Masyarakat Indonesia sudah sangat terbiasa dengan cuaca panas. Karena itu, Anda mungkin terbiasa menggunakan pendingin ruangan, seperti AC dan kipas angin. Namun, tahukah Anda bahwa penggunaan kipas angin untuk bayi bisa membahayakan kesehatan si Kecil?
Kipas angin memang dibutuhkan untuk membuat ruangan lebih dingin. Hal ini tentu akan membantu bayi tidur lebih nyenyak dan mencegahnya berkeringat. Namun, penggunaannya perlu diperhatikan.
Penggunaan kipas angin dan pendingin ruangan terlalu sering akan menimbulkan masalah untuk kulit dan pernapasan bayi. Untuk lebih jelasnya, simak informasi di bawah ini.
Baca Juga
- Napas Bayi Grok-Grok Tanda Ada Lendir di Tenggorokan, Kapan Harus Waspada?
- 10 Cara Mengatasi Ketiak Basah yang Mudah Dicoba
- Cara Menjaga Pencernaan Anak agar Sistem Imun Tetap Baik Selama Pandemi
Cara mengecek bayi merespons suhu ruangan
Bayi disarankan berada di ruangan dengan suhu 21-25 derajat Celcius. Sayangnya, bayi belum bisa mengatakan langsung pada orangtuanya bahwa mereka kepanasan atau kedinginan. Anda yang harus memeriksanya sendiri.
Bayi yang kepanasan akan mengeluarkan keringat pada bagian tengkuk, area lipatan, bahkan dahi. Sementara, bayi yang sangat kedinginan biasanya memiliki warna kulit yang lebih pucat dan bibir membiru.
Si Kecil juga bisa jadi sangat pendiam atau rewel karena suhu ruangan ini. Cobalah segera beri kehangatan atau mematikan pendingin ruangan.
Bahaya menggunakan kipas angin untuk bayi
Biarpun hanya mengalirkan udara, kipas angin bisa sedikit banyak mengubah suhu ruangan. Penggunaan yang salah atau berlebihan juga bisa berbahaya pada si Kecil. Berikut bahaya menggunakan kipas angin untuk bayi:
1. Menyebabkan hipotermia
Kipas angin juga menurunkan suhu tubuh bayi, khususnya jika angin diarahkan langsung ke tubuhnya. Penurunan suhu tubuh yang drastis ini juga bisa menyebabkan hipotermia pada bayi. Anda perlu memerhatikan tanda bahwa si Kecil telah merasa kedinginan.
2. Berisiko terkena sinusitis
Penyebab sinusitis [sinus] adalah infeksi bakteri atau virus yang menyebabkan peradangan pada bagian rongga di saluran hidung. Bakteri dan virus ini bisa tersebar dari kipas angin tanpa disadari. Sinus akan menyebabkan penumpukan cairan sehingga membuat hidung tersumbat. Kondisi yang lebih parah juga bisa menyebabkan radang otak dan daya tahan tubuh yang lemah.
3. Gangguan saluran pernapasan
Kipas angin untuk bayi harus selalu dalam keadaan bersih. Kotoran dan debu pada kipas angin bisa sangat berbahaya untuk saluran pernapasan bayi. Jika dibiarkan, kotoran tersebut bisa memicu infeksi saluran pernapasan.
4. Memicu alergi
Debu atau kotoran pada sela kipas angin dapat terbang dan terhirup anak atau bahkan partikel debunya dapat menempel pada kukut sehingga akan menyebabkan kemerahan,gatal, bentol dan rewel.
5. Memicu sinusitis
Sinusitis pada bayi bisa dipicu udara kotor yang dihasilkan oleh kipas angin dan membuat suhunya semakin dingin. Kondisi ini bisa sebabkan selaput lendir di dalam hidung menjadi mengering.
Akibatnya, produksi lendir juga akan semakin banyak dan menyebabkan rongga hidung tersumbat.
Pakai AC atau kipas angin, mana yang lebih baik?
Sebenarnya, jika AC ataupun kipas angin dipakai tidak berlebihan serta rajin dibersihkan, maka tidak masalah. Namun dibanding kipas angin, Anda lebih disarankan menggunakan AC untuk kamar bayi.
AC memiliki pengaturan suhu yang dapat disesuaikan dengan keinginan dan memiliki filter yang akan memberikan udara yang lebih bersihBeberapa ahli mengatakan bahwa ruang dengan ventilasi udara yang baik serta suhu yang sejuk dapat membuat bayi tidur dengan nyaman dan menekan risiko sindrom kematian mendadak pada bayi [SIDS].
Cara yang tepat menggunakan AC untuk bayi
Meski AC atau pendingin ruangan membuat bayi tidur nyaman, namun ia tetap rentan mengalami kedinginan. Oleh sebab itu, ada hal-hal yang perlu diperhatikan terkait penggunaan AC. Berikut cara yang tepat menggunakan AC untuk bayi:
- Pertahankan suhu ruangan di antara 23-26 derajat Celcius
- Pastikan bayi berada tidak terlalu dekat dengan AC
- Tidak mengarahkan AC langsung ke tubuh bayi
- Menggunakan pakaian lembut yang menutupi tangan dan kakinya
- Gunakan selimut tambahan jika dirasa masih kedinginan
- Gunakan pelembab kulit khusus bayi untuk menjaga kesehatan kulitnya
- Bersihkan AC secara berkala
Catatan dari SehatQ
Kipas angin bisa jadi tidak berbahaya untuk bayi jika Anda menggunakannya dengan benar. Dibanding kipas angin, dokter lebih merekomendasikan penggunaan AC untuk kamar bayi. Ketahui juga tanda saat si Kecil sudah merasa kedinginan. Cobalah untuk langsung berkonsultasi dengan dokter jika ditemukan gejala bayi kedinginan akibat penggunaan kipas angin maupun AC.
Untuk berdiskusi lebih lanjut seputar suhu ruangan yang tepat untuk bayi, tanyakan langsung pada dokter di aplikasi kesehatan keluarga SehatQ. Download sekarang di App Store dan Google Play.