Apakah perbedaan buku fiksi dan buku non fiksi?

Fimela.com, Jakarta Penting untuk mengenal cara meresensi buku nonfiksi. Hal ini karena ada beberapa perbedaan dari cara meresensi buku nonfiksi dengan buku fiksi.

Namun, perbedaan keduanya tidak berbeda cukup jauh. Perbedaan cara meresensi buku nonfiksi dengan buku fiksi karena jenisnya yang berbeda.

Buku nonfiksi memiliki sifat yang lebih kaku daripada buku fiksi yang penuh imajinasi dan ringan. Walaupun buku nonfiksi bersifat nyata, bukan berarti kamu tidak boleh meresensinya.

Untuk lebih jelasnya, Fimela.com kali ini akan mengulas perbedaan buku fiksi dan non fiksi dari cara meresensinya. Dilansir dari Liputan6.com, simak ulasan selengkapnya berikut ini.

Perbedaan Meresensi Buku Fiksi dengan Nonfiksi

Apakah perbedaan buku fiksi dan buku non fiksi?
Ilustrasi Menulis Credit: pexels.com/Lisa

Tidak ada perbedaan yang cukup signifikan dalam resensi buku fiksi ataupun buku nonfiksi. Terkait perbedaan kedua jenis buku tersebut, meresensinya hanya membutuhkan waktu sampai akhirnya menjadi mahir.

Meresensi buku fiksi merupakan suatu bentuk resensi yang membahas mengenai buku yang berbau fiksi atau bersifat tidak nyata dan belum tentu benar adanya cerita di dalamnya. Contoh buku fiksi seperti cerpen, novel, drama, dogeng, legenda, dan lain sebagainya.

Dalam meresensi buku fiksi biasanya terdapat unsur-unsur dalam karya fiksi seperti alur cerita, penokohan, sudut pandang, latar cerita, nilai-nilai, gaya bahasa, dan bagian paling menarik dalam cerita tersebut.

Sedangkan pada buku nonfiksi, lebih ke arah normal seperti teknis dan membahas lebih dalam tentang isi buku, manfaat buku tersebut, kelebihan, dan kekurangan serta alasan mengapa harus membaca buku tersebut.

Unsur yang Diperlukan untuk Meresensi Buku Fiksi dan Nonfiksi

Apakah perbedaan buku fiksi dan buku non fiksi?
Ilustrasi Menulis Credit: pexels.com/Vlada

Cara meresensi buku nonfiksi sedikit berbeda dengan buku nonfiksi. Hal ini karena buku fiksi merupakan jenis buku yang sifatnya tidak nyata, khayalan, imajinasi, dan hanya sebuah cerita yang diciptakan.

Sehingga untuk meresensi buku fiksi harus benar-benar mengenai isi cerita, alur cerita, hingga pada konflik-konflik di dalamnya. Ketika meresensi buku fiksi paling tidak harus menjawab beberapa unsur seperti:

  • Ceritanya tentang apa.

  • Alur cerita seperti apa. Menarik atau tidak beserta alasannya.

  • Tokoh dalam buku fiksi ada siapa saja. Jelaskan karakter serta berikan tokoh favorit.

  • Gaya penulisan seperti apa, nada penulisan, penggunaan bahasa, dan kualitas cerita.

  • Pesan atau nasihat yang bisa diambil.

  • Cantumkan harga bukunya.

Sedangkan pada buku no fiksi, resensi bukunya lebih bersifat kaku. Hal ini dikarenakan bukun non fiksi yang akan di resensi merupakan buku-buku yang behasannya bersifat nyata seperti buku pendidikan, dan lain sebagainya yang sejenis.

Ada beberapa unsur yang perlu diperhatikan dalam tata cara meresensi buku nonfiksi seperti:

  • Apa tujuan kamu menulis resensi buku nonfiksi tersebut.

  • Seberapa besar keberhasilan penulis dalam menyampaikan informasi terhadap pembaca lewat buku tersebut.

  • Cantumkan kelebihan dan kekurangannya.

  • Jelaskan inti pembahasannya dan apa manfaat yang didapatkan.

  • Cantumkan harga buku.

Cara Meresensi Buku Non Fiksi

Apakah perbedaan buku fiksi dan buku non fiksi?
Ilustrasi Menulis Credit: pexels.com/Neo

Buku non fiksi merupakan jenis buku yang ditulis secara objektif, berdasarkan data, penelitian, atau dari kajian literature. Isi pesan dari buku non fiksi selain objektif juga bersifat informatif.

Informatif yang dimaksud dalam buku non fiksi adalah memberikan informasi dan data terbaru. Berkebalikan dengan buku fiksi, buku non fiksi dari segi teknis penulisannya terpaku pada aturan dan standar aturan.

Mengingat buku nonfiksi ini ada banyak sekali turunannya yang tidak bisa disebutkan satu-satu. Ada yang termasuk buku nonfiksi, seperti buku pendidikan, buku motivasi, buku tips dan trik, dan masih banyak jenis lainnya.

Walaupun buku nonfiksi, bukan berarti buku jenis ini tidak bisa diresensi. Buku nonfiksi masih tetap bisa diresensi. Terkait dari teknis, memang sama persis dengan buku fiksi.

Hanya ada sedikit perbedaan saja, seperti dalam penulisan resensi fiksi kerap mencantumkan unsur intrinsik, sedangkan pada resensi buku nonfiksi tidak perlu memasukkannya. Sisanya, terkait pencantuman unsur dan langkah penulis resensi sama persis. Berikut cara meresensi buku nonfiksi secara runtut:

Mengenal Prinsip Penulisan Resensi

Ada beberapa prinsip resensi buku nonfiksi. Pertama, peresensi harus memilih objek resensi bukunya apa. Apakah buku pendidikan atau buku motivasi. Kenali juga media mana yang ingin kamu kirimkan hasil resensi buku nonfiksimu. Karena setiap media memiliki karakteristik jenis buku yang diresensi.

Kedua, mengenal dan menguasai objek resensi menjadi hal penting yang harus dikuasai oleh penulis. Peresensi yang tidak menguasai objek resensi, tentu saja akan terkendala dalam melakukan review buku. Ketiga, barulah kamu mengulas dan menimbang objek resensi, termasuk menulis hasil resensi itu sendiri.

Struktur Resensi

Cara meresensi buku nonfiksi juga perlu memperhatikan strukturnya. Ada beberapa poin struktur yang perlu diperhatikan.

Poin pertama judul resensi, yang ditentukan dan dibuat oleh peresensi. Kedua, pendahuluan, yaitu prolog yang kamu paparkan di bagian awal memulai menulis resensi. Pastikan pendahuluan tetap ditulis tetap menarik. Ketiga, barulah masuk ke inti resensi yang kamu buat. Di bagian terakhir, adalah penutup atau kesimpulan.

Itulah beberapa cara meresensi buku nonfiksi yang perlu kamu kuasai.