Apakah kemoterapi hanya untuk kanker

Salah satu pengobatan kanker yang paling umum bagi orang awam adalah kemo atau kemoterapi. Padahal sejatinya ada banyak sekali cara penyembuhan kanker, mulai dari operasi sampai radiasi. Salah kaprah terhadap kemoterapi ini juga muncul ketika pasien mengalami rambut rontok atau kebotakan, ini diakibatkan kemoterapi yang sangat panas. Padahal pasien kemo yang mengalami rambut rontok atau kebotakan ini terjadi karena terhambatnya beberapa sel sehat.

Di dalam artikel kali ini, akan coba membahas sebenarnya apa itu kemoterapi. Apakah kemoterapi adalah jalan terbaik untuk mengobati penyakit kanker? Atau ada cara lain? Dan pertanyaan yang paling penting adalah kapan sebenarnya Anda harus melakukan kemoterapi?

Sejarah kemoterapi

Kemoterapi pertama kali muncul setelah sebelum perang dunia pertama, ketika itu banyak peneliti yang mulai mencoba mengobati kanker. Salah satu percobaan yang dilakukan untuk pengobatan kanker adalah ke hewan, sayang hasilnya tidak begitu bagus. Kemudian sejarah besar muncul saat perang dunia kedua, penelitian senjata kimia ternyata berdampak luar biasa terhadap manusia. Senjata kimia tidak sengaja terhirup oleh manusia dan ternyata mampu mengobati beberapa penyakit.

Butuh sekitar 15 tahun setelah perang dunia kedua, obat untuk kanker benar-benar sukses dilakukan. Penyakit seperti leukemia dan penyakit Hodgkin berhasil disembuhkan hampir 90%. Di tahun 70an, obat kanker berhasil dikembangkan dan sampai sekarang setidaknya setiap tahun ada sekitar 1-2 obat kanker. Obat kanker lebih akrab disebut dengan kemoterapi.

Fungsi kemoterapi

Manfaat besar kemoterapi ini ada secara garis besar dibagi menjadi 3, pertama adalah untuk meringankan gejala. Biasanya kemoterapi untuk meringankan gejala dilakukan sebelum operasi, agar saat operasi tumor menjadi lebih kecil dan lebih mudah diambil. Manfaat kedua kemoterapi adalah untuk mengendalikan penyebaran tumor. Biasanya kemoterapi dengan manfaat mengendalikan penyebaran tumor adalah ketika tumor berada di lokasi yang sulit dan sudah mencapai stadium tinggi.

Fungsi kemoterapi terakhir adalah menyembuhkan. Nah biasanya kemoterapi dengan fungsi ini dilakukan ketika sudah selesai melakukan operasi. Ketika operasi pengangkatan tumor selesai, setidaknya masih ada kemungkinan kanker masih tertinggal. Dengan kemoterapi, sel tumor yang tertinggal bisa disembuhkan.

Efek kemoterapi

Cara kerja dari kemoterapi adalah menghancurkan sel jahat yang mengakibatkan kanker. Tetapi ketika penyembuhan mulai dilakukan secara kemoterapi, terkadang sel-sel baik yang ada di sekitar kanker ikut “terserang”. Jadi efek samping penggunaan kemoterapi ini dikarenakan ikut rusaknya sel baik yang ada di sekitar tumor.

Secara fisik, seseorang yang melakukan kemoterapi ini biasanya akan lebih lemah dan mudah lelah. Selain itu, rambut Anda akan mulai rontok yang disebabkan sel yang mengakibatkan rambut tumbuh ini sudah rusak. Selain itu, efek samping kemoterapi ini antara lain nyeri para perut, kehilangan nafsu makan, mulut mudah sariawan, sulit tidur, dan bahkan stres. Oleh karena itu, dokter onkologi biasanya membatasi kemoterapi hanya 1 bulan sekali atau bahkan 2 bulan sekali tergantung kondisi pasien.

Waktu tepat untuk kemoterapi 

Pertanyaan besar muncul, sebenarnya kapan waktu yang tepat untuk melakukan kemoterapi. Biasanya kemoterapi dilakukan ketika dokter onkologi sudah mendapatkan diagnosis final mengenai lokasi kanker, jenis kanker, dan tingkat stadium. Dokter onkologi kemudian akan memberikan pengobatkan kemoterapi yang dibagi menjadi bermacam-macam tergantung jenis kanker. Misalnya kemoterapi topikal dalam bentuk krim untuk pengidap kanker kulit. Kemudian ada oral dan suntik untuk pengobatan kanker dari dalam.

Sampai sekarang kemoterapi adalah salah satu cara penyembuhan yang sangat ampuh dilakukan bagi penderita kanker. Entah sebelum operasi, sesudah operasi, atau bahkan 3-4 tahun sesudah operasi kemoterapi masih relevan untuk dilakukan. Bagaimana Anda sudah mengerti tentang serba-serbi kemoterapi?

Rabu, 24 Agustus 2022 12:20 WIB

Mitos Seputar Kemoterapi

Apakah kemoterapi hanya untuk kanker

923

Ulfa Nurul Fatimah - RSUP dr. Soeradji Tirtonegoro Klaten


Kemoterapi atau disebut juga dengan istilah kemo adalah penggunaan obat-obatan sitotoksik dalam terapi kanker yang dapat menghambat proliferasi sel kanker. Kemoterapi telah banyak digunakan dalam pengobatan kanker, tetapi masyarakat terkadang salah mempersepsikan kemoterapi. Sebagian orang memandang kemoterapi sebagai suatu pengobatan yang menyeramkan dan lebih memberikan dampak buruk bagi pasien daripada manfaat kesembuhan yang diperoleh, seperti kerontokan rambut, mual, muntah, dan lain-lain. Dengan demikian, tidak sedikit dari mereka (pasien) yang menghindari kemoterapi dan lebih memilih pengobatan alternatif.

"Masyarakat sering mendapat informasi salah mengenai pengobatan kanker. Hingga membuat pasien mengurungkan niat untuk berobat, tahu-tahu kanker yang diderita sudah stadium lanjut. Jika melakukan pengobatan pada saat awal penyakit terdeteksi, tentu presentase kesembuhan bisa lebih besar. Tentu kanker dengan stadium awal dengan stadium lanjut penanganannya berbeda. Jadi karena lebih banyak mitos yang beredar di masyarakat, maka pasien cenderung tidak mengikuti anjuran dokter seperti kemoterapi tadi. Akhirnya datang-datang sudah stadium lanjut. Bahkan kanker yang diderita sudah sangat parah. Ujung-ujungnya jika tidak bisa ditangani, nanti yang disalahkan dokter dan pihak rumah sakit. Karena kami sebagai tenaga medis tentu akan melakukan yang terbaik untuk pasien,” jelas dr. Raden Aryo Nindito, Sp.B (K)-Onk.

Dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi, sekarang ini kemoterapi tidaklah seburuk yang banyak orang pikirkan. Berikut adalah beberapa mitos mengenai kemoterapi :

1.      Rambut pasti akan rontok.

Kerontokan rambut merupakan konsekuensi bagi pasien yang menjalani kemoterapi. Diketahui bahwa obat kemoterapi tidak mampu membedakan sel sehat dengan sel yang berbahaya, sehingga sel-sel folikel rambut ikut hancur dan terjadi kerontokan. Kabar baiknya, sel-sel folikel rambut merupakan salah satu sel yang membelah dengan cepat di dalam tubuh, sehingga rambut akan tumbuh kembali setelah pasien selesai menjalani program kemoterapi. Adapun beberapa agen kemoterapi yang mempunyai dampak berat terhadap kerontokan rambut seperti Paclitaxel, Ifosfamide, Doxorubicin, Daunorubicin, Epirubicin, Idarubicin, dan Docetaxel.

2.      Kemoterapi dilakukan karena penyakit sudah parah.

Banyak penderita kanker sangat takut untuk menjalani kemoterapi. Mereka menganggap jika dokter sudah menyarankan untuk melakukan kemoterapi, maka mereka beranggapan kalau penyakit yang diderita sudah sangat parah. Padahal itu belum tentu benar.

Pemberian kemoterapi selain dimaksudkan untuk pengobatan, juga ditujukan untuk mengurangi massa dari sel kanker, memperbaiki dan meningkatkan kualitas hidup, dan mengurangi komplikasi penyakit kanker akibat metastasis. Terdapat 3 (tiga) program kemoterapi yang dapat diberikan pada pasien kanker, yaitu sebagai berikut :

a.    Kemoterapi primer, yaitu kemoterapi yang diberikan sebelum tindakan medis lainnya, seperti operasi atau radiasi.

b.    Kemoterapi adjuvant, yaitu kemoterapi yang diberikan sesudah tindakan operasi atau radiasi.

c.    Kemoterapi neoadjuvant, yaitu kemoterapi yang diberikan sebelum tindakan operasi atau radiasi yang kemudian dilanjutkan kembali dengan kemoterapi.

3.      Kemoterapi harus dilakukan di rumah sakit.

Obat kemoterapi dapat diberikan kepada pasien dalam bentuk intravena (IV), intraarteri (IA), per oral (OP), intratekal (IT), intraperitoneal / pleural (IP), intramuskular (IM), dan subkutan (SC). Walaupun benar pada sebagian kasus kemoterapi harus dilakukan di rumah sakit, akan tetapi penggunaan obat kemoterapi oral dapat dilakukan oleh pasien secara mandiri di rumah. Hal ini tentu dapat memberikan keuntungan tersendiri bagi pasien karena pasien dapat sambil beraktifitas seperti biasa di rumah. Adapun obat kemoterapi oral di antaranya adalah Capecitabine (kanker payudara dan kanker usus), Gefitinib (kanker paru non-small cell), Nilotinib (leukemia myeloid kronik), dan lain-lain.

4.      Kemoterapi akan menurunkan berat badan.

Walaupun memang benar sejumlah pasien akan mengalami mual muntah yang dapat menyebabkan penurunan berat badan yang cukup drastis, akan tetapi dokter akan memberikan obat antiemetik untuk mengurangi gejala yang muncul baik sebelum maupun setelah kemoterapi. Selain ditangani dengan obat, keluhan mual muntah dapat diatasi dengan terapi komplementer seperti terapi musik, akupresur, terapi zikir, dan aromaterapi. Gejala mual muntah pada pasien kemoterapi bukan hanya dipengaruhi oleh faktor agen kemoterapi saja, tetapi dapat dipengaruhi oleh faktor psikologis dan gejala penyerta lain seperti perkembangan penyakit, pengobatan yang sedang dijalani, atau gejala non-spesifik lain. Tidak semua agen kemoterapi menyebabkan gejala mual dan muntah. Obat kemoterapi dengan efek mual muntah berat misalnya Azacytadine, Curmustine, Cisplatin, dan Dacarbazine.

5.      Proses kemoterapi sangat menyakitkan.

Berbeda dengan anggapan banyak orang, memasukkan obat kemoterapi melalui jarum infus tidak akan membuat pasien merasa kesakitan. Akan tetapi, sejumlah pasien dapat menunjukkan gejala seperti kehilangan keseimbangan saat berdiri atau berjalan, gemetar, nyeri rahang, rasa baal atau kesemutan pasa ekstremitas atas dan/atau bawah.

Dalam kebanyakan kasus, efek samping hilang setelah pengobatan selesai. Begitu juga dengan waktu perawatan, pasien ada yang mendapatkan perawatan setiap hari, setiap minggu, atau setiap bulan. Masa pengobatan ini diikuti dengan masa istirahat dengan tujuan memberikan kesempatan pada tubuh untuk membangun sel-sel baru yang sehat. Untuk itu, dihimbau kepada masyarakat untuk lebih cerdas dan bijak untuk memeriksakan kesehatan secara rutin dan mengikuti anjuran dokter.

Referensi :

American Cancer Society (ACS). 2014. Cancer Facts and Figures 2014. Atlanta : American Cancer Society Inc.

Cancer Research United Kingdom (CRUK). 2016. Bodyweight and Cancer. https://www.cancerresearchuk.org/about-cancer/causes-of-cancer/bodyweight-and-cancer. 30 November 2021.

EMC. 2015. Medicine for Chemotherapy. https://www.medicines.org.uk/emc. 30 November 2021.

Firmana, Dicky. 2020. Keperawatan Kemoterapi. Jakarta : Salemba Medika.

Apakah kemoterapi hanya untuk penderita kanker?

Kemoterapi tidak hanya digunakan untuk mengobati kanker. Ada beberapa kondisi kesehatan lain yang bisa diatasi dengan kemoterapi. Ketika mendengar kata kemoterapi, kebanyakan orang pasti langsung ingat pengobatan kanker. Namun nyatanya, kemoterapi dapat digunakan pada penyakit lain yang berhubungan dengan sel.

Kemoterapi untuk penyakit apa saja?

Kemoterapi adalah pemberian obat-obatan untuk menghambat atau menghentikan pertumbuhan sel-sel kanker. Kemoterapi juga digunakan untuk mengatasi penyakit sumsum tulang dan penyakit autoimun, seperti lupus atau rheumatoid arthritis.

Kemoterapi itu sakit apa tidak?

Pengobatan kemoterapi bisa menimbulkan rasa sakit atau tidak juga tergantung dengan proses pemberian obat kemoterapi pada Anda. Misalnya, saat obat diberikan lewat suntikan akan menyebabkan rasa nyeri seperti tersengat ketika jarum disuntikkan ke kulit. Sedangkan obat kemoterapi saat operasi akan diberikan anestesi.

Kenapa harus di kemoterapi?

Kemoterapi adalah prosedur untuk mengobati penyakit kanker dengan cara memberantas sel-sel kanker dalam tubuh penderita menggunakan obat-obatan. Obat tersebut bekerja dengan cara membunuh, mencegah penyebaran, atau menghentikan pertumbuhan sel kanker.