Apakah virus kucing menular pada manusia?

Kucing memang lucu dan menggemaskan. Namun, hati-hati dengan bulunya. Ada berbagai bahaya bulu kucing yang perlu diwaspadai, apalagi jika Anda memelihara kucing di rumah. Untuk menghindari beragam penyakit akibat bahaya bulu kucing ini, Anda juga perlu mengetahui cara pencegahannya.

Bagi Anda yang memelihara hewan di rumah, terutama kucing, bahaya bulu kucing merupakan hal yang penting untuk diwaspadai. Ini dikarenakan bulu kucing bisa mengandung bakteri dan parasit yang dapat menyebabkan terjadinya berbagai penyakit, mulai dari kurap hingga toksoplasmosis.

Apakah virus kucing menular pada manusia?

Hal ini bisa lebih berbahaya bagi ibu hamil, orang yang memiliki daya tahan tubuh lemah, atau penderita kondisi medis tertentu, seperti penyakit autoimun.

Berbagai Penyakit yang Disebabkan oleh Bulu Kucing

Bulu kucing yang indah sering kali menjadi daya tarik untuk dipelihara. Namun, ada beberapa potensi penyakit yang dapat disebabkan oleh bulu kucing, antara lain:

1. Penyakit cakar kucing (cat scratch disease)

Penyakit cakar kucing disebabkan oleh infeksi bakteri Bartonella henselae. Bakteri ini tak hanya mampu berpindah ke manusia lewat gigitan atau cakaran kucing, tetapi juga melalui bulu kucing.

Saat mengelus bulu kucing yang terkontaminasi bakteri dan secara tidak sadar langsung menyeka mata, Anda dapat berpotensi terkena penyakit ini.

Penyakit cakar kucing dapat memicu masalah kesehatan yang lebih serius bagi orang dengan gangguan sistem kekebalan tubuh, seperti HIV/AIDS atau pasien kanker yang sedang menjalani kemoterapi.

2. Kurap (ringworm)

Kurap merupakan penyakit yang disebabkan oleh infeksi jamur dermatofita pada kulit. Penyakit ini dapat ditularkan oleh hewan ke manusia, dan salah satunya adalah kucing.

Kucing merupakan hewan yang sering terinfeksi kurap. Hewan ini bisa terkena kurap apabila bulunya sering basah atau jarang dibersihkan.

Anda perlu waspada saat menemukan gejala kurap pada kucing, seperti adanya area melingkar yang berkerak dan disertai rontoknya bulu. Apabila kucing Anda terkena kurap, bawalah ke fasilitas atau klinik kesehatan hewan dan bersihkan rumah secara menyeluruh agar tidak ada spora jamur yang tertinggal.

3. Toksoplasmosis

Toksoplasmosis merupakan penyakit yang disebabkan oleh parasit Toxoplasma gondii. Parasit ini terdapat pada kotoran kucing yang sudah terinfeksi dan dapat menular ke manusia.

Penyakit ini bisa berbahaya pada ibu hamil dan orang yang memiliki daya tahan tubuh lemah. Pada ibu hamil, toksoplasmosis berisiko menyebabkan keguguran, kelahiran prematur, atau penyakit bawaan lahir pada janin. Penyakit toksoplasmosis juga bisa mengganggu kesuburan wanita.

4. Reaksi alergi

Bulu kucing sering kali terpapar oleh air ludah, kotoran, dan urine kucing. Saat menyentuh bulu kucing yang kotor tersebut, orang yang memiliki riwayat alergi bisa mengalami reaksi alergi.

Reaksi alergi yang umumnya muncul adalah gatal-gatal, ruam, atau bentol di kulit. Namun, reaksi alergi karena bahaya bulu kucing juga bisa menimbulkan gejala pilek, bersin, dan mata gatal karena rhinitis alergi.

Orang yang memiliki riwayat asma pun bisa lebih sering mengalami kambuhnya gejala ketika terpapar bulu kucing.

Mengurangi Risiko Bahaya Bulu Kucing

Untuk melindungi diri dari bahaya bulu kucing, Anda disarankan untuk melakukan beberapa langkah berikut ini:

Bersihkan diri setelah menyentuh kucing

Jangan lupa untuk selalu mencuci tangan dengan air bersih dan sabun setelah menyentuh kucing dan membersihkan kendang atau tempat buang airnya. Kebiasaan ini perlu diterapkan oleh semua orang yang tinggal di rumah, terutama anak-anak.

Agar lebih aman, pastikan juga anak Anda tidak bermain di lokasi yang mudah terkontaminasi kotoran kucing.

Bersihkan kucing dan kandang kucing secara rutin

Kebersihan tubuh dan kandang menjadi hal penting dalam memelihara hewan. Untuk menjaga kesehatan kucing dan diri Anda, mandikan kucing secara rutin dengan air bersih dan sampo khusus kucing. Hal ini penting untuk mencegah berkembangnya bakteri, parasit, dan jamur pada tubuh kucing.

Meski demikian, ibu hamil tidak disarankan untuk memandikan kucing. Jika Anda sedang hamil, mintalah bantuan orang lain untuk melakukan hal tersebut agar Anda dan janin terhindar dari bahaya bulu kucing.

Jangan biarkan kucing tidur bersama Anda

Batasi area tertentu di rumah, terutama kamar tidur, dengan tidak membiarkan kucing masuk dan bahkan tidur bersama Anda. Hal ini dikarenakan bulu kucing dapat rontok dan menempel di seprai serta selimut yang Anda gunakan.

Selain beberapa cara mengurangi bahaya bulu kucing di atas, periksakan kucing ke dokter hewan dan berikan juga vaksin secara rutin. Pemberian vaksin dapat melindungi kucing Anda dari infeksi virus dan bakteri.

Memelihara kucing memang sangat menyenangkan, tetapi bahaya bulu kucing harus Anda waspadai untuk mencegah beragam penyakit di atas. Jika Anda alergi terhadap bulu kucing atau merasakan keluhan setelah terpapar bulu kucing, sebaiknya periksakan ke dokter untuk mendapatkan penanganan.