Gula aren, berwarna cokelat dan rasanya paling manis
Gula aren, berwarna cokelat dan rasanya paling manis. [Foto: instagram/nannia.market]
Gula aren adalah pemanis tradisional yang terbuat dari nira pohon aren. Warnanya cenderung kecokelatan dan punya rasa yang paling manis dibandingkan dengan gula lain yang sejenis. Gula ini juga memiliki aroma yang khas dan cukup kuat. Tektur gula ini tidak terlalu keras dan mudah dihancurkan.
Gula aren cocok dijadikan campuran atau saus jajanan tradisional seperti bubur sumsum, kolak, dan lain sebagainya. Gula ini juga sangat cocok dicampur dengan santan karena bisa membuat rasanya menjadi gurih dan manis yang khas.
Gula merah, biasanya berbentuk silinder dan berwarna cokelat muda
Gula merah, biasanya berbentuk silinder dan berwarna cokelat muda. [Foto: instagram/osm.coffee]
Jenis gula yang satu ini banyak dijual di pasar-pasar tradisional. Gula ini berbentuk silinder dan berukuran sedang. Gula merah biasanya disebut juga sebagai gula jawa. Sebutan gula merah mungkin dipengaruhi karena warnanya yang berwarna cokelat muda agak kemerahan. Sedangkan disebut juga sebagai gula Jawa karena memang produsen gula ini sebagian besar ada di pulau Jawa.
Gula jawa terbuat dari nira atau cairan nira yang keluar dari batang pohon palem. Gula ini biasanya digunakan sebagai campuran makanan agar rasanya lebih seimbang. Misalnya digunakan sebagai campuran pada sambal agar rasanya tidak terlalu pedas. Gula merah juga nikmat dinikmati bersama buah segar sebagai campuran bubu rujak.
Ini kandungan gizi gula merah per 100 gram:
Gula batok, tekturnya keras dan berwarna cokelat pekat
Gula batok, tekturnya keras dan berwarna cokelat pekat. [Foto: instagram/bummi.id]
Jika melihat gula yang satu ini, kamu pasti bisa langsung mengenali perbedaannya dari gula aren dan gula merah. Pasalnya, gula batok memiliki warna cokelat yang paling pekat bahkan cenderung hitam. Tekstunya pun lebih keras dibandingkan dengan dua gula sebelumnya.
Gula yang satu ini disebut sebagai gula batok karena pada proses pembuatannya dicetak menggunakan batok kelapa. Oleh karena itu, gula ini pun berbentuk setengah lingkaran menyerupai batok kelapa. Gula ini juga terbuat dari nira pohon aren. Gula batok paling pas digunakan sebagai campuran saus atau kuah yang berwarna gelap.
Mungkin kamu salah satu yang cukup sering menggunakangula arenatau gula jawa dalam masakan. Ya, kedua gula ini memang umum digunakan dalam sajian sehari-hari. Tapi, sebenarnya di antara kedua alternatif gula ini manakah yang lebih sehat?
Sejatinya, gula aren dan gula jawa menggunakan bahan yang berbeda. Gula aren terbuat dari nira pohon aren. Nira merupakan cairan manis yang didapat dari proses sadapan batang tanaman atau tandan bunga tumbuhan palem; seperti kelapa, aren, kurma atau sagu. Lalu, biasanya gula aren dicetak menggunakan batok kelapa dengan bentuk yang pipih dan bundar. Gula aren juga ada yang diberi campuran gula pasir.
Sementara, gula jawa terbuat dari nira kelapa, dan nantinya akan diolah dengan cara direbus hingga menyerupai karamel. Setelah itu, barulah dicetak atau dibentuk silinder atau seperti batok kelapa. Warna gula jawa cenderung cokelat tua kemerahan. Sedangkan gula aren tampak lebih cerah dengan kuning kemerahan.
Walaupun kedua gula ini sama-sama manis, namun rasa gula aren lebih manis dibandingkan gula jawa. Gula aren yang memang memiliki rasa kuat sehingga biasa menjadi campuran minuman dan makanan manis, seperti campuran cendol atau dawet.
Untuk gula jawa ataugula merahbiasa digunakan sebagai bahan campuran makanan tradisional. Contohnya, olahan semur, gudeg, hingga pembuatan kecap dengan aroma khasnya.
Dengan bahan dan cara membuat yang berbeda, lantas manakah yang lebih sehat di antara gula aren dan gula jawa?
MenurutchefChrysansia Chitra Dewi atau yang akrab disapa Chitra, gula aren dan gula jawa memiliki kandungan nutrisi yang berbeda. Keduanya memiliki jumlah kalori yang tak jauh berbeda, yaitu sekitar 370-380 kalori per 100 gram.
Chef lulusan Le Cordon Bleu Paris ini juga mengungkapkan sejatinya kedua pilihan gula dari nira ini sama-sama lebih sehat bila dibandingkan dengan gula putih atau gula yang diproses lainnya.
“Iya [gula aren dan gula jawa lebih sehat] kalorinya lebih rendah sedikit. Gula putih kandungan gizinya lebih sedikit dibandingkan gula aren atau gula kelapa. Gula putih memiliki nilai glikemik indeks yang lebih tinggi, sehingga akan memengaruhi kenaikan darah yang mengonsumsi,” terangnya kepada kumparanFOOD [6/3].
Perbesar
Chef Chitra Foto: Safira Maharani/ kumparanLebih lanjut, Chef spesialis food art ini mengatakan kalau umumnya ia menggunakan gula aren atau gula jawa pada resep dessert atau minuman. Ia pun memberikantips, “gunakan pada resep yang tepat dan pahami suhu panas ketika mengolahnya [gula aren dan gula jawa]. Dipadukan dengan garam, rasa gula akan menjadi lebih kuat dan kaya.”
Chef yang kini menganut pola makan sehat serba plant-based itu pun kerap menyimpan gula aren ataugula jawapada suhu ruang. Jika umumnya kita menyimpan dalam kulkas, maka chef Chitra menyarankan untuk cukup menyimpannya dalam ruang terbuka.
“Jangan menyimpan di dalam kulkas. Cukup suhu ruangan saja. Simpan per butirnya dengan melapisi kertas roti atau baking paper. Lalu simpan dalam wadah kedap udara yang rapat,” pungkasnya.