Apakah pesut termasuk hewan mamalia?

Secara biologis, Cetacea adalah nama infraordo di dalam kelas Mammalia. Semua satwa Cetacea adalah mamalia laut (marine mammals) tanpa tungkai belakang (hind limbs) dan bergerak dengan mengandalkan pergerakan ekor secara vertikal. Satwa Cetacea meliputi semua jenis paus dan lumba-lumba, termasuk pesut, porpois (porpoise), dan paus berparuh (beaked whales), yang tinggal di perairan laut, payau, atau tawar.

Mamalia laut diyakini berevolusi dari satwa darat. Di antara jenis-jenis mamalia laut, satwa Cetacea adalah satwa akuatik murni atau yang telah beradaptasi secara penuh terhadap ekosistem akuatik. Infraordo Cetacea mulai terbagi atas berbagai spesies sejak 53 juta tahun yang lalu, sampai pada akhirnya berjumlah lebih dari 10 famili dan 90 spesies saat ini. Berdasarkan hasil penelitian genetik yang mengacu pada fosil, Cetacea berkerabat dekat dengan kuda nil (Hippopotamus spp.).

Di Indonesia, semua spesies Cetacea telah dilindungi baik melalui Undang-undang no. 5 tahun 1990 dan diperkuat dengan Undang-undang Nomor 45 Tahun 2009. Secara global, pemanfaatan dan pengelolaan satwa Cetacea diatur dalam beberapa kebijakan multilateral, di antaranya oleh International Whaling Commission (IWC), International Union for Conservation of the Nature (IUCN), Convention on International Trade in Endangered Species of Wild Fauna and Flora (CITES), Convention on Biological Diversity (CBD), dan Convention on Migratory Species (CMS).

Berdasarkan kategori IUCN, hanya tiga jenis paus sikat (baleen whale) yang termasuk ke dalam kategori genting (Endangered); tiga jenis paus bergigi (toothed whale) termasuk kategori rentan (Vulnerable); dan satu jenis lumba-lumba termasuk kategori terancam (Near Threatened). Semua spesies paus sikat dan beberapa spesies paus bergigi termasuk ke dalam Apendiks I CITES. Artinya, pemanfaatan bagian tubuh manapun dari semua satwa tersebut adalah dilarang.

Sementara itu, sebagian besar spesies Cetacea lainnya termasuk ke dalam Apendiks II, yang berarti spesies dapat terancam punah jika perdagangan terkait satwa tersebut tidak diatur.

Secara morfologis, Cetacea dipisahkan menjadi dua kategori, yaitu paus sikat (baleen whale) atau Mysticete dan paus bergigi (toothed whale) atau Odontocete. Spesies paus sikat yang berukuran paling besar adalah paus biru (Balaenoptera musculus), sedangkan paus bergigi bertubuh paling besar adalah paus sperma (Physeter macrocephalus).

Pada umumnya, tubuh spesies Cetacea ramping dan memanjang. Tungkai depan satwa ini disebut sirip samping (flipper). Terdapat sirip di bagian punggung di semua spesies Cetacea, kecuali finless porpoise (Neophocaena phocaenoides), serta right whale dolphin (Lissodelphis borealis). Spesies Cetacea yang memiliki sirip punggung dengan ukuran terbesar adalah paus pembunuh (Orcinus orca), yaitu mencapai setinggi 1.8 meter.

Semua spesies Cetacea memiliki lapisan lemak (blubber) dengan ketebalan maksimal 60 cm, tidak memiliki leher, tidak berdaun telinga, tidak berambut (kecuali bayi dari beberapa spesies), tidak memiliki kelenjar keringat, dan memiliki ekor yang bercagak (fluke) sebagai penggerak. Paus sikat tidak bergigi, tapi memiliki sikat (baleen) yang bentuknya serupa dengan ijuk berwarna variasi cokelat dan hitam. Sikat tersebut berfungsi sebagai penyaring setelah paus meneguk air berisi kumpulan mangsanya.

Bentuk semburan napas, sirip samping, kepala, dan ekor, serta warna bagian tubuh tertentu dari satwa Cetacea umumnya digunakan sebagai kunci identifikasi spesies. Misalnya, paus sperma adalah satu-satunya satwa Cetacea dengan lubang napas menjorok ke kiri, sedangkan paus Bryde (Balaenoptera brydei/edeni) adalah satu-satunya paus sikat dengan tiga buah garis menonjol di bagian atas kepalanya.

Perairan Indonesia merupakan tempat hidup dan jalur migrasi sebanyak 34 spesies Cetacea, yaitu 7 spesies paus sikat, dan 27 spesies paus bergigi. Sebagian besar penelitian tentang spesies Cetacea dilakukan di perairan Segitiga Terumbu Karang (Coral Triangle) di kawasan Indonesia Timur, sehingga belum banyak informasi tentang spesies Cetacea di kawasan Indonesia Barat dan Indonesia Tengah, kecuali perairan di sekitar Kalimantan. Beberapa spesies Cetacea sering ditemukan di perairan pesisir, misalnya pesut (Orcaella brevirostris) dan lumba-lumba bungkuk Indo-Pasifik (Sousa chinensis), sedangkan yang lainnya tinggal dan mencari makan di perairan dalam, misalnya paus sperma dan paus pilot sirip pendek (Globicephala macrorhynchus).