Hiu berjumbai, tersebar luas. Tetapi menurut Organisasi Pangan dan Pertanian Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), mereka hidup di kedalaman antara 390 dan 4.200 kaki. Jadi kemungkinan besar kita tidak akan bisa melihatnya.

6. Buaya

Foto ini mungkin mengganggumu, apakah tetap ingin melihat?

Lihat
Buaya penangkaran tertua di dunia bernama Muja. Foto: Andrej ISAKOVIC/AFP

Selain dipenuhi dinosaurus, jumlah buaya juga berlimpah pada 99 juta tahun lalu. Beberapa dari mereka bahkan berukuran raksasa, termasuk Sarcosuchus, Dyrosaurus, Deinosuchus, Shieldcroc, dan lainnya.

Kemungkinan ada banyak makanan dan iklim hangat yang memfasilitasi kemampuan mereka untuk mencapai ukuran raksasa. Ada fosil ikan yang sangat besar dari wilayah itu, jadi pasti ada mangsa yang besar untuk ditangkap juga, kata Casey Holliday, peneliti dari University of Missouri, seperti dikutip Discovery News.

Fosil yang ditemukan menunjukkan bahwa satu spesies, yang dikenal sebagai Shieldcroc, tumbuh sepanjang 33 kaki dengan kepala hampir sepanjang 7 kaki. Dan, meskipun sebagian besar sepupu dino kadal mati selama peristiwa kepunahan Kapur-Paleogen (K/P) -- 66 juta tahun yang lalu, buaya tetap bertahan.

Saat ini, ada 23 spesies buaya yang berbeda termasuk aligator, caiman, dan buaya. Mereka hidup di lebih dari 90 negara dan pulau-pulau di wilayah tropis dan subtropis.

7. Lebah

Foto ini mungkin mengganggumu, apakah tetap ingin melihat?

Lihat
Lebah madu mengumpulkan serbuk sari pada tanaman lavender di taman botani Cyherbia di desa Siprus Avgorou di barat daya Distrik Famagusta, Siprus pada 8 Juni 2021. Foto: CHRISTINA ASSI/AFP

Lebah diyakini pertama kali muncul selama periode Cretaceous, ketika tanaman berbunga pertama mulai mekar.

Karena terdapat beberapa catatan fosil lebah yang buruk, para ilmuwan sempat mengalami kesulitan untuk memahami bagaimana mereka melintasi batas K/P, tetapi sebuah studi keluaran tahun 2013 tentang lebah tukang kayu menunjukkan bahwa lebah juga mengalami kepunahan massal pada waktu itu.

Lebah telah melalui masa-masa sulit, dan efek negatif telah terjadi, kata penulis utama studi Sandra Rehan, asisten profesor ilmu biologi di UNH, kepada Live Science.

Jika kita dapat memahami apa yang terjadi di masa lalu, itu dapat membantu kita memahami gangguan saat ini dan hilangnya diversifikasi, tambahnya.

Survei Geologi Amerika Serikat memperkirakan saat ini ada 20.000 spesies lebah di dunia.