Apakah rasul memiliki sifat yang sama dengan manusia jelaskan

Asked by wiki @ 26/08/2021 in B. Arab viewed by 6500 persons

Asked by wiki @ 09/08/2021 in B. Arab viewed by 5122 persons

Asked by wiki @ 08/08/2021 in B. Arab viewed by 4208 persons

Asked by wiki @ 20/08/2021 in B. Arab viewed by 4185 persons

Asked by wiki @ 03/08/2021 in B. Arab viewed by 3665 persons

Asked by wiki @ 08/12/2021 in B. Arab viewed by 3639 persons

Asked by wiki @ 03/08/2021 in B. Arab viewed by 3589 persons

Asked by wiki @ 29/08/2021 in B. Arab viewed by 3259 persons

Asked by wiki @ 10/08/2021 in B. Arab viewed by 3192 persons

Asked by wiki @ 02/08/2021 in B. Arab viewed by 2968 persons

Asked by wiki @ 01/08/2021 in B. Arab viewed by 2757 persons

Asked by wiki @ 20/08/2021 in B. Arab viewed by 2691 persons

Asked by wiki @ 01/08/2021 in B. Arab viewed by 2637 persons

Asked by wiki @ 29/07/2021 in B. Arab viewed by 2613 persons

Asked by wiki @ 14/08/2021 in B. Arab viewed by 2589 persons

√ Jawaban Soal : Apakah Nabi Mempunyai Sifat Sebagaimana Manusia Jelaskan Pendapatmu – Untuk kamu yang masih duduk di kelas delapan, dalam pelajaran PAI pasti mendapatkan perktanyaan ini. Lalu bagaimana dengan jawabanya ? mudah sekali jawabannya adaha iya, karena memang nabi juga adalah seorang manusia. Hanya saja Allah SWT memberikan keistimewaan dibading manusia lainnya.

Jika di minta untuk men- jelaskan pendapatmu mengenai pertanyaan apakah nabi mempunyai sifat sebagaimana manusia, kamu bisa menggunakan jawaban yang admin berikan dibawah. Namun kamu harus mengingatnya agar dikemudian hari, dapat menjawabnya dengan mudah. Bukan hanya mencontek saja kemudian dilupakan ya ! Langsung saja, berikut adalah jawaban untuk pertanyaan Apakah Nabi Mempunyai Sifat Sebagaimana Manusia Jelaskan Pendapatmu ?

Jawaban Untuk Soal PAI : Apakah Nabi Mempunyai Sifat Sebagaimana Manusia Jelaskan Pendapatmu ?

Jawabanya adalah IYA, kenapa ? karena sama seperti halnya manusia yang membutuhkan Makan, Minum, Istirahat dan lainnya. Yang menjadi pembeda antara nabi dan manusia adalah sifat Maksum, yang mana sifat ini menjaga Nabi dari perbuatan dosa.

Dengan sifat maksum, nabi akan mendapatkan peringatan dan meminta agar segera bertaubat ketika melakukan dosa atau kesalahan. Sebagai contohnya, Nabi Muhammad SAW pernah melakukan kesalahan ketika berbicara dengan para pemuka Quraisy.

Ketika itu Nabi Muhammad SAW sedang mengajak kaum Quraisy, untuk memeluk agama islam. Kemudian datanglah Ibnu Ummi Maktum yang tidak dapat melihat [Buta], dan berharap Nabi Muhammad SAW membacakan ayat Al-Quran dari Allah SWT.

Namun pada saat itu Nabu Muhammad memalingkan muka dan bermuka masam, kemudian datanglah teguran dari Allah SWT melalui surah Abasa.

Itulah jawaban dari Soal ” Apakah Nabi Mempunyai Sifat Sebagaimana Manusia Jelaskan Pendapatmu ? “

Untuk jawaban yang lebih singkat, kamu bisa menjawab seperti pada teks miring di atas. Sekarang kamu sudah mendapatkan jawabanya jangan sampai lupa ya ! Hapalkan ! karena mungkin di kemudian hari kamu akan mendapatkan pertanyaan yang sama.

Sekian artikel ” √ Jawaban Soal : Apakah Nabi Mempunyai Sifat Sebagaimana Manusia Jelaskan Pendapatmu ” admin buat, semoga dapat membantu dan bermanfaat. Terimakasih.

Oleh Jariyah 10/07/2020

Pertanyaan:

Apakah Nabi Mempunyai Sifat Sebagaimana Manusia? Jelaskan!

Jawaban:

Ya, nabi mempunyai sifat sebagaimana manusia yang disebut dengan  Aradul Basyariyah.

Aradul Basyariyah yaitu bersifat dan berperilaku sebagaimana kebiasaan manusia pada umumnya, seperti merasakan lapar, haus, letih, dan juga melakukan aktivitas-aktivitas yang sama untuk bertahan hidup, seperti makan, minum, tidur, dan sebagainya.

Ini sesuai seperti apa yang dikatakan didalam al quran surat al kahfi ayat 10 yang menyatakan bahwa nabi Muhammad adalah seorang manusia sama seperti kita, hanya saja ia menerima wahyu dari Allah SWT. Bunyi ayat tersebut ialah: 

"Katakanlah [Muhammad], “Sesungguhnya aku ini hanya seorang manusia seperti kamu, yang telah menerima wahyu, bahwa sesungguhnya Tuhan kamu adalah Tuhan Yang Maha Esa.” Maka barangsiapa mengharap pertemuan dengan Tuhannya maka hendaklah dia mengerjakan kebajikan dan janganlah dia mempersekutukan dengan sesuatu pun dalam beribadah kepada Tuhannya.” [QS. Al-Kahf: 110]

Pelajaran: B. Arab
Tingkat: SMP

Dibawah ini tersedia pertanyaan lainnya yang berhubungan atau terkait dengan pertanyaan diatas:

Sebutkan sifat wajib para nabi dan rasul!

  • Sidiq artinya berkata benar.
  • Amanah artinya dapat dipercaya.
  • Tablig artinya menyampaikan.
  • Fatanah artinya cerdas.

Sebutkan sifat jaiz para nabi dan rasul!

  • Kazib artinya dusta.
  • Khianat artinya tak dapat dipercaya.
  • Kitman artinya menyembunyikan.
  • Baladah artnya bodoh.

Sebutkan nama-nama nabi yang termasuk ulul azmi!

-Nuh AS -Ibrahim AS -Musa AS -Isa AS

-Muhammad SAW

Itulah jawaban dari pertanyaan "Apakah Nabi Mempunyai Sifat Sebagaimana Manusia? Jelaskan!". Mudah-mudahan jawaban diatas bisa membantu kamu ya! Jika masih ada pertanyaan yang belum terjawab, kamu bisa bertanya di kolom komentar di bawah, atau kamu bisa cari dengan cara menulis pertanyaan kamu di kolom pencarian di atas.

Home » Pertanyaan » Apakah Nabi Mempunyai Sifat Sebagaimana Manusia, Jelaskan Pendapatmu?

Pertanyaan, Apakah nabi mempunyai sifat sebagaimana manusia, jelaskan pendapatmu?

Untuk pertanyaan ini ada 2 jawaban, bisa iya dan bisa tidak, jika kita lihat dari makna sifat itu sendiri, yang maknanya adalah suatu karakter yang ada pada diri manusia, sifat ini bisa baik dan bisa buruk atau tercela.

Berikut kedua jawaban dari pertanyaan di atas serta penjelasan atau pendapat tentang jawaban di atas dan bukti akan sifat tersebut.

Jawaban Pertama Iya

Ya sama, Nabi mempunyai sifat sama seperti manusia pada umumnya, karena Nabi juga manusia sama seperti kita, yang membedakannya adalah, para Nabi di bimbing oleh Allah sehingga terlepas dari kesalahan dan sifat tercela.

Buktinya

Saat nabi sedang berkumpul atau bermajelis dengan para pembesar quraisy dengan tujuan dakwah agar para pembesar quraisy tersebut memeluk Islam, dan di saat yang bersamaan datanglah sahabat Abdullah bin Ummi Maktum yang matanya buta.

Saat mengetahui datangnya Abdullah bin Ummi Maktum, Rasulullah bermuka masam dan acuh tak acuh kepadanya. Atas perlakuan tersebut Allah Azza wa jalla langsung menegur Rasulullah dengan menurunkan Surat Abasa.

Kalau di lihat secara dzohir Abdullah bin Ummi Maktum ini seorang yang tuna netra, tentu tidak akan mengetahui masam dan acuhnya Rasulullah salallahu alaihi wassalam terhadapnya, tapi kenapa di tegur oleh Allah?.

Karena tidak pantas seorang Nabi dan Rasulullah mempunyai sifat meremehkan manusia lainnya, walaupun seorang yang cacat, baik buta ataupun tuli.

Sehingga untuk meluruskan kesalahan tersebut langsung di tegur oleh Allah, dan ini adalah asbabun nuzul atau sebab turunnya surat Abasa.

Jawaban Kedua Tidak

Tidak sama, Memang betul Nabi adalah manusia seperti kita pada umumnya, tapi Allah memberikan taufiq dan kesempurnaan dari sifatnya tersebut.

Buktinya

Sebelum di angkat menjadi Nabi, Muhammad sudah menjadi orang yang baik akhlak, budi pekerti dan terpercaya sehingga Beliau mendapatkan gelar Al Amin atau orang yang terpercaya dan amanah.

Dan sifat akhlak beliau tidak akan ada yang pernah menyamainya, walaupun Imam Mahdi yang perawakan dan wajahnya persis seperti nabi, tapi tidak dengan akhlaknya. Sebagaimana terdapat di dalam hadits tentang tanda tanda hari kiamat yang menerangkan perihal Imam Mahdi.

Kesimpulan Jawaban

Nabi adalah manusia biasa seperti manusia pada umumnya, yang di pilih oleh Allah sebagai penyampai wahyu, maka sifat yang ada pada Nabi sama seperti manusia lainnya, tapi karena Nabi di bimbing langsung oleh Allah maka sifat sifat yang ada pada diri Nabi adalah sifat yang sempurna tanpa cela dan berbeda dari manusia lainnya.

Jadi jawaban lengkapnya adalah:

Secara fitrah sifat Nabi sama seperti manusia pada umumnya karena Nabi juga manusia biasa.

Tapi secara hakikat sifat nabi berbeda dari manusia secara umum, karena Nabi dibimbing langsung oleh Allah subhana huwata a’la.

Demikian kesimpulan jawaban dan penjelasan dari pertanyaan, apakah nabi mempunyai sifat sebagaimana manusia, jelaskan pendapatmu?. Semoga bermanfaat Wallahu a’lam.

Baca juga jawaban dari pertanyaan lainnya tentang:

Video yang berhubungan

tirto.id - Terdapat beberapa sifat wajib bagi para Rasul dalam agama Islam. Rasul merupakan manusia pilihan Allah SWT yang menyampaikan wahyu kepada umatnya.

Para rasul bertugas sebagai pemberi petunjuk, pembawa kabar gembira, dan peringatan kepada umat manusia. Tentu saja tugas seperti ini tidak mudah dijalankan oleh seorang manusia biasa, demikian seperti dikutip dari situs Kementerian Agama (Kemenag).

Dikutip NU Online, bilangan nabi dan rasul sebenarnya ada banyak, namun hanya Allah SWT yang mengetahui jumlah pastinya,

Namun, ada 25 nabi dan rasul yang diceritakan dalam Al-Quran yang wajib kita percayai dengan pasti. Selanjutnya di antara 25 orang itu ada 5 orang Rasul yang mempunyai kelebihan yang istimewa. Mereka itu dinamakan Ulul-Azmi (اولوالعزم) artinya para Nabi dan Rasul yang mempunyai ketabahan luar biasa. Mereka itu adalah Nabi Nuh, Ibrahim, Musa, Isa, dan Nabi Muhammad SAW.

Mengimani rasul-rasul Allah SWT merupakan kewajiban hakiki bagi seorang muslim karena merupakan bagian dari rukun iman yang tidak dapat ditinggalkan.

Sebagai perwujudan iman tersebut, kita wajib menerima ajaran yang dibawa rasul-rasul Allah SWT tersebut. Perintah beriman kepada rasul disebutkan dalam firman Allah SWT berikut ini:

يٰۤاَيُّهَا الَّذِيۡنَ اٰمَنُوۡۤا اٰمِنُوۡا بِاللّٰهِ وَرَسُوۡلِهٖ وَالۡكِتٰبِ الَّذِىۡ نَزَّلَ عَلٰى رَسُوۡلِهٖ وَالۡكِتٰبِ الَّذِىۡۤ اَنۡزَلَ مِنۡ قَبۡلُ‌ؕ وَمَنۡ يَّكۡفُرۡ بِاللّٰهِ وَمَلٰٓٮِٕكَتِهٖ وَكُتُبِهٖ وَرُسُلِهٖ وَالۡيَوۡمِ الۡاٰخِرِ فَقَدۡ ضَلَّ ضَلٰلًاۢ بَعِيۡدًا

Yaaa ayyuhal laziina aamanuuu aaminuu billaahi wa Rasuulihii wal Kitaabil lazii nazzala 'alaa Rasuulihii wal Kitaabil laziii anzala min qabl; wa mai yakfur billaahi wa Malaaa'ikatihii wa Kutubihii wa Rusulihii wal Yawmil Aakhiri faqad dalla dalaalam ba'ii

Artinya: "Wahai orang-orang yang beriman! Tetaplah beriman kepada Allah dan Rasul-Nya (Muhammad) dan kepada Kitab (Al-Qur'an) yang diturunkan kepada Rasul-Nya, serta kitab yang diturunkan sebelumnya. Barangsiapa ingkar kepada Allah, malaikat-malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya, rasul-rasul-Nya, dan hari kemudian, maka sungguh, orang itu telah tersesat sangat jauh". (QS.Ani-Nisa: 136)

Meskipun para rasul itu adalah seorang manusia pada umumnya, tetapi sebagai manusia pilihan Allah SWT, rasul memiliki sifat-sifat yang melekat pada dirinya.

Sifat-sifat ini sebagai bentuk kebenaran seorang rasul. Sifat-sifat rasul ini patut dicontoh oleh kita, sebagai umatnya. Sifat ini disebut dengan sifat wajib bagi rasul.

4 Sifat Wajib bagi para Rasul

Sifat wajib

ini ada 4, berikut uraiannya:

1. Shidiq (صِدْقٌ)

Shidiq artinya selalu benar. Para rasul selalu berkata yang benar, baik benar dalam menyampaikan wahyu yang bersumber dari Allah SWT, maupun benar dalam perkataan-perkataan yang berhubungan dengan persoalan keduniaan.

Contohnya apa yang dikatakan Nabi Ibrahim as. kepada bapaknya adalah perkataan yang benar. Apa yang disembah oleh bapaknya Ibrahim adalah sesuatu yang tidak memberi manfaat dan mudarat.

Peristiwa ini diabadikan dalam firman Allah SWT:

وَاذۡكُرۡ فِى الۡكِتٰبِ اِبۡرٰهِيۡمَ ۚ اِنَّهٗ كَانَ صِدِّيۡقًا نَّبِيًّا

Wazkur fil Kitaabi Ibraahiim; innahuu kaana siddiiqan Nabiyyaa

Artinya: "Dan ceritakanlah (Muhammad) kisah Ibrahim di dalam Kitab (Al-Qur'an), sesungguhnya dia adalah seorang yang sangat membenarkan, seorang Nabi". (Q.S. Maryam: 41)

2. Amanah (اَمَانَةٌ)

Amanah artinya dapat dipercaya. Para rasul senantiasa menjalankan tugas kenabiannya sesuai dengan tugas yang diberikan Allah SWT. kepadanya.

Demi terlaksananya tugas itu, mereka selalu menjaga jiwa dan raganya dari perbuatan-perbuatan dosa sehingga kepercayaan umat manusia terhadap dirinya senantiasa terjaga.

Cotohnya di saat kaum Nabi Nuh as. mendustakan apa yang dibawa olehnya. Allah SWT menegaskan bahwa Nuh as. adalah orang yang terpercaya (amanah).

Hal ini seperti termaktub di surah berikut ini:

اِذۡ قَالَ لَهُمۡ اَخُوۡهُمۡ نُوۡحٌ اَلَا تَتَّقُوۡنَ, اِنِّىۡ لَـكُمۡ رَسُوۡلٌ اَمِيۡنٌۙ

Idz qoola lahum akhuuhum Nuuhun alaa tattaquun; Innii lakum Rasuulun amiin

Artinya: “Ketika saudara mereka (Nuh) berkata kepada mereka, “Mengapa kamu tidak bertakwa"; Sesungguhnya aku ini seorang rasul kepercayaan (yang diutus) kepadamu." (Q.S. asy-Syu’ara: 106-107)

3. Tabligh (تَبْلِغٌ)

Tabligh artinya menyampaikan perintah dan larangan, yaitu rasul selalu menyampaikan wahyu. Tidak ada satu pun ayat yang disembunyikan Nabi Muhammad saw dan tidak disampaikan kepada umatnya.

Dalam sebuah riwayat diceritakan bahwa Ali bin Abi Talib ditanya tentang wahyu yang tidak terdapat dalam al-Quran, Ali pun menegaskan yang termaktub dalam ayat berikut:

يٰۤـاَيُّهَا الرَّسُوۡلُ بَلِّغۡ مَاۤ اُنۡزِلَ اِلَيۡكَ مِنۡ رَّبِّكَ‌ ؕ وَاِنۡ لَّمۡ تَفۡعَلۡ فَمَا بَلَّغۡتَ رِسٰلَـتَهٗ‌ ؕ وَاللّٰهُ يَعۡصِمُكَ مِنَ النَّاسِ‌ ؕ اِنَّ اللّٰهَ لَا يَهۡدِى الۡقَوۡمَ الۡـكٰفِرِيۡنَ

Yaaa ayyuhar Rasuulu balligh maaa unzila ilaika mir Rabbika wa il lam taf'al famaaa ballaghta Risaalatah; wallaahu ya'simuka minan naas; innal laaha laa yahdil qawmal kaafiriin

Artinya: "Wahai Rasul! Sampaikanlah apa yang diturunkan Tuhanmu kepadamu. Jika tidak engkau lakukan (apa yang diperintahkan itu) berarti engkau tidak menyampaikan amanat-Nya. Dan Allah memelihara engkau dari (gangguan) manusia. Sungguh, Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang kafir". (QS. Al-Maidah: 67)

4. Fathonah (فَطَانَةٌ)

Fathonah artinya cerdas. Maksudnya para rasul memiliki kecerdasan dalam menjalankan amanah, tugas, dan tanggung jawab sebagai seorang rasul. Mereka mampu memahami persoalan umat sekaligus memberikan jalan keluarnya.

Mereka mampu menghadirkan hujjah atau argumentasi bagi orang-orang yang menentangnya. Mereka juga mampu menanamkan kebenaran ke dalam hati orang-orang yang masih ragu kepadanya.

Sebagai contoh ketika terjadi perselisihan antara kelompok kabilah di Mekah, setiap kelompok memaksakan kehendak untuk meletakkan Hajar Aswad (batu hitam) di atas Ka’bah.

Rasulullah SAW lalu menengahi dengan cara semua kelompok yang bersengketa agar memegang ujung kain yang dibawanya.

Kemudian, Nabi meletakkan batu itu di tengahnya, dan mereka semua mengangkat hingga sampai di atas Ka’bah. Sungguh betapa cerdasnya Rasulullah SAW.

Baca juga:

Baca juga artikel terkait SIFAT WAJIB atau tulisan menarik lainnya Dhita Koesno
(tirto.id - tha/tha)

Penulis: Dhita Koesno Editor: Addi M Idhom

Array