Apakah tujuan dibuatnya tanda waqaf dalam mushaf Al-Quran

tirto.id - Setiap muslim yang membaca Al-Quran mesti memahami ilmu tajwid agar bacaannya fasih dan benar. Di antara bahasan penting dalam ilmu tajwid adalah tentang tanda waqaf. Sederhananya, tanda waqaf adalah isyarat berhenti ketika sedang membaca Al-Quran. Lantas, apa macam-macam tanda waqaf dan contohnya dalam Al-Quran?

Dalam bahasa Arab, waqaf artinya berhenti atau menahan. Sementara itu, secara istilah, waqaf adalah berhenti sejenak ketika membaca suatu lafaz atau bacaan Al-Quran yang ada tanda waqafnya, berulah kemudian melanjutkan bacaan ke ayat selanjutnya.

Secara umum, terdapat beragam tanda waqaf dalam Al-Quran, mulai dari tanda yang dilarang berhenti hingga yang mengharuskan berhenti sejenak untuk mengambil napas sebelum melanjutkan tilawah Al-Quran.

Fungsi waqaf adalah untuk menyesuaikan bacaan dengan makna ayat Al-Quran tersebut. Sebagai misal, ketika suatu ayat memiliki ketersambungan dengan ayat sebelumnya, tapi pembaca malah berhenti, maka maknanya akan pincang atau terdistorsi.

Untuk mencegah hal tersebut, diberi tanda waqaf yang melarang pembaca Al-Quran untuk melanjutkan bacaannya dan wajib berhenti. Dengan demikian, pemahaman mengenai tanda waqaf amat penting demi kesempurnaan bacaan Al-Quran bagi umat Islam mentadaburinya.

Baca juga: Misteri Alif Lam Mim

Macam-macam Tanda Waqaf dalam Ilmu Tajwid

Berikut ini macam-macam tanda waqaf dalam ilmu tajwid, sebagaimana dikutip dari Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti (2018) yang ditulis Muhammad Ahsan dan Sumiyati.

Waqaf Lazim

Waqaf lazim adalah tanda waqaf yang mengisyaratkan bahwa pembaca Al-Quran harus berhenti pada tempat tersebut. Sebab, makna ayatnya sudah utuh.

Jika pembaca meneruskan tartilnya, makna ayat Al-Qurannya akan berubah. Waqaf lazim biasanya memiliki tanda huruf mim kecil (م) di bagian atas ayat.

Contoh ayat dengan waqaf lazim terdapat pada surah Al-An'am ayat 20:

ٱلَّذِينَ ءَاتَيْنَٰهُمُ ٱلْكِتَٰبَ يَعْرِفُونَهُۥ كَمَا يَعْرِفُونَ أَبْنَآءَهُمُ ۘ ٱلَّذِينَ خَسِرُوٓا۟ أَنفُسَهُمْ فَهُمْ لَا يُؤْمِنُونَ

Bacaan latinnya: "Allażīna ātaināhumul-kitāba ya'rifụnahụ kamā ya'rifụna abnā`ahum, allażīna khasirū anfusahum fa hum lā yu`minụn"

Artinya: "Orang-orang yang telah Kami berikan kitab kepadanya, mereka mengenalnya [Muhammad] seperti mereka mengenal anak-anaknya sendiri. Orang-orang yang merugikan dirinya, mereka itu tidak beriman [kepada Allah]," (QS. Al-An'am [6]: 20).

Waqaf Jaiz

Tanda waqaf jaiz menunjukkan bahwa pembaca Al-Quran boleh berhenti dan boleh juga melanjutkan bacaannya. Tanda ini merupakan pilihan opsional bagi pembaca, serta tidak mempengaruhi makna ayat Al-Quran yang dibacanya.

Kendati demikian, tanda waqaf jaiz juga memiliki tingkatan, ada waqaf jaiz yang lebih baik meneruskan bacaan. Ada juga yang lebih baik berhenti, serta waqaf jaiz yang tingkatannya setara: berhenti atau meneruskan bacaan tidak ada pengaruh sama sekali.

Penjelasan mengenai tiga macam tanda waqaf jaiz tersebut adalah sebagai berikut.

1. Jaiz Kafi

Jaiz kafi adalah tanda waqaf yang menunjukkan bahwa pembaca Al-Quran sebaiknya berhenti, meskipun boleh meneruskan bacaannya. Waqaf jaiz kafi ini memiliki tanda (قلى).

Contoh bacaan dengan waqaf jaiz kafi terdapat pada surah An-Nahl ayat 30 sebagai berikut.

وَقِيلَ لِلَّذِينَ ٱتَّقَوْا۟ مَاذَآ أَنزَلَ رَبُّكُمْ ۚ قَالُوا۟ خَيْرًا ۗ لِّلَّذِينَ أَحْسَنُوا۟ فِى هَٰذِهِ ٱلدُّنْيَا حَسَنَةٌ ۚ وَلَدَارُ ٱلْءَاخِرَةِ خَيْرٌ ۚ وَلَنِعْمَ دَارُ ٱلْمُتَّقِينَ

Bacaan latin: "Wa qīla lillażīnattaqau māżā anzala rabbukum, qālụ khairā, lillażīna aḥsanụ fī hāżihid-dun-yā ḥasanah, wa ladārul-ākhirati khaīr, wa lani'ma dārul-muttaqīn"

Artinya: "Dan dikatakan kepada orang-orang yang bertakwa: 'Apakah yang telah diturunkan oleh Tuhanmu?' Mereka menjawab: '[Allah telah menurunkan] kebaikan'. Orang-orang yang berbuat baik di dunia ini mendapat (pembalasan) yang baik. Dan sesungguhnya kampung akhirat adalah lebih baik dan itulah sebaik-baik tempat bagi orang yang bertakwa," (QS. An-Nahl [16]: 30).

2. Jaiz Hasan

Jaiz hasan adalah tanda waqaf yang menunjukkan bahwa pembaca Al-Quran sebaiknya meneruskan bacaannya, meskipun boleh berhenti. Tanda waqaf jaiz hasan adalah (صلى).

Contoh bacaan Al-Quran yang mengandung tanda waqaf jaiz hasan terdapat pada surah Al-An'am ayat 17 sebagai berikut.

وَإِن يَمْسَسْكَ ٱللَّهُ بِضُرٍّ فَلَا كَاشِفَ لَهُۥٓ إِلَّا هُوَ ۖ وَإِن يَمْسَسْكَ بِخَيْرٍ فَهُوَ عَلَىٰ كُلِّ شَىْءٍ قَدِيرٌ

Bacaan latinnya: "Wa iy yamsaskallāhu biḍurrin fa lā kāsyifa lahū illā huw, wa iy yamsaska bikhairin fa huwa 'alā kulli syai`ing qadīr"

Artinya: "Dan jika Allah menimpakan sesuatu kemudharatan kepadamu, maka tidak ada yang menghilangkannya melainkan Dia sendiri. Dan jika Dia mendatangkan kebaikan kepadamu, maka Dia Maha Kuasa atas tiap-tiap sesuatu," (QS. An-An'am [6]: 17).

3. Jaiz Tasawi

Jaiz tasawi adalah tanda bahwa pembaca Al-Quran boleh berhenti dan boleh meneruskan bacaannya. Tidak ada tingkatan lebih tinggi atau lebih rendah. Keduanya setara. Tanda waqaf jaiz tasawi ini adalah (ج).

Contoh bacaan Al-Quran dengan tanda waqaf jaiz tasawi tertera dalam surah Az-Zukhruf ayat 35 sebagai berikut.

وَزُخْرُفًا ۚ وَإِن كُلُّ ذَٰلِكَ لَمَّا مَتَٰعُ ٱلْحَيَوٰةِ ٱلدُّنْيَا ۚ وَٱلْءَاخِرَةُ عِندَ رَبِّكَ لِلْمُتَّقِينَ

Bacaan latinnya: "Wa zukhrufā, wa ing kullu żālika lammā matā'ul-ḥayātid-dun-yā, wal-ākhiratu 'inda rabbika lil-muttaqīn"

Artinya: "Dan [Kami buatkan pula] perhiasan-perhiasan [dari emas untuk mereka]. Dan semuanya itu tidak lain hanyalah kesenangan kehidupan dunia, dan kehidupan akhirat itu di sisi Tuhanmu adalah bagi orang-orang yang bertakwa," (Az-Zukhruf [43]: 35).

Waqaf Muraqabah atau Mu'anaqah

Pembaca Al-Quran yang menjumpai tanda waqaf muraqabah atau mu'anaqah harus berhenti pada salah satu tanda waqafnya. Jenis waqaf ini bertanda titik tiga yang terletak di dua tempat.

Contoh bacaan Al-Quran dengan tanda waqaf muraqabah atau mu'anaqah tertera dalam surah Al-Baqarah ayat 2 sebagai berikut:

ذَٰلِكَ ٱلْكِتَٰبُ لَا رَيْبَ ۛ فِيهِ ۛ هُدًى لِّلْمُتَّقِينَ

Bacaan latinnya: "Dzālikal-kitābu lā raiba fīh, hudal lil-muttaqīn"

Artinya: "Kitab [Al-Quran] ini tidak ada keraguan padanya; petunjuk bagi mereka yang bertakwa," (QS. Al-Baqarah [2]: 2).

Waqaf Mamnu'

Dalam bahasa Arab, mamnu' artinya terlarang. Artinya, jika terdapat tanda waqaf mamnu', pembaca Al-Quran dilarang berhenti dan harus meneruskan bacaannya.

Tanda ini juga menunjukkan bahwa makna potongan ayat tersebut berkaitan dengan kalimat sebelumnya. Jika pembaca berhenti, makna ayat Al-Qurannya akan berubah dan menyimpang. Waqaf mamnu' memiliki tanda (لا).

Contoh bacaan Al-Quran dengan tanda waqaf mamnu' tertera dalam surah Al-Baqarah ayat 262:

ٱلَّذِينَ يُنفِقُونَ أَمْوَٰلَهُمْ فِى سَبِيلِ ٱللَّهِ ثُمَّ لَا يُتْبِعُونَ مَآ أَنفَقُوا۟ مَنًّا وَلَآ أَذًى ۙ لَّهُمْ أَجْرُهُمْ عِندَ رَبِّهِمْ وَلَا خَوْفٌ عَلَيْهِمْ وَلَا هُمْ يَحْزَنُونَ

Bacaan latinnya: "Allażīna yunfiqụna amwālahum fī sabīlillāhi ṡumma lā yutbi'ụna mā anfaqụ mannaw wa lā ażal lahum ajruhum 'inda rabbihim, wa lā khaufun 'alaihim wa lā hum yaḥzanụn"

Artinya: "Orang-orang yang menafkahkan hartanya di jalan Allah, kemudian mereka tidak mengiringi apa yang dinafkahkannya itu dengan menyebut-nyebut pemberiannya dan dengan tidak menyakiti [perasaan si penerima], mereka memperoleh pahala di sisi Tuhan mereka. Tidak ada kekhawatiran terhadap mereka dan tidak [pula] mereka bersedih hati," (QS. Al-Baqarah [2]: 262).

Saktah

Pembaca Al-Quran yang menemukan tanda waqaf saktah harus berhenti sejenak dari bacaannya, baru kemudian meneruskan bacaan tersebut. Waqaf saktah dalam mushaf Al-Quran memiliki tanda سكته atau س

Contoh bacaan Al-Quran yang terdapat tanda waqaf saktah terdapat dalam Al-Quran surah Al-Qiyamah ayat 27.

وَقِيلَ مَنْ ۜ رَاقٍ

Bacaan latinnya: "Wa qīla man rāq"

Artinya: "Dan dikatakan [kepadanya]: 'Siapakah yang dapat menyembuhkan?'," (QS. Al-Qiyamah [75]: 27).

Baca juga:

  • Mengenal Mad Wajib Muttasil dalam Alquran dan Cara Membacanya
  • Hukum Bacaan Tafkhim & Tarqiq Beserta Contohnya dalam Ilmu Tajwid
  • Cara Membaca Alif Lam Syamsiah & Al Qomariah Beserta Hukumnya

Baca juga artikel terkait ILMU TAJWID atau tulisan menarik lainnya Abdul Hadi
(tirto.id - hdi/hdi)


Penulis: Abdul Hadi
Editor: Addi M Idhom

Subscribe for updates Unsubscribe from updates