Apakah tujuan Jepang membentuk organisasi yang bersifat sosial kemasyarakatan

Putu Bagoes Kamis, 15 Juli 2021 | 14:20 WIB

Ilustrasi bendera nasional Jepang.

GridKids.id - Masuknya Jepang ke Nusantara pada tahun 1942 menandakan dimulainya babak baru dalam sistem kolonialisme di Indonesia pada saat itu.

Jepang membentuk beberapa organisasi sosial masyarakat dengan berbagai tugasnya.

Ada macam-macam organisasi sosial masyarakat yang dibentuk Jepang di Indonesia, seperti Gerakan 3 A hingga Putera.

Peristiwa ini pun ditandai dengan Perjanjian Kalijati pada 8 Maret 1942 yang secara resmi diduduki oleh Dai Nippon untuk menguasai Indonesia, menggantikan Belanda.

Masuknya Nippon, terdapat organisasi sosial masyarakat di Nusantara yang dibentuk ulang saat zaman kependudukan Jepang.

Baca Juga: Latar Belakang dan Sejarah Pertama Kali Kedatangan Jepang ke Wilayah Nusantara

Pergantian rezim kolonialisme pada saat itu sangat memengaruhi berbagai aspek bidang kehidupan masyarakat Indonesia.

Nah, salah satunya adalah dibentuknya sejumlah organisasi sosial masyarakat untuk rakyat Indonesia oleh pemerintahan militer Jepang.

Lalu, organisasi sosial masyarakat apa yang dibentuk oleh Nippon saat zaman kepedudukan Jepang? Simak ulasannya, yuk!

Baca Juga: Mengenal Teori Tujuan Negara dan Tujuan Negara Republik Indonesia

Tujuan Jepang membentuk organisasi yang bersifat sosial kemasyarakatan adalah?

  1. Agar Jepang dapat memantau gerakan para nasionalis
  2. Membantu Jepang dalam Perang Asia Timur Raya
  3. Mengakomodasikan gerakan kaum nasionalis
  4. Agar mendapatkan hasil panen melimpah dari rakyat
  5. Agar rakyat Indonesia bersedia menanam pohon jarak

Jawaban: C. Mengakomodasikan gerakan kaum nasionalis

Dilansir dari Encyclopedia Britannica, tujuan jepang membentuk organisasi yang bersifat sosial kemasyarakatan adalah mengakomodasikan gerakan kaum nasionalis.

Pada zaman kependudukan Jepang, telah banyak diciptakan dan didirikan organisasi-organisasi baru. Organisasi tersebut ada yang bersifat militer, non-militer maupun semi militer. Diantara beberapa organisasi bentukan Jepang, kita semua tentu familiar dengan Seinendan, Keibodan atau Putera bukan?

Pada dasarnya, ada perbedaan antara perkembangan organisasi yang dibentuk oleh zaman kolonial Belanda dengan Jepang. Perbedaan tersebut terletak pada anggota yang berperan aktif dalam organisasi. Apabila di masa Belanda organisasi diprakarsai dan digerakkan oleh rakyat Indonesia, di masa Jepang organisasi-organisasi tersebut merupakan bentuk prakarsa murni dari Jepang. Sehingga, para penggerak Indonesia hanya bisa memanfaatkan hal ini untuk mempelajari kinerja dan membuat strategi kerja sama dengan Jepang dalam hal mencapai kemerdekaan.

Nah, jika di artikel sebelumnya kita telah berkenalan dengan organisasi militer dan semi militer bentukan Jepang di Indonesia, kali ini kita akan mendalami lebih jauh mengenai organisasi bentukan Jepang yang bersifat sosial kemasyarakatan. Apa saja ya kira-kira?

1. Gerakan Tiga A

Dibentuk pada 29 Maret 1942, Gerakan Tiga A adalah sebuah perkumpulan yang bertujuan untuk mendapatkan dukungan penuh dari rakyar Indonesia untuk menentang sekutu. Tiga A [3A] sendiri bisa diartikan memiliki 3 semboyan besar, yakni semboyan Nippon adalah Cahaya Asia, Nippon Pelindung Asia, dan Nippon adalag Pemimpin Asia.

Adapun gerakan ini dipimpin oleh Mr Syamsuddin yang merupakan mantan tokoh Parindra di Jawa Barat. Dalam menjalankan tugas dan propaganda tersebut, sang ketua dibantu oleh Moh Saleh dan K Sutan Pamuncak.

[Baca juga: Berkenalan dengan Organisasi Semi Militer Bentukan Jepang]

Namun, adanya Gerakan Tiga A tersebut justru tidak bertahan lama dikarenakan kurang mendapatkan simpati dari rakyat. Oleh karena itu, pergerakan tersebut diresmikan gagal pada Desember 1942.

2. Pusat Tenaga Kerja [Putera]

Setelah kegagalan Gerakan Tiga A, lalu Jepang mulai membentuk suatu pergerakan baru dan mengajak para pemuda Indonesia untuk ikut terlibat dalam organisasi tersebut. Organisasi tersebut dibentuk atas dasar Pemuda Asia Raya yang dipimpin Sukardjo Wiryopranoto.

Organisasi ini juga ternyata mendapatkan nasib yang sama, yaitu tidak mendapat simpati dari rakyat Indonesia. Jepang pun akhirnya memutuskan untuk membubarkan organisasi ini.

3. Majelis Islam A’la Indonesia [MIAI] dan Majelis Syura Muslimin [Masyumi]

Lain halnya dengan Belanda yang tidak mendukung organisasi Islam untuk tumbuh dan berkembang di Indonesia, Jepang sebaliknya. Pun meski hal itu dilakukan oleh Jepang hanya untuk memanfaatkan kekuatan umat Islam untuk membantu melawan perang terhadap sekutu.

Ada beberapa tujuan MIAI saat itu, meliputi memberikan suatu hak yang penuh terhadap umat Islam untuk memperoleh kedudukan yang terhormat dan layak dalam masyarakat Indonesia; mengharmoniskan suatu golongan Islam di tengah perkembangan zaman; dan membantu Jepang dalam menghadapi Perang Asia Timur Raya bersama sekutu.

4. Jawa Hokokai

Kekalahan atas sekutu secara tidak langsung membuat Jepang merasa cemas akan situasinya. Menyusul hal itu, seorang jendral bernama Kumakici Harada yang saat itu menjabat sebagai Panglima Tentara ke-16 memutuskan untuk mebuat suatu organisasi baru. Jawa Hokokai sendiri diartikan sebagai himpunan akan Kebaktian Masyarakat Jawa.

Organisasi ini resmi dibuat Pemerintah Jepang dan pusatnya berada di pimpinan organisasi Gunseikan. Jawa Hokokai juga mengangkat Ir Sukarno dan Hasyim Asy’ari sebagai penasihatnya.

Adapun beberapa program yang dilakukan oleh organisasi Jawa Hokokai adalah:

  • Rakyat harus mempunyai suatu sikap dan perasaan yang setia, bersungguh-sungguh, berperan aktif untuk mengabdi pada pemerintah Jepang
  • Semangat persaudaraan untuk memimpin adanya suatu tenaga yang dikembangkan
  • Mempererat suatu rasa persatuan untuk membela kemerdekaan tanah air.

Lihat Foto

NIOD

Empat Serangkai, para pemimpin Putera, sedang menunggu kedatangan Perdana Menteri Jepang Tojo pada 1943. Dari kiri ke kanan: Soekarno, Mohammad Hatta, Ki Hadjar Dewantoro, Kiai Hadji Mas Mansoer. Paling kanan M Soetadjo Djojohadikoesoemo.

KOMPAS.com - Untuk memenangkan Perang Asia Timur Raya melawan Barat, Jepang mengerahkan segala kemampuan dan persediaan dari wilayah yang dijajahnya, salah satunya Tanah Air.

Jepang membentuk sejumlah organisasi sosial kemasyarakatan yang punya tugas berbeda-beda. Ada enam organisasi yang cukup besar anggotanya kala itu. Organisasi sosial kemasyarakat bentukan Jepang di antaranya:

  • Gerakan Tiga A
  • Putera
  • Fujinkai
  • Jawa Hokokai
  • MIAI
  • Masyumi

Di masa penjajahan Hindia Belanda, organisasi sosial diprakarsai para tokoh pergerakan nasional. Namun di era pendudukan Jepang, organisasi dibentuk serta dikendalikan Jepang.

Kendati demikian, para tokoh pergerakan seperti Soekarno dan Mohammad Hatta mau bekerja sama dengan Jepang. Mereka yakin sikap kooperatif adalah langkah terbaik ketika perang.

Baca juga: Organisasi Semimiliter di Era Pendudukan Jepang

Berikut penjelasan masing-masing organisasi:

Dikutip dari Masa Pendudukan Jepang [2018], Gerakan Tiga A [3A] punya tiga semboyan yakni:

  1. Nippon Pelindung Asia
  2. Nippon Pemimpin Asia
  3. Nippon Cahaya Asia

Gerakan Tiga A didirikan pada tanggal 29 April 1942, tepat dengan Hari Nasional Jepang yakni kelahiran [Tencosetsu] Kaisar Hirohito.

Gerakan ini dipelopori oleh Kepala Departemen Propaganda [Sendenbu] Jepang, Hitoshi Shimizu. Hitoshi Shimizu menunjuk tokoh pergerakan nasional, Mr Syamsudin [Raden Sjamsoeddin] sebagai Ketua.

Gerakan ini meliputi berbagai bidang pendidikan. Bidang pendidikan dapat memenuhi sasaran untuk menampung pemuda-pemuda dalam jumlah besar.

Baca juga: Gerakan Tiga A dan Propaganda Jepang

Sekolah-sekolah berjalan menurut sistem pendidikan Jepang. Pendidikan ini berupa kursus kilat, setengah bulan, bagi remaja berusia 14-18 tahun. Cara pendidikannya cukup unik.

Tujuan Jepang membentuk organisasi yang bersifat sosial kemasyarakatan adalah?

  1. Agar Jepang dapat memantau gerakan para nasionalis
  2. Membantu Jepang dalam Perang Asia Timur Raya
  3. Mengakomodasikan gerakan kaum nasionalis
  4. Agar mendapatkan hasil panen melimpah dari rakyat
  5. Agar rakyat Indonesia bersedia menanam pohon jarak

Berdasarkan pilihan diatas, jawaban yang paling benar adalah: C. Mengakomodasikan gerakan kaum nasionalis.

Dari hasil voting 987 orang setuju jawaban C benar, dan 0 orang setuju jawaban C salah.

Tujuan Jepang membentuk organisasi yang bersifat sosial kemasyarakatan adalah mengakomodasikan gerakan kaum nasionalis.

Pembahasan dan Penjelasan

Jawaban A. Agar Jepang dapat memantau gerakan para nasionalis menurut saya kurang tepat, karena kalau dibaca dari pertanyaanya jawaban ini tidak nyambung sama sekali.

Jawaban B. Membantu Jepang dalam Perang Asia Timur Raya menurut saya ini 100% salah, karena sudah melenceng jauh dari apa yang ditanyakan.

Jawaban C. Mengakomodasikan gerakan kaum nasionalis menurut saya ini yang paling benar, karena kalau dibandingkan dengan pilihan yang lain, ini jawaban yang paling pas tepat, dan akurat.

Jawaban D. Agar mendapatkan hasil panen melimpah dari rakyat menurut saya ini salah, karena dari apa yang ditanyakan, sudah sangat jelas jawaban ini tidak saling berkaitan.

Jawaban E. Agar rakyat Indonesia bersedia menanam pohon jarak menurut saya ini salah, karena setelah saya cari di google, jawaban tersebut lebih tepat digunkan untuk pertanyaan lain.

Kesimpulan

Dari penjelasan dan pembahasan diatas, bisa disimpulkan pilihan jawaban yang benar adalah C. Mengakomodasikan gerakan kaum nasionalis

Jika masih punya pertanyaan lain, kalian bisa menanyakan melalui kolom komentar dibawah, terimakasih.

Video yang berhubungan

Bài mới nhất

Chủ Đề